BY : MIMIE
PENGERTIAN
d) Sistem kardiovaskuler
Heart rate
Irama
f) Psikososial
Gelisah
Ketakutan
Kecemasan
3.Pemeriksaan laboratorium
GDA menunjukan hipokapnea (Pa CO2 < 35 mmHg)
disebabkan menurunnya perfusi ventilasi. Selanjutnya Pa CO 2
meningkat di atas normal sesuai dengan meningkatnya
tahanan jalan nafas.
Jumlah sel darah menunjukkan peningkatan eosinofil
Pemeriksaan fungsi paru menunjukan penurunan kakuatan
kapasitas vital
Pengumpulan sputum untuk pemeriksaan kultur dan test
sensitivitas untuk menentukan infeksi dan mengidentifikasi
antimikroba yang cocok dalam mengobati infeksi yang terjadi
Sinar X perlu memperlihatkan disfensi alveoli.
4. Pada episode akut
Masalah kolaboratif;
Potensial komplikasi:
Hipoksemia
Gagal nafasa akut
Diagnosa Keperawatan
a) Pantau:
Status pernafasan setiap 4 jam.
Hasil BGA
Nadi oksimetri
Hasil sinar X dada, fungs paru dan analisa sputum
Intake dan output
Rasional: untuk mengidentifikasi ke arah kemajuan
atau penyimpangan dari hasil pasien.
b) Tempatkan pasien posisi fowlers.
Rasional: posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebih
baik.
c) Berikan oksigen melalui kanul nasal 4 l/mt, selanjutnya
sesuaikan dengan hasil PaO2.
Rasional: pemberian tambahan oksigen mengurangi beban
kerja otot-otot pernafasan.
d) Pemberian terapi intravena sesuai anjuran, lakukan
perawatan infus.
Rasional : Untuk memungkinkan rehidrasi yang cepat
dan dapat mengkaji keadaan vaskuler untuk pemberian
obat – obatan darurat. Kebanyakan pasien telah
mengalami dehidrasi ketika mereka meminta
pertolongan medis.
e) Berikan pengobatan yang telah ditentukan seperti Epineprin,
Terbutalin, Aminophilin dan Kortikosteroid. Evaluasi
keefektifannya, konsul dokter jika terjadi reaksi yang
merugikan.
Rasional : Epineprin dan terbutalin menghentikan reaksi alergi
dan dilatasi bronkhiolus dengan meniadakan aktifitas histamin.
Aminophilin melebakan bronkhiolus dengan merangsang
peningkatan produksi sat kimia yang menghambat penyempitan
otot bronchial. Kortikosteroid membantu mengurangi
peradangan lapisan mucosa bonkial.
f) Gunakan spirometer intensif setiap 2 jam.
Rasional : Untuk memudahkan nafas dalam dan mencegah
eteletasis
g) Konsul dokter jika gejala-gejala terjadi setelah 1 jam
pemberian terapi atau bila kondisi jelek (Pa CO2
melebihi PaO2, apnea, status mental menurun, pasien
dalam keadaan hampir kolaps akibat kelelahan yang
disebabkan usdaha bernafas yang sulit).
Rasional : Hal – hal ini menunjukan dibutuhkannya
intubasi endotrakheal dan pemasangan ventilator me
kanik.
h) Instruksikan klien pada metode yang tepat dalam
mengontrol batuk: