Anda di halaman 1dari 71

FAMILIARIZATION SAFETY TRAINING

FIRE PREVENTION &


FIRE FIGHTING
TEORI TENTANG API
(THEORY OF FIRE)
I. SYARAT-SYARAT TERJADINYA
KEBAKARAN
API Adalah suatu reaksi kimia yang disertai
pengeluaran panas dan cahaya.
NYALA API Adalah suatu reaksi berantai antara
ketiga unsur tersebut secara cepat dan
seimbang.
REAKSI KIMIA Adalah persenyawaan dua
unsur yang berubah menjadi unsur lain dan
tidak dapat kembali ke bentuk aslinya.
Kebakaran
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh
adanya
api yang tidak terkendali dan dapat mengancam jiwa maupun
harta benda.
 PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN
- Penyalaan api belum ada dan diusahakan agar tidak
terjadi
penyalaan api
- Penyalaan api sudah ada dan diusahakan tidak
berkembang
menjadi tidak terkendali
 PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
Perlu tindakan pengendalian atau pemadaman api untuk
mencegah kerugian yang lebih besar
II. BAHAN-BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR
1. Bahan-bahan:
- PADAT
- CAIR
- GAS
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bahan Mudah
Terbakar
2.1. TITIK NYALA (FLASH POINT)
Adalah suhu terendah dimana suatu zat
(bahanbakar) cukup mengeluarkan uap dan menyala
sekejap bila diberi sumber panas yang cukup.
 VOLATILE (mudah menguap) LIQ. : ZAT CAIR
YANG MEMPUNYAI FP < 60 C.
2.2. SUHU PENYALAAN SENDIRI (AUTO
IGNITION TEMPERATURE)
Adalah suhu dimana suatu zat dapat menyala dengan
sendirinya tanpa adanya sumber panas dari luar.
CONTOH:
BENSIN = 253 °C ASETILIN = 229 °C
KEROSIN = 228,9 °C PROPANA = 467,8 °C
PARAFIN = 316 °C BUTANA = 405 °C
TITIK BAKAR (FIRE POINT)
Adalah suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar)
cukup
mengeluarkan uap dan terbakar (menyala terus menerus)
bila
diberi sumber panas.
2.3. DAERAH BISA TERBAKAR
(FLAMMABLE RANGE)
Adalah batas campuran antara uap bahan bakar dengan udara
KONSENTRASI yang dapat terbakar / menyala bila
dikenai
atau diberi sumber panas
KONSENTRASI : Perbandingan volume antara uap bahan
bakar dengan udara.
CONTOH :
MINYAK : 1 % - 10 % ASETON : 2,15 % -
13 %
MENTAH
BENSIN : 1,4 % - 7,6 % BENZENA : 1,40 % - 8
%
KEROSIN : 0,7 % - 5,0 % TOLUENA : 1,20 % - 7
%
PELEDAKAN OLEH PEMBAKARAN
Adalah suatu pembakaran dalam ruang yang relatif tertutup
(daerah peledakan), Hasilnya adalah panas, nyala dan
tekanan
(kejutan mekanis).
BERAT UAP
Adalah perbandingan antara berat uap suatu gas / uap
dengan
berat udara.
CONTOH :
- ASETILIN : 0.9 - PROPANA : 1,56
- AMONIA : 0,6 - BUTANA : 2,5
- GAS HIDROGEN : 0,069 - H2S : 1,189
- CO : 0,67
BERAT JENIS
Adalah perbandingan berat dari volume suatu benda
Terhadap berat dengan volume yang sama dari benda
lain
yang diambil sebagai patokan
==> Air untuk benda padat dan cair

DAYA PENCAMPURAN ( MISCIBILITY )


Adalah kemudahan tercampurnya antara dua zat atau
lebih
==>Mempengaruhi karakteristik Pembakaran terhadap
cairan yang Ikut terlibat di dalamnya.
SUMBER-SUMBER PANAS
Adalah Berbagai Bentuk Tenaga Yang Dapat Menjadi Sumber
Penyalaan Dalam Segitiga Api :
– Api Terbuka ( Open Flame ) – Listrik Statis
– Gesekan ( Friction ) – Petir
– Bunga Api Listrik & Busur Listrik – Pemadatan
– Aliran Listrik – Sinar Matahari
– Pembakaran Spontan – Nuklir

