Anda di halaman 1dari 329

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK

PRESENTASI
M A T E R I P E L A T I H A N M A N A J E M E N PKPR

L E M B A R KERJA F A S I L I T A T O R P E L A T I H A N M A N A J E M E N PKPR
M A TER I IN TI
1
PEDOMAN
P E L A Y A N A N K E S E H A T A N PEDULI
R EM A JA
(PKPR)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran umum
Setelah sesi ini, mampu menerapkan pedoman Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja di puskesmas

Tujuan pembelajaran khusus


Setelah sesi ini, mampu:
1.Menjelaskan Gambaran Umum, Permasalahan serta Situasi
Pelayanan Kesehatan Remaja di Indonesia.
2. Mempraktikkan Pedoman PKPR di puskesmas
– Menjelaskan pengertian PKPR , tujuan PKPR di
puskesmas, ciri khas atau karakteristik PKPR, s
trategi pelaksanaan dan pengembangan PKPR di
puskesmas , jenis kegiatan dalam PKPR.
– Mempraktikkan langkah-langkah pembentukan dan
pelaksanaan PKPR di puskesmas, alur dan langkah
Pelaksanaan PKPR pada klien.
–Melaksanakan monitoring dan evaluasi PKPR
1. Membuat pencatatan dan pelaporan
Mengapa perlu menangani
remaja ?
LATAR BELAKANG

 Batasan WHO : 10-19 tahun


 Menurut U U N o 23 tahun 2002  anak :0-18 tahun
 DEPKES : 10 – 18 tahun

Proporsi remaja 1/5 dari jumlah penduduk

 Masa penuh paradoks


 Secara biologis dapat menjadi ayah atau ibu, secara
psikologis belum dewasa
~ 20% jumlah
penduduk
Kelompok Persentase Estimasi jumlah
umur penduduk penduduk
10 – 14 10,5% 22,17 juta
tahun
15 – 19 9,5 20,05
tahun % juta

Proyeksi tahun 2002 penduduk Indonesia : 211, 1 juta


LANDASAN
HUKUM
UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan
UU No 10 tahun 1992 tentang Kependudukan
UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
UU No 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
dan UU No 22 tahun 1997 tentang Narkotika
UU No 20 tahun 1999 tentang Pengesahan
Konvensi ILO no 138 mengenai usia minimum
untuk diperbolehkan bekerja
 UU No 1 tentang Pengesahan Konvensi ILO no 182

• UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak


• UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• UU No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah Tangga
• UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
• PP No 25 tahun 2000, tentang Kewenganan Pemerintah
Provinsi sebagai Daerah Otonom
• Keppres No 36 tahun 1994, tentang Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA)
• SKB 4 Menteri tahun 2003
• Kepmenkes RI No 1457/MENKES/SK/IX/2003,
tentang SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten dan
Kota
• Inpres No 9 tahun 2000, tentang Pengarus Utamaan
Gender
Apa saja masalah
kesehatan remaja ?
AIDS DI INDONESIA : KUMULATIF & TERLAPOR
BARU
1987 s/d 30 September 2006
6987

AIDS-New Rpt'd
5320
AIDS-Cumulative

2682 2638

1756
1487
1171 1195
826
607
258 352
112 154 198 345 316
5 7 12 32 69 89 255 219
18 45
K EC EN D ER U N G A N EPI D EM I H I V
d an A IDS
DI I NDO NESI A
Kumulatif kasus AIDS berdasarkan kelompok umur dan dampaknya

60 54.77

50

40
Persentase

30 26.56

20
8.04
10 3.45
3.02 2.18
0.46 0.76 0.27 0.49
0
< 1 th 1-4 th 5-14 th 15-19 th 20-29 th 30-39 th 40-49 th 50-59 th ≥ 60 th Tak
diketahui
Kelompok Umur

Angka Harapan hidup bayi Kehilangan harapan hidup


HIV (+) 10 th Kehilangan Produktivitas kerja Angka Harapan hidup= 67
37 th 25 th th

Sumber: Depkes RI 2006


JU M LA H K A SU S A I D S U SIA < 19 th
TI A P TA H U N D I I N D O N E S I A
A LA SA N H U B U N G A N SEK S
PER TA M A (LAKI- LAKI 15- 24
TH )
50
39
40
33
30

20 14
8
10 5

0
SKSM Ingin tahu Dorongan kwn Pengaruh Lain2
obat/mnmn
DISTRIBUSI REMAJA PEREMPUAN (15-19
tahun) YANG SUDAH PERNAH
MELAHIRKAN
(SDKI 2002-2003)
25
20.9
20

15 13.6

10 8.3

4.2
5
1.5
0.7
0
15 16 17 18 19 Tot
al
SU M B ER IN FO R M A SI
K ESEH A T A N R E P R O D U K S I
YANG DITERIMA
REMAJA
6.4
10.
8 23.8 8
.
1 5.0
65 30.5
8
8

15.9 19.3
18.7
4 9
3 Tema
2.0 8.9
n 1 4 Tem an
Guru I bu
Ayah
I bu Guru
Aya Laki-laki Televi
perempuan si
h Media
Media cet cet ak
ak Televisi

Survei Kesehatan Reproduksi Remaja 2002 - 2003


T E M P A T DISKUSI / C U R H A T
0. 28.
5 9
1.4 55.
0.4 3
7.
7

Laki-laki: mimpi basah


4.
1
14. 43.5
1 49.6
1.
4 35.
ibu 5
t eman
ayah saudara sekandung
keluar guru
ga t oma
pet ugas kesehat t idak ada 2.3
0.3
an lain2 0.4 9.7 1.6
2.6
Perempuan : menstruasi 1.1
1.4

t eman ibu
ayah saudara sekandung
keluarg guru
a t oma
pet ugas t idak ada
kesehat
Survei Kesehatan Reproduksi Remaja 2002 - 2003 an
lain2
Mengapa remaja
mengalami masalah
kesehatan?
PEN G A R U H FA K TO R
LIN G K U N G A N T E R H A D A P
KEJADIAN P ERILAKU
B E R IS IK O

1) Info rm asi y ang m erugikan


m ud ah diakses.
2)Substansi m erugikan m ud ah
d id ap at. 3) Turunnya nilai-nilai
sosial
m asy arakat.
4)
Apa saja dampak yang dihadapi
bila remaja mengalami
masalah?
BIOGENETIK PERILAKU
LINGKUNGAN SOSIAL LINGKUNGAN KELUARGA KEPRIBADIAN
FR: kemiskinan, kelainan FR: Model PL menyimpang, FR: Rasa kurang punya FR: masalah
Faktor Risiko: normatif, diskriminasi, Adanya konflik normatif kesempatan dalam hidup, dengn miras,
riwayat alkohol adanya kesempatan Kurang menghargai Prestasi sekolah
dalam keluarga untuk berbuat ilegal FP: Model PL konvensional diri sendiri, buruk/
Faktor Pendukung: Kontrol ketat pada PL Kecenderungan malas sekolah
kecerdasan FP: sekolah berkualitas menyimpang mudah mengambil risiko
Perturan/UU, Ikatan keluarga & antar- FP: Menghargai FP:
kebijakan, Yankes tetangga yang kuat pencapaian Beribadah,
1 berkualitas, Informasi Menghargai kesehatan Keterlibatan

K cukup
2
3 Tidak toleran penyimpangan
4 ekskul/
aktif sekolah
5
O PERILAKU/GAYA HIDUP REMAJA
N PERILAKU BERMASALAH PERILAKU TERKAIT KESEHATAN
PERILAKU SEKOLAH
Penyalahgunaan NAPZA Komsumsi gizi seimbang/tak
Kenakalan remaja Merokok/tidak Membolos/tidak
S Mabok-ngebut Berkendaraan pakai helm/tak
Seks aman/tidak
Dropout/tamat sekolah
Konsumsi/hindari
NAPZA di sekolah

E DAMPAK TERHADAP KESEHATAN/KEHIDUPAN

KESEHATAN NORMA SOSIAL PENGEMBANGA PERSIAPAN


P N PERSONAL MASA DEWASA
Sakit/bebas penyakit Kegagalan/sukses sekolah
Kebugaran tinggi/ Dikucilkan/diterima Konsep diri kurang memadai/ Pendidikan tinggi/rendah
Ktrampiln kerja prima/terbts
rendah Terlibat/tak masalah hukum Percaya diri pekerja baik/pengangguran
Hamil muda/terencana Depresi/bunuh diri/tegar Motivasi tinggi/tdk punya
Siapa saja yang dapat menangani
masalah kesehatan remaja?
Sektor Dampak
Kesehatan: Intervensi
UKS, PKPR,
Ketrampilan petugas Pengetahuan anak

Pengetahuan keluarga Perilaku


Kepribadian remaja
Pendidikan
Nilai dalam masyarakat

Kesejahateraan Pelayanan kesehatan


Pengobatan
sosial & ekonomi:
Prevalensi penyakit
Ketersediaan rumah
singgah, panti,
Sosek keluarga
kesempatan kerja
Pencarian yankes
Pemda, LSM: Gizi anak
Ketersediaan
sarana, layanan Pola makan
alternatif
Kegiatan anak
Pencegahan
Keluarga:
Ketersediaan informasi
nilai & norma

Perlindungan
Lingkungan
Bentuk pelayanan apa yang cocok untuk
remaja ?
PELAYANAN YANG BERORIENTASI PADA
PRINSIP
HAK-HAK ANAK
• Non Diskriminasi
• Kepentingan Terbaik bagi Anak,
• Hak Hidup, Kelangsungan Hidup dan Tumbuh
Kembang
• Penghargaan Pendapat Anak
Dikenal dengan
pendekatan……………..

PELAYAN AN KES EHATAN


PEDULI REMAJA
(PKPR)
Yaitu PELAYANAN yang …………

• ditujukan & dapat dijangkau oleh remaja,


• menyenangkan, menerima remaja dengan tangan
terbuka,
• menghargai remaja, menjaga kerahasiaan,
• peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatan
remaja,
• komprehensif, efektif dan efisien dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan remaja
Tujuan Umum PKPR
Optimalisasi pelayanan kesehatan remaja di tempat
layanan kesehatan

Tujuan Khusus PKPR


a. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja
berkualitas.
b. Meningkatkan pemanfaatan tempat layanan kesehatan
oleh remaja.
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja.
d. Meningkatkan peran serta remaja dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pelayanan
C IR I /K A R A K TER ISTIK PK PR

1. Kebijakan peduli remaja


 Memenuhi hak remaja
 Mengakomodasi semua segmen remaja
 Tidak membatasi etnik, status,
 kecacatan dll
 Memperhatikan keadilan/kesetaraan gender
 Menjamin privasi dan kerahasiaan
 Mempromosikan kemandirian remaja
Menjamin biaya yang terjangkau/gratis
2. Petugas khusus yang peduli remaja

 Perhatian, peduli, baik budi,pengertian, bersahabat, punya


kompetensi, terampil KIP/K (Komunikasi Interpersonal
/Konseling)
• Termotivasi bekerjasama dengan remaja
• Tidak menghakimi/memberi komentar tidak
menyenangkan
• Dapat dipercaya dan menjaga kerahasiaan
• Mampu dan mau mengorbankan waktu
• Dapat ditemui pada kunjungan ulang
• Menunjukkan sikap menghargai tanpa membedakan
• Memberikan informasi dan dukungan agar remaja dapat
3. Petugas pendukung yang peduli remaja
 Sikap menghargai semua remaja
 Punya kompetensi sesuai bidang
 Punya motivasi untuk menolong/mendukung

4. Fasilitas kesehatan yang peduli remaja


 Lingkungan yang aman
 Lokasi pelayanan nyaman/mudah dijangkau
 Fasilitas baik, terjamin privasi/rahasia
 Jam kerja yang sesuai
 Tak ada stigma dan tersedia materi KIE
5. Prosedur pelayanan yang peduli remaja
 Pendaftaran dan pengambilan kartu mudah dan
dijamin kerahasiaannya
 Waktu tunggu pendek
 Dapat berkunjung se-waktu2 dengan/tanpa
janji

