Kediri
Konsep Inbreng
• PENGERTIAN DAN STATUS BH PT
– PT adalah badan hukum yg didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dg modal
Perseroan dasar yg seluruhnya terbagi dlm saham dan
Terbatas memenuhi persyaratan yg ditetapkan dalam UU ini
serta PPnya ( Ps 1 Ay (1) UUPT ).
– Perseroan memperoleh status BH setelah Akta
pendiriannya disahkan Menteri Kehakiman & HAM.
– Selengkapnya lihat UU NO. 1 tahun 1995
• Dua orang (kecuali BUMN/D) datang ke Notaris mohon
dibuatkan Akta pendirian PT yang berisi AD PT.
• Akta Notaris adalah syarat adanya PT ( syarat mutlak ).
• Akta Pendirian tersebut oleh Notaris akan dimintakan
pengesahan kepada Menteri Kehakiman. Sekarang melalui
sistem administrasi badan hukum (sisminbakum) secara daring
dengan prosedur yang cepat. Permohonan hrs dilengkapi NPWP,
Bukti ( kuitansi ) setoran saham, dll.
• Akta yang sudah mendapat pengesahan Menteri harus
diumumkan di TBNRI untuk tujuan publikasi dan diumumkan
serta didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan sesuai UU
No.3 Thn 1982 Tentang WDP.
Prosedur • Paham yang dianut adalah paham perjanjian, kecuali PT(Persero)
Mendirikan PT yang tunduk pada UU No.19 Tahun 2003 Tentang BUMN.
Jenis PT PT Terbuka Di belakang nama PT ada tanda “ Tbk”, biasanya “ Go Public “ ke Pasar
Modal atau pemegang sahamnya lebih dari 100 pihak atau modal
dasarnya lebih 3 miliar atau suatu jumlah tertentu yang ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan.
• Sanksi
– Bila tidak diterima, tidak diambil alih, tidak dikukuhkan oleh PT, pendiri bertanggung jawab secara
pribadi untuk seluruhnya.
Ketentuan PERBUATAN HUKUM SEBELUM DIDAFTARKAN
lain DAN DIUMUMKAN (Ps 21/22)
• Prinsip
– Selama pendaftaran dan pengumuman seperti
kehendak pasal 21 dan 22 belum dilakukan, Direksi
bertanggung jawab secara tanggung renteng atas
segala perbuatan hukum yang dilakukan perseroan
(pasal 23).
• Modal (kapital)
– kekayaan total seseorang atau suatu badan atau nilai total dari
suatu usaha ekonomi, kekayaan usaha yang segera dapat
diubah ke dalam bentuk kontan, bagian pokok dari pinjaman
sebagai yang dibedakan dari bunga, bahkan sering diartikan
sebagai sejumlah uang atau bagian nilai kekayaan yang dapat
mendatangkan penghasilan.
• Modal PT
– (1) modal dasar
– (2) modal ditempatkan
– (3) modal disetor
Modal
• Modal dasar
Modal Dasar – modal maksimum dimana dapat dikeluarkan saham tanpa perubahan
dan Disetor anggaran dasar. Modal ditempatkan : sejumlah modal dengan nilai nominal
yang diambil oleh para pendiri.
• Modal disetor
– modal yang telah dipenuhi kewajiban penyetorannya.
• UUPT menentukan
– PT harus mempunyai modal dasar minimal Rp. 20.000.000,- kecuali PT “Bank”,
Lembaga Keuangan Non Bank. Dari modal dasar tersebut palilng sedikit 25%
harus telah ditempatkan (Pasal 1 ayat (1). Setiap penempatan modal harus
telah disetor paling sedikit 50% dari nilai nominal setiap saham yang
dikeluarkan (Pasal 26 ayat 2). Pada saat pengesahan PT, seluruh saham yang
telah dikeluarkan harus disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah
(pasal 26 ayat 3).
• MODAL YANG DITEMPATKAN di dalam neraca biasanya
Modal yang berada di pos passiva, sedang dalam pos aktiva modal
Ditempatkan dicantumkan sebagai kas. Contoh:
Aktiva Passiva
Kas Rp. 20.000.000,- Modal yang ditempatkan
Rp. 20.000.000,-
• Modal PT sebagaimana terlihat dalam neraca merupakan
utang PT tetapi bukan utang biasa, namun “utang yang
tidak dapat dibayar”, dalam arti utang tersebut tidak
diperbolehkan menjadikan suatu keadaan: karena
pembayaran kepada para pemegang saham menyebabkan
modal PT menjadi berkurang.
• UU PT tetap mengenal 2 (dua) jenis saham seperti
dalam KUHD, yaitu op naam (registered share) dan
saham aan toonder (bearer share).
• Dari pasal 42 dan pasal 43 jo pasal 46 dan pasal 49
UUPT dapat diketahui bahwa: nilai nominal saham
harus dicantumkan dalam mata uang resmi RI dan
saham tidak boleh diterbitkan tanpai nilai nominal
(share without par value). Saham atas tunjuk
diterbitkan atau dikeluarkan setelah nilai nominal
atau lebih yang dijanjikan telah disetor penuh.
Saham PT
Badan Usaha • Karakteristik
Milik Negara – Sebagian besar modal (min. 51%) dimiliki negara melalui
penyertaan langsung berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
• Dasar Hukum
– Undang Undang No. 19 Tahun 2003 adalah dasar hukum
keberadaan BUMN di Indonesia.
– Dibagi 3 : Perusahaan Perseroan, Perusahaan Perseroan
Terbuka dan Perusahaan Umum.
– BUMN berjenis Perseroan, disamping tunduk kepada UU
BUMN juga harus memenuhi ketentuan yang ada pada UU
PT, UU No. 40 Tahun 2007, dan aturan dibawahnya.
Sedangkan yang berbentuk PT selain wajib memenuhi UU
tersebut diatas juga harus memperhatikan dan menjalankan
segala ketentuan yang tertulis dalam UU Pasar Modal (UU
No. 8 Tahun 1995) dan turunannya.
Badan Usaha • Karakteristik
Milik Daerah – UU No. 5 Th 1962 tentang Perusahaan Daerah.
– Instruksi Menteri Dalam Negeri No 5 tahun 1990
tentang Perubahan Bentuk Badan Usaha Milik Daerah
Ke Dalam Dua Bentuk Perumda dan Perseroda
– Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 3 Tahun 1998
Bentuk Hukum • Perusahaan Daerah
BUMD – Tunduk pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang mengatur Perusahaan
Daerah.
• Perseroan Terbatas (Persero
Daerah)
– Tunduk pada UU No.1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas dan peraturan
pelaksanaannya.
Perusahaan • Modal
Daerah – Berasal dari APBD sebagai kekayaan daerah yang
Tujuan terpisahkan dan tidak terdiri dari saham-saham serta dapat
Menyelanggarakan Public memperoleh dana dari kredit-kredit di dalam dan luar
Service disamping mencari
keuntungan sebagai sumber
negeri atau dari obligasi
pendapatan asli daerah, dengan
tetap berpegang teguh pada : • Organisasi
• Syarat-syarat effisiensi dan
efektivitas
– Dipimpin oleh Direksi dan tidak dibenarkan merangkap
• Prinsip-prinsip ekonomi jabatan lain.
perusahaan
• Pelayanan yang baik kepada – Pegawai perusahaan diatur tersendiri di luar ketentuan-
masyarakat
ketentuan yang berlaku bagi pegawai negeri atau pegawai
Status Badan Hukum
Dibentuk dengan Peraturan swasta.
Daerah yang berlaku dan
mendapat pengesahan pejabat
berwenang
Perseroan • Modal
Daerah – Saham dapat dimiliki Pemerintah Daerah, Perusahaan Daerah,
Tujuan Swasta dan masyarakat.
• Memperoleh keuntungan – Bagian terbesar saham dimiliki oleh Pemerintah Daerah dan
dimana pelayanan dan
pembinaan organisasi Perusahaan Daerah.
harus sejalan dengan
orientasi bisnis. • Organisasi
Status Badan Hukum – Dipimpin oleh Direksi
• Badan Hukum Perdata
yang berbentuk Perseroan – Pegawai berstatus sebagai Pegawai Perusahaan Swasta yang
Terbatas.
diangkat dan diberhentikan oleh Direksi setelah mendengar
pertimbangan dari Dewan Komisaris.
Sebelum Setelah
kemerdekaan kemerdekaan
Verordening op de UU tentang Perkumpulan
Cooperative Verenigingen Koperasi No.79 tahun 1958)
(Staatsblad 431 Tahun 1915) PP No.60 tahun 1959.
Regeling Inlanndsche Instruksi Presiden No.2 dan
Cooperatieve No.3 tahun 1960
Verenigingen(Staatsblad
No.91 Tahun 1927) UU Perkoperasian No.14
Tahun 1965 tentang Pokok-
Algemene Regeling op de Pokok Perkoperasian
Cooperatieve Verenigingen
(Staatsblad No. 108 tahun UU No. 12 Tahun 1967
1949) tentang Pokok-Pokok
Perkoperasian.
Regeling Cooperatieve
Verenigingen (Staatsblad
No. 179 Tahun 1949)
KOPERASI
Koperasi dan • Pengertian
Jenisnya – Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
• Macam
– Koperasi Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan
oleh dan beranggotakan orang-seorang.
– Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan Koperasi.
Jenis, • Jenis Koperasi
Landasan, dan – Jenis Koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan
Keanggotaan (ps.17-19):
Status Badan Hukum:
hukum atau Koperasi yang
memenuhi persyaratan
sebagaimana ditetapkan
dalam Anggaran Dasar;
Koperasi dapat mempunyai
anggota luar biasa yang
persyaratan, hak, dan
kewajiban keanggotaannya
ditetapkan dalam Anggaran
Dasar;
Keanggotaan Koperasi
dicatat dalam buku daftar
anggota;
Keanggotaan Koperasi tidak
dapat dipindahtangankan.
Sumber Modal Modal sendiri Modal pinjaman
Koperasi
Simpanan pokok; Anggota (simpan pinjam);