PEMBAKARAN SPONTAN
Adalah kebakaran atau peledakan yang disebabkan oleh panas
akibat
kimia dan hadirnya udara serta campuran uap bahan bakar
PRINSIP DASAR PEMADAMAN

 PENDINGINAN ( COOLING )
Mengurangi panas sampai dibawah titik nyala
 PENYELIMUTAN ( SMOTHERING )
Memisahkan udara dengan bahan bakar atau dilusi
 STARVATION
Menutup aliran bahan bakar
 BREAKING CHAIN REACTION
Memutus rantai reaksi
( Cut chain reaction ) ( Cooling )

( Starvation ) ( Smoothering )
III. BAHAYA-BAHAYA KEBAKARAN DAN
MELUASNYA API
BAHAYA-BAHAYA DARI PEROKOK
1.1. Suhu bara rokok mencapai 500 °C
1.2. Kecerobohan dari perokok
==> Tempat tidur, furniture, keranjang sampah.
BAHAYA-BAHAYA DI DAPUR
2.1. Cairan mudah terbakar
==> Minyak goreng, minyak gemuk
2.2. Permukaan panas
==> Oven, penggorengan, saluran asap
2.3. Penyambungan / pemasangan listrik yang kurang
sempurna
BAHAYA-BAHAYA DARI MUATAN
3.1. Self heating cargo and spontaneous combustion
3.2. Compressed flammable gas
3.3. Pyropharic cargoes
3.4. Explosives.
BAHAYA-BAHAYA DI KAMAR MESIN
4.1. Cairan mudah terbakar ==> bahan bakar, minyak pelumas
4.2. Kebocoran minyak dan cara penyimpanan minyak
4.3. Permukaan panas
==> saluran gas buang, bagian-bagian mesin yang panas
4.4. Pekerjaan panas
==> mengelas, pemotongan logam dengan asetilin
4.5. Penyalaan sendiri
==> minyak menetes pada permukaan yang panas.
TAHAP PERKEMBANGAN API

 IGNITION ==>
PENYALAAN API AWAL
 DEVELOPING ==>
PENYALAAN API DIPERMUKAAN.
 ABSOLUTE FIRE ==>
API BESAR DAN MANTAP.
 BURNING OUT ==>
API MENGECIL, PADAM.
CARA PERPINDAHAN PANAS

 RADIASI
Perpindahan panas yang memancar ke segala arah
(Penyebaran Panas)
 KONDUKSI
Perpindahan panas melalui suatu benda (perambatan
panas)
 KONVEKSI
Perpindahan panas melalui udara yang disebabkan
karena perbedaan tekanan udara.
 LONCATAN BUNGA API
Suatu reaksi antara panas dengan udara (oksigen)
PENCEGAHAN
TERJADINYA KEBAKARAN
(FIRE PREVENTION)
4. KLASIFIKASI KEBAKARAN

PENGERTIAN
 Penggolongan kebakaran berdasarkan jenis
bahan bakarnya
 Merupakan pedoman dalam penanganan
bahaya kebakaran
 Agar memudahkan dalam usaha pemadaman
kebakaran, dengan efektif
4.2. KLASIFIKASI KEBAKARAN YANG DIJADIKAN
PEDOMAN DI BEBERAPA NEGARA
KLASIFIKASI SEBELUM TAHUN 1970
 KELAS A : BAHAN PADAT
 KELAS B : BAHAN CAIR DAN PADAT LUNAK

 KELAS C : LISTRIK

KLASIFIKASI SESUDAH TAHUN 1970 (KLASIFIKASI EROPA)


Berdasarkan“Konvensi International”oleh Komite Normalisasi
Eropa”
Bulan Juni1970
 KELAS A : BAHAN PADAT BIASA
 KELAS B : BAHAN CAIR
 KELAS C : BAHAN GAS

 KELAS D : BAHAN LOGAM


KLASIFIKASI NFPA
 KELAS A : BAHAN BAKARNYA BILA
TERBAKAR AKAN MENINGGALKAN
ARANG DAN ABU
 KELAS B : BAHAN BAKAR CAIR / GAS YANG
MUDAH TERBAKAR
 KELAS C : KEBAKARAN LISTRIK
 KELAS D : KEBAKARAN LOGAM
KLASIFIKASI MENURUT COAST GUARD
(SATUAN PENJAGA PANTAI & LAUT USA)
1. KLAS A : Sisa pembakaran berupa arang dan abu (kain, kayu,
kertas, plastik dll)
2. KLAS B : Cairan dengan titik nyala <170 0f dan tidak larut
dalam air (misalnya bensin, benzone dll)
3. KLAS C : Cairan dengan titik nyala <170 0f dan larut dalam
air (misalnya aceton, ethol dll)
4. KLAS D : Cairan dengan titik nyala = 170 0f dan lebih tinggi,
tidak larut dalam air (misalnya minyak kelapa,
minyak ikan paus, minyak trafo, bahan bakar /
minyak berat)
5. KLAS E : Cairan dengan titik nyala = 170 0f dan lebih tinggi,
akan larut dalam air (misal: glicerin, etilen, glikol
dll)
6. KLAS F : Kebakaran logam (misalnya alumunium dll).
KLASIFIKASI INDONESIA
Menurut peraturan menteri tenaga kerja & transmigrasi
no.Per.04/men/1980, tanggal: 14 april 1980 tentang :
“syarat-
syarat Pemasangan & pemeliharaan apar” sebagai berikut :
GOLONGAN A : Kebakaran bahan padat kecuali logam
GOLONGAN B : Kebakaran bahan cair/ gas yang mudah
terbakar
GOLONGAN C : Kebakaran instalasi listrik bertegangan
GOLONGAN D : KEBAKARAN LOGAM
5. MEDIA PEMADAM

PENGERTIAN
 Mengenal ciri masing - masing media,
keunggulan maupun kelemahannya
 Dapat dicapai pemadaman kebakaran yang
efektif dan efesien
 Bahan-bahan yang digunakan untuk dapat
memadamkan api / kebakaran
5.1. JENIS -JENIS MEDIA PEMADAM
JENIS PADAT
 Media ini dalam fasa padat, biasanya berbentuk tepung/
butiran, misal : pasir, tanah, selimut api (fire blanked), tepung
kimia (dry powder / chemical)
 MEDIA PEMADAM JENIS PADAT PASIR

KELAS KEBAKARAN : B
CARA PEMADAMAN : SMOTHERING
KEUNTUNGAN: - Membatasi menjalarnya kebakaran
- Untuk kebakaran kecil menutupi
permukaan bahan yang terbakar
KERUGIAN: - Penyediaannya terbatas
- Jangkauan pendek
- Waktu pemadaman yang relatif lama
 MEDIA PEMADAM JENIS PADAT SELIMUT API
KELAS KEBAKARAN : A, B
CARA PEMADAMAN : SMOTHERING
KEUNTUNGAN : Waktu Pemadaman Cepat
KERUGIAN : Jangkauan Pendek Memerlukan Ketenangan
 MEDIA PEMADAM JENIS PADAT (T. KIMIA) MULTI
PURPOSE
KELAS KEBAKARAN : A, B, C
CARA PEMADAMAN : Dilution dan Memutus Rantai
Reaksi (Chain Breaking Reaction)
KEUNTUNGAN : Dapat Dipakai Pada Udara Berangin
Tidak Menghantar Listrik dan Tidak beracun
KERUGIAN : Menimbulkan Kerak pada peralatan yang
disemprot Kotor / Berdebu, Menyebabkan Karat
 MEDIA PEMADAM JENIS PADAT TEPUNG
KIMIA SPECIAL
KELAS KEBAKARAN : D
CARA PEMADAMAN : SMOTHERING
KEUNTUNGAN : Dapat dipakai pada udara
berangin
tidak menghantar listrik dan tidak
beracun
KERUGIAN : - Menimbulkan kerak pada peralatan
yang disemprot
- Kotor / berdebu, menyebabkan karat
JENIS CAIR
 Dalam fasa cair, misal : air, busa, asam soda, cairan mudah
menguap (halon)
 MEDIA PEMADAM JENIS CAIR AIR

KELAS KEBAKARAN : A, B
CARA PEMADAMAN : COOLING / SMOTHERING
KEUNTUNGAN : - Mudah didapat dalam jumlah yang
banyak
- Mudah disimpan, diangkut dan dialirkan
- Dapat dipancarkan dalam berbagai bentuk
pancaran
- Mempunyai daya serap yang besar KERUGIAN :
- Merusak barang-barang tertentu
- Menghantarkan arus listrik
- Untuk kelas “B” (Minyak) dapat menimbulkan
slop over bila salah teknik pemadaman
 MEDIA PEMADAM JENIS CAIR BUSA

KELAS KEBAKARAN : B
CARA PEMADAMAN : Smothering (Penyelimutan)
Cooling (Pendinginan)
KEUNTUNGAN : - Daya pemadam tinggi
- Menghentikan penguapan
KERUGIAN : - Menghantarkan arus listrik
 MEDIA PEMADAM JENIS CAIR CAIRAN MUDAH
MENGUAP HALOGEMATED HYDROCARBON (HALON)
“Senyawa methane atau etahane dengan unsur-unsur halogen
(iodine, flour, chlor, brom)”
KELAS KEBAKARAN : A, B, C.
CARA PEMADAMAN : - Memutuskan Rantai Reaksi (Chain
Breaking Reaction)
- Dilusi dengan berat 5 x dari berat
udara
KEUNTUNGAN : - Bersih
- Mudah dan cepat pemadaman
KERUGIAN : - Beracun
- Polusi udara
- Tidak efektif untuk area terbuka
JENIS GAS
 Dalam pemadaman media ini berupa gas. disimpan dalam
bentuk cair atau gas, misal : gas asam arang (CO2), gas argon,
gas lemas (N2) serta gas -gas inert lainnya.
 MEDIA PEMADAM JENIS GAS GAS CO 2

KELAS KEBAKARAN : A, B, C.
CARA PEMADAMAN : Dilution, Smothering, Cooling
KEUNTUNGAN : - Bersih, Tidak Beracun
- Mudah dan cepat pemadaman
- Mudah didapat dipasaran
KERUGIAN : - Wadah berat, sulit bergerak
- Tidak efektif untuk area terbuka
- Sesak nafas kekurangan o2untuk ruang tertutup.
- jangkauan semprotan lebih rendah dari alat yg lain
III. PETUNJUK-PETUNJUK KESELAMATAN
1. U M U M
Memahami Prosedur Keselamatan Dalam Hal :
- Tidak merokok pada daerah bahaya (hazardous areas)
- Kemampuan dalam menggunakan fire alarm secara
cepat.
- Kemampuan menggunakan apar dan tehniknya.
- Kemampuan mengenal bahaya-bahaya kebakaran dan
langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk
mencegah kebakaran.
2. DI KAMAR MESIN
- Menjaga kebersihan
- Mengganti peralatan yang sudah lewat batas
pemakaiannya
- Yakinkan semua peralatan pemadam siap pakai dan
cukup
jumlahnya
- Memahami semua peralatan dan bahaya-bahaya yang
ada
di kamar mesin
- Kabel-kabel listrik harus selalu diperiksa kondisinya
- Jangan membiasakan menempatkan kain-kain lap
(majun)
di atas peralatan
3. RUANG AKOMODASI
- Jangan merokok sambil tiduran atau membuang
puntung
di sembarang tempat.
- Jangan menggantungkan celana / baju dekat kabel-kabel
listrik.
- Selesai pemakaian peralatan listrik dicabut stop
kontaknya.
- Mengenal alat pemadam disekitarnya dan mampu
menggunakannya.
- Yakinkan semua aman, tidak ada hal-hal yang dapat
menimbulkan api bila keluar ruangan.
4. RUANG DAPUR
- Tersedia apar yang siap pakai
- Memahami prosedur penggunaan alat dan tindakan
keamanannya
- Perhatikan temperatur minyak goreng, hindari hal-
hal
yang berbahaya
- Jangan bekerja di dapur sambil merokok
- Selesai memasak dan ketika meninggalkan ruangan
semua peralatan sudah aman
5. RUANG MUATAN DAN PENUMPANG
- Memahami peraturan tentang muatan berbahaya, cara
pembungkusan, caramemuat dan tindakan
pengamananya
- Ventilasi udara diukur dengan baik dan ada petugas
secara
teratur memeriksanya
- Untuk kapal tanker dijaga jangansampai terjadi
kebocoran
pipa (tumpahan minyak) dan tangki muatnya
dipertahankan kandungan oksigen dibawah 8% by
volume
- Untuk kapal penumpang, diberi penjelasan yang
membahayakan keselamatan bersama. Bila perlu
MACAM-MACAM PERLENGKAPAN
PEMADAM KEBAKARAN LAINNYA
( FIRE FIGHTING EQUIPMENT )
I. Selang Kebakaran dan Penyemprot
(Fire Hoses & Nozzles )
1. PERSYARATAN SOLAS 1974
- Tiap selang kebakaran harus dilengkapi pipa penyemprot
(nozzle) & penghubung-nya (coupling) yang ditempatkan
dekat dengan kran-kran kebakaran dan harus selalu siap
pakai
- Jumlah yang dibawa :
“Kapal penumpang paling sedikit 1 buah untuk tiap hydrant
yang khusus digunakan untuk pemadaman kebakaran. Kapal
penumpang mengangkut > 36 orang, selang kebakaran harus
setiap saat dihubungkan dengan kran kebakaran”
“Kapal barang > 1000 grt jumlah yang disediakan 1 buah +
cadangan setiap panjang kapal 30 m, tetapi jumlah
keseluruhan tidak kurang dari 5 buah dan tidak termasuk
2. SELANG KEBAKARAN (FIRE HOSE)
Fungsi :
Untuk menyalukan air dari sumbernya ke ujung nozzle
Jenis fungsi :
- Isap (suction hose) untuk bagian isap dari pompa
- Tekan (discharge hose) untuk bagian tekan dari
pompa.
Macam: 1. Rembes 3. Hose Reel
2. Tidak Rembes
Ukuran : - panjang : bervariasi dari 50, 60, 75, 100
ft
- diameter : bervariasi, namun biasa digunakan
1,5 & 2,5 inci.
3. ALAT PENYAMBUNG SELANG (COUPLING)
Fungsi : untuk menyambung 2 selang
Macam : - ulir - Hermaphrodite
- Instantenous - Stroz
- Machino
4. PENYEMPROT (NOZZLE)
Fungsi : - Mempercepat aliran air yang keluar dari ujung
selang serta membentuk pancaran air tertentu.
Macam : 1. Penyemprotan monitor : - Dapat dipindah 2
kan
- Terpasang tetap
2. Penyemprotan tangan : - Pancaran utuh (jet)
- Pancaran tiray (spray)
- Pancaran khusus
Pipa penyemprot (nozzle)
 Ukuran standar harus 12 mm (1/8 “), 16 mm & 19
mm ( 3/4 “ )
 untuk ruang akomodasi dan ruang kerja, tidak perlu
digunakan ukuran yang > 12 mm
 Untuk ruang mesin dan ruang luar tidak perlu
digunakan ukuran > 19 mm.
 Pancaran airnya harus dapat dibuat pancaran utuh dan
mengabut (spray).
II. PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN
YANG DAPAT BERGERAK

1.JENIS-JENIS MOBILE APPARATUS (APAR


BERODA)
- CO2
- DRY POWDER
- FOAM-20 L + 1 SPARE TANK
- RATE 1,5 M 3/ MIN
III. A P A R
Alat pemadam kebakaran berdiri sendiri, dapat dibawa
dan dilayani satu orang serta digunakan untuk
memadamkan api pada mula kebakaran.
BERAT APAR, DIBAGI :
1. APAR BIASA (HAND PORTABLE FIRE
EXTINGUISHER)
~BERAT TOTAL < 55 POUND
~DAPAT DIANGKAT DENGAN MUDAH.
2. APAR Beroda (Whell Fire Extinguishing)
~BERAT TOTAL > 55 POUND
~DILENGKAPI RODA.
SYARAT APAR
1. Mampu memadamkan api secepat -cepatnya
2. Menjamin keselamatan personil terhadap keracunan /
bahaya
3. Murah, mudah didapat, mudah diperguna-kan dan
terpercaya
4. Tidak mengotori lingkungan, tidak merusak benda-benda
(corrosi )

KETERBATASAN APAR
1. Jumlah media terbatas
2. Perlu sarana pengisian khusus
3. Jangkauan semprotan pendek
4. Lama penyemprotan singkat
5. Dirancang untuk kondisi kebakaran tertentu
TENAGA PENDORONG
1. SWACIPTA (SELF GENERATION)
Gas pendorong diperoleh dari hasil reaksi antara 2 zat yang
berbeda, yang berada dalam tabung apar itu sendiri.
~ BUSA KIMIA
2. SWA PANCAR (SELF EXPELLING)
Tenaga pendorong diperoleh dari uap media pemadam itu
sendiri yang cukup tinggi.
~ CO 2
3. TABUNG GAS (GAS CARTRIDGE)
Tenaga pendorong dari tabung gas yang terpisah dengan media
pemadamnya.
~ DRY CHAMICAL
4. TEKANAN TERSIMPAN (STORE PRESSURE)
Tenaga pendorong disimpan bersama dengan media
pemadamnya dalam satu tabung.
Tekanan pada tabung dapat dilihat pada pressure gauge
yang tersedia.
~ HALON
~ AIR BERTEKANAN.
5. POMPA MEKANIK (MECHANICALLY PUMPED)
Tenaga pendorong menggunakan pompa mekanik yang
digerakkan oleh operator.
~ SEMPROTAN TANAMAN
6. TENAGA TANGAN (HAND PROPELLER)
Media pemadam dilemparkan oleh tenaga tangan dengan
menggunakan sekop, ember, karung dan lain-lain.
PENEMPATAN APAR
 ~Mudah dilihat
~Cepat diambil
~Bisa langsung digunakan
 Penyebaran merata
 Posisi sama pada setiap tingkat
 Pada sudut gang
 Dekat pintu / tangga biasa / darurat
 Pemasangan sesuai dengan ketentuan
 Tidak terlalu jauh dari daerah yang dilindungi
 Penempatan pada jalur jalan yang normal
 Bebas dari kerusakan akibat lingkungan.
PEMBAGIAN APAR

DIBAGI MENURUT :
1. Jenis media pemadam
~Jenis cair (air)
~Jenis busa
~Jenis tepung kering
~Jenis gas
2. Konstruksi umum
2.1. Jenis cair
~Pump tank extinguisher (type gendong atau jinjing)
~Gas catridge extinguisher ( asam soda, halon )
~store pressured extinguisher ( air bertekanan, halon )
2.2. Jenis busa
~Busa mekanik (store pressured + gas cartridge)
~Busa kimia (jenis balik dengan seal)
2.3. Jenis dry powder / tepung kering
~Tekanan tersimpan (store pressured)
~Tabung gas (gas cartridge)
2.4. Jenis gas co2(store pressured)
IV. FIREMAN’S OUT FIT (PERLENGKAPAN
PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN)

PERSYARATAN SOLAS ‘74 :


Perlengkapan Petugas Pemadam Kebakaran terdiri dari :
1. PERSONAL EQUIPMENT, MELIPUTI :
A. Baju Pemadam
B. Sepatu & Sarung Tangan Karet
C. Topi Baja
D. Senter (Menyala terus menerus selama 3 jam)
E. Kampak
2. Alat Pelindung Pernafasan (Breathing Apparatus), Meliputi
:
- Topi asap / topeng asap dilengkapi pompa udara dengan
selang udara yang panjangnya cukup untuk mencapai
pintu
masuk dari geladak terbuka atau ruang mesin, namun
panjangnya tidak melebihi 36 m , atau
- Alat pelindung pernafasan berdiri sendiri (self contain
B.A)
dengan vol.Tabung tidak kurang dari 1200 liter atau yang
mampu digunakan tidak kurang dari 30 min
- Jumlah botol untuk sparenya harus sesuai dengan jumlah
B.A. Yang tersedia.
- B.A. Ini dilengkapi dengan tali penolong yang tahan api
V. BREATHING APPARATUS
KEGUNAAN:
Sebagai alat bantu pernafasan yang digunakan dalam
keadaan
darurat. Misal untuk melindungi diri dari udara yang t
Erkontaminasi seperti berasap, beracun, debu.
PERSYARATAN SOLAS 1974:
1. Setiap kapal paling sedikit membawa 2 B.A. yang
dilengkapi personal equipment.
2. Untuk kapal penumpang yang mengangkut > 36 orang
setiap B.A. dilengkapi dengan nozzle kombinasi (fog).
3. Fire man’s out fit harus disimpan ditempat yang mudah
dicapai dan siap dipakai.
4. Penyimpanannya masing-masing terpisah.
TATACARA / METODE
MEMADAMKAN KEBAKARAN
( FIRE FIGHTING METHODS )
I. PENGETAHUAN TENTANG PERSIAPAN
KESELAMATAN KEBAKARAN
1. DEFINISI: Cara untuk memadamkan kebakaran dengan
menggunakan teknik dan taktik yang tepat, sesuai
dengan jenis kebakaran; sehingga kebakaran dapat
dipadamkan secara cepat dan tepat.
2. FIRE FIGHTING RISK TRIANGLE
Heat, Smoge, Fatigue
3. STANDARD FIRE ORDERS
- SAFETY
- FIRE BEHAVIOR
- COMMUNICATIONS
4. PERSIAPAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
a. Mengetahui lokasi dan kegunaan dari Alarm
kebakaran
b. Mengetahui lokasi dan kegunaan dari pola
penanganan keadaan darurat.
c. Mengetahui cara kerja perlengkapan pemadam
kebakaran.
d. Tindakan berhati-hati akan potensi Bahaya
kebakaran
II. ALARM-ALARM KEBAKARAN DAN
TINDAKAN AWAL