6. Partipasi/keterlibatan remaja
• Mendapat info/cara
• M endukung
• yankes
• Hargai hak orang
untuk pahami hak
sendiri
7. Pelayanan harus sesuai &
komprehensif
• Menyediakan paket komprehensif & rujukan
• Menyederhanakan proses/prosedur pelayanan

7. Keterlibatan masyarakat
• Mengetahui keberadaan dan hargai nilai
• Mendukung kegiatan dan membantu tingkatkan
mutu pelayanan

9. Berbasis masyarakat, pelayanan luar


gedung/sebaya
 UKS
 Pendidik/konselor sebaya (Peer educator/
counselor)
10.Pelayanan
berkualitas
 Ada pedoman/protap tatalaksana teruji
 Sarana/prasarana cukup untuk pelayanan
esensial
 Punya sistim jaminan mutu pelayanan

11. Pelayanan yang


efisien
 Punya sistim informasi manajemen
termasuk informasi biaya & pemanfaatan
STRATEGI PELAKSANAAN D A N PENGEMBANGAN
PKPR

1. Penggalangan kemitraan, kerjasama/jejaring


2. Pemenuhan sarana/prasarana secara bertahap
3. Penyertaan remaja secara aktif
4. Penentuan biaya serendah mungkin atau gratis
5. Pelaksanaan kegiatan minimal : KIE, konseling, pelayanan
medis, laboratorium & rujukan
6. Ketepatan penentuan prioritas sasaran sesuai
hasil kajian sederhana (UKS, anjal, karang taruna)
7. Ketepatan pengembangan jenis kegiatan
8. Pelembagaan monitoring dan evaluasi
internal oleh Tim Jaminan Mutu Puskesmas
LANGKAH–LANGKAH PEMBENTUKAN PKPR
1. Identifikasi dan kajian sederhana
 Gambaran remaja di wilayah
 Identifikasi sudut pandang remaja
 Jenis upaya kesehatan remaja yang ada
 Identifikasi kebutuhan
sarana/prasarana
2. Advokasi kebijakan publik
 Dukungan Pemda dalam bentuk anggaran
 Penggalian potensi masyarakat untuk pendanaan
 Pembebasan retribusi/pelayanan gratis
 Pembentukan jaringan khusus untuk perkuat rujukan
sosial, medis dan pranata hukum
3. Persiapan pelaksanaan PKPR di puskesmas
a) Sosialisasi internal
b) Penunjukan petugas ‘peduli’ remaja
c) Pembentukan Tim (dr, bidan, perawat,
UKS)
d) Pelatihan formal petugas PKPR
e) Penentuan jenis kegiatan & pelayanan
f) Pemenuhan sarana & prasarana
g) Penentuan prosedur pelayanan
4. Sosialisasi Eksternal
• Melalui berbagai forum
• Di tempat remaja : sekolah,
komunitas remaja

5. Pelaksanaan PKPR
• Segera dilaksanakan walau sarana
minim
• Penyempurnaan bertahap &
berkesinambungan
Klien datang ( kiriman, sendiri)

Alur dan langkah pelaksanaan PKPR pada klien


Melalui loket umum / loket khusus /
langsung diregister di ruang konseling

Anamnesa
• Identitas
• Apa yang sudah diketahui
- Tentang KRR
• Perubahan fisik dan psikis
• Masalah yang mungkin timbul dan cara menghadapinya
- Tentang perilaku hidup sehat pada remaja
• Pemeliharaan kesehatan (gizi, personal hygiene)
• Hal-hal yang perlu dihindari (Napza, Seks bebas)
• Pergaulan sehat antara laki-laki dan perempuan
- Tentang persiapan berkeluarga
• Kehamilan, KB, IMS, HIV/AIDS
• Masalah yang dihadapi;
• Fisik, Psikis
• Kekerasan
• Pergaulan antara laki-laki dan perempuan
Pemeriksaan Fisik
• Tanda-tanda anemi, KEK
• Tanda-tanda kekerasan/KtP
Pelayanan Konseling

Perlu pelayanan klinis medis/lab


Tidak perlu pelayanan klinis
• Pemeriksaan Infeksi Saluran Reproduksi
medis  pulang
• Kehamilan, perkosaan
Konseling Lanjutan • Pasca Keguguran
bila perlu • Kontrasepsi
• Konseling Lanjutan bila perlu
PELAKSANAAN PKPR Standar minimal :
• KIE
DI PUSKESMAS • Konseling
Dalam • Pelayanan Medis
• Rujukan
gedung
• Pelayanan lain

Puskesmas Jejaring
&lintas
Puskesm Kemitraan
as PKPR
sektora
l
• Kajian sederhana 1.Melalui UKS :
• Penjaringan kesehatan
•Tim : Puskesmas,
• Pemeriksaan berkala
Kabupaten Luar
• Konseling
•S DM : Pusat, gedun
2. Puskesmas keliling:
g
Propvinsi • Konseling
• Sarana 3.NS pada kelompok
remaj
a
PELAKSANAAN

I. Dalam gedung
Puskesmas
• Tidak selalu harus terpisah dengan
pelayanan umum
• Remaja dengan keluhan umum,
diberikan layanan konseling
• Selesai konseling diberi
penyuluhan
II. Di luar gedung Puskesmas

• UKS : SD/MI, SLTP/MTs, SMU/MA


• Puskesmas keliling

• Sebagai narasumber dan pemberi


layanan medik
 Melalui kelompok remaja & pusat
 konsultasi Upaya rujukan

• Perluasan jangkauan pelayanan


 Sesuai kebutuhan setempat
JENIS KEGIATAN DALAM PKPR
1. Pemberian informasi dan edukasi
• Dalam/luar gedung, perorangan/kelompok
• Oleh guru/pendidik sebaya terlatih
• Metode CTJ, FGD, diskusi interaktif
• Menggunakan KIE lengkap, dengan bahasa remaja

2. Pelayanan medis dan pemeriksaaan


penunjang
• Klien sakit dilayani sesuai protap
• Petugas Poli, KIA gali masalah psikososial
• Semua petugas menjaga kerahasiaan
• Petugas PKPR menjaga kelangsungan pelayanan &
mencatat rujukan kasus
3. Konseling
 B antu klien kenali m asalah/ ambilkep utusan
 Berikan pengetahuan/ketrampilan, gali
potensi untuk bantu klien : atasi
kecem asan/ d ep resi, ingin cari
bantuan, dorong gaya hidup sehat

3. PKHS, mengembangkan 10 kompetensi psikososial


 Pengam bilan keputusan , p emecahan
 masalah, Berpikir kreatif, berpikir
 kritis
 K o m unikasi efektif, hubungan interp erso nal
 Kesadaran diri, empati
Mengendalikan
5 . Pelatihan emosi,
p end id ik sebay a &mengatasi
ko nselo r stres
sebay a 6. Pelayanan rujukan
M O N ITO R IN G D A N
EVALUASI
Ditujukan pada komponen standar
– Input :
sarana, dana dan fasilitas lain untuk kegiatan PKPR

– Proses :
jenis kegiatan, metode, pelaksana, sasaran, kapan dan
dimana

– Output :
hasil (pencapaian) kegiatan
S T A N D A R D A N I N D I K A T O R TERPILIH
YANG DIPERLUKAN UNTUK
M E N G E V A L U A S I PKPR
• Kualitas:
– Kompetensi petugas: kesesuaian langkah-langkah pelaksanaan
konseling dengan standar.
– Sarana institusi: pemenuhan kriteria sarana untuk menjamin
kerahasiaan dan kenyamanan klien.
– Kepuasan klien: terhadap kualitas sarana dan kompetensi
petugas.
– Kelengkapan jaringan pelayanan rujukan.

• Akses:
– Jumlah pelaksanaan KIE dan konseling, jumlah kunjungan klien,
klien lama dan baru, di dalam gedung dan di luar gedung.
– Frekuensi petugas Puskesmas berperan menjadi narasumber
atau fasilitator kegiatan remaja.
– Jumlah kader (pendidik/konselor) sebaya yang dilatih oleh
Puskesmas.
– Jumlah rujukan masuk dari masyarakat
PENCATATAN D A N PELAPORAN

Manfaat
• Tersedianya data kesehatan remaja di wilayah
Puskesmas.
• Bahan perencanaan dan menentukan langkah-langkah
perbaikan.

Pelaksanaan pada tahap awal


• Pendaftaran di tempat kunjungan umum.
• Catatan medis/konseling disimpan tersendiri
M A T E R I IN T I 2

JEJARING
PELA Y A N A N
K ESEH A TA N PED U LI
REMAJA
(PKPR)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran umum
Sesudah mengikuti sesi, mampu menerapkan jejaring kerja
sama antar lintas sektor, LSM dan media massa

Tujuan pembelajaran khusus


Setelah mengikuti sesi ini, mampu menjelaskan :
1. peran lintas sektor termasuk LSM, serta jejaring antara
institusi kesehatan dan non kesehatan dalam PKPR.
2. pengertian dan manfaat jejaring.
3. karakteristik jejaring dan mekanisme kerjanya.
4. fungsi Prime Mover.
5. pelaksanaan cara membentuk dan memfungsikan
jejaring.
Mengapa perlu dibentuk jejaring/
kemitraan ?
PERTIMBANGAN UNTUK
M E N I N G K A T K A N KERJASAMA

1. Kesadaran keterbatasan manusia

2. Kegiatan lebih efektif & efisien

3. Manfaat lebih besar

4. Upaya percepatan dalam mencapai tujuan


I N TER A K SIU TA M A
MANUSIA
1. Kerjasama (cooperation)

2.Persaingan (co m p etitio n )

3. Konflik (conflict)

4. Akomodasi
(accommodation)
Apa yang dimaksud dengan
jejaring/ kemitraan ?
KEMITRAAN
• hubungan kerjasama antara 2 (dua) pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan yang berorientasi kepada
kepemilikan sumberdaya, keterbukaan dan saling
menguntungkan untuk mencapai tujuan bersama sesuai
kesepakatan menurut peran masing-masing

• dibangun sebagai upaya untuk melibatkan berbagai


sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintahan

• di era globalisasi, kebutuhan manusia semakin luas dan


beragam dimensi.
K A R A K TER ISTIK
JEJARING
• Sekelompok orang/individu bersama
mencapai tujuan atau minat sama,
• Wahana tukar pikiran dan belajar
bersama,
• Langgeng, karena bentuk komunikasi
tertentu,
• Komitmen berbagi tanggungjawab,
• Keanggotaan, berbagi tujuan dan
cara kerja.
Apakah manfaat jejaring/
kemitraan ?
MANFAAT JEJARING
• Mencapai sesuatu bersama
• Memperkuat advokasi,
• Mempengaruhi yang lain (luar & dalam jejaring),
• Memperluas pemahaman masalah tertentu,
• Berbagi beban tugas,
• Bertukar ide, pikiran, pengalaman, ketrampilan,
• Membangun solidaritas, kekompakan,
• Meningkatkan dukungan moral dan psikologis,
• Mengurangi/mencegah duplikasi kegiatan,
• Meningkatkan efisiensi sumberdaya,
• Memobilisasi sumber dana keuangan.
MANFAAT JEJARING
PKPR
• Keterlibatan berbagai mitra memungkinan daya jangkau
program kesehatan. remaja semakin luas

• Keterlibatan berbagai mitra membuat pelaksanaan dan


pencapaian program kesehatan remaja semakin efektif
& efisien karena tidak ada tumpang tindih

• Koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan


program kesehatan remaja antar berbagai mitra jejaring
akan mempercepat pencapaian tujuan program
kesehatan remaja
Manfaat jejaring
PKPR................
• Identifikasi sumberdaya yang dimiliki antar mitra
memungkinkan perencanan program lebih terintegrasi
& komprehensif
• Adanya efek sinergi dan simbiose mutualisme antar
mitra jejaring kesehatan remaja
• Beban kerja pencapaian tujuan program kesehatan
remaja menjadi lebih ringan
• Kegiatan mitra menjadi lebih fokus dan profesional
serta adanya optimalisasi sumberdaya mitra yang
tergabung.
BENTUK KEMITRAAN
SWASTA MEDIA MASSA

PEMERINTAH

P P
SEKTOR

P P

SEKTOR SEKTOR

LSM/ORMAS PROFESIONAL
Bagaimana mengembangkan jejaring ?
MEKANISME PENGEMBANGAN
KEMITRAAN
1. Pemanfaatan forum komunikasi yang
sudah ada
2. Memanfaatkan kegiatan mitra yang
sudah berjalan
3. Membentuk forum komunikasi
kemitraan yang baru
4. Memanfaatkan & konsiderans budaya
setempat
PROSES PEMBENTUKAN
KEMITRAAN
1. Penjajagan dan kesepakatan awal
2. Penyamaan persepsi
3. Pengaturan peran dan tanggungjawab
4. Komunikasi dan koordinasi
5. Pelaksanaan kegiatan
6. Monitoring dan evaluasi
MEKANISME KERJA JEJARING

1. Pertemuan rutin
2. Komunikasi reguler
3. Fasilitasi adanya data dasar
4. Komunikasi melalui internet
5. Fasilitasi peningkatan kapasitas
SDM & infrastruktur
TINGKATAN INTERAKSI
ANGGOTA JEJARING

1. Mitra terbatas,
2. Mitra saling berbagi informasi,
3. Mitra saling berbagi SDM
4. Mitra saling berbagi sumberdaya finansial.
“PRIME MOVER” JEJARING

Tugas & Fungsi:


1. Menggerakkan/memfasilitasi pertemuan
antara anggota forum,

2. Memfasilitasi rencana kerja forum,

3. Mengkoordinasi kesekretariatan forum.


KRITERIA “PRIME MOVER ”:
1. Tertarik, punya minat dengan masalah
dan permasalahannya,
2. Senang berhubungan dan berkomunikasi dengan
orang lain, terbuka dan rendah hati,
3. Memiliki sifat kepemimpinan dan managerial,
4. Dapat menggerakkan/memotivasi orang lain,
5. Memiliki jiwa Altruisme,
6. Mampu melihat relasi manusia sebagai investasi
jangka panjang.
KEUNTUNGAN “PRIME
MOVER ” OLEH SEKTOR
PEMERINTAH:
• Memiliki wewenang karena bagian dari
birokrasi,
• Memiliki kemungkinan sumber dana
karena berhak mengajukan dana dan
menggunakan uang pajak
masyarakat,
• Memiliki sifat kedinasan dan formal,
sering birokrasi formal yang tinggi,
KERUGIAN “PRIME MOVER”
OLEH SEKTOR PEMERINTAH
• Sistem komunikasi berjenjang sering keputusan yg
dibuat harus menunggu ijin petugas lebih tinggi,
• Jalur pembuatan keputusan lebih panjang,
• Cenderung tidak akomodatif,
• Kurang fleksibel dan cenderung kaku,
• Kurang memiliki pemahaman atas cara kerja.
KEUNTUNGAN “PRIME MOVER”
OLEH SEKTOR LSM
• Lebih luwes, fleksibel dalam
berhubungan
dengan birokrasi
• Tidak terikat peraturan dan
aturan protokoler baku,
• Keputusan dapat dibuat lebih
cepat,
• Lebih memiliki banyak inovasi,
• Merangsang timbul pemikiran
baru,
KERUGIAN “PRIME MOVER”
OLEH SEKTOR LSM
• Sektor LSM dianggap tidak punya
kekuasaan,

• Tidak punya dasar hukum legal,

• Tidak punya akses menggunakan dana


atau pajak yang dibayar masyarakat.
JEJA R IN G K ESEH A TA N R EM A JA

Suatu jaringan kerjasama aktif antara


lintas program, lintas sektor, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan,
institusi pendidikan, pihak swasta serta
mitra potensial lain yang ditujukan untuk
mengatasi masalah terkait kesehatan
remaja di wilayah tertentu
KIAT SUKSES KEMITRAAN

• Komitmen bersama
• Koordinasi
• Kerjasama harmonis
• Kepercayaan
• Kejelasan tujuan
• Kejelasan peran & fungsi
JEJARING KEMITRAANYANKES PEDULI REMAJA
RS PROVINSI T
DEPAG MASY SEMINAT
BKKBN INST MASY
DPRD LAIN YG YAN
RS KAB/KOTA BUPATI REMAJA

DINKES DIKNAS DINSOS

PLKB T
MASY SEMINAT
DIK NAS

CAMAT INST MASY


S
PUSKESMAS LAIN YG YAN
REMAJA
KUA KEC DEPSOS

BKR PONTREN SEKOLAH KR TARUNA RMJ LUAR SEK


RS Dinkes
Prop. Propinsi
Remaja diluar Remaja di
sekolah sekolah
RS Dinkes
Kab/Kota
Kab/kota
GO/NGO Koordinasi
PKPR UKS
KEL.SEBAYA
Di Puskesmas
Konsl Monev
Remaja SBH Kader
Mesjid/ Anjal KIE Rujukan PMR Kes.Rmj
SBH Gereja Terapi Lab.
Nakes Org.Prof
Kel.Remaja Fisik Mental
/ K.Taruna
Masyarakat

(Populasi remaja)
Materi Inti 3

TUMBUH KEMBANG REMAJA


PERKEMBANGAN FISIK REMAJA

Tujuan p em belajaran
khusus Setelah selesai sesi,
mampu
1. Menjelaskan tentang perubahan fisik
memasuki usia remaja
2. Memberikan penjelasan tentang
perubahan fisik memasuki usia
remaja kepada teman sebaya.
RUANG LINGKUP BAHASAN
TUMBUH KEMBANG REMAJA

• Perkembangan fisik remaja


• Perkembangan jiwa Remaja
• Gizi Remaja dan Masalahnya
CIRI-CIRI FISIK REMAJA

• Pertumbuhan fisik yang pesat.


• Pertumbuhan alat genetalia remaja
perempuan dan laki-laki berbeda
• Anak perempuan mulai tumbuh pesat pada
usia 10 -12 tahun
• Sedang laki-laki, mulai tumbuh pesat pada
usia 12-14 tahun
LANJUTAN……..

• Pertumbuhan fisik anak perempuan dan laki-


laki tidak sejalan dengan perkembangan
emosionalnya.
• Pertumbuhan tinggi remaja dipengaruhi
3 faktor, yaitu:
a) genetik (faktor keturunan),
b) gizi dan
c) variasi individu
PERUBAHAN FISIK REMAJA PEREMPUAN
PERUBAHAN FISIK REMAJA LAKI-LAKI
PERUBAHAN FISIK REMAJA

Laki-laki Perempuan
Otot dada, bahu dan lengan melebar Pinggul melebar

Kening menonjol, rahang, dagu -


melebar dan jakun
Perubahan suara -
Pertumbuhan penis Pertumbuhan rahim dan vagina
Pertumbuhan -
kumis dan jambang
Ejakulasi awal Menstruasi awal
Pertumbuhan rambut kelamin, Pertumbuhan kelamin dan
ketiak,dada dll rambut ketiak
- Payudara membesar
Pertumbuhan lemak dan Pertumbuhan dan keringat
keringat (jerawat) lemak (jerawat)
Pertambahan berat badan dan tinggi Pertambahan berat badan dan tinggi
badan badan
PERKEMBANGAN JIWA REMAJA

Tujuan pembelajaran khusus


Setelah selesai sesi, mampu
– mengenal perkembangan jiwa pada usia
remaja
– menyampaikan perkembangan jiwa
remaja kepada teman sebaya.
Perubahan jiwa yang terjadi
Pada remaja laki-
laki dan perempuan
PERKEMBANGAN JIWA REMAJA

Apa yang dimaksud dengan


Perkembangan Jiwa
Remaja
PERKEMBANGAN JIWA REMAJA

merupakan perasaan sehat dan bahagia


mampu menghadapi tantangan hidup
dapat menerima orang lain
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri
dan orang lain
RUANG LINGKUP
PERKEMBANGAN JIWA REMAJA

1.
Psiko so sial 2.

Emosi
3. Kecerdasan
Psikososial

merupakan manifestasi perubahan faktor-


faktor emosi, sosial dan intelektual.
KARAKTERISTIK
PSIKOSOSIAL REMAJA

1. Remaja Awal (10 -14 tahun)


2. Remaja Pertengahan (15 – 16 tahun)
3. Remaja Akhir (17 – 19 tahun)
PSI KOSOSIAL R E M A J A A W A L

1. Meningkatnya kesadaran diri (self


consciousness)
2. Perubahan emosi : mudah marah, tersinggung
atau agresif
3. Senang bereksperimen dalam berpakaian,
berdandan trendy dll.
4. Perilaku memberontak sehingga sering
konflik
5. Remaja mempunyai keterikatan dengan
kelompoknya
6. Sulit bertoleransi dan berkompromi.
PSIK OSO SIAL R E M A J A
PERTENGAHAN
1. Mampu berkompromi, tenang, sabar, lebih
toleran untuk menerima pendapat orang lain.
2. Belajar berfikir independen dan menolak campur
tangan orang lain termasuk orang tua.
3. Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri (positif /
negatif)
4. Tidak terfokus pada diri sendiri, mudah bersosialisasi
dan tidak lagi pemalu.
5. Membangun nilai, norma dan moralitas
Lanjutan...........

PSIKOSOSIAL REMAJA PERTENGAHAN

6. Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan bersifat


solidaritas .
7. Mulai membina hubungan dengan lawan jenis tetapi
tidak serius.
8. Mampu berfikir abstrak, berhipotesa dan peduli
untuk mendiskusikan atau berdebat terhadap
permasalahannya.
9. Meningkatnya keterampilan khusus
10. Minat yang besar dalam seni, olah raga, berorganisasi,
dll
11. Senang berpetualang.
PSIK OSO SIAL R E M A J A A K H I R

1. Mulai menggeluti masalah sosial, politik,


agama.
2. Mulai belajar mengatasi stress
3. Sulit diajak berkumpul dengan keluarga.
4. Belajar mandiri secara finansial maupun
emosional
5. Mampu berhubungan dengan lawan jenis
(lebih serius).
6. Merasa sebagai orang dewasa.
PENCARIAN IDENTITAS DIRI

• Pencarian identitas diri berarti pencarian diri sendiri,


dimana remaja ingin tahu kedudukan dan
perannya dalam lingkungannya

• Kemauan yang tidak dapat dikompromikan sehingga


mungkin berlawanan dengan kemauan orang lain dan
perilaku remaja yang cenderung melepaskan diri
dari ikatan orang tuanya.
EMOSI

• Emosi adalah reaksi sesaat yang biasanya


muncul dalam bentuk perilaku

• Perasaan adalah sesuatu yang sifatnya lebih


menetap.
KECERDASAN

a. Perkembangan intelegensia berlangsung


sampai usia 21 tahun, menyebabkan
remaja lebih sukabelajar sesuatu y an g
m engan d un g logika
b.Im ajin asi d an kreatifitas
m en in gkat c. Meningkatnya
kemampuan dalam:
• melakukan
generalisasi,
• melihat relasi
• mengadakan
pembicaraan
PERMASALAHAN REMAJA

Sumber permasalahan :
1.Individu remaja sendiri :
a) Emosi
b) Perubahan pribadi
c) Kesehatan
d) Kebutuhan keuangan
e) Perilaku seks
f) Persiapan berkeluarga
g) Pemilihan pekerjaan dan kesempatan belajar
h) Agama dan akhlak
Lanjutan................

PERMASALAHAN REMAJA

2. lingkungan sosial sekitar remaja


a. Keluarga
b. Sekolah
c. Penyediaan sarana hiburan dan olah raga
3. faktor lain di luar lingkungan dekat remaja
a. Mitos
b. Kehidupan sosial
c. Politik
Akibat masalah yang tidak teratasi dengan baik :
Masalah konflik

reaksi menarik diri atau melarikan diri ke hal-hal


negatif.

Stres

depresi

 perasaan sedih dan


. tertekan yang menetap
 putus asa

Gejala
tidakdepresi
dapat menikmati kegiatan yang biasa
dilakukan
R U A N G LINGKUP
G IZ I R EM A JA
D AN
PERMASALAHANNYA
• Kecukupan Gizi
• Status Gizi
• Masalah Gizi
GIZI REMAJA DAN MASALAHNYA

Tujuan:
• Meningkatkan pengetahuan peserta latih
terhadap kebutuhan dan kecukupan zat gizi
remaja

• Meningkatkan keterampilan peserta latih untuk


memberikan pengetahuan gizi dalam
menanggulangi masalah gizi remaja
Apa saja zat gizi yang dibutuhkan ?
K E C U K U P A N GIZI

Adalah:
Komposisi keanekaragaman zat-zat gizi yang
terdiri dari: karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, air, dan serat sesuai dengan kebutuhan
MENENTUKAN STATUS GIZI REMAJA

Untuk mengukur status gizi remaja digunakan


berbagai cara, yaitu:
1. Menggunakan Standard NCHS-WHO bagi
remaja (siswa SLTP)
2. Menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT).
Dengan IMT, akan diketahui apakah berat
badan seseorang remaja dikatakan kurus, normal
atau gemuk.
U n tuk IM T d ap at d igun akan
m en ghitun g rum us
sebagai berikut :
IMT = Tinggi Badan (kg)
Tinggi badan (m) X Tinggi badan (m)

Batas ambang IMT di Indonesia adalah sebagai berikut :


Nilai IMT < 17,0 = Kurus (Kekurangan berat badan tingkat berat)
Nilai IMT 17,0 - 18, 4 = Kurus (Kekurangan berat badan tingkat ringan)
Nilai IMT 18,5 - 25,0 = Berat badan normal
Nilai IMT 25,1 – 27,0 = Gemuk (Kelebihan berat badan tingkat ringan)
Nilai IMT > 27,0 = Gemuk (Kelebihan berat badan tingkat berat)
Contoh: cara menghitung IMT
Eko seorang remaja dengan tinggi badan 148 cm
mempunyai berat badan 38 kg, maka IMT Eko
adalah :
38 = 17,3
1,48 x 1,48
artinya status Eko adalah kurus tingkat ringan
ALAT M E N G H I T U N G I M T

1. Untuk mengukur tinggi badan digunakan


alat pengukur tinggi badan yang disebut
microtoise
2. Untuk mengukur berat badan digunakan
timbangan injak
CARA M EN EN TU K A N IM T
D EN G A N G R A F I K

a. Tentukan berat dan tinggi badan anda pada


masing-masing sumbu grafik
b. Tarik garis lurus dari titik yang menunjukkan berat
badan sejajar dengan sumbu tinggi badan
c. Tarik garis lurus dari titik tinggi badan tegak lurus
sejajar dengan sumbu berat badan
d. Angka pada pertemuan antara garis berat badan
dan tinggi badan tersebut adalah nilai IM T

an d a
MENGUKUR WUS KEK DENGAN
MENGGUNAKAN LILA
• Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) untuk mengetahui
risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur
terutama remaja putri.
• Alat ukur LILA adalah pita LILA atau jika tidak tersedia
dapat digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa
dipakai penjahit pakaian.
• Batas ambang dikatakan KEK apabila ukuran LILA < 23,5
cm atau dibagian merah pada pita LILA.
• Ukuran LILA < 23,5 cm, artinya remaja putri mempunyai
risiko KEK.
CARA M EN G U K U R K EK
D EN G A N M E N G G U N A K A N
LILA
• Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan
siku lengan kiri

• Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot


lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang.

• Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut


atau sudah dilipat-lipat, sehingga permukaannya sudah
tidak rata.
Beberapa masalah gizi yang timbul
pada remaja
MASALAH GIZI P A D A R E M A J A

1. Anemia
2. KEK (Kurang Energi Kronik)
3.G izi K urang d an G izi Lebih
(gand a) 4. Perilaku Gizi Yang
Salah
TANDA-TANDA ANEMIA

• Tanda-tanda fisik yang mudah dikenali pada


remaja yang menderita anemia gizi besi
dikenal dengan 5 L
yaitu : Letih, Lemah, Lesu,
Lelah, Lalai.

• Selain itu sering disertai dengan keluhan pusing


dan mata berkunang-kunang
BATAS ANEMIA

Apabila HB :
• Anak usia sekolah < 12 gram %
• Wanita dewasa < 12 gram %
• Ibu hamil < 11 gram %
• Laki-laki dewasa < 13 gram %
• Ibu menyusui < 12 gram %
PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI BESI

• Minum 1 (satu) Tablet Tambah Darah (TTD) setiap


minggu

• Makan makanan yang kaya zat besi terutama dari sumber


hewani.

• Makanan sebagai sumber zat besi yang baik berasal dari


hewani seperti: hati sapi, hati ayam, daging, ikan,
telur, dll.
GIZI LEBIH

• Kondisi yang diakibatkan oleh asupan makanan


yang melebihi kebutuhan tubuh. Kelebihan tersebut
disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk
lemak, sehingga mengakibatkan seseorang
menjadi gemuk.

• Akibat buruk dari gizi lebih berisiko


mengalami penyakit degeneratif seperti :
penyakit jantung, diabetes, darah tinggi, dll.
CARA MENURUNKAN BERAT BADAN

a. Makan teratur (2 atau 3 kali sehari) dengan gizi seimbang


b. Kurangi jumlah makanan terutama sumber energi
c. Kurangi makanan yang berminyak, berlemak atau bersantan
karena memberikan energi yang tinggi
d. Kurangi konsumsi gula dan makanan yang manis, karena
makanan tersebut juga menghasilkan energi yang tinggi
e. Makan banyak sayuran dan dan buah-buahan yang
mengandung tinggi serat
f. Hindari minuman beralkohol karena merupakan sumber kalori
dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan
Lanjutan......

CARA MENURUNKAN BERAT BADAN

Olahraga dan kegiatan fisik:


a. Olahraga secara teratur selama ½ -1 jam minimal 3
kali seminggu
b. Pilihlah olahraga yang sesuai dengan usia dan
kondisi kesehatan
c. Tingkatkan kegiatan fisik sesuai yang dilakukan
sehari-hari
GIZI KURANG

Merupakan:
• Kondisi yang diakibatkan oleh asupan
makanan yang kurang dari kebutuhan tubuh.
• Akibat gizi kurang berisiko mengalami
penyakit-penyakit infeksi seperti : TBC,
dll.
KURANG ENERGI KRONIK (KEK)

Merupakan :
Kurangnya konsumsi
zat gizi khususnya
sumber karbohidrat
yang terus menerus
PERILAKU GIZI YANG SALAH

1. Makan jajanan yang kurang bergizi


(goreng-gorengan, coklat, permen dan es)
2. Remaja sering makan di luar rumah
bersama teman-teman  makan
tidak teratur yang berakibat
terganggunya sistem pencernaan
(gangguan maag atau nyeri lambung).
Lanjutan......

PERILAKU GIZI YANG SALAH

3. Remaja sering tidak makan pagi  lapar dan lemas


(daya tangkap pelajaran menurun, semangat belajar
menurun, keluar keringat dingin, kesadaran menurun
sampai pingsan).
4. Remaja putri sering menghindari beberapa jenis bahan
makanan seperti telur dan susukekurangan protein
hewani, sehingga pertumbuhan badannya tidak
optimal.
Lanjutan......

PERILAKU GIZI YANG SALAH

5 . Stand ar ”langsing” tidak jelas


untuk remaja diet yang salah
•seperti:
membatasi atau mengurangi frekuensi dan
jumlah makan secara drastis, sehingga
mengakibatkan pusing, lemas, keringat
• dingin
menurunkan berat badan secara cepat yaitu
• lebih dari 2 kg per bulan
mengandalkan makanan formula/ siap saji
• yang gizinya tidak seimbang
menggunakan obat-obatan atau bahan penurun
berat badan tanpa pengawasan tenaga medis
PENANGGULANGAN MASALAH GIZI
PADA REMAJA
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) :
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi
kecukupan energi
3. Makanlah sumber karbohidrat setengah dari
kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai
seperempat dari kecukupan energi
5. Gunakan garam beryodium
Lanjutan.........

6. Makanlah makanan sumber zat besi


7. Biasakan makan/sarapan pagi
8. Minumlah air bersih, aman, dan cukup
jumlahnya
9. Lakukanlah kegiatan fisik dan olah raga
secara teratur
10. Hindari minuman beralkohol
M AT E R I INTI 4

KESEHATAN
R E PR O D U K S I
REMAJA
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM :
Setelah sesi selesai, mampu menatalaksana kesehatan
reproduksi remaja

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS :


Setelah sesi selesai, mampu :
1. Menjelaskan organ reproduksi remaja perempuan dan laki-
laki
2. Menjelaskan tentang konsepsi
3. Mengidentifikasi proses kehamilan
4. Mendemonstrasikan tentang kesehatan reproduksi
yang bertanggug jawab
5. Menjelaskan tentang berbagai perilaku berisiko
seksual
DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI
(Konferensi Kependudukan di Kairo 1994)

Keadaan sehat yang menyeluruh,


melip uti asp ek fisik, m ental, d an
so sial, dan bukan sekedar tidak
adanya
p eny akit atau gangguan d i segala
hal yang berkaitan dengan
sistem
Sebutkan nama alat reproduksi
Laki-laki dan perempuan
1. O r g a n Reproduksi
O R G A N REPRODUKSI PEREMPUAN

• Ovarium (Indung Telur)


• Tuba Fallopii (saluran telur)
• Fimbrae (Umbai-umbai)
• Uterus (rahim)
• Serviks (leher rahim)
• Vagina (liang kemaluan)
• Klitoris (kelentit)
• Labia (bibir kemaluan)
ALAT REPRODUKSI PEREMPUAN
H O R M O N ESTROGEN D A N PROGESTERON

PADA PEREMPUAN
Efek hormon estrogen :
• Menyebabkan sifat kewanitaan setelah remaja
• Merangsang pertumbuhan saluran telur, rongga
rahim dan vagina
• Membuat dinding rahim menebal, produksi
cairan vagina bertambah
• Mengakibatkan tertimbunnya lemak di daerah
panggul
• Memperlambat pertumbuhan tubuh
Pengaruh hormon Progesteron
pada remaja putri:
• Kulit dan rambut mulai berminyak
• Keringat bertambah banyak
• lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
• Tangan dan kaki bertambah besar
• Tulang wajah mulai memanjang dan
• membesar
Panggul berkembang lebih besar, vagina
• mengeluarkan cairan
Folikel di dinding indung telur mulai membesar,
ditandai dengan menstruasi
MENSTRUASI

proses peluruhan lapisan dalam (endometrium)


rahim yang banyak mengandung pembuluh
darah dari uterus melalui vagina

• Menstruasi pertama (menarche): tanda awal pubertas


• Menstruasi pada remaja putri  Anemia Gizi
Besi Pencegahannya : Tablet Tambah Darah
(TTD)
1 tablet/hari selama haid
Menstruasi…
• Hormon prostagladin  rahim
berkontraksi rasa kram/sakit selama
menstruasi
(dysmenorrhea)

• Penanganan dysmenorrhea :
- Olahraga, yoga, kompres hangat di perut
- Apabila tidak berkurang, maka dapat
dipakai obat-obatan
SIKLUS
MENTRUASI
KEPERAWANAN
• Perawan : belum pernah melakukan hubungan
seksual (penis masuk ke vagina)

• Selaput dara (hymen)


- terdapat di mulut vagina
- selaput yang mudah sobek

• Sobek selaput disebabkan a.l:


bersenggama, kecelakaan,masturbasi/onani
terlalu dalam.
O R G A N R E P R O D U K S I LAKI-LAKI
• Testis (buah pelir)
• Skrotum
• Vas deferens (saluran sperma)
• Prostat, vesikula seminalis dan beberapa
kelenjar lainnya
• Penis
• Preputium
ALAT REPRODUKSI LAKI-LAKI
H O RM O N
TESTO STER O N
PADA LAKI-LAKI
dihasilkan sel Leydig dalam testis dan kelenjar anak ginjal
(supraneral), menyebabkan perubahan fisik pada
remaja :
– tubuh bertambah berat dan tinggi
– pundak dan dada bertambah besar
– keringat bertambah banyak
– kulit dan rambut berminyak
– lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
– tulang wajah memanjang dan membesar
– tumbuh jakun, suara menjadi berat
– penis dan buah zakar membesar,diikuti mimpi
basah
M E K A N I S M E FUNGSI KHUSUS
O R G A N R EPR O D U K SI LA K I-LA K I
• Ereksi : pengerasan dan pembesaran penis karena
pembuluh darah penis dipenuhi dengan darah

• Ejakulasi : keluarnya cairan sperma melalui saluran kemih,


karena rangsangan atau tanpa rangsangan (mimpi basah)

• Mimpi basah : keluarnya sperma saat tidur

• Masturbasi/Onani : merupakan aktifitas merangsang


dengan menyentuh atau meraba organ genitalia.
2. KONSEPSI
DAN
KEHAMILAN
KONSEPSI
• Peristiwa terjadinya pembuahan (masuknya
spermatozoa ke dalam sel telur/ovum)
• Terjadi di Ampula Tuba Falopii
• Hasil konsepsi (zigot) membelah di
uterus  embryo  berkembang di
dalam rahim sampai akhirnya dilahirkan sebagai
bayi
KONSEPSI
KEHAMILAN
Terjadi :
• Akibat Hubungan Seksual antara perempuan dan laki-laki

usia subur atau rekayasa teknologi reproduksi .


