MAN 1 MAKASSAR TOKOH-TOKOH PEMBAHARUAN ISLAM DAN IDE-IDENYA SUB PEMBAHASAN A Perkembangan Peradaban Islam Pada Abad Pertengahan
B Faktor-faktor Penyebab Kemunduran Islam
C Latar Belakang Munculnya Gerakan Tajdid
D Negara-negara Yang Memunculkan Tokoh-tokoh Pembaharuan
E Tokoh-tokoh Gerakan Pembaharuan Dan Ide-ide Pembaharuannya
Perkembangan Peradaban Islam Pada A Abad Pertengahan
Perkembangan sejarah islam pada abad pertengahan
ditunjukkan dengan munculnya pemikiran dan usaha pembaharuan islam di Kerajaan Usmani di Turki. Usaha itu gagal karena ditentang golongan militer dan ulama. Pada abad ke-17, Kerajaan Usmani mulai mengalami kekalahan dalam peperangan dengan negara Eropa. Kekelahan itu mendorong Raja dan pemuka kerajaan Usmani menyelidiki penyebabnya. Kemudian, diketahui bahwa penyebabnya adalah ketertinggalan mereka dalam bidang teknologi militer. Mereka selidiki pula rahasia keunggulan Barat. Mereka menemukan bahwa rahasianya adalah Barat memiliki Sains dan Teknologi tinggi yang diterapkan dalam bidang kemiliteran. Oleh sebab itu, pada 1720 Kerajaan Usmani mengangkat Celebi Mehmed sebagai utusan kerajaan untuk belajar ke Prancis. Beliau bertugas mempelajari benteng-benteng pertahanan, pabrik-pabrik, serta institusi-institusi Prancis lainnya. Hasil penelitian Celebi Mehmed tertuang dalam bukunya Faktor-faktor Penyebab B Kemunduran Islam
Di antara faktor-faktor penyebab dari kemunduran islam
adalah sebagai berikut : Umat islam telah banyak meninggalkan ajaran islam yang sebenarnya. Umat islam cenderung jumud, beku, dan kaku dalam pemikiran sehinggal hal ini menghambat perkembangan dari islam itu sendiri. Umat islam tidak mengikuti perkembangan zaman, tidak menghargai kekuatan akal, dan mbanyak mengikuti oaham fatalisme (jumud). Melemahnya rasa persaudaraan umat islam pada saat itu, yaitu masing-masing pihak lebih memikirkan kepentingan (kekuasaan) dirinya. Latar Belakang C Munculnya Gerakan Tajdid
Periode modern (1800 M dan seterusnya) adalah zaman
kebangkitan bagi umat islam. Kekuatan islam tradisional dan legitimasi masyarakat kaum muslim perlahan-lahan berubah sejalan dengan makin bebasnya perkembangan ideologi, hukum, dan lembaga-lembaga negara. Negara-negara Yang Memunculkan D Tokoh-tokoh Pembaharuan 1. Mesir Muhammad Ali Pasha adalah seorang tokoh pembaruan di Mesir yang masih keturunan dari Turki. Ia lahir di Kawalla, Yunani pada tahun 1765 dan meninggal tahun 1849 di Mesir. Ayahnya adalah seorang pedagang dan dapat dikatakan bahwa Muhammad Ali lahir dalam keadaan keluarga tidak mampu sehingga ia tidak pernah mengenyam pendidikan yang menjadikannya sebagai orang yang ummi (tidak dapat baca tulis). Tetapi tidak ada yang menyangka dengan latarbelakang yang seperti ini, ia mampu menjadi panglima dan tokoh pembaruan sekaligus pendiri negara Mesir modern. Jamaluddin Al-Afgani Lahir di desa Asadābād dekat Hamadān, Iran terda pat sumber lain mengatakan bahwa Asadabadi sebenarnya lahir di Asadabad, daerah provinsi Kunar di Afganistan, merupakan aktivis politik, nasionalis Islam, pencetus, perintis Islamisme dan Pan Islamisme pernah bertempat tinggal di Afganistan, Indonesia, Iran, Mesir, dan Kesultanan Ottoman pada abad ke-19. adalah salah satu pencetus Pan Islamisme, digambarkan sebagai pribadi yang "lebih memperjuangkan kaum muslim terhadap dominasi politik Barat dibandingkan masalah teologi ." banyak menulis dalam majalah al-'Urwat al- Wuthqa Muhammad Abduh lahir di Delta Nil (kini wilayah Mesir), 1849 – meninggal di Iskandariyah (kini wilayah Mesir), 11 Juli 1905 pada umur 55/56 tahun) adalah seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan modernisme Islam. Ia belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan juga murid dari Jamaluddin al-Afghani, seorang filsuf dan pembaru yang mengusung gerakan Pan Islamisme untuk menentang penjajahan Eropa di negara- negara Asia dan Afrika. Rasyid Ridha lahir di Suriah Utsmaniyah, 23 September 1865 atau 18 Oktober 1865 – meninggal di Mesir, 22 Agustus 1935) dikenal sebagai Rasyid Ridha) adalah seorang