1. Alarm Kebakaran
2. Tindakan Awal Pada Saat Menemukan Kebakaran
a. Membunyikan alarm.
b. Melaporkan lokasi kebakaran.
3. Jika Mungkin, Menghilangkan Penyebab
Kebakaran
4. Jika Mungkin, Batasi / Tutup Peranginan
III. PEMADAMAN KEBAKARAN
1. Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam
Mengambil Keputusan Pada Metode Pemadaman Kebakaran.
a. Jenis / kelas kebakaran.
b. Potensi kebakaran.
c. Lamanya telah terbakar.
d. Reaksi dengan muatan.
e. Arah angin.
f. Lingkungan / lokasi kebakaran.
g. Jumlah/jenis media pemadam yang disediakan/diperlukan
h. Jumlah / jenis peralatan yang diperlukan dan jumlah orang
yang menanganinya.
i. Regu penolong dan regu cadangan.
2. Sikap & Tindakan Selama Pelaksanaan
a. Tegas dan disiplin
b. Tenang / waspada (mudah berpikir / self confident)
c. Kompak dalam team work
d. Cepat dan efisien(Terbiasa, berpengalaman, intelligent fire drill)
3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
A. Selama pelaksanaan
1. Mengutamakan keselamatan jiwa manusia
2. Memperkecil kerugian harta benda
3. Serentak dan dari atas angin.
B. Setelah pelaksanaan
1. Inventarisasi manusia dan peralatan.
2. Team penyelidik kebakaran (fire investigator)
3. Team penyelamat manusia dan harta benda (rescue team &
salvage team).
IV. TEKNIK PEMADAMAN KEBAKARAN
1. Prinsip pemadaman kebakaran
Merusak keseimbangan (memutus percampuran) ketiga
unsur dalam segitiga api (fuel, oxigen, heat)
Ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Pendinginan (cooling) :
Media yang digunakan dapat berupa air, busa, dry
chemical (terbatas)
` 2. Menutup dari udara (smothering / blanketing) Untuk ini
dapat dipakai media : uap air/ Embun, dry chemical,
busa, gas CO2
3. Menghentikan/mengambil bahan yg terbakar (starvation)
Dapat dilakukan dengan menutup kran bahan yg terbakar,
mengambil sebagian yang belum terbakar, dan lain-lain.
2. Teknik menggunakan media pemadam
A. AIR : (Cooling, Smothering, Cut)
Dapat digunakan berbentuk :
1. Jet : - Jumlah air besar - Jarak cukup jauh
- Pada kebakaran yg sesuai (kelas A) dngan
pengarahan langsung atau tidak langsung (lewat
langit pada kebakaran rumah)
2. Spray : - Jumlah air besar -Jarak dekat
- Pada kebakaran yg sesuai (kelas A, B tertentu)
- Juga dipakai sebagai perisai air dalam usaha
menutup kran / rescue dan lain lain.
3. Fog/Embun/Uap : - Jumlah air relatif agak kurang
- Jarak dekat
- Pada kebakaran yang sesuai (kelas a, b tertentu).
- Juga dipakai sebagai perisai air dalam usaha pemadaman.
B. BUSA ( FOAM ) :
Menurut jenisnya dapat berbentuk busa :
1. Expansi rendah ==> foam concentrate : 6 %
2. Expansi menengah==> foam concentrate : 3 %
3. Expansi tinggi ==> foam concentrate : 2 %
Menurut terjadinya : 1. Busa kimia
2. Busa mekanik
Tugas utama busa adalah: menutup udara (smothering),
cooling (pendinginan) dan membatasi bahan yang
terbakar
(starvation).
Cara penggunaan / pelemparan busa pada api ada dua
yaitu :
A. Api dalam bak (minyak) :
- disemprotkan ke dinding bagian dalam di atas
permukaan cairan
- Dari dasar bak (tanki) dengan perlengkapan khusus.
B.Api dari minyak tertumpah
Disemprotkan ke atas api mulai dari tepi dengan gaya
berat busa.
Pada kebakaran tanki sangat perlu adanya
pendinginan dinding tanki bagian luar yang terbakar
sambil memasukkan busa ke dalam tanki tersebut.
C.DRY CHEMICAL :
Usaha Pemadaman Dengan :
1. Smothering
2. Cooling (Sedikit)
3. Memutuskan Rantai Reaksi Api
Digunakan Dengan Menyemburkan Tepung tersebut ke
permukaan daerah yang terbakar, nozzle harus
dikiraskan.
Untuk menghindari penyalaan kembali (flashback)
perlu
adanya usaha pendinginan
D. Gas CO2
Dalam pemadaman berfungsi sebagai :
1. Smothering
2. Cooling (terbatas)
Dalam hal tertentu masih diperlukan pendinginan.
Penutupan dengan kabut/gas CO2 harus sempurna
dan jangan salah memegang penyemprotnya (horn)
ORGANISASI PEMADAM KEBAKARAN
DI KAPAL
(SHIP FIRE FIGHTING ORGANIZATION)
I. GENERAL EMERGENCY ALARM

