Pemeriksaan CT Scan adalah prosedur yang menggunakan sinar X, dengan hasil yang
diolah dengan komputer untuk menghasilkan gambar dalam irisan-irisan, sehingga dapat
melihat masing-masing gambaran irisan yang diambil dengan lebih detail.
Dengan teknik ini, gambar yang dihasilkan jauh lebih detail dibandingkan rontgen biasa,
sehingga dapat membantu diagnosis dengan lebih akurat
CT Scan adalah pemeriksaan yang non-invasif dan sederhana.
TUJUAN PEMERIKSAAN CT SCAN
Alat bantu pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi banyak hal. Misalnya untuk
menilai kondisi pembuluh darah pada pasien Penyakit Jantung Koroner, emboli paru,
pembesaran pembuluh darah aorta, dan kelainan pembuluh darah lainnya. CT Scan juga
dapat digunakan untuk mengamati metastasis (penyebaran) tumor atau kanker, letak, serta
jenisnya.
Penggunaan CT Scan dapat membantu dokter jantung dalam menentukan cara atau metode
yang lebih akurat dalam menangani kasus serangan jantung. Alat ini juga dapat digunakan
untuk mengamati kasus kecelakaan.
LARANGAN PEMERIKSAAN CT SCAN
Tidak semua orang dapat menjalani pemeriksaan CT Scan, sebab paparan sinar X yang
diberikan saat proses pemeriksaan dapat menyebabkan gangguan pada system tubuh
tertentu. Oleh sebab itu, sebaiknya pasien anak-anak atau ibu hamil tidak melakukan
pemeriksaan ini.
Pasien anak cenderung rentan dengan sinar X sebab tubuh mereka masih dalam proses
pertumbuhan. Begitu pun pada ibu hamil yang perlu menjaga pertumbuhan janin.
Pemeriksaan CT Scan sebaiknya didiskusikan terlebih dahulu pada dokter Anda dan harus
melalui persetujuan dokter.
PERSIAPAN
1. PUASA
Diperlukan puasa sebelum pemeriksaan dengan menggunakan kontras media. Untuk
mengurangi resiko terjadi aspirasi paru jika terjadi muntah. Aspirasi paru adalah masuknya
makanan, asam lambung, air liur, atau benda asing lainnya ke paru-paru yang dapat memicu
infeksi paru.
Pemeriksaan Pada CT Scan di perlukan Puasa 4 Jam dan 12 Jam, untuk CT scan kepala
dan thorax hanya di perlukan puasa 4 jam. Untuk CT scan abdomen diperlukan puasa
selama 12 jam.
2. PAKAIAN
Melepaskan semua pakaian yang kamu kenakan dan menggantinya dengan pakaian khusus
yang dipinjamkan dari rumah sakit. Biasanya, pakaian ini lebih longgar dibandingkan pakaian
yang kamu kenakan, agar tidak mengganggu proses pemeriksaan.
3. MELEPAS SEMUA PERHIASAN
semua perhiasan yang dikenakan, mulai dari cincin, anting, kalung, hingga jam tangan.
Letakkan pula kaca mata dan ponsel. Benar-benar tidak mengenakan benda logam apa pun
ketika melakukan proses pemindaian dengan CT scan.
PROSEDUR
Pasien diminta berbaring di atas meja periksa yang akan masuk ke dalam mesin CT Scan,
berbentuk seperti terowongan.
Sebelum melakukan CT Scan, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk
konsultasi dan persiapan.
Pasien diminta untuk puasa selama beberapa jam jika pasien melakukan CT Scan dengan
disuntik cairan kontras.
Sebelum melakukan CT Scan, sebaiknya pasien mengabari dokter mengenai alergi yang
dimiliki, pengobatan yang sedang dilakukan, atau kondisi khusus lainnya seperti kehamilan.
PEMERIKSAAN MRI
Medan magnet dan gelombang radio menghasilkan pembacaan internal dari tubuh
Anda, yang digunakan untuk mendeteksi berbagai hal seperti tumor otak. kondisi
kronis, dan gangguan lainnya. Prosedur ini tidak menyakitkan karena kamu tidak
akan merasakan medan magnet tersebut.
Mesin MRI menghasilkan banyak suara selama prosedur berlangsung. Banyak pasien
memilih membawa penyumbat telinga dan mendengarkan musik ataupun rekaman
audio buku selama proses tersebut.
Durasi pemeriksaan bermacam-macam, namun sebagian dapat terasa cukup lama.
Terkadang membutuhkan waktu hingga satu jam untuk sebuah pemeriksaan hingga
selesai.
PEMERIKSAAN ANGIOGRAFI
Tidak diperbolehkan untuk makan dan minum selama 4-8 jam sebelum prosedur angiografi
dimulai.
Bagi penderita diabetes akan dilakukan penyesuaian dosis obat minum maupun insulin
sebelum dilakukan tindakan.
Prosedur angiografi berlangsung sekitar 30-180 menit. Pasien diminta berbaring dengan
tenang selama prosedur berlangsung dan menjalani angiografi dalam keadaan sadar.
