PROGRAM DOKTOR
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian ilmu fikih sebagai rangkaian dari dua buah kata, yaitu ilmu dan fikih dapat dilihat
sebagai nama suatu bidang disiplin ilmu dari ilmu-ilmu Syari`ah. Kata “ilmu” secara mutlak
memuat tiga kemungkinan arti, pertama, rangkaian permasalahan atau hukum-hukum (teori-
teori) yang dibahas dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Kedua, idrak (menguasai) masalah-
masalah ini atau mengetahui hukumnya dengan cara yang meyakinkan. Akan tetapi
pengertian seperti ini sesungguhnya hanya terbatas pada masalah akidah, adapun dalam
hukum-hukum fikih tidak disyaratkan mengetahui dengan cara demikian, cukup dengan
dugaan kuat saja. Ketiga, pemahaman awal tentang suatu permasalahan melihat tampilan
luarnya. Misalnya dengan istilah ilmu nahu, orang akan paham bahwa yang dibahas adalah
sekitar permasalahan kebahasaan seperti mubtada` itu marfu’, atau dengan istilah ilmu
fikih orang lalu paham bahwa pokok bahasannya adalah sekumpulan hukumhukum syari`ah
praktis, dan sebagainya. Dilihat dari sudut bahasa, fikih berasal dari kata faqaha yang
berarti “memahami” dan “mengerti Hans Wer mengulas kata idrak dengan memberikan arti
sebagai reaching, attaintment, achievement, accompilshment, realization, perception,
discernment, awareness and consciousness.
RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN
A. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Fiqh, Proses Terbentuknya Fiqh, Ruang Lingkup Fiqh dan Objek kajian
Fiqh ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Ushul Fiqh, Proses Terbentuknya Ushul Fiqh, Ruang Lingkup Ushul
Fiqh dan Objek kajian Ushul Fiqh ?
3. Apakah yang dimaksud dengan Qowaid al Fiqh, Proses Terbentuknya Qowaid al Fiqh, Ruang Lingkup
Qowaid al Fiqh dan Objek kajian Qowaid al Fiqh ?
B. Tujuaan Makalah
1 Untuk Mengetahui Apakah yang dimaksud dengan Fiqh, Proses Terbentuknya Fiqh, Ruang Lingkup Fiqh
dan Objek kajian Fiqh.
2. Untuk Mengetahui Apakah yang dimaksud dengan Ushul Fiqh, Proses Terbentuknya Ushul Fiqh, Ruang
Lingkup Ushul Fiqh dan Objek kajian Ushul Fiqh.
3. Untuk Mengetahui Apakah yang dimaksud dengan Qowaid al Fiqh, Proses Terbentuknya Qowaid al
Fiqh, Ruang Lingkup Qowaid al Fiqh dan Objek kajian Qowaid al Fiqh.
BAB II
TINJAUWAN TEORITIS
1. FIQH
A. Pengertian Fiqh.
Fiqih menurut bahasa berarti „paham‟, seperti dalam firman Allah:“Maka mengapa orang-orang itu
(orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (QS. An Nisa: 78). Dan sabda
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam:“Sesungguhnya panjangnya shalat dan pendeknya khutbah
seseorang, merupakan tanda akan kepahamannya.” (Muslim no. 1437, Ahmad no. 17598, Daarimi no. 1511)
Fiqih Secara Istilah Mengandung Dua Arti:
a. Pengetahuan tentang hukum-hukum syari‟at yang berkaitan dengan perbuatan dan perkataan mukallaf
(mereka yang sudah terbebani menjalankan syari ‟at agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat
terperinci, berupa nash-nash al Qur‟an dan As sunnah serta yang bercabang darinya yang berupa ijma ‟ dan
ijtihad.
b. Hukum-hukum syari‟at itu sendiri. Jadi perbedaan antara kedua definisi tersebut bahwa yang
pertama digunakan untuk mengetahui hukum- hukum (Seperti seseorang ingin mengetahui apakah
suatu perbuatan itu wajib atau sunnah, haram atau makruh, ataukah mubah
B. Tujuan Fiqh
Adapun tujuan dari fiqih adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum
islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah
untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan
sosial.
2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam
dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan
dalam menjalankan ajaran islam baik dalam hubungan
manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,
sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan
dengan lingkungannya.
3. Ruang Lingkup Fiqh.
Adapun Ruang Lingkup dari fiqih adalah sebagai
berikut :
1. Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan
pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun islam
yang baik dan benar, seperti :tata cara thaharah,
shalat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
2. Fiqih muamalah, yang menyangkut: pengenalan
dan pemahaman ketentuan makanan dan minuman
yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata
cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam
B. Ushul Fiqh.
1. Pengertian Ushul Fiqh
ُ - ) ُأsecara etimologi adalah bentuk jamak dari kata ash-lun (ص ٌل
Ushul (ص ْو ٌل ْ -) َأ
yang berarti asal, pokok, atau pondasi; yakni sesuatu yang menjadi pondasi suatu
bangunan baik itu yang bersifat fisik maupun nonfisik
Adapun pengertian ushul fiqh secara terminologi adalah :
ث َع ْن أَ ِدلَّ ِة ْالفِ ْق ِه اإْل ِ جْ َمالِيَّ ِة َو َك ْيفِيَّ ِة ااْل ِ ْستِفَا َد ِة ِم ْنهَا َو َحا ِل ْال ُم ْستَ ِف ْي ِد
ُ ِع ْل ٌم يَب َْح
Ilmu yang membahas dalil-dalil fiqh yang umum dan cara mengambil faedah dari
dalil tersebut serta membahas keadaan orang yang mengambil faedah.
3. Perbedaan fikih dengan ushul fiqh
Objek kajian atau pembahasan dalam ilmu ushul fiqh secara umum mencakup 3 hal :
Sumber dan dalil hukum syar’i secara global
Hukum syar’i yang terkandung dalam dalil secara global
Kaidah ushuliyyah dan metode istinbath hukum syar’i
Perbedaannya dengan fiqh adalah :
Pertama : Bahwa ushul fiqh hanya membahas sumber dan dalil hukum syar’i secara global,
seperti ijma’ dapat dijadikan dalil, penunjukkan lafadz umum itu bersifat persangkaan, istihsan itu dapat
dijadikan hujjah, dan semacamnya.
Sedangkan fiqh yang dibahas dalilnya bersifat rinci, seperti dalil wajibnya niat dalam suatu amalan adalah
“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya.” dan sebagainya.
Kedua : Bahwa ushul fiqh hanya membahas hukum syar’i secara global yang terkandung dalam sebuah
dalil; seperti: apa hukum yang terkandung dalam dalil ini? Wajibkah? Atau haramkah? Atau selainnya?
Sementara fiqh membahas hukum syar’i secara terperinci; seperti : niat dalam shalat itu hukumnya wajib,
takbiratul ihram itu hukumnya wajib, berbicara dalam shalat itu hukumnya haram, dan sebagainya.
Ketiga : Bahwa ushul fiqh membahas kaidah dan metode istinbath hukum, sementara fiqh membahas
hukum perbuatan mukalla
3. Tujuannya ushul fiqh