Anda di halaman 1dari 15

BUKTI AUDIT YANG DAPAT DIGUNAKAN

DALAM PENGAUDITAN

KELOMPOK 7
ATHALA RANIA RAMADHANTY (20180610183)
LISNAWATI (20180610115)

KELAS AKUNTANSI 3-D


A. HAKIKAT BUKTI AUDIT

 Bukti audit atau audit evidence adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan
pendapatnya. Bukti audit mencakup informasi yang tingkat pengaruhnya tinggi seperti hasil perhitungan
auditor terhadap persediaan, dan juga informasi yang kurang berpengaruh seperti jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan auditor kepada auditan.
 Bukti audit penting untuk mendukung opini dan laporan auditor. Bukti tersebut bersifat kumulatif dan
terutama diperoleh dari prosedur audit yang digunakan selama pelaksanaan audit.
 Bukti audit terdiri dari informasi-informasi yang mendukung asersi tertentu.
 Dalam aktivitas pengumpulan bukti setidaknya dibutuhkan 3 tahapan, yaitu:
1) Penetapan lingkup bukti-bukti ( determining scope of evidence).
2) Pengambilan rentang/kisaran bukti-bukti (taking range of evidence).
3) Pengukuran tingkat signifikan/materialitas bukti-bukti (measuring significancy/materiality of evidence).
DARI PERNYATAAN DI ATAS DAPAT DIRUMUSKAN BUTIR-BUTIR PENTING
TENTANG HAKIKAT BUKTI AUDIT :

 Informasi yang disajikan sangat bervariasi sesuai dengan kemampuannya dalam meyakinkan auditor
bahwa laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Bukti audit dapat mencakup informasi yang bersifat persuasif, misalnya perhitungan auditor atas
sekuritas yang diperjualbelikan.
 Adapun informasi yang disajikan bersifat kurang persuasif, misalnya respons atas pertanyaan-
pertanyaan dari para karyawan klien. Penggunaan bukti bukan hal yang aneh bagi auditor. Bukti juga
dapat digunakan secara ekstensif oleh para pengacar, ahli sejarah atau ilmuwan.
 Meliputi informasi yang dihasilkan baik secara internal maupun ekdternal.
 Dapat dikembangkan dengan menggunakan ahli dari luar.
 Dapat diperoleh melalui prosedur-prosedur lain yang lazim digunakan auditor (analisi risiko untuk
menentukan apakah akan menerima atau melanjutkan seorang klien, data dari audit tahun yang lalu, dan
kualitas pengendalian internal perusahaan yang mencerminkan ketelitian proses internal.
B. KEPUTUSAN BAHAN BUKTI AUDIT

 Keputusan utama yang sering dihadapi oleh auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit
yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa komponen
yang tercatat dalam laporan keuangan serta dalam keseluruhan laporan lainnya telah disajikan secara
wajar.
 Berbagai keputusan auditor dalam mengumpulkan bukti audit dapat dibagi menjadi empat sub
keputusan, diantaranya yaitu :
1) Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan
2) Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu
3) Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi
4) Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan
PROSEDUR AUDIT ADALAH INSTRUKSI RINCI UNTUK MENGUMPULKAN TIPE BUKTI AUDIT
TERTENTU YANG HARUS DIPEROLEH PADA SAAT TERTENTU DALAM AUDIT. ADAPUN PROSEDUR
AUDIT YANG BIASA DILAKUKAN OLEH AUDITOR YAITU:
 

1) Inspeksi : Merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau konsisi fisik sesuatu.
2) Pengamatan : Merupakan prosedur audit untuk melihat dan menyaksikan suatu kegiatan tertentu.
3) Permintaan Keterangan : Merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan atau
langsung.
4) Konfirmasi : Merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung
dari pihak ketiga yang bebas.
5) Penelusuran : Biasanya dilakukan pada bahan bukti dokumenter. Dilakukan pada awal direkamnya dokumen, yang
dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data-data tersebut dalam proses akuntansi.
6) Pemeriksaan Bukti pendukung : Merupakan prosedur audit yang meliputi : inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang
mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk menentukan kewajaran dan kebenarannya. Pembansingan
dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan.
LANJUTAN

7) Perhitungan : Prosedur audit ini meliputi perhitungan fisik terhadap sumberdaya yang berwujud seperti
kas atau sediaan tangan, pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.
8) Scanning : Scanning merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen, catatan, dandaftar untuk
mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam.
9) Pelaksanaan ulang : Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien.
10) Computer-assisted audit techniques : Apabila catatan akuntansi dilaksanakan dalam media elektronik
maka auditor perlu menggunakan computer-assisted audit techniques dalam menggunakan berbagai
prosedur audit di atas.
C. KEANDALAN BAHAN BUKTI YANG
MENYIMPULKAN
 Standar pekerjaan lapangan ketiga mengharuskan auditor untuk mengumpulkan bukti kompeten yang
mencukupi untuk mendukung pendapat yang diberikan. Empat faktor yang menentukan apakah suatu bahan
bukti dapat memberikan kesimpulan adalah sebagai berikut :
a) Relevansi
Sebuah bukti harus berkaitan atau rerlevan terhadap tujuan pengujian auditing sebelum dikatakan bersifat dapat
menyimpulkan misalkan, auditor berkepntingan bahwa klien tidak membuat faktur penjualan kepada pelanggan
untuk pengiriman yang telah dilakukan.
b) Kompetensi
Kompetensi mengacu kepada derajat dapat dipercayanya suatu bahan bukti, kalau dari bukti dianggap sangat
kompeten, akan sangat membantu meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar.
Kompetensi bahan bukti hanya terkait dengan prosedur audit yang dipilih. Kompetensi tidak dapat diperbaiki dengan
memperbesar sampel, atau memilih pos yang dari populasi.
LANJUTAN

c) Kecukupan
Jumlah diukur terutama dengan besar sampel yang dipilih auditor. Dua hal yang paling penting dalam
menentukan kecukupan adalah perkiraab auditor atas terjadinya kekeliruan dan efektivitas strukutur
pengendalian intern.
d) Ketepatan waktu
Ketepatan waktu dari bahan bukti audit mengacu kepada kapan bahan bukti dikumpulkan atau periode
yang dicakup oleh audit. Bahan bukti biasanya lebih membantu dalam memberikan kesimpulan bagi
perkiraan neraca kalau dipetoleh sedakat mungkin dari tanggal neraca. Misalkan perhitungan efek-efek
pada tanggal neraca lebih dapat memberikan kesimpulan daripada menghitung dua bulan sebelumnya.
D. TUJUAN BUKTI AUDIT

 Adapun tujuan bukti audit (Anonim:2012) yaitu: 2. Membantu menentukan prosedur audit yang
1. Membantu membuat keputusan tentang penilaian cocok dengan asersi dan penilaian resiko.
risiko dengan mempertimbangkan salah saji berupa
Asersi sangat penting karena membantu auditor
potensial yang akan mungkin terjadi. Penilaian risiko
audit adalah proses rekursif penelusuran bukti untuk dalam memahami bagaimana laporan keuangan
menentukan keyakinan dan menilai keaslian dan mungkin disalah sajikan dan menuntun auditor
kebenaran bukti audit guna mendukung penerbitan dalam mengumpulkan bukti (Anonim:2009).
opini. Risiko audit merupakan salah satu yang menjadi
perhatian auditor dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawab profesionalnya dan kemungkinan adanya
risiko audit. Risiko audit dapat ditimbulkan dari tingkat
penemuan yang direncanakan dalam menghadapi
irregularities, misalnya related party transaction
(transaksi perusahaan induk dan anak atau transaksi
antar keluarga),
E. JENIS-JENIS BAHAN BUKTI AUDIT

 Bukti audit dapat dikelompokkan ke dalam 9 jenis bukti. Berikut ini dikemukakan kesembilan jenis bukti tersebut
yaitu:
1) Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern dapat dipergunakan untuk mengecek ketelitian dan dapat dipercayai data akuntansi.
Kuat lemahnya struktur pengendalian intern merupakan indikator utama yang menentukan jumlah bukti yang harus
dikumpulkan. Oleh karena itu, struktur pengendalian intern merupakan bukti yang kuat untuk menentukan dapat atau
tidaknya informasi keuangan dipercaya.
2) Bukti Fisik
Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan persediaan. Bukti ini banyak diperoleh
dalam perhitungan aktiva berwujud. Pemeriksaan langsung auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang
paling objektif dalam menentukan kualitas yang bersangkutan.
LANJUTAN

3) Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk membuat laporan keuangan. Oleh karena
itu, bukti catatan akuntansi merupakan obyek yang diperiksa dalam audit laporan keuangan. Ini bukan berarti catatan
akuntansi merupakan obyek audit.
4) Konfirmasi
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban
atas permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan.
5) Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Menurut sumber dan tingkat kepercayaannya
bukti, bukti dokumenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:
 Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara langsung
 Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien
 Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien
LANJUTAN

6) Bukti Surat Pernyataan Tertulis


Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani seorang individu yang bertanggung
jawab dan berpengetahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadian tertentu. Bukti surat pernyataan
tertulis dapat berasal dari manajemen atau organisasi klien maupun dari dari sumber eksternal termasuk
bukti dari spesialis.
7) Perhitungan Kembali sebagai Bukti Matematis
Bukti matematis diperoleh auditor melalui perhitungan kembali oleh auditor. Penghitungan yang dilakukan
auditor merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif dan matematis. Bukti ini dapat digunakan untuk
membuktikan ketelitian catatan akuntansi klien. Perhitungan tersebut misalnya:
 Footing untuk meneliti penjumlahan vertical
 Cross-footing untuk meneliti penjumlahan horizontal
 Perhitungan depresiasi
8) Bukti Lisan
Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia, sehingga ia mempunyai
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan lisan. Masalah yang ditanyakan antara lain meliputi kebijakan
akuntansi, lokasi dokumen dan catatan, pelaksanaan prosedur akuntansi yang tidak lazim, kemungkinan
adanya utang bersyarat maupun piutang yang sudah lama tak tertagih.
9) Bukti Analitis dan Perbandingan
Bukti analitis mencakup penggunaan rasio dan perbandingan data klien dengan anggaran atau standar
prestasi, trend industri, dan kondisi ekonomi umum. Bukti analitis menghasilkan dasar untuk menentukan
kewajaran suatu pos tertentu dalam laporan keuangan dan kewajaran hubungan antar pos-pos dalam
laporan keuangan. Keandalan bukti analitis sangat tergantung pada relevansi data pembanding. Bukti
analitis berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau
pengalokasian.
KESIMPULAN

Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan
dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan
pendapatnya. Kemudian, keputusan auditor mengenai bukti pendukung audit dapat dipisahkan menjadi
empat golongan, yaitu: 1) prosedur audit mana yang akan digunakan, 2) jumlah sampel yang akan dipilih
untuk suatu prosedur tertentu, 3) item transaksi mana yang akan dipilih dari keseluruhan data atau
populasi, dan 4) kapan prosedur-prosedur itu akan dilaksanakan.
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan adalah terdiri dari data akuntansi dan semua
informasi penguat yang tersedia bagi auditor. Dalam standar pekerjaan lapangan ketiga seperti yang telah
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, mewajibkan auditor untuk mengumpulkan bukti audit yang
kompeten untuk mendukung opini yang akan diterbitkan. Dua penentu persuasifitas bukti audit adalah
kompetensi dan kecukupan yang langsung diambil dari standar pekerjaan lapangan ketiga.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai