Anda di halaman 1dari 46

BAHAN

EKSIPIEN
TABLET

M. Fariez. Kurniawan
Formula tablet
 Zat aktif
 Bahan pengisi
 Bahan pengikat Kualitas obat
 Bahan penghancur
 Bahan pelicin

 Bahan pewarna
 Bahan perasa
Tablet acceptability & stability
 Bahan aroma
 Bahan penyalut
Eksipien
Handbook of Pharmaceutical Excipients:
zat tambahan yang digunakan untuk merubah zat aktif menjadi bentuk
sediaan farmasi yang sesuai untuk digunakan pada pasien

The International Pharmaceutical Excipients Council (IPEC) :


substansi selain obat atau prodrug yang telah dievaluasi keamanannya dan
dimaksudkan untuk sistem penghantaran obat untuk berbagai tujuan:
1. Untuk membantu selama proses pembuatan
2. Melindungi, mendukung dan meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitas
3. Membantu dalam identifikasi produk
4. Meningkatkan keamanan dan efektifitas produk selama distribusi dan
penggunaan
Eksipien
IPEC (The International Pharmaceutical Excipients Council)
1. Pengikat
2. Penghancur
3. Pengisi
4. Lubrikan
5. Glidan
6. pembantu pengempaan
7. Pewarna
8. Pemanis
9. Pengawet
10. zat pensuspensi/pendispersi
11. material penyalut
12. pemberi rasa
13. tinta untuk printing.
BAHAN PENGISI
 Diluent/Filler ~ bulking agents
 Fungsi:
1. membuat bulk sehingga mencapai berat rasional (berat tablet
120-700 mg).
2. memperbaiki kompresibilitas & sifat alir
3. Memperbaiki daya kohesi
 Tidak selalu dibutuhkan untuk obat dosis besar, seperti
aspirin & beberapa antibiotik
 5-80% massa tablet
Syarat:
 Non toksik
 Secara fisiologis harus inert
 Stabil secara fisika & kimia  baik dengan obat atau dengan
bahan tambahan lain.
 Colour compatible(tidak mengganggu distribusi warna)
 Tidak mengganggu bioavailabilitas obat

• karbohidrat
Material organik • Modifikasi karbohidrat

Material anorganik • Kalsium fosfat

Co-processed diluents
Tidak larut air Larut air
Kalsium sulfat Laktosa
Kalsium fosfat dibasic Sukrosa
Kalium fosfat tribasic Dektrosa
Kalsium karbonat Mannitol
Amilum Sorbitol
Modifikasi amilum
Mikrokristalin selulosa
1. Beberapa bahan pengisi dapat mengurangi
bioavailabilitas obat.
 Contoh : Produk Tetrasiklin dengan garam kalsium
sebagai pengisi, bioavailabilitasnya berkurang hingga
separuh dari produk standart
2. Bahan pengisi dapat menyebabkan tak
tersatukan secara kimia.
 Contoh : interaksi antara gugus amin tertentu dengan
pengisi laktosa menyebabkan brown effect (tablet
menjadi coklat/memucat)
3. Bahan pengisi yang bersifat absorbent, misalnya bentonit
dan kaolin,tidak boleh digunakan untuk produk-produk
dengan dosis kecil sepertiglikosida jantung, alkaloid dan
produk-produk estrogen sintetik.
4. Antiepileptic drug sodium phenytoin membentuk
kompleks calcium-phenytoin dengan calcium sulphate
dihydrate.
Dengan laktosa secara signifikan dapat meningkatkan
bioavailabilitas fenitoin.
5. Amine drugs + lactose (diluent)
↓ used with
Metal stearate (Mg stearate)
(Lubricant)

Discoloration of tablet with time
LAKTOSA
 Paling
banyak digunakan
 Macam:
1. Laktosa monohidrat – granulasi basah
2. Laktosa anhidrat -- granulasi basah
3. Spray-dried lactosa
 Tidak bereaksi dengan kebanyakan obat (baik dalam bentuk
hidrat mau pun anhidrat)
 Dapat rusak dengan komponen amino, laktat, asetat, dan
pelicin basa.
 Dalam penyimpanan dapat kehilangan kelembaban
 Memerlukan disintegran
SPRAY-DRIED LACTOSE
 Sifat alir baik
 Jika digunakan untuk kempa langsung –
komposisi: 50%
 Jika dicampur dengan selulosa mikrokristalin
dapat digunakan untuk metode kempa langsung
yang lebih baik
 Memerlukan disintegran yang bersifat basa atau
netral.
Microcrystalline cellulose
 Avicel – digunakan untuk kempa langsung
 Diperoleh dari proses hidrolisis selulosa,
dilanjutkan proses spray drying
 Avicel 101 ~ serbuk