Namun, dokter akan memberikan bius lokal untuk mengurangi rasa sakit. Bius lokal dilakukan
pada tempat tusukan kateter ke pembuluh darah.
Setelah kateter masuk, zat kontras akan disuntikkan melalui kateter dan mengalir di
pembuluh darah. Pasien akan merasakan sensasi hangat atau sedikit terbakar karena
penyuntikan ini. Dengan menggunakan sinar-X, zat pewarna yang mengalir di pembuluh
darah akan muncul pada layar monitor, yang nantinya akan dicetak.
Melalui teknik ini, masalah di pembuluh darah bisa segera diketahui, seperti penyempitan
atau penyumbatan. Bila diperlukan, akan dilakukan tindakan memasang balon untuk
mengembangkan pembuluh darah (angioplasti).
Setelah tindakan selesai dilakukan, dokter akan menutup luka bekas tusukan kateter dengan
perban yang cukup tebal dan ketat untuk memberikan efek penekanan, sehingga mengurangi
risiko perdarahan.
POST ANGIOGRAFI
Pasien akan diistirahatkan di ruang pemulihan selama beberapa jam untuk mencegah
perdarahan. Pasien disarankan untuk beristirahat di rumah sakit selama satu hari setelah
menjalani angiografi. Bila diperbolehkan pulang setelah tindakan, mintalah keluarga atau
kerabat terdekat untuk menemani, setidaknya selama satu hari penuh.
Pada hari berikutnya, pasien diperbolehkan untuk menjalani aktivitas seperti biasa. Namun
selama beberapa hari ke depan, hindari kegiatan berat seperti berolahraga yang terlalu keras
atau mengangkat beban. Cukupi asupan makanan dan banyak minum air putih untuk
mempercepat pembuangan zat kontras melalui urine.
EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI ANGIOGRAFI
Angiografi tergolong prosedur yang aman. Hanya menyebabkan efek samping kecil berupa nyeri,
rasa tidak nyaman, dan memar karena tusukan kateter. Efek samping akan mereda dalam
hitungan hari.
Efek samping serius, namun jarang terjadi, dapat berupa:
Infeksi.
Reaksi alergi zat kontras dengan gejala ruam kulit, gatal, demam, pusing, hingga sulit bernapas
dan hilang kesadaran.
a. Untuk diagnostik
- kecurigaan meningitis
- Kecurigaan perdarahan sub arachnoid
- Pemberian media kontras pada pemeriksaan myelografi
- Evaluasi hasil pengobatan
b. Untuk Therapi
- Pemberian obat anti neoplastik atau anti mikroba intra tekal
- Pemberian anesthesi spinal
a. Persiapan pasien
- Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal pungsi meliputi tujuan,
prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi yang akan dialami dan hal-hal yang
mungkin terjadi berikut upaya yang diperlukan untuk mengurangi hal-hal tersebut
- Meminta izin dari pasien/keluarga dengan menadatangani formulir kesediaan dilakukan
tindakan lumbal pungsi.
- Meyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan
PERSIAPAN ALAT
Bak streil berisi jarum lumbal, spuit dan jarum, sarung tangan, kassa dan lidi kapas,
botol kecil (bila akan dilakukan pemeriksaan bakteriologis), dan duk bolong.
- Tabung reaksi tiga buah
- Bengkok
- Pengalas
- Desinfektan (jodium dan alkohol) pada tempatnya
- Plester dan gunting
- Manometer
- Lidokain/Xilocain
a. Posisi pasien lateral recumbent dengan bagian punggung di pinggir tempat tidur. Lutut
pada posisi fleksi menempel pada abdomen, leher fleksi kedepan dagunya menepel pada
dada (posisi knee chest)
b. Pilih lokasi pungsi. Tiap celah interspinosus vertebral dibawah L2 dapat digunakan pada
orang dewasa, meskipun dianjurkan L4-L5 atau L5-S1 (Krista iliaca berada dibidang
prosessus spinosus L4). Beri tanda pada celah interspinosus yang telah ditentukan.
C.Dokter mengenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan dan gaun steril.
d. Desinfeksi kulit degan larutan desinfektans dan bentuk lapangan steril dengan duk
penutup.
e. Anesthesi kulit dengan Lidokain atau Xylokain, infiltrasi jaringan lebih dapam hingga
ligamen longitudinal dan periosteum
f. Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya kedalam jaringan subkutis. Jarum harus
memasuki rongga interspinosus tegak lurus terhadap aksis panjang vertebra.
g. Tusukkan jarum kedalam rongga subarachnoid dengan perlahan-lahan, sampai terasa
lepas. Ini pertanda ligamentum flavum telah ditembus. Lepaskan stilet untuk memeriksa
aliran cairan serebrospinal. Bila tidak ada aliran cairan CSF putar jarumnya karena ujung
jarum mungkin tersumbat. Bila cairan tetap tidak keluar. Masukkan lagi stiletnya dan tusukka
jarum lebih dalam. Cabut stiletnya pada interval sekitar 2 mm dan periksa untuk aliran cairan
CSF. Ulangi cara ini sampai keluar cairan.
g. Bila akan mengetahui tekananCSF, hubungkan jarum lumbal dengan manometer pemantau tekanan,
normalnya 60 – 180 mmHg dengan posisi pasien berrbaring lateral recumbent. Sebelum mengukur
tekanan, tungkai dan kepala pasien harus diluruskan. Bantu pasien meluruskan kakinya perlahan-lahan.
i. Anjurkan pasien untuk bernafas secara normal, hindarkan mengedan.
j. Untuk mengetahui apakah rongga subarahnoid tersumbat atau tidak, petugas dapat melakukan test
queckenstedt dengan cara mengoklusi salah satu vena jugularis selama I\10 detik. Bila terdapat
obstruksi medulla spinalis maka tekanan tersebut tidak naik tetapi apabila tidak terdapat obstruksi pada
medulla spinalis maka setelah 10 menit vena jugularis ditekan, tekanan tersebut akan naik dan turun
dalam waktu 30 detik.
k. Tampung cairan CSF untuk pemeriksaan. Masukkan cairan tesbut dalam 3 tabung steril dan yang
sudah berisi reagen, setiap tabung diisi 1 ml cairan CSF. Cairan ini digunakan untuk pemeriksaan hitung
jenis dan hitung sel, biakan dan pewarnaan gram, protein dan glukosa. Untuk pemeriksaan none-apelt
prinsipnya adalah globulin mengendap dalam waktu 0,5 jam pada larutan asam sulfat. Cara
pemeriksaanya adalah kedalam tabung reaksi masukkan reagen 0,7 ml dengan menggunakan pipet,
kemudian masukkan cairan CSF 0,5 . diamkan selama 2 – 3 menit perhatikan apakah terbentuk
endapan putih.
SETELAH PROSEDUR
A. Klien tidur terletang tanpa bantal selama 2 – 4 jam
b. Observasi tempat pungsi terhadap kemungkinan pengeluaran cairan CSF
c. Bila timbul sakit kepala, lakukan kompres es pada kepala, anjurkan tekhnik relaksasi,
bila perlu pemberian analgetik dan tidur sampai sakit kepala hilang.
KOMPLIKASI
A. Herniasi Tonsiler
b. Meningitis dan empiema epidural atau sub dural
c. Sakit pinggang
d. Infeksi
e. Kista epidermoid intraspinal
f. Kerusakan diskus intervertebralis
ELECTROENCEPHALOGRAPHY (EEG)
Pemeriksaan ini bisa berlangsung selama 45–60 menit, sehingga ada beberapa persiapan
yang harus dilakuakn sebelum menjalani tes agar hasil dapat maksimal dan akurat
Pemeriksaan EEG juga bisa digunakan untuk mengonfirmasi kematian otak pada seseorang
yang koma persisten. EEG berkelanjutan digunakan untuk membantu menemukan tingkat
anestesi yang tepat diberikan pada orang yang tengah koma.
PERSIAPAN PEMERIKSAAN ELECTROENCEPHALOGRAPHY
Hindari Kafein
Sebelumnya menjalani pemeriksaan ini, sebaiknya hindari makanan atau minuman yang
mengandung kafein, seperti kopi, teh, coklat, dan soda. Pasalnya, asupan kafein pada tubuh
sebelum pemeriksaan EEG bisa memengaruhi hasil yang dikeluarkan. Kafein bisa
memengaruhi stimulasi perubahan gelombang EEG.
Cuci Rambut
Oleh karena alat pendeteksi akan direkatkan pada kulit kepala, pastikan untuk mencuci
rambut pada malam atau satu hari sebelum pemeriksaan dilakukan. Namun, hindari
menggunakan produk selain sampo, seperti kondisioner, krim rambut, semprotan,
ataupun gel penataan. Produk-produk tersebut bisa mempersulit proses penempelan
elektroda pada kulit kepala.
Kontrol Kadar Gula
Sebelum melakukan pemeriksaan EEG, sebaiknya hindari konsumsi makanan yang mengandung gula
tambahan berlebih. Hal itu bertujuan untuk mengontrol kadar gula dalam darah tetap seimbang.
Pasalnya, gangguan pada kadar gula darah ternyata bisa menyebabkan perubahan pada pola gelombang
otak, artinya juga akan memengaruhi hasil pemeriksaan.
Minum Obat
Tetap bisa mengonsumsi obat rutin seperti biasanya, kecuali diperintahkan dokter. Pada kondisi tertentu,
dokter mungkin akan menyarankan hal yang berbeda agar pemeriksaan EEG berjalan lancar.
Pada beberapa kondisi, seseorang mungkin akan diharuskan untuk tidur selama tes EEG berlangsung.
Jika itu yang dibutuhkan, mungkin harus mengatur waktu tidur sebelum melakukan pemeriksaan. Bisa
jadi, akan diminta untuk tidur lebih sedikit atau menghindari tidur sebelum pemeriksaan dilakukan.