ZAT ADIKTIF
DAN
PSIKOTROPIK
A
Nama Kelompok
1. Arfidha Rima Yustikalifa (06)
2. M. Ichwan Muhajir (20)
3. Septia Novia Alman (29)
4. Siti Nurul Azizah (30)
2
3
ZA
TA
DIK
IF T
ZAT ADITIF
PS
IKO
TR
O PIK
A
A. Pengertian zat aditif
4
Pemberian zat aditif pada makanan secara garis besarnya
bertujuan :
Untuk mempertahankan nilai gizi makanan karena
selama proses pengolahan makanan zat gizi ada yang
rusak atau hilang
Agar makanan lebih menarik
Agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga
Untuk konsumsi sebagian orang tertentu yang
memerlukan diet
Agar makanan lebih tahan lama disimpan
5
B. Macam-macam zat aditif
Berdasarkan sumbernya, zat aditif dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu zat aditif alami dan zat
aditif sintetis atau buatan.
1. Zat aditif alami
Zat aditif alami yaitu zat tambahan pada
makanan yang sudah ada di alam, tanpa
disintesis. Zat aditif alamiah mudah diperoleh
dan lebih aman digunakan. Sehingga sampai
sekarang penggunaan zat aditif alamiah ini
semakin diminati oleh masyarakat. Hanya
kelemahan zat aditif alamiah ini
penggunaannya dibutuhkan dalam jumlah
yang lebih banyak, kurang stabil kepekatannya
dan kurang tahan lama.
6
Berikut beberapa contoh zat aditif alami dan kegunaannya
a. Pewarna
1. Wortel
Sebagai zat pemberi warna orange pada makanan. Sering
digunakan pada pembuatan selai nanas. Selain sebagai
pemberi warna orange, wortel juga baik dimakan
langsung atau diperas airnya dan
diminum karena mengandung vitamin A. Di
dalam wortel ini terkandung β-karotin yang merupakan zat
pewarna alamiah dan sekaligus mengandung vitamin A.
2. Kunyit
Pemberi warna kuning agak gelap pada pembuatan
makanan. Biasanya digunakan pada pembuatan
nasi kuning. Kunyit juga sering ditambahkan pada
pengolahan daging ayam atau itik karena dapat
menghilangkan bau amis dan menambah rasa yang khas
7
3. Daun suji pemberi warna hijau pada bahan
makanan. Bisa juga digunakan sebagi zat
warna pada minuman.
b. Pemanis
1. Gula tebu atau gula pasir
Dibuat dari tanaman tebu. Berfungsi juga sebagai zat
pengawet, karena gula ini bersifat menyerap kandungan air
(Bersifat higroskopis)
2. Gula aren
Gula aren ini dihasilkan dari tanaman aren. Penggunaannya
hampir sama dengan gula jawa. Hanya saja gula aren ini
lebih manis sehingga sering digunakan pada pembuatan
jenang.
8
c. Pengawet
1. Garam dapur
Garam dapur digunakan sebagai pengawet makanan
karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam
makanan. Bahkan garam dapur dapat membunuh
bakteri. Hal ini disebabkan karena garamdapur bersifat
higroskopois (menyerap kandungan air dalam
makanan).
2. Bawang Putih
Bawang putih mengandung zat allicin yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri,
sehingga dipakai untuk bahan pengawet .
9
3. Asam cuka
Nama kimia asam cuka adalah asam asetat. Karena
sifat yang asam, asam cuka dapat membunuh bakteri.
Asam asetat 4% meruapakan asam cuka yang sering
digunakan sebagai pengawet buah / sayuran.
d. Penyedap
1. Garam dapur
Garam dapur merupakan penyedap yang sering
digunakan. Rasa asin dalam garam dapur berasal dari
natrium klorida (NaCl)
2. Bawang putih
Selain sebagai pengawet, bawang putih juga digunakan
sebagai bahan penyedap. Selain mengandung alicin,
bawang putih juga mengandung silfur dan iodin yang
tinggi.
10
3. Cabai merah
Cabai merah sebagai zat penyedap rasa
sekaligus sebagai merangsang selera makan
e. Pemberi Aroma
1. Daun jeruk
Daun jeruk memberikan aroma yang khas dan
membangkitkan gairah makan. Daun jeruk juga
dapat menghilangkan bau amis pada ikan.
2. Vanili
Zat ini memberikan rasa dan aroma yang harum. Bisa
digunakan pada pembuatan roti atau pada pembuatan
kolak.
11
3. Serai
Zat ini berfungsi biasanya sebagai penambah
aroma pada pembuatan air hangat (minuman
serai), juga digunakan untuk menambah aroma
segar pada makanan-makanan bersantan
4. Daun pandan
Biasa ditambahkan pada saat menanak nasi agar nasi
berbau harum dan tidak cepat basi, juga digunakan pada
pembuatan kue, bubur, atau es
f. Bahan Pengasam
Bahan pengasam bertujuan untuk menghilangkan rasa
enek (mual) pada saat mengonsumsi makanan.
12
2. Zat aditif Sintetis atau buatan
Zat aditif sintetis merupakan zat aditif atau
tambahan yang diperoleh melalui sintetis dari
bahan kimia yang sifatnya hampir sama
dengan dengan bahan alamiah yang sejenis.
Keunggulan zat aditif sintetis jika dibanding
dengan zat aditif alamiah adalah lebih stabil,
menggunakannya lebih sedikit dan biasanya
tahan lebih lama. Sedangkan kelemahannya
zat aditif dapat menimbulkan resiko penyakit
kanker atau bersifat karsinogenik.
13
Beberapa contoh zat aditif sintetis dan kegunaannya:
a. Pewarna
Zat pewarna pada makanan berfungsi untuk memberi
warna bahan makanan agar tampil menarik sehingga
menarik konsumen.
Contoh :
Nama Warna Jenis makanan
14
b. Pemanis
15
c. Pengawet
16
d. Penyedap
Zat penyedap yang paling kita kenal adalah vetsin atau MSG
(Monosodium Glutamat) dikenal dengan merk dagang; Ajinomoto,
Miwon, Sasa, Maggie dll. Dibalik kelezatan dari MSG, ternyata
MSG dapat mengakibatkan penyakit yang disebut Chinese
Restaurant Syndrome (CRS). Gejala-gejala penyakit ini adalah :
pusing kepala, wajah berkeringat, sesak dada bagian bawah,
kesemutan pada punggung leher, rahang bawah serta leher bagian
bawah yang kemudian terasa panas. Zat aditif yang termasuk
penyedap selain MSG adalah NaCl (garam dapur), Nukleotida
seperti Guanosin monofosfat (GMP) dan Ionosin monofosfat (IMP)
semuanya memberi rasa gurih.
17 Monosidium glutamat
e. Antioksidan
Asam askorbat
18
f. Sekuestran (zat pengikat logam)
Natrium bikarbonat
20
C. Batas Penggunaan Zat Aditif
Informasi mengenai Batas Maksimal Penggunan
harian (BMP) atau Acceptable Daily Intake (ADI)
sangat penting diketahui oleh produsen makanan
dan masyarakat. ADI merupakan batasan yang tidak
menimbulkan resiko jika dikonsumsi oleh manusia
dengan perhitungan per Kg berat badan. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 722/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan
Tambahan Makanan.
21
Batas penggunaan tambahan makanan diantaranya terdapat
pada tabel berikut:
Sakarin 50 mg – 300 mg -
Siklamat 500 mg – 3 gram -
Asam asetat Secukupnya Tidak ada batasan
Asam sitrat 5 gram – 40 gram Tidak ada btsan
Asam benzoat 600 mg – 1 gram 0 – 5 mg
MSG / Vetsin Secukupnya 0 – 120 mg
BHT 100 mg – 1000 mg 0 – 0,3 mg
BHA 100 mg – 1000 mg 0 – 0,125 mg
Beta karotin 100 mg – 600 mg -
Karamel 150 mg – 300 mg Tidak ada batasan
Eritrosin 30 mg – 300 mg 0 – 0,6 mg
22
D. Zat Adiktif
23
Contoh zat adiktif
1. Rokok
Rokok terbuat dari tembakau yang dibungkus kertas kemudian
dijual. Tetapi ada pula rokok yang dibuat sendiri oleh perokok
kemudian dihisap sendiri. Rokok merupakan zat adiktif yang
yang dapat merusak kesehatan dan menyebabkan berbagai
macam penyakit, diantaranya penyakit paru-paru, jantung,
bahkan dapat menimbulkan kematian.
a. Nikotin
Nikotin adalah zat utama yang terdapat dalam daun
tembakau. Zat ini sangat beracun, mudah diserap lewat kulit dan
alat tubuh yang lain, berwarna kuning agak pucat, kalau terkena
cahaya menjadi coklat, bau dan rasanya tidak enak.
24
Menelan 2 atau 3 tetes nikotin murni dapat membunuh
seseorang. Nikotin berfungsi sebagai stimulan, yang
mempercepat kegiatan dalam otak. Nikotin dianggap lebih
adiktif dibanding heroin. Semakin muda seseorang mulai
merokok, semakin sulit untuk berhenti.
b. Tar tembakau
Tar adalah penyebab utama kanker paru-paru bagi perokok
sehingga tar ini disebut bersif karsinogenik. Tar juga
mengakibatkan penyakit-penyakit tenggorokan dan
pernafasan. Seorang perokok yang menghabiskan satu
setengah bungkus rokok setiap hari menyedot masuk tar
tembakau sekitar 1,136 liter setahun di dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan.
25
c. Karbon monosida.
26
Gas karbon monoksida merupakan gas
yang tidak berwarna dan tidak berbau. Di
dalam darah lebih reaktif dibanding oksigen,
kurang lebih 200 kali lebih kuat daya
pengikatannya dibanding oksigen.
Akibatnya Haemoglobin(Hb) dalam darah
lebih mudah mengikat gas CO, sedangkan
gas O2 dalam darah tidak dimanfaatkan
untuk pembakaran.
Hb + O2 → HbO2
Hb + CO → HbCO
HbCO yang terbentuk dalam keadaan stabil
dan tidak dapat digunakan lagi. Tetapi jika
HbO2 maka O2 dilepaskan untuk
pembakaran dan Hb digunakan lagi untuk
mengangkut O2.
27
4. Bahan-bahan kimia lain
Lebih dari 4000 zat-zat lain dapat
ditemukan di dalam asap rokok.
Sebagian beracun dan 43 diantaranya
diketahui dapat menyebabkan
penyakit kanker. Beberapa dari bahan-
bahan tersebut diantarnya : aseton,
amoniak, hidrogen sulfida
28
a. Komponen rokok
29
b. Perokok Aktif dan Perokok pasif
Perokok aktif adalah orang menghisap rokok
secara langsung. Sedangkan perokok pasif
adalah orang yang tidak merokok tetapi ikut
menghisap asap rokok.
30
2. Pengaruh pada sistem pernapasan
bronkitis
akibat tar yang dikandung rokok
dapat menyebabkan kanker paru-
paru
berdahak
bernapas susah
radang saluran pernapasan
31
4. Pengaruh pada sistem pencernaan
Lambung dan usus dapat luka
5.Pengaruh pada sistem reproduksi dan
pengaruhnya pada bayi
Ibu hamil yang merokok dapat
menyebabkan kurangnya fungsi paru-
paru dan sempitnya jalan pernapasan
pada bayinya.
Dapat mengalami keguguran
Bayi yang dilahirkan beratnya
berkurang
Pertumbuhan bayi terlambat
6. Pengaruh pada sistem saraf
Pembuluh darah menyempit
Stroke
32
2 Minuman Keras
Minuman keras atau minuman beralkohol juga
termasuk zat adiktif. Minuman keras dibedakan
menjadi 3(tiga) golongan :
“
Golongan A, yaitu minuman keras yang berkadar
alkohol 1% - 5%. Contoh : Bir
Golongan B, yaitu minuman keras yang berkadar
alkohol 5% - 20%. Contoh : Anggur / wine
Golongan C, yaitu minuman keras yang berkadar
alkohol 20% - 45 %. Contoh : Arak, Whisky, Vodca,
TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput
33 Minuman keras
Akibat yang ditimbulkan dari Minum-
minuman Beralkohol.
1. Pengaruh langsung setelah minum :
kehilangan keseimbangan tubuh
“
pusing, merasa gembira, kulit
menjadi merah
perasaan dan ingatan menjadi
tumpul
Dalam dosis tinggi menjadi
mabuk, tindakan tidak terkontrol,
kendali diri berkurang
34
5. Pada sistem reproduksi dan pengruh
pada bayi
Pada ibu hamil dapat
menyebabkan cacat bayi yang
“
dikandung, abortus, kelahiran
prematur
Pada pria dapat menyebabkan
impotensi
6. Pada sistem saraf pusat
memperlambat fungsi otak yang
mengontrol pernapasan dan
denyut jantung sehingga dapat
menimbulkan kematian
dapat menyebabkan hilangnya
memori (amnesia) sakit jiwa,
kerusakan tetap pada otak dan
sistem saraf
35
E. Psikotropika
Narkoba singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya
disebut juga NAPZA singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif.
Undang-undang yang mengatur tentang Narkotika
adalah : UU RI No. 22 tahun 1997. Menurut Undang-
undang ini narkoba jenis narkotika dibagi menjadi 3
golongan, yaitu :
1. Golongan I , berpotensi sangat kuat dalam
menimbulkan ketergantungan dan dilarang digunakan
untuk pengobatan. Contoh: opium, heroin, ganja
36
2. Golongan II, berpotensi kuat dalam menimbulkan
ketergantungan dan digunakan secara terbatas untuk
pengobatan. Contoh: petidin, candu, betametadol
37
Undang-undang yang mengatur tentang
psikotropika adalah UU No. 5 tahun 1997.
Menurut undang-undang ini narkoba jenis
psikotropika dibedakan menjadi 4 golongan,
yaitu :
Amfetamin
Amfetamin mempunyai dampak perangsang yang kuat pada
jaringan saraf. Pengguna sering bertingkah laku kasar dan
aneh dan menjadi tergantung pada obat ini secara mental.
Dampak yang ditimbulkan dari pengguna amfetamin ini antara
lain : penurunan berat badan, gelisah, mudah marah dan
bingung, , sulit tidur, mudah tersinggung.
Amfetamin biasanya disalahgunakan untuk menimbulkan rasa
kegembiraan, tenaga bertambah, perasaan sehat, berkuasa
dan percaya diiri. Penggunaan yang lama dapat menyebabkan
otak rusak atau mengerut, berakibat paranoid sampai menjadi
gila dan akhirnya mati. Jenis obat terlarang ini berbentuk pil,
kapsul dan tepung. Tersedia dalam berbagai merk diantranya :
Dexamphetamin (Dexedrine) dan Pemoline(Volital).
40
2. Ekstasi
Ekstasi
41
Setelah memakai ekstasi pengaruh langsung bagi pengguna adalah
menyebabkan perasaan “fly” (gembira) dosisi, mudah tersinggung,
cemas, menjadi energik, matanya sayu, susah tidur dan berkeringat.
Akibat jangka panjang dari pemakaian ekstasi adalah kerusakan
syaraf otak, dehidrasi (kekurangan cairan), halusinasi (penglihatan
atau pendengaran semu), kurang gizi, ketergantungan dan gejala
putus asa (murang dan letih), agresif (dapat melakukn tindakan keji
dan akal sehat hilang)
42
3. Sabu-sabu
Sabu – sabu
43
Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Si
pemakai shabu-shabu akan selalu bergantung pada obat bius itu dan
akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau
bahkan kematian.
Dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga
mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang
ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang
didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena
asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai
yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek
jangka panjang yang mungkin ditimbulkan oleh aluminium foil.
44
F. Menghindari diri dari
pengaruh zat adiktif dan
psikotropika
45
c. Memilih pergaulan dengan teman yang
baik dan tidak mudah terpengaruh oleh
bujukan orang lain, termasuk bujukan teman
sebaya.
d. meningkatkan iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Esa
46
2.Secara kuratif (Penyembuhan)
Untuk keadaan darurat, pertolongan pertama
terhadap penderitaan yang dialami pemakai
zat adiktif dan psikotropika dapat dilakukan.
Caranya, pemakai dimandikan dengan air
hangat, diberi banyak minum, diberi makanan
bergizi dalam jumlah sedikit tetapi sering dan
alihkan perhatiannya dari zat adiktif dan
psikotropika. Bila usaha ini tidak berhasil perlu
mendapat pertolongan dokter.
Upaya kuratif bagi pemakai zat adiktif dan
psikotropika secara lebih rinci dilaksanaka
melalui beberapa tahap sebagai berikut :
47
a. Terapi secara supportif
Terapi dilakukan pada pengguna yang telah mengalami
gejala over dosis atau sakaw. Terapi dapat dilakukan
dengan resusitasi jantung dan paru.
b. Detoksifikasi
Terapi dengan cara detoksifikasi (menghilangkan racun di
dalam darah) dapat dilakukan secara medis dan non
medis. Secara medis, terapi detoksifikasi dilakukan
dengan beberap cara. Cara yang pertama dengan
melakukan pengurangan dosis secara bertahap dan
mengurangi tingkat ketergantungan. Cara kedua dengan
menggunakan antagonis morfin, yaitu senyawa yang
dapat mempercepat proses neuroregulasi. (pengaturan
kerja saraf).Cara yang ketiga dengan melakukan
penghentian total pemakaian obat akan dapat
menimbulkan gejala putus obat (sakaw) sehingga pada
cara ini perlu diberi terapi untuk menghilangkan gejala-
gejala yang timbul
48
c. Rehabilitasi
49
Thank you
Any question ?
50