Avicel 102 ~ granul


 Dapat memproduksi tablet yang keras, namun
dapat terdisintegrasi dengan cepat di dalam air
 Penggunaan: 5-15%
MANITOL
 Paling mahal
 Digunakan pada tablet kunyah
 Relatif non-higroskopik sehingga cocok utk
formulasi vitamin (dimana kelembaban dapat
menjadi masalah)
Modified starch
 Digunakan sbg diluent, binder & disintegrating
agent: Sta-Rx 1500 and Celutab
 Free flowing
 Dapat dikempa langsung
 Digunakan pada tablet kunyah
 Mengandung lembab 8-10%
 Dapat meningkatkan kekerasan obat setelah
pengempaan
Calcium phosphat
 dibasic calcium phosphate
tribasic calcium phosphate
 Digunakan pada granulasi basah & kempa langsung
 Bulk density calcium phosphates lebih tinggi dibandingkan
pengisi organik
 Non higroskopis ~ digunakan pada pembuatan vitamin dan
mineral.
 Bersifat abrasive dan dapat menyebabkan kerusakan tablet
 Sifat yang basa dapat menyebabkan obat menjadi lebih tidak
stabil
BAHAN PENGIKAT
 Binders/ binding agents
 Ditambahkan dalam bentuk kering atau basah pada
proses granulasi basah  membentuk granul.
 Meningkatkan gaya kohesi pada proses kempa
langsung.
 Meningkatkan sifat alir dengan membentuk granul
dengan kekerasan dan ukuran yang diinginkan.
BAHAN PENGIKAT
 Bahan ini akan menentukan :
 Keseragaman ukuran granul
 Kekerasan tablet
 Waktu hancur
 Dissolusi
 Compressibility
 Density granul
 Kemungkinan terjadinya peristiwa migrasi bahan
obat
 Untuk menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet
cetak langsung.
 Bentuk kering

Bentuk cairan -- dalam proses granulasi basah


 Lebih efektif bila digunakandalam bentuk larutan
yang digunakan dalam granulasi basah.
Contoh:
1. Natural gum: Acacia, tragacanth
2. Turunan selulosa: HPMC, MC, EC
3. Polimer sintesis: PVP, poliakrilamid
4. Larutan gula: Sukrosa, dekstrosa, maltosa
5. Protein: Gelatin
6. Lain-lain: wax, water, starch, alcohol
BINDERS KONSENTRASI KONSENTRASI
AKHIR (%) LARUTAN (%)
Acacia 2-5 10-20
Tragakan 1-4 3-10
HPMC 1-5 2-10
Starch (pasta) 2-25 50-85
Gelatin 1-5 5-10
Sorbitol 2-10 10-25
PVP 2-5 5-20
Poliakrilamid 2-5 2-8
PEG 2-5 10-20
Asam alginat & 1-5 5-20
turunan
Untuk 3000 gram pengisi
R/ zat aktif 50 mg
Laktosa 95,5 mg
Larutan gelatin
Penghancur 3 mg
Pengikat 1,5 mg

Berat tablet = 150 mg

Berapa gelatin (mg) yg diperlukan utk 100 tablet?


Untuk 3000 gram laktosa diperlukan 290 mL larutan gelatin
10%.
290 mL x 10% = 29 gram gelatin

 Untuk 3000 gram laktosa = 29 gram gelatin

29 gram x 95,5 = 0,914 mg


3029 gram

Untuk 1 tablet = 0,914 mg gelatin + 94,586 mg laktosa


Akasia & tragakan
 Lebih efektif digunakan pada proses granulasi
basah (larutan) dibanding kempa langsung
 Komposisi dan kekuatan tergantung sumber
 Rentan terkontaminasi bakteri
 Kekerasan tablet sedang
Gelatin
 Protein alam
 Biasa dikombinasi dengan akasia
 Larutan gelatin dibuat dalam keadaan panas (pada
keadaan dingin akan membentuk gel)
 Sifat material lebih konsisten
 Asumsi: cairan pada pengikat akan menguap saat
pengeringan  jumlah pada formula adalah jumlah bahan
kering.
 Penggunaan bahan pengikat = quantum statis 
perhitungan digunakan utk “ancer-ancer”
Jumlah bahan pengikat yang dibutuhkan tergantung:
1. Kualitas bahan pengikat
2. Kualitas komponen lain, terutama bahan pengisi
 Mekanisme: Liquid bridge & solid bridge
Synthetic polymers
 PVP
 3-15% di dalam alkohol
 Proses pemanasan sebentar
 Kompresibilitas baik
 Recommended: obat yg sensitif terhadap lembab.
Ex: vitamin, tablet efervesen
 Mahal
Modified natural polymers
 Alginat,
derivat selulosa (HPMC, MC, CMC)
 Pada kempa langsung: kemampuan mengikat
 Dalam keadaan basah: mempunyai sifat adhesive
 CMC: berinteraksi dengan Mg, Ca, dan Al.
Pengikat pada kempa langsung
BAHAN PENGHANCUR
 Disintegrants: bahan atau campuran bahan yang
dapat menyebabkan tablet hancur ketikatablet
kontak dengan cairan saluran pencernaan.
 Dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet,
mengembang danmenyebabkan tablet pecah
menjadi bagian-bagian
 Di luar tubuh: menentukan kekerasan & kerapuhan
tabler
 Di dalam tubuh: melawan bahan pengikat
Cara penambahan bahan penghancur :
 Sebelum granulasi (internal addition)
 Setelah granulasi (eksternal addition)
 Kombinasi

Bahan penghancur harus kering  daya absorpsi


besar.
Kanji (amylum)
 Merupakan jenis bahan penghancur yang paling umum
digunakan,harganya juga paling murah. Konsentrasi 5–20 % dari berat
tablet
 Amyl jagung (maize starch), Amyl kentang (corn starch), Amyl beras,
Amyl gandum, dll
 Modifikasi Amylum (Sta–Rx 1500) dpt digunakan sebagai Bhn
pengikat, bahan penghancur, bahan pelincin (lubricant)
Microcrystalin Cellulose
 Contoh : Avicel PH 101 dan PH 102
 Digunakan dalam keadaan kering (untuk granulasi kering atau cetak
langsung)
Explotab (Sodium Starch Glycolate/SSG)
 merupakan cross-linked starch yang sangat baik digunakan
untuk obat-obat yang tidak larut, misalnya
antasida, dicalcium phosphat,dexamethasone, dll

Kombinasi asam
 Asam sitrat, asam tartrat maupun asam fumarat, bersama-
sama dengansodium bicarbonate, apabila kontak dengan air
menghasilkan gas CO2 yang dapat menyebabkan tablet
hancur  tablet effervescent
Mekanisme
1. Memperbesar gaya kapiler  cepat menarik
cairan masuk  melemahkan ikatan antar
serbuk.
2. Mengembang bila kontak dengan air
3. Bereaksi melepas gas
4. Merusak secara enzimatis

Pengahancur mulai bekerja saat ada air masuk.


BAHAN PELICIN
 Antigesekan yang terjadi pada waktu penabletan
 tidak ikut digranul.
 Gesekan yang terjadi:

1. Tablet vs dinding die


2. Tablet vs dinding punch lubrikan
3. Die vs punch
4. Antar partikel glidan
Bahan Pelicin
1. Lubricants
mengurangi friksi antara permukaan dinding/tepi tablet
dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi
2. Glidants
menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan
dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam
jumlah yang seragam
3. Antiadherents
mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet pada
punch atas dan punch bawah
BAHAN PELICIN
 Memudahkan tablet didorong keluar dari die
 Mencegah tablet melekat pada punch
 Mencegah gesekan antara punch dan die
 Memperbaiki kecepatan alir (flow rate) granul
Lubrikan
Glidan
Antiaderen
Perbandingan
Material % Glidan Lubricant Anti
adheren
Mg stearat <1 - Baik sekali Baik
Talk 1-5 Baik Jelek Baik sekali
Asam stearat 1-5 - Baik Jelek
Waxes 3-5 - Baik sekali Jelek
Tepung jagung 5-10 Baik sekali Jelek Baik sekali
Mg stearat
 Bersifat hidrofob  mempengaruhi waktu hancur dan
disolusi tablet.
 Harus diperhatikan:

1. Kadar
berbentuk fines  pada konsentrasi >>> Mg stearat
menyelimuti tablet  tabler lebih hidrofob  waktu hancur
semakin lama.
2. Waktu pencampuran
Fines  sifat kohesifitas >>>  berbentuk agregat, jika
pengadukan >>> agregat pecah menjadi molekul  melapisi
granu  granul licin  sulit ditablet & tablet rapuh
PEMANIS
Saccharin
 Restricted regulatory acceptability
 Poor aftertaste
 Hypersensitivity reactions; mainly dermatologic
 Paediatrics with allergy to sulphonamides should avoid saccharin

Aspartame Toxicity
 Source of phenylalanine
– possibly an issue for phenylketoneurics
 Aspartame has been blamed for hyperactivity in children but as yet unproven

Sorbitol
 Can induce diarrhoea
PEWARNA

Anda mungkin juga menyukai