Anda di halaman 1dari 50

ZAT ADITIF

ZAT ADIKTIF
DAN
PSIKOTROPIK
A
Nama Kelompok
1. Arfidha Rima Yustikalifa (06)
2. M. Ichwan Muhajir (20)
3. Septia Novia Alman (29)
4. Siti Nurul Azizah (30)

2
3
ZA
TA
DIK
IF T
ZAT ADITIF

PS
IKO
TR
O PIK
A
A. Pengertian zat aditif

Zat aditif atau zat tambahan makanan merupakan bahan yang


ditambahkan ke dalam makanan baik dalam memproses,
mengolah, mengemas dan menyimpan makanan. Menurut
Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu
dan gizi pangan, yang dimaksud bahan tambahan pangan adalah
bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi
sifat atau bentuk pangan.
Di Indonesia pemakaian zat aditif diatur oleh Departemen
Kesehatan, sedangkan pengawasanya dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pengwasan Obat dan makanan (Dirjen POM).

4
Pemberian zat aditif pada makanan secara garis besarnya
bertujuan :
 Untuk mempertahankan nilai gizi makanan karena
selama proses pengolahan makanan zat gizi ada yang
rusak atau hilang
 Agar makanan lebih menarik
 Agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga
 Untuk konsumsi sebagian orang tertentu yang
memerlukan diet
 Agar makanan lebih tahan lama disimpan

5
B. Macam-macam zat aditif
Berdasarkan sumbernya, zat aditif dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu zat aditif alami dan zat
aditif sintetis atau buatan.
1. Zat aditif alami
Zat aditif alami yaitu zat tambahan pada
makanan yang sudah ada di alam, tanpa
disintesis. Zat aditif alamiah mudah diperoleh
dan lebih aman digunakan. Sehingga sampai
sekarang penggunaan zat aditif alamiah ini
semakin diminati oleh masyarakat. Hanya
kelemahan zat aditif alamiah ini
penggunaannya dibutuhkan dalam jumlah
yang lebih banyak, kurang stabil kepekatannya
dan kurang tahan lama.
6
Berikut beberapa contoh zat aditif alami dan kegunaannya
a. Pewarna
1. Wortel
Sebagai zat pemberi warna orange pada makanan. Sering
digunakan pada pembuatan selai nanas. Selain sebagai
pemberi warna orange, wortel juga baik dimakan
langsung atau diperas airnya dan
diminum karena mengandung vitamin A. Di
dalam wortel ini terkandung β-karotin yang merupakan zat
pewarna alamiah dan sekaligus mengandung vitamin A.
2. Kunyit
Pemberi warna kuning agak gelap pada pembuatan
makanan. Biasanya digunakan pada pembuatan
nasi kuning. Kunyit juga sering ditambahkan pada
pengolahan daging ayam atau itik karena dapat
menghilangkan bau amis dan menambah rasa yang khas

7
3. Daun suji pemberi warna hijau pada bahan
makanan. Bisa juga digunakan sebagi zat
warna pada minuman.

b. Pemanis
1. Gula tebu atau gula pasir
Dibuat dari tanaman tebu. Berfungsi juga sebagai zat
pengawet, karena gula ini bersifat menyerap kandungan air
(Bersifat higroskopis)
2. Gula aren
Gula aren ini dihasilkan dari tanaman aren. Penggunaannya
hampir sama dengan gula jawa. Hanya saja gula aren ini
lebih manis sehingga sering digunakan pada pembuatan
jenang.
 

8
c. Pengawet
1. Garam dapur
Garam dapur digunakan sebagai pengawet makanan
karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam
makanan. Bahkan garam dapur dapat membunuh
bakteri. Hal ini disebabkan karena garamdapur bersifat
higroskopois (menyerap kandungan air dalam
makanan).

2. Bawang Putih
Bawang putih mengandung zat allicin yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri,
sehingga dipakai untuk bahan pengawet .

9
3. Asam cuka
Nama kimia asam cuka adalah asam asetat. Karena
sifat yang asam, asam cuka dapat membunuh bakteri.
Asam asetat 4% meruapakan asam cuka yang sering
digunakan sebagai pengawet buah / sayuran.

d. Penyedap
1. Garam dapur
Garam dapur merupakan penyedap yang sering
digunakan. Rasa asin dalam garam dapur berasal dari
natrium klorida (NaCl)
2. Bawang putih
Selain sebagai pengawet, bawang putih juga digunakan
sebagai bahan penyedap. Selain mengandung alicin,
bawang putih juga mengandung silfur dan iodin yang
tinggi.

10
3. Cabai merah
Cabai merah sebagai zat penyedap rasa
sekaligus sebagai merangsang selera makan

e. Pemberi Aroma
1. Daun jeruk
Daun jeruk memberikan aroma yang khas dan
membangkitkan gairah makan. Daun jeruk juga
dapat menghilangkan bau amis pada ikan.

2. Vanili
Zat ini memberikan rasa dan aroma yang harum. Bisa
digunakan pada pembuatan roti atau pada pembuatan
kolak.

11
3. Serai
Zat ini berfungsi biasanya sebagai penambah
aroma pada pembuatan air hangat (minuman
serai), juga digunakan untuk menambah aroma
segar pada makanan-makanan bersantan

4. Daun pandan
Biasa ditambahkan pada saat menanak nasi agar nasi
berbau harum dan tidak cepat basi, juga digunakan pada
pembuatan kue, bubur, atau es

f. Bahan Pengasam
Bahan pengasam bertujuan untuk menghilangkan rasa
enek (mual) pada saat mengonsumsi makanan.

12
2. Zat aditif Sintetis atau buatan
Zat aditif sintetis merupakan zat aditif atau
tambahan yang diperoleh melalui sintetis dari
bahan kimia yang sifatnya hampir sama
dengan dengan bahan alamiah yang sejenis.
Keunggulan zat aditif sintetis jika dibanding
dengan zat aditif alamiah adalah lebih stabil,
menggunakannya lebih sedikit dan biasanya
tahan lebih lama. Sedangkan kelemahannya
zat aditif dapat menimbulkan resiko penyakit
kanker atau bersifat karsinogenik.

13
Beberapa contoh zat aditif sintetis dan kegunaannya:
a. Pewarna
Zat pewarna pada makanan berfungsi untuk memberi
warna bahan makanan agar tampil menarik sehingga
menarik konsumen.
Contoh :
Nama Warna Jenis makanan

Fast Green FCF Hijau Es krim dan buah kalengan


Sunsetyellow FCF Kuning Minuman ringan dan makanan cair
Brilliant blue FCF Biru Es krim, selai,jeli, buah kalengan

Coklat HT Coklat Minuman ringan dan makanan cair

14
b. Pemanis

Pemanis sintetis adalah pemanis pengganti gula pasir atau gula


tebu atau sukrosa. Pemanis sintetis biasanya dipakai pada
pembuatan sirop, sari buah, minuman ringan dan macam-macam
kue. Pemanis sintetis yang sering digunakan diantaranya sebagai
berikut :
 Sakarin, tingkat kemanisan 300 kali lebih manis dari pada
gula.
 Aspartam, tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari pada
gula.
 Asesulfam, tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari pada
gula
 Siklamat (Natrium siklamat atau kalsium siklamat), tingkat
kemanisan 30 kali lebih manis dari pada gula.
 Sorbitol
 Dulsin, zat pemanis ini sudah dilarang penggunaannya

15
c. Pengawet

Pengawet digunakan agar makanan lebih tahan lama disimpan /


tidak cepat busuk. Bahan pengawet bersifat menghambat atau
mematikan pertumbuhan mikroba / mikroorganisme yang dapat
merusak makanan sehingga mengalami pembusukan.
Zat pengawet sintetik diantaranya :
 Natrium benzoat / asam benzoat, pengawet minuman ringan,
kecap, margarin, saus, manisan, buah-buahan kalengan
 Natrium nitrit, pengawet dan untuk mempertahankan warna
daging atau ikan.
 Asam propionat, untuk mengawetkan roti, keju, margarin,
mentega
 Asam sorbat, digunakan untuk menghambat pertumbuhan
kapang dan ragi.

16
d. Penyedap

Zat penyedap yang paling kita kenal adalah vetsin atau MSG
(Monosodium Glutamat) dikenal dengan merk dagang; Ajinomoto,
Miwon, Sasa, Maggie dll. Dibalik kelezatan dari MSG, ternyata
MSG dapat mengakibatkan penyakit yang disebut Chinese
Restaurant Syndrome (CRS). Gejala-gejala penyakit ini adalah :
pusing kepala, wajah berkeringat, sesak dada bagian bawah,
kesemutan pada punggung leher, rahang bawah serta leher bagian
bawah yang kemudian terasa panas. Zat aditif yang termasuk
penyedap selain MSG adalah NaCl (garam dapur), Nukleotida
seperti Guanosin monofosfat (GMP) dan Ionosin monofosfat (IMP)
semuanya memberi rasa gurih.

17 Monosidium glutamat
e. Antioksidan

Zat antioksidan berfungsi melindungi makanan dari kerusakan akibat


oksidasi lemak atau minyak yang mengandung senyawa tak jenuh.

Yang termasuk zat antioksidan adalah:


 Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi Toluen (BHT),
ditambahkan pada lemak / minyak goreng agar tidak cepat basi
(tengik)
 Asam askorbat (serta garam kalium, kalsium dan garam natrium)
ditambahkan ke dalam daging olahan, daging awetan, makanan
bayi kalengan, kaldu ayam.

Asam askorbat
18
f. Sekuestran (zat pengikat logam)

Sekuestran merupakan bahan penstabil yang digunakan dalam berbagai


pengolahan bahan makanan. Sekuestran akan mengikat logam sehingga
menjaga kestabilan bahan. Sekuestran yang paling sering digunakan
dalam bahan
makanan adalah asam sitrat dan turunannya, fosfat dan garam
etilendiamintetraasetat(EDTA)

g. Penambah aroma (Essens / Flavour)

Zat aditif ini digunakan untuk memberikan aroma buah-buahan pada


makanan.
Etil butirat : rasa buah nanas
Amil valerat : rasa buah apel
Oktil asetat : rasa buah jeruk
Amil asetat : rasa buah pisang
Butil asetat : rasa buah murbei
Isobutil propionat : rasa buah rum
19 Benzaldehid : rasa buah lobi-lobi
h. Pengatur Keasaman

Zat aditif ini berfungsi untuk mengasamkan,


menetralkan dan mempertahankan derajad
keasaman makanan.
Contoh : asam asetat, asam sitrat, asam laktat,
asam tartrat, natrium bikarbonat, amonium
bikarbonat
 

Natrium bikarbonat

20
C. Batas Penggunaan Zat Aditif
Informasi mengenai Batas Maksimal Penggunan
harian (BMP) atau Acceptable Daily Intake (ADI)
sangat penting diketahui oleh produsen makanan
dan masyarakat. ADI merupakan batasan yang tidak
menimbulkan resiko jika dikonsumsi oleh manusia
dengan perhitungan per Kg berat badan. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 722/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan
Tambahan Makanan.

21
Batas penggunaan tambahan makanan diantaranya terdapat
pada tabel berikut:

Nama zat aditif Batasan Permenkes RI Batasan ADI per Kg


per Kg Makanan berat badan

Sakarin 50 mg – 300 mg -
Siklamat 500 mg – 3 gram -
Asam asetat Secukupnya Tidak ada batasan
Asam sitrat 5 gram – 40 gram Tidak ada btsan
Asam benzoat 600 mg – 1 gram 0 – 5 mg
MSG / Vetsin Secukupnya 0 – 120 mg
BHT 100 mg – 1000 mg 0 – 0,3 mg
BHA 100 mg – 1000 mg 0 – 0,125 mg
Beta karotin 100 mg – 600 mg -
Karamel 150 mg – 300 mg Tidak ada batasan
Eritrosin 30 mg – 300 mg 0 – 0,6 mg

