Anda di halaman 1dari 44

Nyeri

Fungsi Sistem Tubuh

Fungsi Protektif : Refleks Menghindar


Fungsi Defensif : Immobilisasi
Fungsi Diagnostik : Akut Abdomen
• Nyeri adalah persepsi yang nyata
• Nyeri tidak dapat dilihat
• Yang perlu dilakukan adalah
mendengarkan penderita nyeri tersebut

Nyeri adalah apapun


yang dikatakan oleh
penderita
Definisi Nyeri
IASP (International Association for the Study
of Pain) 1979 defined pain as :

A Definition “an unpleasant sensory and emotional


of Pain
by John D.Loeser, M.D.
experience associated with actual or
potential tissue damage or described
in term of such damage”.

Nyeri adalah rasa indrawi ( sensoris ) dan


pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan akibat adanya kerusakan
jaringan yang nyata atau yang berpotensi
rusak, atau tergambarkan seperti adanya
kerusakan itu .
1. Unsur utama yang harus ada untuk disebut nyeri
adalah rasa tidak menyenangkan
2. Persepsi nyeri sangat bersifat subyektif yang
ditentukan oleh pengalaman dan status
emosional
3. Nyeri terjadi akibat adanya kerusakan jaringan
yang nyata (actual tissue damage) disebut
sebagai nyeri akut (nyeri nosisepsi)
4. Nyeri dapat terjadi oleh suatu rangsang yang cukup
kuat yang berpotensi merusak jaringan (potential
tissue damage) disebut sebagai nyeri fisiologik,
berfungsi untuk membangkitkan refleks
penghindar (withdrawal reflex)
5. Nyeri dapat juga dirasakan tanpa adanya
kerusakan jaringan tetapi tergambarkan seolah-
olah terjadi kerusakan jaringan (described in term
of such damage), disebut sebagai nyeri kronik
Beecher

Pain perception depend on the meaning of injury


1. Nyeri fisiologis, merupakan sensasi
normal, dipicu oleh adanya
potensi kerusakan jaringan
 Withdrawal reflex

2. Nyeri patologik, merupakan sensasi abnormal :


 Akibat kerusakan jaringan yang nyata 
nyeri nosiseptive  nyeri radang , nyeri
 akut misalnya
Akibat nyeri pasca
kerusakan operasi  nyeri
sistem
saraf neuropatik
 Nyeri Kanker ( Cancer Pain )
Menurut perjalanan:
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronik
Menurut Patofisiologi:
3. Nyeri nosiseptif
 Nyeri somatik
 Nyeri viseral
4. Nyeri non-nosiseptif
 Nyeri neuropatik
Menurut etiologinya:
5. Nyeri pasca bedah
6. Nyeri kanker
- Nyeri Nociceptive
- Nyeri Inflamasi
- Nyeri Patologi
- Nyeri Neuropatik
- Nyeri Disfungsional
Nyeri Neuropatik Nyeri Nosiseptif
Nyeri Gabungan
Nyeri yang diawali atau Nyeri yang diakibatkan oleh
Nyeri dengan
diakibatkan oleh lesi primer cedera jaringan tubuh
komponen
atau disfungsi pada sistem (muskuloskeletal, kutaneus
neuropatik dan
saraf (baik sistem saraf perifer atau viseral) 2
nosiseptif
maupun pusat) 1

Contoh Contoh Contoh


Perifer Nyeri punggung bawah Nyeri akibat inflamasi
• Neuralgia postherpetik dengan radikulopati • Nyeri tungkai setelah fraktur
• Neuralgia trigeminal • Radikulopati servikal • Nyeri sendi pada osteoartritis
• Neuropati diabetik perifer • Nyeri kanker • Nyeri visceral pasca bedah
• Neuropati pascaberdah • Carpal tunnel
• Neuropati posca trauma syndrome Gambaran umum2
Sentral • Sakit
• Nyeri pasca stroke • Tajam
Gambaran umum2 • Berdenyut
• Terbakar
• Geli
• Hipersensitif terhadap
sentuhan
atau dingin 1. International Association for the Study of Pain. IASP Pain Terminology.
2. Raja et al. in Wall PD, Melzack R (Eds). Textbook of pain. 4th Ed. 1999.;11-57
 Nyeri yang disebabkan oleh stimulus noksious
karena cedera, fungsi abnormal dari otot atau
visera.
 Dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Nyeri somatik
2) Nyeri viseral
Dapat
1.diklasifikasi
Nyeri somatik :dalam :
Dari otot, tendon, sendi atau tulang
Nyeri tumpul
Lokalisasi kurang jelas
contohnya trauma pada siku tetapi lokalisasi
nyeri ada pada hampir seluruh
lengan.
2. Nyeri somatik permukaan :
Nyeri berkarakteristik
Terlokalisasi jelas
Dapat dideskripsi sebagai nyeri yang tajam, menusuk,
berdenyut atau sensasi terbakar.
 Nyeri akut yang muncul proses abnormal
organ internal atau yang menutupinya
(misalnya pleura parietalis, perikardium,
atau peritoneum).
 Nyeri viseral dibagi menjadi 4
subtipe:
1) true localized visceral pain;
2) localized parietal pain;
3) reffered visceral pain;
4) reffered parietal pain.
 Sangat kurang diketahui tentang mekanisme nyeri
viseral, dan terdapat perbedaan dalam hal
inervasi visera dan kulit.
 Peranan biologis dari inervasi viseral adalah
mengingatkan akan ancaman penyakit internal.
 Dua prinsip utama mendasari nyeri viseral:
 Mekanisme neurologis dari nyeri viseral berbeda dari mekanisme
nyeri somatik.
 Pemrosesan persepsi dan psikologis dari nyeri viseral juga berbeda
dari pemrosesan persepsi dan psikologis dari nyeri somatik.

Karakter nyeri visceral

 Tidak ditimbulkan dari semua organ – hepar, ginjal, dan paru-paru tidak
sensitive pada nyeri walaupun terjadi kerusakan besar
 Tidak selalu berhubungan dengan kerusakan organ misalnya peregangan
traktus urinarius, gastrointerstinal dan kantung empedu yang
menimbulkan nyeri
 Difus dan kurang terlokalisasi. Biasanya terasa berasal dari midline
atau anterior dan posterior
 Menjalar ke lokasi lain. Biasanya bersifat segmental dan superficial,
misalnya pada otot, kulit atau keduanya dan diinervasi oleh nervus
spinalis yang sama dengan organ. Daerah penjalaran mungkin mengalami
hiperalgesia
 Disertai dengan reflex autonom misalnya mual, muntah
 Nyeri yang berlangsung melampaui waktu
perjalanan penyakit akut atau setelah waktu
yang wajar untuk terjadi penyembuhan;
 Waktu ini dapat bervariasi antara 1 – 6 bulan.
 Nyeri dapat
berupa : nyeri
nosiseptif neuropatik
campuran
Bentuk nyeri
gangguan :muskuloskeletal
kronik

 gangguan viseral kronik


 lesi saraf perifer, radiks saraf (nerve roots),
(termasuk neuropatik diabetik, kausalgia,
nyeri fantom dan neuralgia posterpetik)
 lesi sistem saraf pusat(stroke, cedera medula
spinalis, dan multipel skelerosis)
 nyeri kanker.
 Nosiseptif (“nociception”), berasal dari bahasa
Latin :
noci (cedera atau injury)
 Dipergunakan untuk menjelaskan respon
neural hanya terhadap trauma atau stimulus
noksious
 Semua nosiseptif dapat menghasilkan nyeri,
tetapi
tidak semua nyeri akibat dari nosiseptif
 Disebabkan oleh aktivasi atau sensitisasi nosiseptor
perifer, terutama reseptor yang menghantarkan
stimuli noksious
 Nyeri yang disebabkan oleh cedera atau
kelainanyang didapat pada struktur saraf
perifer atau saraf pusat
 Nyeri neuropatik
Terdapat malfungsi sentral atau perifer pada jalur
pensinyalan (signalling) nyeri yang mengijinkan
persepsi nyeri dalam keadaan tidak adanya
kerusakan jaringan.
Sering setelah cedera terhadap sistem saraf
perifer.

Hiperalgesia dan allodynia adalah tanda pasti nyeri


neuropatik:
 Hiperalgesia mewakili peningkatan respon
terhadap stimulus yang secara normal menjadi
sangat nyeri.
 Allodynia adalah respon yang sangat nyeri
terhadap stimulus yang secara normal tidak-nyeri.
 Penyebab yang paling sering dari
nyeri neuropatik:

 Trauma – cedera saraf parsial


 Cedera korda spinalis
 Cedera iskemik – nyeri sentral
 Neuropati diabetik yang sangat nyeri
 Neuralgia post-herpetik
 Human immunodeficiency virus (HIV)
 Neuralgia terminal
 Antara suatu rangsang kuat (noxious stimulus) sampai
dirasakan sebagai nyeri, terdapat 4 rangkaian
peristiwa elektrofisiologik yang jelas.
 Keempat peristiwa elektrofisiologik tersebut
adalah:
1. Transduksi
2. Transmisi
3. Modulasi, dan
4. Persepsi
 Seluruh rangkaian ini disebut sebagai suatu
nosisepsi (nociception)
 Nyeri akibat adanya nosisepsi disebut sebagai
nyeri nosisepsi
Nyeri

D escending
Dorsal Horn
modulation
Ascending Dorsal root
input ganglion

Spinothalamic
Peripheral
tract
nerve

Trauma
Peripheral
nociceptors

Adapted from Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1981, and Kehlet H et al. Anesth Analg.
1993;77:1049.
TRANSDUCTION
Transduksi
MPerce
Adalah proses hsasunri
dimana suatu ecal
rangsang nyeri
(noxious stimuli) Hea
t
diubah menjadi
suatu aktifitas listrik
pada ujung-ujung
Chemica
saraf sensoris. l
 Nociceptor
 Reseptor sensorik dengan potensial ambang tinggi
sensitif terhadap kerusakan jaringan dan ransangan
non-noksius yang memanjang
 A-delta nociceptor : mechanically sensitive
 C nociceptor : polymodal thermal, chemical
and mechanical
Transmission

Transmisi
Adalah proses
perambatan suatu
impuls nyeri melalui
serabut saraf
sensoris menyusul
proses transduksi.
 Axon primary afferent
 Dorsal root ganglia
 Second order neuron ( lamina I,II and V )
 NS ( nociceptive specific , lamina I )
 WDR ( non specifec nociceptive , all lamina esp. V )
 Glutamate sebagai neruotransmiter utama dan
reseptor AMPA pada nyeri akut
 Ascending central pain pathway
 Neospinathalamic pathway
 Palaeospinoreticulodiencephalic pathway
5 ascending pathways have been recognized.
1. SPINOTHALAMIC TRACT
 Discriminative pathway  location of pain

2. SPINORETICULAR TRACT
 Emotional aspect of pain (“suffering pathway ”)

3. DORSAL HORN COLUMN TRACT


 Transmission of visceral pain

4. SPINOMESENCEPHALIC TRACT
• Behavioral response

5. SPINOHYPOTHALAMIC TRACT
 Sensational from the skin, lips & sex organs
Modulasi Modulation
interaksi antara sistem
analgesik endogen (endogen
opioid, seretonergik dan
noradrenergik) dengan input
nyeri yang masuk ke kornu
posterior.
Kornu posterior merupakan
“GATE” yang dapat ditutup
oleh endogeneous analgesia.
(Gate Controlled Theory)
 SS cortex, hypothalamus, PAG, NRM
 Descend via dorsolateral funiculus to spinal
cord ( projection to lamina I and V )
 3 system
 Opioid systems ( hypothalamus, amygdala,
NRM,
DHN )
 Noradrenergic neurons ( LC )
 Serotonergic neurons ( NRM )
 inhibitory process 
counterbalance nociceptive
signaling
Tachykinin (Substance P, Neurokinin A)
Presynaptic neurons Glutamate

Ca2+
Na+ Na+/Ca2+

NK1 NK2 AMPA NMDA

G G Mg2+
Na+
Ca2+ Ca2+
Depolarisasi

Protein Kinase C
Postsynaptic neurons
35
 Hipereksitabilitas neuron spinal
 Peningkatan response terhadap rangsang innocuous
 Rangsangan berulang C-nociceptors  “wind up “
 Perubahan DHN
 Penurunan ambang rangsang
 Peningkatan besaran dan durasi respon terhadap rangsang
di atas potensial ambang
 Manifestasi klinik
 Hyperalgesia
 Allodynia
 Persistent pain
 Referred pain
Persepsi Perception
Adalah hasil akhir
dari proses interaksi Pain
Brain
yang kompleks dan Perception

unik yang dimulai


dari transduksi,
transmisi & modulasi
yang menghasilkan
persepsi nyeri yang
amat subyektif
SEROTONIN
NOREPINEPHRIN
E

38
So, there are three
possibilities how
do we feel
pain.
Pain

Inhibition
CNS Modulation
Excitation

Nociception exp. normal situation


Nociception with Pain
Pain
X Inhibition
CNS Modulation
Excitation

Example:
Nociception Stress Induced Analgesia

Nociception without pain


Pain

Inhibition
CNS Modulation
Excitation

X Example: Phantom Pain


Nociception Neurophatic Pain

Pain without nociception


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai