2. FIRSTA RETNANINGTYAS (11) 3. INDAH KHOFIFAH (14) 4. MEVIA DITANINGTYAS (20) 5. SHINTA NURRIYAH (31) 6. VANI MAHARANI ANWAR (36) BAB 3 Sistem dan Struktur Politik-Ekonomi Masa Demokrasi Terpimpin Masa Demokrasi terpimpin dimulai dengan berlakunya dekret Presiden 5 Juli 1959 sampai berakhirnya kekuasaaan Presiden Soekarno pada tahun 1966. Disebut demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia pada saat itu mengandalkan pada kepemimpinan Presiden Soekarno. A.Dinamika Politik Nasional Masa Demokrasi Terpimpin 1.Menuju Demokrasi Terpimpin Kehidupan sosial politik Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal(1950 – 1959)belum pernah mencapai kestabilan secara nasional. Kabinet yg silih berganti membuat progam kerja tidak dapat dijalankan. Partai partai politik saling bersaing dan menjatuhkan. Gagalnya konstituante dalam melaksanakan serta rentetan peristiwa politik keamanan yg mengguncang persatuan dan kesatuan bangsa,sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit presiden untuk kesalamatan negara. Isi dekrit presiden sebagai berikut : 1. Pembubaran konstituante 2. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945 3. Pembentukan MPRS dan DPAS. . Demokrasi Terpimpin sendiri merupakan suatu sistem pemerintahan yang ditawarkan Presiden Soekarno pada Februari 1957. Demokrasi Terpimpin juga merupakan suatu gagasan pembaruan kehidupan Politik, kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi. Gagasan Presiden Soekarno ini dikenal sebagai Konsepsi Presiden 1957. Pokok-pokok pemikiran yang terkandung dalam Konsepsi tersebut adalah : 1. Dalam pembaruan struktur politik harus diberlakukan sistem Demokrasi Terpimpin yang didukung oleh kekuatan-kekuatan yang mencerminkan aspirasi masyarakat secara seimbang. 2. Pembentukkan kabinet gotong-royong berdasarkan imbangan kekuatan masyarakat yang terdiri atas wakil partai-partai politik dan kekuatan golongn politik baru yang diberi nama oleh Presiden Soekarno golongan fungsional dan golongan karya. Golongan Fungsional adalah kaki tangan Presiden Soekarno yang bertugas memimpin dewan nasional yang dibentuk Djuanda (Kabinet Djuanda). Masa demokrasi terpimpin dimulai dengan berlakunya dekrit presiden 5 juli 1959. berlakunya dekrit presiden ini memiliki sisi positif dan sisi negatif berikut sisi positif berlakunya dekrit presiden 5 juli 1959 : a. Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik yang berkepanjangan b. Memberi pedoman yang jelas, yaitu UUD 1945 dari kelangsungan hidup negara c. Merintis pembentukan lembaga tertinggi negara. adapun sisi negatif berlakunya : a. Memberi kekuasaan besar kepada presiden, MPR, dan lembaga tinggi negara b. Memberi peluang bagi militer untuk terjun dalam bidang politik Berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1959 presiden membentuk MPRS. Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945. berdasarkan UUD 1945, kedudukan presiden berada di bawah MPRS, tetapi pada kenyataannya MPRS tunduk kepada presiden yang terlihat dari tindakan presiden dalam pengangkatan ketua MPRS dan wakilnya 2. Peta Kekuatan Politik Nasional Antara tahun 1960 – 1965, kekuatan politik pada waktu itu terpusat ditangan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno memegang seluruh kekuasaan negara dengan TNI AD dan PKI disampingnya. Menguatnya pengaruh TNI AD, membuat Presiden Soekarno berusaha menekan pengaruh TNI AD, terutama Nasution dengan dua taktik yaitu, Soekarno berusaha mendapat dukungan partai – partai politik yang berpusat di Jawa terutama PKI dan merangkul Angkatan-angkatan bersenjata lainnya terutama Angkatan Udara. Dengan menerima Penetapan Presiden nomor 7/1959, partai ini mendapat tempat dalam konstelasi politik baru. Kemudian dengan menyokong gagasan Nasakom dari Presiden Soekarno. PKI mampu memanfaatkan ajaran Nasakom yang diciptakan Soekarno sebaik-baiknya, karena lewat Nasakom inilah PKI mendapat tempat yang sah dalam konstelasi politik Indonesia. Ketika Presiden Soekarno gagal membentuk kabinet gotong royong (Nasakom) pada tahun 1960 karena mendapat tantangan dari kalangan Islam dan TNI AD, PKI mendapat kompensasi tersendiri dengan memperoleh kedudukan dalam MPRS, BPR – GR, DPA, dan Pengurus Besar Front Nasional serta dalam MPRS. Pada tahun 1964, PKI disudutkan dengan berita di temukannya dokumen rahasia milik PKI tentang Resume Program Kegiatan PKI Dewasa ini. Dokumen tersebut menyebutkan bahwa PKI akan melancarkan perebutan kekuasaan. Namun pemimpin PKI, menyangkal dengan berbagai cara dan menyebutnya sebagai dokumen palsu. Peristiwa ini menjadi isu politik besar pada tahun 1964. namun hal ini diselesaikan Presiden Soekarno dengan mengumpulkan para pemimpin partai dan membuat kesepakatan untuk menyelesaikan permasalahn diantara unsur – unsur di dalam negeri diselesaikan secara musyawarah karena sedang menjalankan, konfrontasi dengan Malaysia. 3. Pembebasan Irian Barat Salah satu isu politik luar negeri yang terus menjadi pekerjaan rumah kabinat RI adalah masalah Irian Barat. Wilayah ini telah menjadi bagian RI sejak 17 Agustus 1945. akan tetapi dalam perundingan KMB tahun 1950 masalah penyerahan irian barat ditangguhkan 1 tahun dan berhasil dicapai. Upaya yang dilakukan sesuai dengan piagam penyerahan kedaulatan adalah melalui konfersi uni Belanda. Namun upaya penyeleseaian secara bilateral ini mengalami kegagalan dan pemerintah mengajukan permasalahan ini kesidang majelas umum PBB. Karena jalan damai yang telah ditempuh sealama satu darsawasa tidak berhasil mengembalikan Irian Barat, pemerintah indonesia memutuskan untuk menempuh jalan lain sejak tahun 1957 indonesia melancarkan aksi pembebasan Irian Barat, dimulai pengambil alihan semua perusahaan milik Belanda di Indonesia oleh kaum buruk. pada tanggal 30 September 1960 presiden Soekarno berpidhato di depan Sidang Majelis Umum PBB menegaskan sikapnya tentang upaya pengembalikan Irian Barat ke pangkuan RI. Dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat presiden Soekarno, pada tanggal 19 Desember 1961 mengeluarkan komando yang disebut dengan Trikora. Isi dari Trikora tsb adalah : 1) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda 2) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat 3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemderdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa 4. Konfrontasi dengan Malaysia Sikap Indonesia yang konfrontatif terhadap negara negara Barat antara lain ditunjukkan dengan konfrontasi terhadap Malaysia. Hal tersebut karena pemerintah tidak setuju dengan pembentukan negara Federasi Malaysia yang dianggap proyek neokolonialisme Inggris yang membahayakan Indonesia dan negara negara blok Nefo. Pembentukan Federasi Maaysia pertama kali dilontarkan oleh Perdana Menteri Malaysia, Tengku Abdul Rachman , pada tanggal 27 Mei 1961. Menurut beliau federasi yang akan dibentuk terdiri dari Malaysia, Singapura, dan Sabah. Dalam rangka konfrontasi tersebut Presiden Soekarno mengumumkan dwikomando rakyat (Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964 di Jakarta. Isi dwikora yaitu : 1. Perhebat ketahanan revolusi indonesia 2. Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari nekolim Inggris Dalam melaksanakan konfrontasi dengan Malaysia ini dibentuk Komando Mandala Siaga (Kolaga) yang dipimpin oleh Marsekal Madya Omar Dhani. Komando inikemudian mengirimkan pasukan sukarelawan untuk memasuki daerah Malaysia, baik Malaysia Barat maupun Malaysia Timur. 5. Perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin Sejak di berlakukannya kembali UUD 1945, dimulailah pelaksanaan ekonomi terpimpin,sebagai awal berlakunya herordering ekonomi. Dimana alat alat produksi dan distribusi yg vital harus dimiliki dan dikuasai oleh negara atau minimal dibawah pengawasan negara. Dengan demikian peranan pemerintah dalam kebijakan dan kehidupan ekonomi makin menonjol. Pengaturan ekonomi berjalan dengan sistem komando. Sikap dan kemandirian ekonomi atau berdikari menjadi dasar bagi kebijakan ekonomi. Masalah pemilikan aset nasional oleh negara dan fungsi fungsi politiknya ditempatkan sebagai masalah strategis nasional. Kondisi ekonomi semakin memburuk karena anggaran belanja negara setiap tahunnya terus meningkat tanpa diimbangi dengan pendapatan negara yang memadahi. Salah satu penyebab membengkaknya anggaran belanja tsb adalah pembangunan proyek proyek mercusuar,yg lebih bersifat politis dari pada ekonomi misalnya pembangunan monas. . Dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat presiden Soekarno, pada tanggal 19 Desember 1961 mengeluarkan komando yang disebut dengan Trikora. Isi dari Trikora tsb adalah : 1) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda 2) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat 3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemderdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa 1. Dewan Perancang Nasional Upaya perbaikan perekonomian Indonesia dilakukan dengan Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada 15 Agustus 1959 yang dipimpin Muh. Yamin. Anggota berjumlah 50 orang. Pembentukan dewan perancang nasional ini tertuang dalam UU No 8 tahun1958 dan peraturan pemerintah No 23 tahun 1958.Tugas Depernas adalah menyiapkan rancangan UU pembangunan nasional menilai penyelenggaraan pembangunan. Hasil yang dicapai Depernas dalam waktu 1 tahun berhasil menyusun Rancangan Dasar UU Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Tahun 1961- 1969 yang disetujui oleh MPRS dengan Ketetapan MPRS Nomor II//MPRS//1960. 2. Devaluasi Mata Uang Devaluasi Mata Uang adalah suatu tindakan penyesuaian nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing lainnya, yang dilakukan oleh Bank Sentral atau Otoritas Moneter yang mengadopsi nilai tukar tetap. Tujuan dilakukan Devaluasi adalah membendung inflasi yang tetap tinggi, mengurangi jumlah uang beredar dimasyarakat, dan meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan. Untuk membendung inflasi dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan penurunan nilai uang (Devaluasi) sebagai berikut : 1. Uang kertas pecahan bernilai Rp 500,00 menjadi Rp 50,00 2. Uang kertas pecahan bernilai Rp 1.000,00 menjadi Rp 100,00 3. Semua simpanan di Bank yang melebihi Rp 25.000,00 dibekukan.
Namun usaha pemerintah tersebut tidak mampu mengatasi
kemerostan ekonomi, terutama perbaikan dalam bidang moneter. 3. Deklarasi Ekonomi (Dekon) Untuk mengatasi keadaan yang semakin suram, pada tanggal 28 Maret 1963 dikeluarkan landasan baru bagi ekonomi secara menyeluruh, yaitu Deklrasi Ekonomi (Dekon). Tujuan dibentuk Dekon adalah menciptakan Ekonomi yang bersifat Nasional, Demokratis dan Bebas dari sisa-sisa Imperialisme untuk mencapai tahap Ekonomi Sosialis Indonesia dengan cara Terpimpin. Tetapi Dekon tidak berhasil mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah inflasi. Dekon justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Struktur Ekonomi Indonesia menjurus pada sistem Etatisme, artinya masalah masalah perekonomian diatur atau dipegang oleh pemerintah, sedangkan prinsip prinsip dasar ekonomi banyak diabaikan, akibattnya defisit dari tahun ke tahun semakin meningkat menjadi 40 kali lipat. Dalam rangka pelaksanaan terpimpin,pada tanggal 11 Mei 1965 Presiden Soekarno mengeluarkan penetapan Presiden Nomor 8 Tahun 1965 tentang Bank Tunggal Milik Negara. Bank Tunggal Milik Negara kedudukannya dibawah urusan menteri Bank Sentral. Bank bank pemerintah menjadi unit unit dari Bank Negara Indonesia. Langkah langkah yg dilakukakn pemerintah untuk memperbaiki ekonomi tersebut mengalamai kegagalan. Berikut faktor penyebabnya : a) Penanganan masalah ekonomi tidak rasional b) Ekonomi tidak bersifat politik dan tidak ada kontrol c) Pengeluaran negara cukup besar d) Devisi yg semakin meningkat ditutup dengan percetakan uang yg menyebabkan inflasi semakin membubung tinggi. e) Stuktur ekonomi menjurus ke ekonomi etatisme(semuanya diatur dan dipegang oleh negara).