Anda di halaman 1dari 19

PENGANTAR TATA

HUKUM INDONESIA

By :
Akbar Kurnia F (1806267815)
Anggi Kurniawan (1806267866)
Luxaga Wikan S (1806268080)
Tiara Hamdita (1806268231)
PENGANTAR TATA HUKUM INDONESIA
❏ Tata hukum dapat diartikan peraturan dan cara atau tata tertib di suatu negara.

❏ Tata Hukum Indonesia adalah tata hukum yang ditetapkan oleh Pemerintah
Indonesia.

❏ Objeknya yaitu hukum yang berlaku sekarang (Ius Constitutum).

❏ Tata Hukum Indonesia lahir atau ada sejak Negara Indonesia merdeka pada tanggal
17 Agustus 1945. Hal tersebut dapat kita ketahui dari Proklamasi dan Pembukaan
Undang-undang Dasar 1945.

❏ Sistem Pemerintah Negara yang berdasarkan hukum dikelompokkan ke dalam


negara hukum dengan prinsip pasif dan prinsip aktif.

Sumber : Pengantar Hukum


Indonesia, H. Dedi Soemardi,
Negara hukum yang berprinsip pasif pertama-tama ditandai dengan unsur-
unsur :
1. Adanya jaminan terhadap hak asasi
2. Adanya pemisahan kekuasaan
3. Adanya pemerintahan berdasarkan Undang-undang
4. Adanya peradilan administrasi, atau yang keduanya ditandai dengan unsur-
unsur :
a. Hukum sebagai kekuasaan tertinggi (supremacy of law)
b. Kesamaan dihadapan hukum (equality before the law)
c. Konstitusi yang berdasarkan hak-hak individual

Sumber : Pengantar Hukum


Indonesia, H. Dedi Soemardi, S.H.
Negara-negara hukum yang berprinsip aktif pada umumnya dianut oleh
negara-negara berkembang, contohnya Negara Republik Indonesia. Unsur-unsur yang
menjadi tanda sebagai negara hukum terdiri dari :
1. Kekuasaan negara berdasar atas hukum dan bukan berdasar atas kekuasaan
belaka
2. Pancasila adalah cita-cita hukum yang membentuk pokok-pokok pikiran dalam
Pembukaan UUD 1945
3. Pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas)
4. Semua warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan,
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan tersebut tanpa terkecuali
5. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka, artinya terlepas dari
pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan-kekuasaan lainnya.

Sumber : Pengantar Hukum


Indonesia, H. Dedi Soemardi, S.H.
RUANG LINGKUP TATA HUKUM INDONESIA

❖ HUKUM PERDATA
❖ HUKUM PIDANA
❖ HUKUM ACARA PIDANA
❖ HUKUM ACARA PERDATA
❖ HUKUM ADAT
❖ HUKUM DAGANG
❖ HUKUM TATA NEGARA, dsb.

Sumber : Pengantar Hukum


Indonesia, H. Dedi Soemardi, S.H.
Sistematika Hukum
Perdata
Asas-Asas Hukum Acara Perdata

Sumber-Sumber Hukum :
◉ Undang-Undang :
1. RID/HIR (S. 1941 : 44)
2. Rbg ( S. 1927 : 227)
3. UU Darurat No 1 Tahun 1951
4. UU No 14 Tahun 1970
5. UU No 14 Tahun 1985
6. UU No 2 Tahun 1986
◉ Yurisprudensi
◉ Doktrin
Sumber : Pengantar Hukum Indonesia, H.
Dedi Soemardi, S.H.
Asas-Asas Hukum Acara Perdata

Sumber-Sumber Hukum :
◉ Asas-Asas (yang berhubungan dengan peranan)
1. Prakarsa proses dilakukan oleh para pihak yang bersengketa
2. Hakim wajib mengusahakan perdamaian para pihak
3. Perkara yang sudah berjalan dapat sewaktu-waktu ditarik kembali atas
persetujuan kedua belah pihak yang bersengketa
4. Acara pemeriksaan dalam sidang pengadilan dilakukan melalui tulisan-tulisan
5. Putusan hakim wajib dilandasi dengan alasan-alasan yang rasionil-obyektif
6. Hakim bersifat pasif, karena bertujuan hanya mencari kebenaran formil

Sumber : Pengantar Hukum Indonesia, H.


Dedi Soemardi, S.H.
Asas-Asas Hukum Acara Perdata

Sumber-Sumber Hukum :
◉ Asas-Asas (yang berhubungan dengan keadaan peradilan)
1. Sidang-sidang pengadilan dilakukan terbuka untuk umum
2. Peradilan dilaksanakan bertahap :
a. Tingkat pertama
b. Tingkat banding
c. Tingkat kasasi
3. Sidang-sidang pengadilan pada umumnya diselenggarakan oleh suatu majelis

Sumber : Pengantar Hukum Indonesia, H.


Dedi Soemardi, S.H.
Asas-Asas Hukum Acara Perdata

Sumber-Sumber Hukum :
◉ Subyek Hukum Acara Perdata (kualifikasi tertentu)
1. Para pihak yang bersengketa (tergugat-penggugat)
2. Hakim yang mengadili
3. Panitera
4. Penasehat hukum/pengacara
5. Jurusita

Sumber : Pengantar Hukum Indonesia, H.


Dedi Soemardi, S.H.
Pelaksanaan peranan Acara perkara Perdata

◉ Hakim bersifat menunggu


◉ Hakim pasif
◉ Sifat terbukanya persidangan
◉ Mendengar kedua belah pihak
◉ Putusan harus disertai alasan-alasan
◉ Perkara dikenakan biaya
◉ Tidak ada keharusan mewakilkan

Sumber : Pengantar Hukum Indonesia, H.


Dedi Soemardi, S.H.
Istilah Umum Hukum Perdata
Hukum Perdata
Definisi

Hukum perdata (material) sebagai sistem kaida-kaidah hukum,


mengatur hubungan antar pribadi di dalam memenuhi kepentingan-
kepentingannya. Struktur hukum perdata,
adalah sebagai berikut (W.L.G : 1952)
Sumber : Pengantar Hukum
Indonesia, H. Dedi Soemardi,
S.H.
Istilah Umum Hukum Perdata
a. Kaidah hukum tentang pribadi kodrati, hak-hak dan kewajibannya, hubungan
hukum, dan seterusnya (hukum pribadi)

b. Kaidah-kaidah hukum yang mengatur kebutuhan-kebutuhan kebendaan , ekonomis


dari pribadi kodrati (hukum harta kekayaan)

c. Kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan kerabat (hukum keluarga)

d. Kaidah-kaidah hukum yang mengatur masalah-masalah kewarisan (hukum waris)


Sumber : Pengantar Hukum
Indonesia, H. Dedi Soemardi,
S.H.
Istilah Umum Hukum Perdata
Adapun Ruang Lingkup Hukum Perdata Meliputi ;
1. Hukum Pribadi
2. Hukum Harta Kekayaan
Hukum Benda
Hukum Perikatan
Hukum Objek Immaterial
3. Hukum Keluarga
4. Hukum Waris

Sumber : Pengantar Hukum


Indonesia, H. Dedi Soemardi,
S.H.
Hukum Pribadi
Hukum pribadi mengatur hak-hak dan kewajiban daripada pribadi, yaitu subjek hukum.
Titik tolak daripada hukum perdata adalah, bahwa pribadi dapat bertindak sendiri untuk
kepentingan-kepentingannya, mempunyai kedudukan yang otonom

Hukum Harta Kekayaan


Hukum harta kekayaan merupakan hukum yang menyangkut hubungan antar subjek hukum
dengan obyek hukum, dan hubungan hukum yang terjadi.
Hukum Benda
Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak pakai, Hak sewa dan sebagainya.
Hukum Perikatan
Hukum perjanjian, meliputi perjanjian jual beli, sewa-menyewa, pemberian,
Hukum Objek Immaterial Sumber : Pengantar Hukum
Indonesia, H. Dedi Soemardi,
Meliputi hak merek, hak oktroi, hak cipta, dan seterusnya S.H.
Hukum Keluarga
Perkawinan, UU No 1 Th 1974, Keturunan, Kekuasaan orang tua, Perwalian, Pendewasaan,Curatele
Orang yang hilang

Hukum Waris
Menurut hukum perdata Barat, maka hukum waris mengenai hak dari tiap ahli waris atas bagian-bagian
tertentu dari harta peninggalan yang merupakan suatu kesatuan abstrak.

Hukum Adat waris di Indonesia sangat dipengaruhi oleh prinsip garis keturunan yang berlaku pada
masyarakat yang bersangkutan. yang merupakan Prinsip patrilineal maupun matrilineal

Sumber : Pengantar Hukum


Indonesia, H. Dedi Soemardi,
S.H.
Hubungan Hukum Dagang dan Hukum Perdata

Hubungan hukum dagang dengan hukum perdata menganut “lex


specialis” (hukum khusus) dan “lex generalis” (hukum umum)
Dengan diketahuinya sifat dari kedua kelompok hukum
tersebut,maka dapat disimpulkan keterhubungannya sebagai lex
specialis derogat lex generalis, artinya hukum yang bersifat
khusus mengesampingkan hukum yang bersifat umum.

Sumber : Pengantar Hukum


Indonesia, H. Dedi Soemardi,
S.H.
Hubungan Hukum Dagang dan Hukum Perdata

Hukum Dagang adalah hukum Hukum Perdata adalah rangkaian


yang mengatur tingkah laku peraturan-peraturan hukum yang
manusia yang turut melakukan mengatur hubungan hukum antara
perdagangan untuk memperoleh orang yang satu dengan orang
keuntungan yang lain dengan menitik
beratkan pada kepentingan
perseorangan.

Sumber : Pengantar Hukum


Indonesia, H. Dedi Soemardi,
S.H.
Hubungan Hukum Dagang dan Hukum Perdata

Hukum dagan di Indonesia Bersumber pada:


◉ Hukum tertulis dikodifikasi
◉ KUHD
◉ KUHP

Sumber : Pengantar Hukum


Indonesia, H. Dedi Soemardi,
S.H.

Anda mungkin juga menyukai