Anda di halaman 1dari 24

TUTORIAL SKENARIO 2

KELOMPOK 9
Pembimbing: Galuh Dwinta Sari, S.Psi., M.Psi., psikolog
ANGGOTA :

1. Gusti Ridho R. (1811111210026 )


2. Jailudin Muhammad Akbar (1811111310007 )
3. Muhammad Adeya Herdira Putra (1811111210029 )
4. Rafi ahmad wahyudin (1811111310012 )
5. Rindha Aulia Rahmah (18111111320025)
6. Rizki Apriani Putri (1811111320001 )
7. Rizky Tania S.A.Z (1811111320026 )
8. Rizqi Risfiana putri (1811111320022 )
9. Siti Almira Rahma (1811111320010 )
10. Tomy Wira Wahyuda (1811111210043 )
11. Yunita Mei Susiana (181111132000 )
SKENARIO
Dok, Saya Ingin Pakai Gigi Tiruan yang Nyaman

Dok, Saya Ingin Pakai Gigi Tiruan yang Nyaman


Pasien laki-laki usia 30 tahun datang ke RSGM GHA dengan keluhan sulit makan karena
kehilangan gigi geraham. Pasien ingin menggunakan gigi tiruan yang cekat dan tidak bisa
dilepas. Dari pemeriksaan klinis pasien memiliki OH yang baik dan terdapat sisa akar 36.
perkusi (-) druk (-). Dari pemeriksaan radiografi rontgen periapikal didapatkan gigi
penyangga 35 dan 37 memiliki rasio mahkota dan akar 1:2 dan gigi masih dalam keadaan
vital. Pada ujung akar gigi 36 terdapat gambaran radiolusen berbatas jelas berukuran
diamater 5 mm. Pasien ingin mendapatkan informasi yang lengkap tentang jenis gigi tiruan
yang sesuai dan dengan kelebihan dan kekurangannya beserta prosedur perawatan sampai
gigi tiruannya dipasang
IDENTIFIKASI DAN KLARIFIKASI MASALAH

1. Apa prosedur gtc ?


Klarifikasi : Anamnesa, pemeriksaan penunjang (ekstra oral dan intraoral), desain gtc, cek oklusi, dan kunjungan setelah
pemasangan gtc.

2. Prosedur pembuatan gtc?


Klarifikasi : SB

3. Indikasi dan kontraindikasi GTC ?


Klarifikasi : indikasi: Gigi abutment tidak malposisi, Hubungan oklusi dan jaringan periodontal baik
kontraindikasi: Oklusi abnormal, Struktur gigi terlalu lunak
indikasi : usia >20 thn, gigi hilang, OH baik, jar. periodontal baik.
kontraindikasi : usia tua, orng usia <20 thn, resorbsi tulang alveolar, oh jelek
4. Apakah pemeriksaan ro dulu sebelum pembuatan gtc?
Klarifikasi : perlu, untuk melihat rasio akar dan kondisi tulang , untuk mencek kondisi jaringan penyangga
periodontal, struktur alveolar dan gigi

5. Apakah keuntungan dan kerugian GTC ?


Keuntungan : mudah beradaptasi dengan rongga mulut
Kerugian : bisa mengiritasi gingiva

6. Apakah usia berpengaruh ?


Klarifikasi : Berpengaruh karna usia minimal usia 21-55, kondisi ruang pulpa mengecil

7. Jenis gtc?
Klarifikasi : menurut retainernya, ada intra coronal retainer, ekstra coronal retainer, dan intra radikuler retainer, fixed
fixed bridgefixed movable bridge spring bridge cantilever bridge
8. Apa yang terjadi jika tidak masang gtc?
Klarifikasi : Pasien akan kesulitan mengunyah, gigi yang lain akan berheser ke daerah yg kosong, kurng estetika akan
beperngaruh terhadap kondisi jaringan periodontal, tmd, myofascial pain

9. Apa jenis gtc yg sesuai dengan skenario ?


Klarifikasi : fixed-fixed bridge fixed-fixed bridge

10. Komponen gtc ?


Klarifikasi : Penyangga, retainer, pontic, connector
PROBLEM TREE

DEFINISI
GTC KOMPLIKASI

FUNGSI PROSEDUR
GTC

PEMERIKSAAN
KLASIFIKASI
PENUNJANG
INDIKASI DAN KOMPONEN DAN
KONTRAINDIKASI BAHAN
SASARAN BELAJAR

1. Menjelaskan definisi GTC


2. Menjelaskan fungsi GTC
3. Menjelaskan Klasifikasi GTC
4. Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi GTC
5. Menjelaskan komponen dan bahan GTC
6. Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang GTC
7. Menjelaskan prosedur pembuatan GTC
8. Menjelaskan komplikasi pada GTC
9. Menjelaskan penanganan radiolusen batas jelas pada gigi sebelum Tindakan GTC
 
DEFINISI

GTC adalah gigi tiruan yang memperbaiki mahkota gigi yang rusak atau menggantikan
satu atau beberapa gigi yang hilang dengam bahan tiruan dan dipasangkan ke pasien
secara permanen serta tidak dapat dibuka oleh pasien, terdiri dari mahkota dan gigi
tiruan cekat. GTC berfungsi mengembalikan fungsi estetik dan kenyamanan
Fungsi GTC

Fungsi nya adalah diantaranya untuk memulihkan fungsi penampilan, fungsi pengunyahan,
membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal,memperbaiki oklusi, rasa nyaman, dan
mempertahankan jaringan lunak mulut yang masih ada agar tetap sehat.
Rehabilitasi sistem stomatognatik, mastikasi (pengunyahan), fonetik (memudahkan untuk
berbicara), kenyamanan bagi penggunannya, menjaga oklusi rahang atas dan rahang bawah , dan
confidence (menambah kepercayaan diri bagi penggunanya
Klasifikasi GTC

• KLASIFIKASI BERDASARKAN RETAINER


• Klasifikasi gigi yang ditutupi, Complete coverage/full veneer
Retainers, Partial coverage/partial veneer, Retainers,
• Klasifikasi berdasarkan mekanisme retensi, Extracoronal retainers,
intracoronal retainers,Radicular retainers.
Indikasi Pemasangan GTC

• Adanya keru
• sakan struktur gigi
• Untuk menggantikan gigi yang hilang
• Pasien berusia 20-50 tahun, diutamakan pembuatannya untuk
pasien dewasa
• Kesehatan struktur gigi baik
• Hubungan oklusi baik
• Kesehatan umum pasien baik
• Tidak terdapat kegoyahan gigi pada gigi penyangga

(Soeprapto 2017)
KontraIndikasi Pemasangan GTC

• Gigi penyangga terdapat kerusakan luas


• Gigi penyangga tipis dan tidak kokoh
• Pasien muda karena ruang pulpa masih besar
• Gigi penyangga mengalami rotasi
• Email yang sudah karies atau tambalan besar
• Email yang mudah rapuh

(Mangkat et al., 2015).


Komponen dan Bahan GTC

• Gigi Abutmen= gigi asli yang telah dipreparasi untuk penempatan retainer
yang mendukung GTC tersebut
• Retainer= bagian GTC yang diletakkan pada gigi abutment
• Retainer terbagi jadi 3 yaitu full vener crowns, conservative, dan partial
veener crowns
• Pontik= bagian GTC yang menggantikan gigi asli yang hilang
memperbaiki fungsinya
• Macam macam pontik: Pontic logam, porselen, akrilik, kombinasi logam
dan porselen, serta kombinasi logam dan akrilik
• Konektor= bagian GTC yang menghubungkan retainer dan pontik
(Anusavice KJ. 2013)
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan subjektif seperti penyakit sistemik, kebiasaan jelek


• Rontgen, untuk melihat kualitas tulang
• Keluhan utama
• Present illnes
• Riwayat medik
• Riwayat dental
• Riwayat keluarga
• Riwayat sosial
(Singh S, et al. 201)
Prosedur Pembuatan

Prosedur pembuatan dengan bahan akrilik


1. Siapkan model kerja
2. Tentukan batas mesial dan distal pada model
3. Pola malam dibentuk

4. model malam ditanam (flasking) dalam kuvet. Setelah mengeras


dilanjutkan dengan proses boiling out (sisa malam dibersihkan).
5. Permukaan mould space diulas dengan larutan CMS
6. Tahapan berikutnya adalah packing acrylic dengan menggunkan
metode dry pack, dengan cara meneteskan liquit dan dilanjutkan
penaburan powder sampai seluruh mould space terisi penuh.
7. Selanjutnya permukaan luar dilapisi selopan kemudian tutup
dengan kuvet atas, dan dilanjutkan dengan trial press perlahan-
lahan.
8. Kuvet dibuka kembali untuk membuang kelebihan akrilik yang
keluar dari batas mould space. Kemudian dilakukan press kedua
untuk memastikan tidak ada gelembung udara yang terjebak
(porus).
9. Tahap selanjutnya curring, yaitu memasak akrilik dalam air mendidih
selama 1,5 jam. Tahap ini merupakan tahap polimerisasi akrilik.
10. Keluarkan bridge dari kuvet, Fitting Margin, Finishing, dan polishing.
Kelebihan akrilik yang ada pada gigi dihilangkan terutama dibagian incisal,
mesial, distal, buccal/labial, dan servikal gigi menggunakan bur fissure,
serta diperhatikan kontak gigi.
11. Semua permukaan protesa diratakan dengan amplas sampai tidak
ada lagi bagian yang tajam, dan bentuk anatomi gigi tidak berubah
sampai menyerupai gigi aslinya. Selanjutnya, dilakukan pemolesan
menggunakan feltcon dan sikat hitam diulasi pumice secukupnya. Lalu,
pergunakan white brush diulasi CaCO3 secara berulang. Proses
pemolesan dilakukan secara berhati-hati sampai permukaan licin, dan
mengkilap.

(Setiawan, 2016)
Komplikasi

• Kerusakan gingiva dan jaringan periodontal


Kerusakan gingiva disebabkan adanya retensi plak, desain yang tidak adekuat, tepi gigi
tiruan cekat rusak, anatomi oklusal yang salah dan kontur yang berlebihan

• Karies
Penyebab terjadinya karies adalah kebersihan mulut yang buruk, tepi gigi tiruan terbuka,
dan titik kontak yang tidak adekuat.

• Nekrosis pulpa dapat terjadi pada tiga tahap, yaitu sebelum, selama dan setelah preparasi
Penyebab terjadinya nekrosis pulpa adalah trauma oklusal yang meningkat, peningkatan
panas selama preparasi, dan tidak adanya perlindungan pulpa. Alasan lain untuk nekrosis
pulpa adalah kecepatan, ukuran, dan jenis instrumen berputar, besar tekanan yang
digunakan, kedalaman dentin yang tersisa, cedera kimia, dan getaran instrumen putar.

(Sudaniawaty & Utama, 2015)


Penanganan radiolusen batas jelas pada gigi sebelum tindakan
• Kista radikuler
Kista dalam pemeriksaan radiografi tampak sebagai sebuah lesi radiolusen berbatas jelas,
dengan batas radiopak dan berbentuk bulat atau oval. Khusus untuk kista radikuler,
letaknya sesuai dengan namanya yaitu berada di radiks akar gigi.
Perawatan
Perawatan saluran akar, pembedahan apikal, ekstraksi gigi, dan untuk lesi kista yang
berukuran besar dapat dilakukan enukleasi dan atau marsupilasi.
• Close Methode: Pencabutan gigi disertai kuretase pada jaringan periodontal tanpa
prosedur pembuatan flap mukosa, metode ini digunakan bila kelainan periapikal kista
radikular ukurannya kecil sehingga biasanya kista tersebut ikut terambil saat dilakukan
pencabutan gigi.
• Open Methode: Pencabutan gigi disertai pengambilan kista dengan prosedur pembuatan
flap mukosa dan pengambilan sebagian tulang yang menutupinya, metode ini digunakan
bila kista radikular yang terlihat cukup besar sehingga diperlukan akses yang cukup
untuk mengambil kista, metode ini diakhiri dengan pengembalian flap dan penjahitan.
(Prativi & Berty, 2019)
DAPUS
Anusavice KJ. 2013. Philip’s Science of Dental Material 12th ed. Saunders: Elsevier. Singh S, et al. 2015.
Treatment Planning for Fixed Partial Dentures. International Journal of Oral Health and Medical Research; 2(1)
Humairah A. 2015. Aplikasi Prosedur Perawatan Prostodontik pada Praktik Dokter Gigi Umum di Kota
Medan. Skripsi. Medan: FKG USU.
Mangkat Y, Wowor VNS, Maluyu N. 2015. Pola Kehilangan Gigi pada Masyarakat Desa Roong
Kecamatan Tondano Barat Minahasa Induk. Jurnal e-Gigi; 3(2): 508-514.
Prativi SA, Berty P. 2019. Gambaran Karakteristik Kista Radikular Menggunakan Cone Beam Computed
Tomography (CBCT): Laporan Kasus. B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah. 6(2)
Setiawan A, Catur SS, Triawindiari. 2016. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Jembatan Immediate 5 4 3
dengan Ovate Pontic. Jurnal Kesehatan: 7(1): 145-146.
Soeprapto A. 2017. Pedoman dan Tatalaksana Praktik Kedokteran Gigi. Yogyakarta: STPI Bina Insan
Mulia
Sudaniawaty Y, Utama MD. 2015. Kegagalan estetik pada gigi tiruan cekat (Esthetic failure in fixed
denture). Makassar Dent J; 4(6): 19)
TERIMA
.

KASIH

Anda mungkin juga menyukai