• Pada masa Subur Perempuan, saat sel telur telah matang &

potensial untuk dibuahi sperma.


• Pada hari ke 14 untuk periode haid 28 hari, bila lebih dari

28 hari perlu perhitungannya 2 minggu/ 14 hari sebelum


masa haid yang akan datang.
• Diawali dengan pertemuan Sperma Dan Ovum
dalam tuba/ saluran telur
TANDA-TANDA KEHAMILAN
• Dugaan hamil ditunjukkan dengan :
– tidak datang haid,
– pusing dan mual/ muntah pada pagi hari,
– buah dada membesar/ mengeras,
– daerah sekitar puting agak gelap,
– perut mulai membesar

• Dipastikan melalui pemeriksaan medis, ditunjukkan dengan:


– ada detak jantung janin,
– teraba bagian janin,
– dengan USG tampak janin dan gerakannya.
METODE KONTRASEPSI
• Metode alami
• Metode Hormonal
• Metode IUD / Spiral
• Metode Operatif
• Kondom
3. KESEHATAN REPRODUKSI
Y A N G B E RT A N G G U N G J A W A B
Fisik Jiwa Sosial ekonomi

Reproduksi yang
bertanggungjaw ab
SYARAT FUNGSI
REPRODUKSI SEHAT

• Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis


• Kondisi kesehatan jiwa baik
• Kehamilan aman
PERSIAPAN PRA N I K A H
Perkawinan menurut U U perkawinan N o. 1/1974

Ikatan lahir batin antara seorang pria


dengan seo rang p eremp uan sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga
(rumah tangga) y ang bahagia dan
kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang M a h a Esa
PERAN PUSKESMAS
DALAM PERSIAPAN PRA
• NIKAH
pelayanan kesehatan dasar dan konseling
pra nikah terhadap pasangan calon
pengantin

• Memberdayakan mitra kerja seperti KUA,


LSM, TOMA, TOGA  meningkatkan
“demand” masyarakat terhadap perlunya
pemeriksaan kesehatan dan konseling
pra nikah
PERSIAPAN PRA NIKAH

fisik jiwa

• Pemeriksaan kesehatan • Proses adaptasi


- Konseling penyakit genetika setelah menikah
(thalassemia, buta warna)
- Pemeriksaan fisik dan
laboratorium • Syarat Kedewasaan
• Persiapan gizi dalam perkawinan
- Penanggulangan KEK
- Penanggulangan Anemia
Gizi Besi
• Imunisasi Tetanus Toxoid
• Lain-lain :Perhatian terhadap
penyalahgunaan NAPZA
K EB ER SIH A N DAN
K ESEH A TA N D I R I
Tips :
• pakaian dalam diganti minimal 2 kali
sehari.
• pakailah handuk bersih, kering,
tidak lembab dan berbau
• membersihkan organ reproduksi luar dari
depan ke belakang menggunakan air
bersih dan dikeringkan menggunakan
handuk atau tissue
Ti ps

• tidak boleh mencuci vagina dengan cairan
pembilas wanita.
• tidak memakai panty liner dalam waktu
lama
• pergunakan pembalut ketika menstruasi,
dan diganti paling lama setiap 4 jam atau
setelah kencing
• bagi laki-laki harus disunat
4. PE R IL A K U S E K S U A L B E R IS IK O
• SEKS PRA NIKAH
Akibat hubungan seks yang dilakukan sebelum menikah:
– kehilangan keperawanan/keperjakaan,
– tertular IMS/ISR,
– kehamilan tidak diinginkan (KTD) memicu terjadinya
pengguguran kandungan (aborsi) 
• Aborsi tidak aman berisiko tinggi, menyebabkan:
– kerusakan rahim,
– infeksi rahim,
– infertilitas,
– perdarahan,
– komplikasi,
– kematian
• Penyimpangan Perilaku Seksual
- Homo seksual (lesbian/gay): tertarik pada
jenis kelamin yang sama

- Pedophilia : ketertarikan pada anak-


anak

• Kekerasan seksual
– kekerasan fisik maupun mental
termasuk yang berhubungan dengan
perilaku seksual  pemerkosaan
PER A TU R A N
PER U N D A N G -
UNDANGAN
Pasal 346 K U H P
Peremp uan y ang d engan sengaja
m eny ebabkan gugur atau mati kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu,
d ihukum p enjara selam a- lamany a 4 tahun

Pasal 347 K U H P
Barang siapa dengan sengaja menyebabkan
gugur atau m ati kand unganny a seo rang
perem p uan tid ak dengan izin perempuan itu,
dihukum penjara
selama- lamanya12 tahun
M AT E R I INTI 5

PENGENALAN
KO NS E P
GE NDE R
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai sesi, mampu mengenali konsep gender
dengan benar

Tujuan Pem belajaran


K husus Setelah selesai sesi,
mampu :
• Menerangkan perbedaan
antara jenis kelamin dan
gender
• Membahas peran gender, ketidaksetaraan gender, dan
dampaknya terhadap perempuan (terkait
1. P E M A H A M A N KONSEP GENDER
Apa perbedaan antara
perempuan dan laki-laki
Jenis Kelamin Gender

• Kondisi biologis laki – laki • Sifat-sifat atau ciri-ciri berbeda


dan perempuan yang dilekatkan pada
• Dibawa sejak lahir perempuan dan laki-laki
(kodrati)
Contoh : • Bukan sesuatu yang dibawa
 laki-laki dengan alat sejak lahir
kelamin/reproduksi laki-laki • Pandangan masyarakat
yang menyediakan mengenai apa yang dianggap
sperma dan membuahi pantas menjadi peran,
tugas dan posisi laki-laki
 perempuan dengan alat dan perempuan.
kelamin/reproduksi
• Pembagian kerja yang
perempuan yang
memungkinkan perempuan dilekatkan pada perempuan
mengandung, melahirkan dan laki-laki
dan menyusui. • Meliputi peran, stereotip,nilai
• Tidak bebas budaya
Gender..
• tidak sinonim dengan perempuan; tidak sinonim laki-
laki.
• Tidak mempertentangkan antara perempuan dan laki-
laki di tingkat individual.
• Konsep gender secara implisit mengandung keterlibatan
’dunia’ perempuan’ dan ’dunia’ laki-laki’
• Merujuk pada cara berbeda antara (anak) perempuan
dan (anak) laki-laki:
– dibesarkan
– diajari berperilaku
– diharapkan, oleh masyarakat budayanya sejak
dilahirkan.
PERAN GENDER

Hal-hal yang berkaitan dengan tugas,


tanggung jawab, wewenang,
kegiatan/pekerjaan yang dianggap
sesuai atau tidak sesuai dengan masing-
masing jenis kelamin
STEREOTIPE

Sifat-sifat atau karakteristik yang di’cap’


kepada perempuan/laki-laki
dimana
anggota masyarakat termasuk perempuan
sendiri percaya bahwa hal tersebut
benar meski belum terbukti
SUB-ORDINASI
• Perem p uan d ip o sisikan, atau d item p atkan
sebagai orang kedua setelah laki- laki.

• Perem p uan d ianggap sebagai ‘m ilik’ keluarga.


Saat ia kecil dan belum menikah, perempuan
menjadi ‘milik’ ayah, dan harus patuh pada
ay ah. Setelah ia m enikah, ia m enjad i
‘m ilik’ suami

• A da larangan- larangan dan tabu- tabu


khusus yang dituntut untuk
dipatuhi perempuan.
BEBAN M A J E M U K
• Perempuan harus bertanggungjawab untuk
mengurus anak dan membereskan semua tugas
rumahtangga, misalnya membersihkan rumah,
mencuci, mencari air, memasak.

• Perempuan sering disibukkan tugas-tugas sosial


dalam masyarakat untuk mempertahankan
kerukunan dan ketentraman hidup bersama.
B e b a n majemuk…

Suami atau laki-laki secara tradisional dianggap


sebagai pihak yang bertanggungjawab untuk
mencari nafkah bagi keluarga.
Apalagi dalam situasi konflik, ketika sumber-
sumber mata pencaharian hancur, suasana tidak
aman dan lain sebagainya.
MARGINALISASI
• dipahami sebagai ‘peminggiran’, perempuan
ditempatkan sebagai orang yang tidak memiliki
peran penting( tidak diperhatikan kebutuhan-
kebutuhan dan kesejahteraannya)

• hanya bertugas di bidang pelayanan (misal


memasak, membereskan cucian)

• Dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan


pertemuan-pertemuan adat tidak memiliki hak
suara.
DISKRIMINASI GENDER

Diskriminasi atas dasar jenis kelamin


seseorang didalam mendapatkan
alokasi sumber-sumber atau manfaat
terhadap pelayanan
2. APLIKASI GENDER
DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
DAMPAK PROGRAM/KEBIJAKAN
SENSITIF G E N D E R ,

Menunjukkan berkurangnya kesenjangan, seperti:


• Peningkatan:
– akses terhadap pelayanan menurut
jenis kelamin
– persentase laki-laki yang
menggunakan alat kontrasepsi
– peran dan tanggung jawab sosial laki-
laki dan keterlibatannya dalam kesehatan
reproduksi
– kesadaran perempuan akan hak-hak
reproduksi dalam menjalankan peran dan
fungsi reproduksinya
Dampak program/kebijakan sensitif gender….

• Ratio
– pengetahuan remaja laki-laki dan perempuan
tentang kesehatan reproduksi remaja
– laki-laki dan perempuan yang memanfaatkan
pelayanan konseling di klinik kesehatan
reproduksi
3. DAMPAK DISKRIMINASI
GENDER DALAM KEHIDUPAN
REMAJA
DISKRIMINASI SEKS

Perlakuan tidak adil atas seseorang


berdasarkan jenis kelamin (seks) nya
dan bukan karena penghargaan
terhadap dirinya
ISU G E N D E R
TER K A IT K ESEH A TA N
R EPR O D U K SI R E M A J A
• K etid ak ad ilan dalam membagi
tanggung jawab
Contoh :
akibat pergaulan bebas  remaja putri hamil
sehingga harus putus sekolah, sedangkan laki-laki
terbebas dari masalah

• Ketidak adilan dalam aspek hukum


Contoh :
kasus aborsi ilegal perempuan terkena sanksi
hukum, laki-laki tidak tersentuh hukum
Isu gender terkait kesehatan
reproduksi remaja….