intelektual muslim dari Suriah yang mengembangkan gagasan modernisme Islam yang awalnya digagas oleh Jamaluddin al- Afghani dan Muhammad Abduh. Ridha mempelajari kelemahan-kelemahan masyarakat muslim saat itu, dibandingkan masyarakat kolonialis Barat, dan menyimpulkan bahwa kelemahan tersebut antara lain kecenderungan umat untuk mengikuti tradisi secara buta (taqlid), minat yang berlebihan terhadap dunia sufi dan kemandegan pemikiran ulama yang mengakibatkan timbulnya kegagalan dalam mencapai kemajuan di bidang sains dan teknologi. Ia berpendapat bahwa kelemahan ini dapat diatasi dengan kembali ke prinsip-prinsip dasar Islam dan melakukan ijtihad dalam menghadapi realita modern. Imam Ath-Thahawi (239-321 H) adalah Imam, pakar penghafal hadits dari Mazhab Hanafi. Penulis kitab akidah "Al-Aqidah Ath-Thahawiyah" yang diakui dan digunakan seluruh mazhab Ahlus Sunnah. Sebagian besar menduga bahwa dasar kecendekiawanannya adalah di rumah, yang kemudian lebih didukung dengan adanya halaqah ilmu yang didirikan di masjid Amr bin al-‘Ash. Menghafal al-Qur’an dari Syeikhnya, Abu Zakaria Yahya bin Muhammad bin ‘Amrus, yang diberi predikat: “Tidak ada yang keluar darinya kecuali telah hafal al-Qur’an.” Kemudian bertafaquh (belajar mendalami agama) pada pamannya –al-Muzanni, dan sami’a (mendengar) darinya kitab Mukhtasharnya yang bersandar pada ilmu Syafi’i dan makna-makna perkataannya. Dan dia adalah orang pertama yang belajar tentang itu. Ia juga menukil dari pamannya itu hadits-hadits, dan mendengar darinya periwayatan- periwayatannya dari Syafi’i tahun 252 H. Dia juga mengalami masa kebesaran pamannya, al-Muzanni. Pernah bertamu dengan Yunas bin Abdul A’la (264 H), Bahra bin Nashrin (267 H), Isa bin Matsrud (261 H) dan lain-lainnya. Semuanya adalah shahabat Ibn Uyainah dari kalangan ahlu Thabaqat. 2. Turki Sultan Mahmud II (20 Juli 1785 - 1 Juli 1839) adalah sultan ke-30 dari Kesultanan Utsmaniyah dari 1808 sampai kematiannya pada tahun 1839. Pemerintahannya diakui untuk reformasi administrasi, militer, dan fiskal yang ekstensif yang dia terapkan, yang memuncak dalam Keputusan Tanzimat ("reorganisasi") yang dilakukan oleh anak-anaknya Abdul Mejid I dan Abdul Aziz. Sering digambarkan sebagai "Pyotr yang Agung dari Turki", reformasi Mahmud termasuk penghapusan 1826 korps Janissary konservatif, yang menghilangkan hambatan besar bagi reformasi dirinya dan para penerusnya di Kesultanan. Reformasi yang dia lakukan ditandai dengan perubahan politik dan sosial, yang pada akhirnya akan mengarah pada kelahiran Republik Turki modern. Tanzimat
1. Mustafa Resyid Pasha 2. Mustafa Sami Pasha
3. Mehmed Sadik Rif’at Pasha 4. Ali Pasha
3. India dan Pakistan
a. Sayyid Ahmad Syahid
b. Sayyid Ahmad Khan
b. Sayyid Amir Ali
Tokoh-tokoh Gerakan Pembaharuan E Dan Ide-ide Pembaharuannya
Muhammad Ali Pasha (1765-1849) Muhammad Abduh
Beberapa pembaharuan yang dilakukan Adapun ide-ide pembaharuan Muhammad Ali Pasha yaitu : Muhammad Abduh, yaitu : Bidang Militer Meninggalkan sikap Jumud Bidang Ekonomi dan Sosial Bidang Ijtihad Bidang Pendidikan Bidang Pendidikan
At-Tahtawi Jamaluddin Al-Afgani
Adapun ide-ide pembahruan At-tahtawi Al-Afgani mengembangkan pemikiran di berbagai bidang yaitu : (dan gerakan) Salafiyah. Gerakan Bidang Pendidikan Salafiyah adalah aliran keagamaan yang Bidang Ekonomi berpendidikan bahwa untuk dapat Bidang Pemerintahan memulihkan kejayaan,umat islam harus Patriotisme Ala At-Tahtawi kembali kepada ajaran islam yang masih Ijtihad dan Sains Modern murni sebagaimana yang dahulu telah diamalkan oleh generasi pertama islam. Muhammad Iqbal Ide-ide pembaharuan Muhammad Iqbal adalah sebagai berikut : Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan islam dan pintu ijtihad tidak tertutup. Kemunduran umat islam disebabkan oleh kebekua dalam berpikir. Perhatian yang berlebihan terhadap zuhud membuat masyarakat tidak/kurang memperhatikan masalah-masalah dunia dan kemasyarakatan. Umat islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat. Dinamisme sebagai tuntutan untuk memperdayakan umat.