Tidak ditimbulkan dari semua organ – hepar, ginjal, dan paru-paru tidak
sensitive pada nyeri walaupun terjadi kerusakan besar
Tidak selalu berhubungan dengan kerusakan organ misalnya peregangan
traktus urinarius, gastrointerstinal dan kantung empedu yang
menimbulkan nyeri
Difus dan kurang terlokalisasi. Biasanya terasa berasal dari midline
atau anterior dan posterior
Menjalar ke lokasi lain. Biasanya bersifat segmental dan superficial,
misalnya pada otot, kulit atau keduanya dan diinervasi oleh nervus
spinalis yang sama dengan organ. Daerah penjalaran mungkin mengalami
hiperalgesia
Disertai dengan reflex autonom misalnya mual, muntah
Nyeri yang berlangsung melampaui waktu
perjalanan penyakit akut atau setelah waktu
yang wajar untuk terjadi penyembuhan;
Waktu ini dapat bervariasi antara 1 – 6 bulan.
Nyeri dapat
berupa : nyeri
nosiseptif neuropatik
campuran
Bentuk nyeri
gangguan :muskuloskeletal
kronik
D escending
Dorsal Horn
modulation
Ascending Dorsal root
input ganglion
Spinothalamic
Peripheral
tract
nerve
Trauma
Peripheral
nociceptors
Adapted from Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1981, and Kehlet H et al. Anesth Analg.
1993;77:1049.
TRANSDUCTION
Transduksi
MPerce
Adalah proses hsasunri
dimana suatu ecal
rangsang nyeri
(noxious stimuli) Hea
t
diubah menjadi
suatu aktifitas listrik
pada ujung-ujung
Chemica
saraf sensoris. l
Nociceptor
Reseptor sensorik dengan potensial ambang tinggi
sensitif terhadap kerusakan jaringan dan ransangan
non-noksius yang memanjang
A-delta nociceptor : mechanically sensitive
C nociceptor : polymodal thermal, chemical
and mechanical
Transmission
Transmisi
Adalah proses
perambatan suatu
impuls nyeri melalui
serabut saraf
sensoris menyusul
proses transduksi.
Axon primary afferent
Dorsal root ganglia
Second order neuron ( lamina I,II and V )
NS ( nociceptive specific , lamina I )
WDR ( non specifec nociceptive , all lamina esp. V )
Glutamate sebagai neruotransmiter utama dan
reseptor AMPA pada nyeri akut
Ascending central pain pathway
Neospinathalamic pathway
Palaeospinoreticulodiencephalic pathway
5 ascending pathways have been recognized.
1. SPINOTHALAMIC TRACT
Discriminative pathway location of pain
2. SPINORETICULAR TRACT
Emotional aspect of pain (“suffering pathway ”)
4. SPINOMESENCEPHALIC TRACT
• Behavioral response
5. SPINOHYPOTHALAMIC TRACT
Sensational from the skin, lips & sex organs
Modulasi Modulation
interaksi antara sistem
analgesik endogen (endogen
opioid, seretonergik dan
noradrenergik) dengan input
nyeri yang masuk ke kornu
posterior.
Kornu posterior merupakan
“GATE” yang dapat ditutup
oleh endogeneous analgesia.
(Gate Controlled Theory)
SS cortex, hypothalamus, PAG, NRM
Descend via dorsolateral funiculus to spinal
cord ( projection to lamina I and V )
3 system
Opioid systems ( hypothalamus, amygdala,
NRM,
DHN )
Noradrenergic neurons ( LC )
Serotonergic neurons ( NRM )
inhibitory process
counterbalance nociceptive
signaling
Tachykinin (Substance P, Neurokinin A)
Presynaptic neurons Glutamate
Ca2+
Na+ Na+/Ca2+
G G Mg2+
Na+
Ca2+ Ca2+
Depolarisasi
Protein Kinase C
Postsynaptic neurons
35
Hipereksitabilitas neuron spinal
Peningkatan response terhadap rangsang innocuous
Rangsangan berulang C-nociceptors “wind up “
Perubahan DHN
Penurunan ambang rangsang
Peningkatan besaran dan durasi respon terhadap rangsang
di atas potensial ambang
Manifestasi klinik
Hyperalgesia
Allodynia
Persistent pain
Referred pain
Persepsi Perception
Adalah hasil akhir
dari proses interaksi Pain
Brain
yang kompleks dan Perception
38
So, there are three
possibilities how
do we feel
pain.
Pain
Inhibition
CNS Modulation
Excitation
Example:
Nociception Stress Induced Analgesia
Inhibition
CNS Modulation
Excitation