• Perempuan sebagai objek intervensi program


pemberantasan IMS

• Perempuan sebagai objek dan tudingan sumber


permasalahan

Contoh :
dalam upaya eliminasi praktik protitusi 
perempuan PSK dituding sebagai sumber
penularan IMS
DAMPAK DISKRIMINASI
GENDER DALAM KEHIDUPAN
REMAJA
• Kesempatan pendidikan untuk perempuan
tidak prioritas
• Perempuan takut unggul karena tidak disukai
laki-laki
• Remaja perempuan belum asertif menolak
ajakan negatif pacar/teman laki-laki
• Tabu bagi perempuan untuk ikut bertanding
yang mengandalkan kekuatan fisik
• Perempuan boleh cengeng, laki-laki tidak
M A T E R I IN T I 6

IN FEK SI M EN U LA R
SEK SU A L (I.M.S )
APAKAH IMS / ISR…?

IMS/ Infeksi Menular Seksual atau penyakit kelamin


merupakan kelompok penyakit yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual dengan
penderita yang terinfeksi.

ISR / Infeksi Saluran Reproduksi ditularkan dengan /


tanpa hubungan seksual
PENYAKIT/INFEKSI M E N U L A R SEKSUAL

Penyakit Kelamin

Menyebar Hampir di Seluruh Dunia

Masalah Kesehatan Masyarakat

Upaya Pemberantasan Terpadu


T A N D A - T A N D A P.M.S

 Cairan/nanah dari alat kelamin laki-laki

 Cairan/nanah dari vagina wanita

 Luka/koreng pada alat kelamin

 Pembengkakan kelenjar lipat paha (Bubo)

 Kutil/jengger ayam

 Nyeri perut bawah/radang panggul


JENIS-JENIS P.M.S
• Disebabkan oleh Bakteri • Disebabkan oleh Virus
• Gonore (Neisseria • Herpes Genitalis (Virus
gonorrhoeae) Herpes Simplex)
• Sifilis • Kondiloma
(Treponema akuminata/Kutil (Human
pallidum) • Papiloma Virus) AIDS
• Klamidia
(Chlamydia
• Disebabkan oleh Parasit
trachomatis)
• Ulkus molle Trikomoniasis vaginalis
(Haemophilus ducreyi )
• Disebabkan oleh Jamur
• Granuloma
inguinale Kandidiasis vagina
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
( IMS)
Seks di luar nikah
Hubungan seksual dengan
penderita IMS

Suami-isteri

RISIKO TINGGI
WIL PIL

Mitra seksual banyak Kumpul kebo


A K IB A T / K O M PLIK A SI
D A RI PMS
 Radang Menahun
 Mandul Gonore, infeksi klamidia
 Hamil diluar rahim
 Infeksi pada mata/kebutaan

 Bayi cacat
 Gangguan syaraf Sifilis
 Gangguan Jiwa

 Kanker leher rahim Kondiloma akuminata

 Risiko tertular HIV / AIDS Kematian


MENGAPA TIMBUL
KOMPLIKASI…?

• PMS sering tanpa gejala

• Sarana Kesehatan yang kurang

• Malu berobat

• Penderita berusaha mengobati sendiri

• Pengetahuan mengenai IMS yang kurang

• Harga obat yang relatif mahal

• Pasangan yang tidak diobati


G O N O R E (GO)

Masa tunas 2 – 10 hari


Adanya nyeri, merah, bengkak dan
cairan/nanah
Pada laki-laki disertai rasa sakit saat kencing
Pada wanita 6 0 % tanpa gejala
Dapat menular pada bayi baru lahir
berupa infeksi pada mata  Buta
Nyeri perut bawah/radang panggul,
mandul
KLAMIDIA
Masa tunas 7-21 hari
 Gejala pada wanita berupa: Cairan putih
kekuningan encer dari vagina, nyeri perut
bawah/radang panggul dan perdarahan setelah
hubungan seksual
Gejala pada laki-laki: Nyeri saat kencing,
keluar cairan bening kekuningan dari saluran
kencing kadang disertai darah.
Kadang tidak muncul gejala, sehingga
penderita tidak sadar sebagai pembawa
penyakit
SIFILIS (Raja Singa)
Masa tunas 2 – 4 minggu, kadang sp 13 mg
Pada stadium awal timbul 1 bh benjolan merah,
menjadi luka, tidak sakit, dan akan hilang sendiri.
6-8 mg stadium sekunder, ditandai bercak
merah pada tubuh,atau benjolan kecil-kecil.
2-3 tahun akan terjadi masa laten,
tanpa gejala, tetapi penyakit masih ada.
3-10 th menyerang susunan syaraf otak,
pembuluh darah dan jantung.
ULKUS M O L L E / C H A N C R O I D
• Masa tunas 1 – 14 hari
• Ditandai dengan luka atau koreng yang sangat nyeri
• Jumlah luka 1 atau lebih, bentuk tak teratur ,cekung dan
dalam
• Pembengkakan kelenjar getah bening yang kemudian
bernanah dan pecah
GRANULOMA
INGUINALE/DONOVANOSIS
• Masa tunas 8-80 hari
• Timbul benjolan 1 atau banyak mirip bisul, sangat gatal.
• Beberapa hari akan timbul luka dengan tepi yang
meninggi
• Luka mudah berdarah dan berbau amis
• Sembuh dengan jaringan fibrosis
• Komplikasi : elefantiasis penis, skrotum atau
vulva
LIMPOGRANULOMA V E N E R U M (LGV)

• Masa tunas 1 – 14 hari


• Pada stadium awal timbul plenting kecil, kemudian menjadi
luka tidak nyeri dan sembuh spontan dalam waktu singkat
• Pembengkakan kelenjar lipat paha 1 – 4 mg kemudian.
• Kelenjar terasa nyeri, keras berbentuk seperti sosis
• Komplikasi, pada laki-laki: dapat timbul elefantiasis tungkai,
pada wanita: elefantiasis labiae/ esthiomene
HERPES GENITAL

Masa tunas 4-7 hari


Gejala awal berupa demam, sakit kepala, nyeri
otot.
Timbul bintil-bintil berair, nyeri, pecah menjadi
luka/koreng kecil-kecil seperti sariawan.
 Pembengkakan kelenjar lipat paha
 Penyakit bersifat kumat-kumatan
K U TIL
(K O N D ILO M A
A K2 U
Masa tunas antara M I N3Abulan
sampai TA)
Kutil mula-mula kecil-kecil, seperti warna
kulit permukaan tidak rata
Bila membesar dapat menyerupai jengger ayam
atau bunga kol
Pada wanita selain tumbuh pada alat kelamin luar,
juga bisa pada leher rahim
TRIKOMONIASIS VAGINALIS

Masa tunas beberapa hari sampai 4 minggu


Kemaluan merah dan gatal sekali
Keluar cairan vagina cair, banyak,
berbusa serta berbau busuk
Nyeri saat kencing atau saat berhubungan
seksual
KANDIDIASIS VAGINALIS
• Gejala keputihan, warna putih seperti susu,
bergumpal
• Kemaluan merah dan gatal panas, kadang-kadang
disertai lecet
• Penyakit ini tidak selalu merupakan IMS
PENCEGAHAN PMS
• Tidak berganti-ganti pasangan bagi
yang sudah menikah
• Hindari seks pranikah

• Hindari prilaku seksual yang tidak aman

• Berobat segera bila terkena PMS

• Jaga kebersihan alat kelamin


M A T E R I IN T I 7

HIV dan AIDS


APA ITU HIV…?

H I V : Human Immunodeficiency Virus

 virus yang menyerang sistem kekebalan

tubuh manusia
Photo credit: © AVERT

This is a picture of HIV virus. This image represents the structure of human
immunodeficiency virus ( HIV). HIV is part of a family or group of viruses called
lentiviruses. Lentiviruses other than HIV have been found in a wide range of nonhuman
primates. These other lentiviruses are known collectively as simian ( monkey) viruses
( SIV) where a subscript is used to denote their species of origin.
A PA IT U A I D S … ?

A ID S  A cquiredIm m une–
D eficiency Syndrome
 sekumpulan gejala penyakit
yang disebabkan menurunnya
sistem
kekebalan tubuh karena terinfeksi HIV
CARA PENULARAN

• Hubungan seks yang tidak aman


• Kontak darah yang tidak aman (IDU’s , tattoo,
tindik, transfusi darah, transplantasi organ)
• Perinatal (kehamilan, melahirkan dan
menyusui)
WAKTU PENULARAN

Dalam Rahim

Saat Kelahiran

Menyusui
T R A N S M I S I V ERTIKAL

15%

10% 10%

Pregnanc
Kehamilan A Breastfeeding
Menyusui
y R

U
TIDAK M E N U L A R K A N HIV&AIDS

• Bersentuhan, bersenggolan, salaman, berpelukan,


dan ciuman
• Alat makan dan minum (piring, sendok, gelas)
• Gigitan nyamuk
• Berenang
• W C umum
FAKTOR RISIKO

• Berganti-ganti pasangan seksual


• Berhubungan seksual dengan O D H A
• Memakai NAPZA suntik bersama-
• sama
Terpajan dengan alat medis yang
• terkontaminasi dengan HIV
Berhubungan seksual dengan
penderita IMS
HUBUNGAN IMS & HIV
AI D S
MELEMAHKAN
TUBUH

IMS & HIV


IMS MEMPERCEPAT HIV

PERILAKU SEKSUAL BERISIKO


KELOMPOK RISIKO TINGGI

• Hubungan seks yang tidak aman dengan


pasangan yang berisiko
• Berganti-ganti pasangan seksual
• Berganti-ganti jarum suntik atau alat-alat lain
yang kontak dengan cairan tubuh dengan orang
lain
• Tranfusi darah terinfeksi HIV
PER JA LA N A N IN FEK SI H IV
D A N AID S

• Masa inkubasi atau masa laten, tergantung


daya tahan (rata-rata 5-10 th)
• Tidak ada gejala
• Jumlah virus merusak sistim kekebalan tubuh 
Infeksi Oportunistik
GEJALA

Fase I (window period)

1. Lama : 1-3 bulan


2. Belum ada gejala sama sekali
3. Belum bisa terdeteksi melalui
tes
4. Sudah dapat menularkan HIV
Lanjutan………

Fase II (asimptomatik)

1. Terjadi 2 atau 5 – 10 tahun setelah


terinfeksi HIV
2. Demam
3. Pembengkakan kelenjar getah bening
4. Tes darah sudah positif HIV
Lanjutan………

Fase III (simptomatik)

Gejal prodromal infeksi virus, antara lain :


 Flu tidak sembuh-sembuh
 Nafsu makan berkurang dan lemah
Pembesaran Kelenjar limfe menetap dan merata
(Persistent Generalized Lymphadenopathy)

Akhir Stadium :
 Infeksi oportunistik
Lanjutan………

Fase IV /
A
IDInfeksi
S kulit atau selaput lendir
 Infeksi paru-paru (TB Paru)
 Infeksi usus yang menyebabkan diare parah
selama berminggu-minggu
 Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan
mental, kelumpuhan
 Kanker kulit (khas pada penderita AIDS)
G EJA LA PA D A A N A K < 12
TAHUN :

Umur Test G. Mayor G. Minor


< 18 bulan Ibu : + 2 2

> 18 tahun Anak : + 2 2


Keterangan……

• Gejala Mayor • Gejala Minor


– Gagal tumbuh/ BB – Limfadenopat
– Diare kronis/ berulang i generalisata
> 1 bulan – Hepatospleno
– Demam megali
kronis/ berulang – Kandidiasis
> 1 bulan oral
– Infeksi saluran nafas – Infeksi ringan berulang
bagian bawah dan (otitis, faringitis)
menetap – Batuk kronis
– Dermatitis generalisata
– Ensefalitis
G EJA LA PA D A A N A K > 12
TAHUN :

Test G. Mayor G. Minor


+ 2 1
Keterangan……

• Gejala Mayor • Gejala Minor


– BB < 10%, > 1 – Batuk-batuk > 1 bulan
bulan – Dermatitis generalisata
– Diare kronis > 1 bulan – Herpes Zoster
– Demam kronis > 1 multisegmen &
bulan berulang
– Penurunan kesadaran – Limfadenopat
dan gangguan i generalisata
neurologis – Infeksi berulang di
– Dementia/ HIA organ genital
encephalopathy
IBU H A M I L dan H I V (+)

• Bayi lahir dengan sero (+), karena antibodi ibu


melalui plasenta  menjadi sero (-) pada
umur 15-18 bulan

• Bayi < 15-18 bulan, sulit di diagnosa bayi


terinfeksi atau antibodi dari ibunya
Herpes zoster in A I D S patient. Photo ITM, Dr Lut Lynen
Oral candidiasis during chronic HIV infection. With special thanks to
Prof. Dr R. Colebunders. Copyright ITM
CXR showing Pneumocystis carinii pneumonia in an AIDS patient. With special thanks to
Prof. Dr R. Colebunders. Copyright ITM
TA TA LA K SA N A IB U H A M IL
H I V (+)
– ANC (pemeriksaan ibu hamil) dan konseling,
untuk indikasi pemberian ART (Anti Retroviral
Treatment) dengan pengawasan dokter
– Persiapan yang baik sebelum melahirkan,
sebaiknya operasi
– Persalinan sebaiknya berlangsung dalam 4
jam setelah ketuban pecah
– Dianjurkan tidak memberikan ASI  PASI
PENCEGAHAN

A : Abstinence ( tidak berhubungan


seks) B : Be Faithful (setia pada
pasangan)
C : Condom ( gunakan kondom
saat berhubungan seks berisiko)
D : Drug ( jangan pakai narkoba)
E : Equipment ( hati-hati ! pakai alat
steril)
DETEKSI H I V

• Tes darah, deteksi antibodi virus


HIV Jenis :
– Rapid test
– Test Elisa
– Test Western Bold
• VC T (Voluntary Counseling and
Testing for HIV&AIDS),
tes HIV suka rela, ada 2 tahapan :
- pre test counseling  tes HIV 
post test counseling
MITOS-MITOS H I V dan AID S

• Penyakit kutukan
• Penyakit orang barat
• Hanya menular lewat hubungan seks
• Penyakit kaum homoseksual
• Hanya diderita oleh pekerja seks
• Dapat menular lewat udara, makan dan minum
bersama
M a t e r i Inti 8

N A PZ A
APA Y A N G K A M U K E T A H U I
TENTANG BAHAYA
PENYALAHGUNAAN NAPZA ?

Tuliskan di kertas warna HIJAU

Tulisan harap menggunakan HURUF BESAR

Satu pendapat / ide menggunakan satu kartu


Jika pendapat / ide lebih dari satu mintalah kartu
tambahan
SEBUTKAN FAKTOR RISIKO (yang mendorong
terjadinya PENYALAHGUNAAN NAPZA) !

SEBUTKAN FAKTOR PELINDUNG (yang


menghindari terjadinya PENYALAHGUNAAN
NAPZA) !

Tuliskan FAKTOR RISIKO dikertas warna HIJAU


Tuliskan FAKTOR PELINDUNG Di kertas warna
BIRU

Tulisan harap menggunakan HURUF BESAR

Satu pendapat / ide menggunakan satu


SEBUTKAN CIRI-CIRI O RAN G YANG
DICURIGAI PENYALAHGUNAAN
NAPZA ?

Tuliskan di kertas warna HIJAU

Tulisan harap menggunakan HURUF BESAR


Satu pendapat / ide menggunakan satu kartu
Jika pendapat / ide lebih dari satu mintalah kartu tambahan
HAI……….REMAJA
LATAR BELAKANG

• 20% Populasi adalah remaja


• 64% Perokok usia 15 – 19 tahun
• 28,3% Penyalahguna NAPZA usia 15 -19 tahun
• 48 -65% menggunakan NAPZA suntik
• 41,6% pengguna NAPZA menderita HIV
• Jumlah penyalahguna NAPZA 1,3 juta
SINGKATAN NAPZA

• Narkotika
• Alkohol
• Psikotripika
• Zat adiktif lainnya
PENGERTIAN NAPZA

Merupakan zat yang bila masuk ke


dalam tubuh dapat mempengaruhi :
• PIKIRAN
• PERASAAN
• PERILAKU
NARKOTIKA

Zat yang berasal dari tanaman atau bukan


tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menimbulkan :
• Perubahan kesadaran
• Hilangnya perasaan
• Hilangnya rasa sakit
• Menyebabkan ketergantungan
( Undang-Undang N0. 22. thn 1997 )
PSIKOTROPIKA

Zat atau obat, baik alami maupun sintetis bukan


narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada SSP yang menyebabkan:

Perubahan khas pada mental dan


perilaku
ZAT A D I K T I F

Zat atau bahan yang berpengaruh


psikoaktif selain Narkotika dan Psikotropik
yang dapat mengakibatkan
ketergantungan permanen, karena
mematikan sel otak

Contoh : alkohol, inhalan, tembakau dll


EFEK TER H A D A P SU SU N A N
SA R A F PUSAT ( SSP
)
• Depresan : efek menenangkan, pendiam,
tertidur / tidak sadarkan diri
• Stimulan: efek merangsang, segar,
bersemangat
• Halusinogen: efek daya khayal yang
mengubah
perasaan dan pikiran
APA Y A N G D I M A K S U D
DENGAN PENYALAHGUNAAN
….??

yaitu …..
penggunaan obat atau zat-zat berbahaya lain di
luar tujuan pengobatan dan penelitian (tanpa
pengawasan dokter, digunakan secara berkala
dan terus menerus, digunakan tanpa mengikuti
aturan kesehatan serta dosis yang benar)
FAKTOR PENYEBAB

Individu:
Lingkungan:
• Coba-coba
• Ingin diterima Z at
• Keluarga yang :
dalam
tidak harmonis • M engubah
kelompok • Pengaruh
• Ikut trend Pikiran
teman • Mengubah
• K enikm atan • Pergeseran
sesaat suasana hati
norma • M engubah
• Cari
• Lingkunga perasaan
perhatian
• Identitas n cuek • M engubah
• Lingkungan perilaku
diri
• Pelarian dari rawan • Menimbulkan
• Pend id ikan ketergantungan
masalah
• M em bangkitka
rend ah
agama • M u d a h didapat
FAKTOR PELINDUNG

• Sehat secara fisik dan mental


• Mempunyai kemampuan adaptasi sosial yang
baik
• Mempunyai sifat jujur dan tanggung jawab
• Mempunyai cita-cita yang rasional
• Dapat mengisi waktu senggang yang positif
• Perhatian orang tua yang positif
FAKTOR RISIKO

• Mempunyai sifat yang mudah kecewa, agresif


dan destruktif
• Mempunyai hawa nafsu yang tinggi, menuntut
kepuasan segera
• Cepat bosan
• Suka mencari sensasi
• Dorongan belajar yang menurun
• Rasa rendah diri
• Riwayat penyimpangan perilaku
• Ada keluarga pengguna NAPZA
• Berteman dengan penyalahguna NAPZA
TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA

• Coba-coba (experimental use)


• Pemakaian Sosial / Rekreasi
• Pemakaian Situasional (Situational
Use)
• Penyalahgunaan (Abuse)
• Ketergantungan (Dependence Use)
DAMPAK PENYALAHGUNAAN
NAPZA

• GANGGUAN FISIK
• GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL
• MEMBURUKNYA KEHIDUPAN SOSIAL
D ETEK SI D IN I/D IA G N O SIS C IR I– C IR I
PEMAKAI NAPZA

• Anamnesis
• Observasi
• Pemeriksaan fisik dan psikologis
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan penunjang Lainnya (Fota Thorax,
EKG, dan lain-lain)
KELOMPOK RISIKO TINGGI

• ANAK
• REMAJA
• KELUARGA
UPAYA PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA

• Pemberian informasi dan pengetahuan


• Peningkatan keterampilan psikososial
• Program teman sebaya
• Peran serta orang tua dan guru
C O N T O H NAPZA
C O N T O H NAPZA
C O N T O H NAPZA
C O N T O H NAPZA
Terima kasih
MATERI INTI 9

K O M U N IK A SI D A N
KONSELING
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum
Setelah selesai sesi, mampu melakukan
Komunikasi dan Konseling

Tujuan Khusus
Setelah selesai sesi, mampu :
1. Menjelaskan tentang KIE, Komunikasi
Interpersonal dan konseling
2. Memerankan diri sebagai konselor dengan baik
dan benar
1. K O M U N IK A SI,
IN FO R M A SI D A N
E D U K A S I (KIE)
PENGERTIAN KIE

Proses interaksi antara pemberi dan penerima


pesan untuk mendapatkan persepsi yang sama
dalam mencapai suatu keinginan bersama
berdasarkan informasi yang benar
TUJUAN KIE

• Memberi informasi yang benar dan bertanggung


jawab
• Memberi motivasi pada remaja unt mencari
pertolongan bila terjadi masalah
• Agar remaja mempraktikkan perilaku hidup
sehat
• Mengadvokasi pihak lain agar menjadi
pendukung dlm perubahan menuju hidup sehat
SASARAN KIE

• Primer : Remaja dan teman sebaya


• Sekunder : Orang tua remaja, guru, pemuka
agama, pemuka adat, LSM, dll
• Tersier : Pemerintah pusat, Pemerintah
daerah, penyandang dana/sponsor, dll
JENIS-JENIS M A T E R I KIE

• Buku pedoman
• Brosur
• Poster
• Radio/TV Spot
• VCD
• Kaset
• Billboard/reklame
• Lembar balik, dll
APLIKASI KIE

• Pelatihan dan sejenisnya


• Promosi
• Kampanye
• Konseling, dll.
2 . K O M U N IK A SI IN TER PER SO N A L D A N
K O N S E L I N G (KIP & K)
KOMUNIKASI

Terdiri dari 3 komponen:


• Memberi pesan : menyampaikan berita secara
verbal dan non-verbal
• Media perantara : membantu atau
menghambat penyampaian pesan
• Penerima pesan: menanggapi secara
intelektual & emosional
KOMUNIKASI INTERPERSONAL (KIP)

Proses dimana seseorang menyampaikan


pesan kepada orang lain, dua arah, interaksi
verbal maupun non verbal untuk berbagi
informasi, pendapat juga perasaan, sehingga
terjadi saling pengertian
PESAN VERBAL & NON-VERBAL

Pesan verbal :
• Kata-kata yg dipilih dapat mengandung konotasi
yang negatif atau positif
• Cara mengucapkan akan memberi kesan
berbeda

Pesan non-verbal :
• Ekspresi wajah, gerakan dan postur
tubuh
ARUS KOMUNIKASI

• Satu arah, bila penerima pesan berstatus


pasif

• Dua arah, bila penerima maupun pemberi


pesan berstatus aktif dan berinteraksi.
HAMBATAN YANG MUNGKIN TERJADI

– Sisi pengirim pesan/komunikator : tidak


jelas, gagap, dll.

– Faktor isi pesan : membingungkan,


memiliki arti ganda, kurang sistematis,
bahasa yang tidak lazim, dll.
Lanjutan……..

– Faktor penerima pesan : ada rasa curiga,


tidak berkonsentrasi, bukan pendengar yg
baik, kondisi diri yang buruk(tuli, daya
tangkap rendah), dll.

– Faktor lingkungan : suasana bising, gaduh,


tempat kurang nyaman, tidak privasi, dll.
KONSELING

• Proses pemberi bantuan dari petugas


kesehatan kepada kliennya, melalui
pertemuan tatap muka.

• Pemberian informasi yang tujuan akhirnya


adalah agar klien dapat membuat keputusan
untuk mengatasi masalah
CIRI-CIRI KONSELOR YANG BAIK

• Memahami dan peduli klien


• Memberikan informasi yang akurat dan
berguna bagi klien
• Membantu klien membuat keputusan
sendiri
• Mengingatkan klien tentang apa yang harus
dilakukan
6 LANGKAH KUNCI KONSELING

• G - GREAT
• A - ASK
• T - TELLING
• H - HELP
• E - EXPLAINING
• R -RETURN
KONSELING UNTUK REMAJA
• Dialog  pengenalan diri
membantu remaja mengatasi masalah
• Tidak dalam bentuk nasehat dan tidak mau
diperlakukan seperti anak kecil
• Menghargai remaja
• Prevensi primer untuk mencegah
gangguan jiwa
• Prevensi tertier
• Pendekatan empati
SYARAT KONSELOR
• Mempunyai ilmu tentang kesehatan
remaja terkait perilaku berisiko
• Mempunyai ketrampilan untuk membina
remaja
• Mampu bersikap tepa dan adekuat
• Menerima remaja apa adanya
• Menjaga kerahasiaan
M A T E R I IN T I 10

PENGENALAN PENDIDIKAN
KETRAMPILAN HIDUP SEHAT
(PKHS)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran Umum
Setelah selesai sesi, mampu
melaksanakan Pendidikan Ketrampilan
Hidup Sehat (PKHS)

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai sesi,
mampu :
1. Menjelaskan pengertian,
ruang lingkup PKHS
Permainan : Perjalanan Hidup

A
PKHS (Life Skill Education)

kemampuan psikososial seseorang


untuk memenuhi kebutuhan dan
mengatasi masalah kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari secara efektif.
MANFAAT PKHS
• Remaja sanggup menyangkal pengaruh yang
merugikan bagi kesehatannya.
• Remaja trampil mengatasi masalah perilaku
yang berkaitan dengan ketidak sanggupan
mengatasi stress dan tekanan dalam hidup
dengan baik.
• Remaja dapat berpikir kreatif dan mampu
berkomunikasi secara efektif serta
mengendalikan dalam menolak pengaruh
negatif temannya.
10 ASPEK
KOMPETENSI PSIKOSOSIAL

1. Empati: kemampuan untuk memposisikan perasaan orang


lain pada diri sendiri, bahkan untuk situasi yang tidak
terbiasa bagi kita sekalipun.

2. Kesadaran diri: Kemampuan untuk mengenal diri sendiri


tentang karakter, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahannya, keinginan dan ketidakinginan  dapat
membantu mengetahui sedang stress atau dalam keadaan
tertekan.
1 0 A s p e k K o m p e t e n s i Psikososial…

3. Pengambilan keputusan: Kemampuan yang membantu


untuk mengambil keputusan secara konstruktif, dengan
membandingkan pilihan alternatif dan efek samping yang
akan terjadi.

4. Pemecahan masalah: Kemampuan yang memungkinkan


kita dapat menyelesaikan permasalahan secara konstruktif
didalam kehidupan.
1 0 A s p e k K o m p e t e n s i Psikososial…

5. Berpikir kreatif: Kemampuan untuk menggali


alternatif yang ada dan berbagai konsekwensinya
dari apa yang kita lakukan atau tidak, dalam
membuat keputusan atau penyelesaian masalah.

6. Berfikir kritis: Kemampuan untuk


menganalisa informasi dan pengalaman-
pengalaman secara obyektif
1 0 A s p e k K o m p e t e n s i Psikososial…

7.Komunikasi efektif: Kemampuan untuk


mengekspresikan diri secara verbal maupun
non verbal yang mengikuti budaya dan
situasi.

8.Hubungan interpersonal: Kemampuan


yang dapat menolong untuk
berinteraksi dengan sesama secara
positif.
1 0 A s p e k K o m p e t e n s i Psikososial…

9. Mengatasi emosi: Kemampuan


keterlibatan pengenalan emosi dalam diri
dan orang lain
sadar bagaimana emosi mempengaruhi
tingkah
laku dan dapat menjawab tantangan emosi
secara tepat.

10.Mengatasi stress: Kemampuan pengenalan


sumber-sumber yang menyebabkan stress dalam
kehidupan, bagaimana efeknya dan cara
mengontrol diri terhadap derajat/tingkat stress.
RUANG LINGKUP PKHS

• Program UKS bagi anak usia sekolah dasar


sampai lanjutan

• Program anak usia sekolah di luar sekolah


(remaja masjid/gereja, karang taruna, anak
jalanan, pondok pesantren, dll)
STRATEGI P E N G E M B A N G A N PKHS

• PKHS dikembangkan melalui program yang ada


• Pengembangan difokuskan pada ketrampilan
• Penekanan terhadap kompetensi psikososial
• Partisipasi aktif dari sasaran dalam proses
pembelajaran
• Proses pembelajaran dalam suasana nyaman, atraktif,
dan menyenangkan
• Pelatihan PKHS bagi tenaga kesehatan, guru 
sebagai fasilitator
• Melakukan kajian lokal dan dalam ruang lingkup
yang lebih luas  upaya promotif dan
preventif
Terim a kasih
MATERI INTI 11

CARA BELAJAR PARTISIPATIF


TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai sesi, mampu memfasilitasi secara
partisipasif pelatihan PKPR bagi petugas

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai sesi,
mampu :
1. Menjelaskan tentang pendekatan cara belajar
partisipasif
2. Menjelaskan perbedaan konsep pedagogi dan
androgogi
3. Menjelaskan prinsip metode cara belajar orang
dewasa
4. Memperagakan ragam metode belajar
partisipasif
1. CARA BELAJAR PARTISIPASIF
CARA BELAJAR PARTISIPASIF

Konfusius (551-479 B.C)


Saya dengar maka saya
lupa Saya lihat maka saya
ingat
Saya mengerjakan maka saya
mengerti
2. KONSEP ANDROGOGI-PEDAGOGI
ANDRAGOGI
• pendidikan bagi orang dewasa (the art and
science of teaching adults)
• orang dewasa :
mampu mempersepsikan dirinya sebagai
penanggungjawab atas hidupnya sendiri
• Pendidik orang dewasa (adult educator)
Seseorang yang bertanggungjawab untuk
membantu seorang dewasa lain untuk “belajar”
Andragogi…..

• Learning by doing
• Fasilitator menggali pengalaman
peserta
• Cara belajar dua arah/banyak
arah
PEDAGOGI

• Ilmu dan seni untuk mengajar anak-anak (the art and


science of teaching children)
• Pemberi materi  narasumber
Peserta  tidak mempunyai pengetahuan
dan pengalaman
• Bersifat satu arah
3. PRINSIP CARA BELAJAR
ORANG DEWASA
EMPAT ASPEK PEDAGOGI - ANDROGOGI

• Self concept
• Role of
learner’
experience
• Readiness to
learn
• Orientation to
3 FAKTOR DALAM MENCIPTAKAN SUASANA

Lingkungan belajar

Hubungan Antar Manusia

Lingkungan Fisik organisasi


4. RAGAM METODE BELAJAR
PARTISIPATORI
1. VIPP
(Visualization in Participatory Program)
• Suatu proses kepesertaan, yang berpusat
pada manusia
• Semua peserta berpartisipasi dan
mempunyai kesempatan yang sama untuk
berekspresi
• Menggunakan sejumlah kartu berbagai
bentuk dan warna
ALAT BANTU BELAJAR

• Papan, flipchart atau


papan busa
• Pin atau selotip
kertas
• kartu
PENGELOMPOKAN KARTU DI PAPAN

• Kartu disusun dan dikelompokkan sesuai


kreativitas, contoh :
PENULISAN KARTU
• Satu ide per kartu
• Tulisan maksimun tiga baris pada tiap kartu
• Gunakan kata kunci
• Tulisan mudah dibaca
• Kartu dengan ukuran, bentuk,warna yang
berbeda
• Ikuti aturan warna fasilitator untuk
kategori ide
PELIBATAN PESERTA
• Setiap peserta = narasumber
narasumber = peserta
• Saling membantu
• Setiap pemikiran
diperhitungkan
• Setiap konflik
divisualisasikan
• Perasaan tidak nyaman
harus ditanggulangi
• Kartu kuning untuk
membatasi bicara
KERJA KELOMPOK
• Atur ruang kerja : kursi lingkaran atau setengah
lingkaran
• Penjelasan tugas dengan kata-kata atau
demonstrasi
• Tentukan topik dan waktu
• Kumpulkan pemikiran dalam satu kartu
• Kelompokan dan diskusikan kartu
• Review kelompok kartu
• Siapkan presentasi
PRESENTASIKAN HASIL KERJA KELOMPOK

• Seluruh peserta dan tim berkumpul di


depan panel
• Presentasi kreatif, bisa dengan
program
• Libatkan semua peserta
• Hindari komentar panjang dan
pengulangan
• Catat umpan balik atas kartu
2. CURAH PENDAPAT
(BRAINSTORMING)
• Sumbang saran
• Membantu menghasilkan ide-ide dengan
cepat
• Ide disampaikan di papan flipchart atau
kartu yang tersedia
• Semua peserta berpartisipasi
• Dapat digunakan untuk mengawali sesi
3. BERMAIN PERAN

Yaitu berperan sebagai ‘seseorang’ yang bukan dirinya


dengan meniru

• Memberi kesempatan peserta berekspresi lewat


emosi
• Dalam peran yang ditiru, menganalisis masalah dan cara
mengatasinya

• Kesempatan petugas kesehatan untuk menunjukkan


kemampuan dalam membantu masalah remaja dalam
berbagai situasi
4. STUDI KASUS

• Dapat dengan bentuk sidang pleno


atau sesi kelompok kecil
• Memodifikasi tugas
• Membuat variabel metode umpan
balik
5. DISKUSI
• Suasana diskusi santai dan informal 
iklim terbuka
• Bahan diskusi dipersiapkan dengan baik
• Menentukan kelompok dan peserta kelompok
• Tempat diskusi menyenangkan
• Adanya flipchart/papan untuk mencatat hasil
diskusi
• Adanya pengantar tentang hasil diskusi yang
diharapkan tampa ikut campur fasilitator
6. METODE CERAMAH

• Metode ceramah = metode kuliah ( the lecture


method) = metode deskripsi
• Memberikan penjelasan/deskripsi materi
pembelajaran dengan lisan secara sepihak
(fasilitator)
• Tujuan : agar peserta latih mengetahui dan
memahami materi
• Cara belajar satu arah
7. METODE DEMONSTRASI

• Cara mengajar dengan memperlihatkan suatu


proses
• Menekankan pada penjelasan dan hasil kerja
(contoh konkrit)  ditunjukkan pelatih agar
mudah dipahami oleh peserta
• Keuntungan : lebih menimbulkan minat, dapat
menjelaskan prinsip/prosedur yang masih kabur
• Kelemahan : membutuhkan waktu persiapan
dan peralatan mahal
8. KELOMPOK STUDI KECIL
(BUZZ GROUP)
• Pemecahan kelompok yang lebih besar:2 atau 3
orang

• Keunggulan :
- mendorong peserta yan pemalu
- menciptakan suasana menyenangkan
- pembagian tugas
kepemimpinanmemupuk kepemimpinan
- menghemat waktu
- memungkinkan pengumpulan pendapat
- variasi metode
Kelompok studi kecil ( BUZZ G R O U P ) … .

• Kelemahan :
- tingkat pengetahuan peserta tidak sama
hasil diskusi tidak maksimal
• Kemungkinan laporan tidak tersusun baik
• Diskusi mungkin berputar-putar
• Mungkin ada pemimpin yang lemah
• Perlu belajar sebelumnya bila ingin
mencapai hasil yang baik
9. METODE SIMULASI
• Simulasi : pekerjaan tiruan atau meniru
• Memberikan kesempatan peserta untuk
menirukan suatu kegiatan/pekerjaan
yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawab dalam kehidupan sehari-
hari
• menampilkan simbol-simbol atau
peralatan dan kondisi
sebenarnya
Tahapan pelaksanaan ………………….

• Persiapan: skenario kasus, masalah,


peralatan, pembentukan kelompok, dll
• Pelaksanaan simulasi
- menjelaskan skenario
- menyajikan situasi dalam kehidupan nyata
- memainkan peran
- penutupan kegiatan dengan demonstrasi
dan komentar
Tahapan pelaksanaan…

• Review/balikan/umpan
- diawali dengan pernyataan kesan
tentang penguasaan materi
- dilanjutkan dengan diskusi
- akhir diskusi, pelatih memberikan
umpan balik dan tindak lanjut sesuai
kesimpulan hasil simulasi
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai