KONSTITUSI
Kelompok 2
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
Penduduk
Pemerintah
Kedaulatan
BENTUK NEGARA
PENGERTIAN KONSTITUSI
STEP 1 Fungsi konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan
Fungsi Konstitusi
Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu
STEP 2 negara.
STEP 5
Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambing nasional
STEP 6 Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga suatu negara
TUJUAN KONSTITUSI
A B C
Konstitusi bertujuan untuk Konstitusi bertujuan untuk Konstitusi bertujuan
memberikan pembatasan melepaskan kontrol memberikan batasan-
sekaligus pengawasan kekuasaan dari batasan ketetapan bagi
terhadap kekuasaan politik penguasaan sendiri para penguasa dalam
menjalankan
kekuasaannya
APA SAJA KONSTITUSI YANG PERNAH BERLAKU DI
INDONESIA
6
5
Amandemen keempat
terjadi pada sidang tahunan
PPR, disahkan 10 agustus
2002.
04
Distribution Of Power
01 02 03 04 05
Pada masa sebelum Perubahan UUD 1945, MPR memiliki kewenangan untuk:
(a) Menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar daripada haluan negara
dan
(b) Memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden.
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus
1945, konstitusi Indonesia sebagai sesuatu ”revolusi grondwet” telah disahkan pada
18 Agustus 1945 oleh panitia persiapan kemerdekaan Indonesia dalam sebuah
naskah yang dinamakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dengan
demikian Undang-Undang Dasar 1945 itu merupakan konstitusi yang sangat singkat.
Kemungkinan untuk mengadakan perubahan atau penyesuaian itu sudah dilihat
oleh para penyusun UUD 1945 itu sendiri, dengan merumuskan dan melalui pasal 37
UUD 1945 tentang perubahan Undang-Undang Dasar. Dan apabila MPR bermaksud
akan mengubah UUD melalui pasal 37 UUD 1945, sebelumnya hal itu harus
ditanyakan lebih dahulu kepada seluruh Rakyat Indonesia melalui suatu referendum.
(Tap no.1/MPR/1983 pasal 105-109 jo. Tap no.IV/MPR/1983 tentang referendum).
implementasi UUD
1945 Sesudah
mengalami
Perubahan
Perubahan UUD 1945 dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda Sidang
MPR dari 1999 hingga 2002.
1. Perubahan pertama dilakukan dalam Sidang Umum MPR Tahun 1999. Arah perubahan
pertama UUD 1945 adalah membatasi kekuasaan Presiden dan memperkuat kedudukan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga legislatif.
2. Perubahan kedua dilakukan dalam sidang Tahunan MPR Tahun 2000. menghasilkan
rumusan perubahan pasal-pasal yang meliputi masalah wilayah negara dan pembagian
pemerintahan daerah, menyempumakan perubahan pertama dalam hal memperkuat
kedudukan DPR, dan ketentuan-ketentuan terperinci tentang HAM.
3. Perubahan ketiga ditetapkan pada Sidang Tahunan MPR 2001. Perubahan tahap ini
mengubah dan atau menambah ketentuan-ketentuan pasal tentang asas-asas landasan
bemegara, kelembagaan negara dan hubungan antarlembaga negara, serta ketentuan-
ketentuan tentang Pemilihan Umum.
4. Sedangkan perubahan keempat dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2002.
Perubahan Keempat tersebut meliputi ketentuan tentang kelembagaan negara dan
hubungan antarlembaga negara, penghapusan Dewan Pertimbangan Agung (DPA),
pendidikan dan kebudayaan, perekonomian dan kesejahteraan sosial, dan aturan
peralihan serta aturan tambahan.
UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia
Berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis.
Undang-undang Dasar merupakan:
01 02
Kumpulan kaidah yang Dokumen tentang
memberikan pembagian tugas dan
pembatasan-pembatasan sekaligus petugasnya
kekuasaan kepada para dari suatu sistem politik.
penguasa. . Suatu deskripsi dari
lembaga-lembaga
03 negara.
Suatu deskripsi yang
menyangkut masalah
hak-hak asasi manusia.
UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia
Bersifat mengikat, baik bagi
penyelenggara negara, lembaga negara,
01 lembaga kemasyarakatan, maupun seluruh
warga negara.
01 03 05 07
02 04 06
Undang-undang Peraturan Presiden (Perpres) Peraturan Daerah
(UU)/Peraturan dan Peraturan lembaga Kabupaten/Kota
Pemerintah Pengganti negara atau organ/badan
Undang-undang (Perpu) negara yang dianggap
sederajat dengan Presiden
KESIMPULAN