Sebagai contoh seorang siswa mempunyai berat badan 40 Kg


mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif dengan nilai ADI
5 mg/kg. Maka batas maksimal harian zat aditif itu diperbolehkan
dimakan adalah : 5 x 40 = 200 mg

22
D. Zat Adiktif

Zat adiktif adalah zat atau obat-obat bukan narkotika atau


psikotropika yang jika dikonsumsi akan bekerja pada sistem
saraf pusat dan dapat mengakibatkan ketagihan atau
ketergantungan. Zat yang masuk dalam kategori zat adiktif
adalah alkohol, nikotin, kafein, inhalansi yaitu larutan yang
mudah menguap (lem, aerosol, cat semprot, hairspray,
pengharum ruangan, deodoran, gas cair, penghilang cat kuku,
pengencer cat, cairan pengisi korek api, bensin, butana,
propana, obat pembius/anestesi, eter).

23
Contoh zat adiktif
1. Rokok
Rokok terbuat dari tembakau yang dibungkus kertas kemudian
dijual. Tetapi ada pula rokok yang dibuat sendiri oleh perokok
kemudian dihisap sendiri. Rokok merupakan zat adiktif yang
yang dapat merusak kesehatan dan menyebabkan berbagai
macam penyakit, diantaranya penyakit paru-paru, jantung,
bahkan dapat menimbulkan kematian.

Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok adalah

a. Nikotin
Nikotin adalah zat utama yang terdapat dalam daun
tembakau. Zat ini sangat beracun, mudah diserap lewat kulit dan
alat tubuh yang lain, berwarna kuning agak pucat, kalau terkena
cahaya menjadi coklat, bau dan rasanya tidak enak.
24
Menelan 2 atau 3 tetes nikotin murni dapat membunuh
seseorang. Nikotin berfungsi sebagai stimulan, yang
mempercepat kegiatan dalam otak. Nikotin dianggap lebih
adiktif dibanding heroin. Semakin muda seseorang mulai
merokok, semakin sulit untuk berhenti.
 
b. Tar tembakau
Tar adalah penyebab utama kanker paru-paru bagi perokok
sehingga tar ini disebut bersif karsinogenik. Tar juga
mengakibatkan penyakit-penyakit tenggorokan dan
pernafasan. Seorang perokok yang menghabiskan satu
setengah bungkus rokok setiap hari menyedot masuk tar
tembakau sekitar 1,136 liter setahun di dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan.
25
c. Karbon monosida.

Karbon monoksida adalah gas yang sangat beracun


dan berbahaya. Gas ini dihasilkan dari pembakaran
yang tidak sempurna, misalnya mesin kendaraan
bermotor dan dikeluarkan lewat knalpot. Merokok juga
merupakan pembakaran yang tidak sempurna,
sehingga menyebabkan kadar karbon monoksida di
dalam paru-paru lebih tinggi dibandingkan dengan
menghirup udara tercemar. Sangat dianjurkan pula
jangan merokok di tempat yang terbatas oksigennya,
seperti ruangan ber AC dan kendaraan umum.

26
Gas karbon monoksida merupakan gas
yang tidak berwarna dan tidak berbau. Di
dalam darah lebih reaktif dibanding oksigen,
kurang lebih 200 kali lebih kuat daya
pengikatannya dibanding oksigen.
Akibatnya Haemoglobin(Hb) dalam darah
lebih mudah mengikat gas CO, sedangkan
gas O2 dalam darah tidak dimanfaatkan
untuk pembakaran.
Hb + O2 → HbO2
Hb + CO → HbCO
HbCO yang terbentuk dalam keadaan stabil
dan tidak dapat digunakan lagi. Tetapi jika
HbO2 maka O2 dilepaskan untuk
pembakaran dan Hb digunakan lagi untuk
mengangkut O2.
27
 
4. Bahan-bahan kimia lain
Lebih dari 4000 zat-zat lain dapat
ditemukan di dalam asap rokok.
Sebagian beracun dan 43 diantaranya
diketahui dapat menyebabkan
penyakit kanker. Beberapa dari bahan-
bahan tersebut diantarnya : aseton,
amoniak, hidrogen sulfida

28
a. Komponen rokok

29
b. Perokok Aktif dan Perokok pasif
Perokok aktif adalah orang menghisap rokok
secara langsung. Sedangkan perokok pasif
adalah orang yang tidak merokok tetapi ikut
menghisap asap rokok.

c. Akibat yang ditimbulkan dari Merokok


1. Pengaruh langsung setelah merokok
 Peningkatan denyut jantung
 Berkeringat
 Nafas berbau
 Mual atau ingin muntah
 pusing
 keluar air liur
 tenggorokan gatal
 pakaian bau asap tembakau 

30
2. Pengaruh pada sistem pernapasan
 bronkitis
 akibat tar yang dikandung rokok
dapat menyebabkan kanker paru-
paru
 berdahak
 bernapas susah
 radang saluran pernapasan

3. Pengaruh pada sistem jantung dan


pembuluh darah
 tekanan darah tinggi
 terkena serangan jantung
 penyempitan pembuluh darah

31
4. Pengaruh pada sistem pencernaan
Lambung dan usus dapat luka  
5.Pengaruh pada sistem reproduksi dan
pengaruhnya pada bayi
 Ibu hamil yang merokok dapat
menyebabkan kurangnya fungsi paru-
paru dan sempitnya jalan pernapasan
pada bayinya.
 Dapat mengalami keguguran
 Bayi yang dilahirkan beratnya
berkurang
 Pertumbuhan bayi terlambat
6. Pengaruh pada sistem saraf
 Pembuluh darah menyempit
 Stroke

32
2 Minuman Keras
Minuman keras atau minuman beralkohol juga
termasuk zat adiktif. Minuman keras dibedakan
menjadi 3(tiga) golongan :


Golongan A, yaitu minuman keras yang berkadar
alkohol 1% - 5%. Contoh : Bir
Golongan B, yaitu minuman keras yang berkadar
alkohol 5% - 20%. Contoh : Anggur / wine
Golongan C, yaitu minuman keras yang berkadar
alkohol 20% - 45 %. Contoh : Arak, Whisky, Vodca,
TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput

33 Minuman keras
Akibat yang ditimbulkan dari Minum-
minuman Beralkohol.
1. Pengaruh langsung setelah minum :
 kehilangan keseimbangan tubuh


 pusing, merasa gembira, kulit
menjadi merah
 perasaan dan ingatan menjadi
tumpul
 Dalam dosis tinggi menjadi
mabuk, tindakan tidak terkontrol,
kendali diri berkurang

2. Pengaruh pada sistem pernapasan :


 Denyut jantung dan pernapasan
lambat

34
5. Pada sistem reproduksi dan pengruh
pada bayi
 Pada ibu hamil dapat
menyebabkan cacat bayi yang


dikandung, abortus, kelahiran
prematur
 Pada pria dapat menyebabkan
impotensi
6. Pada sistem saraf pusat
 memperlambat fungsi otak yang
mengontrol pernapasan dan
denyut jantung sehingga dapat
menimbulkan kematian
 dapat menyebabkan hilangnya
memori (amnesia) sakit jiwa,
kerusakan tetap pada otak dan
sistem saraf

35
E. Psikotropika
Narkoba singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya
disebut juga NAPZA singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif.
Undang-undang yang mengatur tentang Narkotika
adalah : UU RI No. 22 tahun 1997. Menurut Undang-
undang ini narkoba jenis narkotika dibagi menjadi 3
golongan, yaitu :
1. Golongan I , berpotensi sangat kuat dalam
menimbulkan ketergantungan dan dilarang digunakan
untuk pengobatan. Contoh: opium, heroin, ganja

36
2. Golongan II, berpotensi kuat dalam menimbulkan
ketergantungan dan digunakan secara terbatas untuk
pengobatan. Contoh: petidin, candu, betametadol

3. Golongan III, berpotensi yang ringan dalam


menimbulkan ketergantungan dan banyak digunakan
untuk pengobatan. Contoh: asetil dihidrocodeina,
dokstroproposifen, dihidrocodeina

37
Undang-undang yang mengatur tentang
psikotropika adalah UU No. 5 tahun 1997.
Menurut undang-undang ini narkoba jenis
psikotropika dibedakan menjadi 4 golongan,
yaitu :

1. Golongan I, mempunyai potensi yang


sangat kuat dalam menyebabkan
ketergantungan dan dinyatakan sebagai
barang terlarang. Contoh : ekstasi (MDMA =
3,4 methylenedioxy methamfetamine,
LSD(Lysergic acid diethylamid), DOM
2. Golongan II, mempunyai potensi yang kuat
dalam menyebabkan ketergantungan.
Contoh amfetamin, metamfetamin (sabu),
fenetilin
3. Golongan III, mempunyai potensi sedang
dalam menyebabkan ketergantungan, dapat
digunakan untuk pengobatan tetapi harus
dengan resep dokter. Contoh : amorbarbital,
brupronorfina, mogadon (sering
disalahgunakan)
4. Golongan IV, mempunyai potensi ringan
dalam menyebabkan ketergantungan, dapat
digunakan untuk pengobatan tetapi harus
dengan resep dokter. Contoh : Diazepam,
nitrazepam, lexotan (sering disalahgunakan),
pil koplo (sering disalahgunakan), obat
penenang (sedativa), obat tidur (hipnotika)
1.Amfetamin

Amfetamin
Amfetamin mempunyai dampak perangsang yang kuat pada
jaringan saraf. Pengguna sering bertingkah laku kasar dan
aneh dan menjadi tergantung pada obat ini secara mental.
Dampak yang ditimbulkan dari pengguna amfetamin ini antara
lain : penurunan berat badan, gelisah, mudah marah dan
bingung, , sulit tidur, mudah tersinggung.
Amfetamin biasanya disalahgunakan untuk menimbulkan rasa
kegembiraan, tenaga bertambah, perasaan sehat, berkuasa
dan percaya diiri. Penggunaan yang lama dapat menyebabkan
otak rusak atau mengerut, berakibat paranoid sampai menjadi
gila dan akhirnya mati. Jenis obat terlarang ini berbentuk pil,
kapsul dan tepung. Tersedia dalam berbagai merk diantranya :
Dexamphetamin (Dexedrine) dan Pemoline(Volital).

40
2. Ekstasi

Nama Kimia ekstasi adalah 3,4 methylenedioxy methamfetamine


disingkat MDMA. Ekstasi adalah salah satu zat psikotropika dan
diproduksi secara tidak sah / ilegal di dalam laboratorium dan
dibuat dalam bentuk tablet atau kapsul. Jenis obat ini yang
populer beredar di masyarakat adalah: Alladin, Apel, Butterfly,
Elektric. Nama gaul di
jalanan ekstasi antara lain dikenal dengan nama : E, XTC,
Doves, New Yorkers, Inex, I, kancing, Essence

Ekstasi

41
Setelah memakai ekstasi pengaruh langsung bagi pengguna adalah
menyebabkan perasaan “fly” (gembira) dosisi, mudah tersinggung,
cemas, menjadi energik, matanya sayu, susah tidur dan berkeringat.
Akibat jangka panjang dari pemakaian ekstasi adalah kerusakan
syaraf otak, dehidrasi (kekurangan cairan), halusinasi (penglihatan
atau pendengaran semu), kurang gizi, ketergantungan dan gejala
putus asa (murang dan letih), agresif (dapat melakukn tindakan keji
dan akal sehat hilang)

42
3. Sabu-sabu

Nama asli sabu-sabu adalah Methamfetamin.


Sedangkan nama shabu-shabu adalah nama gaul
dari narkoba jenis ini. Shabu-shabu berbentuk
kristal seperti gula pasir atau seperti vetsin. Ada
beberapa jenis shabu-shabu antara lain : Crystal,
Coconut dan Gold River. Shabu-shabu dikenal
dengan sebutan ice, juga dikenal dengan sebutan
Kristal, Ubas, Mecin, Glass, Hirropon, Quart.
Obat ini dapat di temukan dalam bentuk kristal dan
obat ini tidak mempunyai warna maupaun bau,
maka ia di sebut dengan kata lain yaitu Ice.

Sabu – sabu
43
Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Si
pemakai shabu-shabu akan selalu bergantung pada obat bius itu dan
akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau
bahkan kematian.
Dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga
mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang
ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang
didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena
asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai
yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek
jangka panjang yang mungkin ditimbulkan oleh aluminium foil.

44
F. Menghindari diri dari
pengaruh zat adiktif dan
psikotropika

Penyalahgunaan penggunaan zat adiktif dan


psikomotor dapat dihindari baik secara
pereventif (pencegahan) maupun kuratif
(penyembuhan).
1. Secara preventif (pencegahan)
a. meningkatkan hubungan keharmonisan
rumah tangga. Hubungan komunikasi antar
anggota keluarga yang baik dapat
mengurani resiko penyalahgunaan narkotik
dan zat aditif.
b.Memperbanyak kegiatan yang bermanfaat
dan positif

45
c. Memilih pergaulan dengan teman yang
baik dan tidak mudah terpengaruh oleh
bujukan orang lain, termasuk bujukan teman
sebaya.
d. meningkatkan iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Esa

46
2.Secara kuratif (Penyembuhan)
Untuk keadaan darurat, pertolongan pertama
terhadap penderitaan yang dialami pemakai
zat adiktif dan psikotropika dapat dilakukan.
Caranya, pemakai dimandikan dengan air
hangat, diberi banyak minum, diberi makanan
bergizi dalam jumlah sedikit tetapi sering dan
alihkan perhatiannya dari zat adiktif dan
psikotropika. Bila usaha ini tidak berhasil perlu
mendapat pertolongan dokter.
Upaya kuratif bagi pemakai zat adiktif dan
psikotropika secara lebih rinci dilaksanaka
melalui beberapa tahap sebagai berikut :

47
a. Terapi secara supportif
Terapi dilakukan pada pengguna yang telah mengalami
gejala over dosis atau sakaw. Terapi dapat dilakukan
dengan resusitasi jantung dan paru.

b. Detoksifikasi
Terapi dengan cara detoksifikasi (menghilangkan racun di
dalam darah) dapat dilakukan secara medis dan non
medis. Secara medis, terapi detoksifikasi dilakukan
dengan beberap cara. Cara yang pertama dengan
melakukan pengurangan dosis secara bertahap dan
mengurangi tingkat ketergantungan. Cara kedua dengan
menggunakan antagonis morfin, yaitu senyawa yang
dapat mempercepat proses neuroregulasi. (pengaturan
kerja saraf).Cara yang ketiga dengan melakukan
penghentian total pemakaian obat akan dapat
menimbulkan gejala putus obat (sakaw) sehingga pada
cara ini perlu diberi terapi untuk menghilangkan gejala-
gejala yang timbul
48
c. Rehabilitasi

Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif),


tubuh pemakai secara fisik memang tidak ketagihan lagi, tetapi secara
psikis biasanya sering timbul keinginan terhadap zat tersebut yang terus
membututi alam pikiran dan perasaannya. Untuk itu, setelah detoksifikasi
perlu juga diproteksi lingkungan dan pergaulan yang bebas dari lingkungan
pecandu.

49
Thank you
Any question ?

50

Anda mungkin juga menyukai