1. Tanda baku terdiri 7 tiup pendek atau lebih diikuti


satu tiup panjang dari suling kapal dan dering bel atau
klakson atau semacamnya pada tempat lain di kapal
2. Kegunaan dari tanda bahaya khusus yang
dioperasikan dari anjungan untuk memerintahkan
anak buah kapal menuju stasiun kebakaran.
3. Penggunaan tanda bahaya kebakar-an lainnya, seperti
:
- CO 2
- HALON
- PUMP ROOM
II. FIRE CONTROL PLANS & MUSTER LIST

1. FIRE CONTROL PLANS & Peletakkan-nya


2. MUSTER LIST.

III. SKEMA LOKASI ALAT-ALAT PEMADAM


IV. PERSONNEL SAFETY PROCEDURES
1. Bagaimana membuat firefighting team dan siapa-siapa saja
yang bertugas.
2. Dilarang masuk di fire zone bagi orang yang tidak
berkepentingan, kecuali sudah mendapat ijin dari orang yang
bertugas / berwenang.
3. Semua orang yang bertugas harus sudah terbiasa / familiar
dengan fire zones area dan escape routes.
4. Semua orang yang bertugas harus dilengkapi dengan peralatan
pelindung yang memadai untuk masuk ke daerah kebakaran,
khususnya jika penerangan padam dan ruangan dipenuhi oleh
asap.
5. Peralatan yang diperlukan, seperti :
- SCBA - SENTER
- KAMPAK - LIFE LINE DENGAN SNOPHOOK
6. Bagaimana menggunakan peralatan pelindung di atas dngan
benar
7. Bagaimana menggunakan signalling / penandaan pada life line
8. Perlunya pemikiran yang luwes dalam mengisi kekosongan
pada fireparties jika diperlukan
9. Penggunaan komunikasi yang digunakan saat keadaan darurat
kebakaran.
- Messengers - Telephones - Walkie –talkies
- Ship to shore vhf - Public address system
10. Latihan pemadaman kebakaran di kapal secara berkala
A. Kegunaan dari latihan ini
B. Jenis latihan kebakaran di atas kapal, seperti :
- Pemadaman kebakaran pada bak kecil
- Masuk pada ruang tertutup yang sedang terbakar.
- Pemadaman pada kebakaran dideck utama.
- Menolong orang yang pingsan dari ruang yang penuh
V. SISTIM PENJAGAAN

 Kapal yang mengangkut lebih dari 36 orang


penumpang harus mengadakan sistim patroli
yang efisien.
THANK YOU / TERIMA KASIH

HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai