Anda di halaman 1dari 37

OTITIS MEDIA

SUPURATIF KRONIS
MARISHA CHRISTIN, SKED

G1A215066
PEMBIMBING: DR. UMI RAHAYU, SP.THT-KL
PENDAHULUAN
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) merupakan infeksi kronis dengan karakteristik adanya perforasi
membran timpani lebih dari 2 bulan dan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul dari telinga
tengah. Jenis otitis media supuratif kronis dapat terbagi dua jenis , yaitu OMSK tipe benigna dan OMSK tipe
maligna.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media kronis yaitu terapi yang
terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi
buruk) atau hygiene buruk. Gejal otitis media supuratif kronis antara lain otore yang bersifat purulen atau
mukoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga, dan vertigo.

Penyakit ini memiliki prevalensi yang tinggi dan merupakan masalah penting karena berhubungan dengan
gangguan pendengaran yang kini menimpa negara berkembang.
LAPORAN KASUS

 
2.1 IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nama : Tn. H
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki Pasien datang dengan keluhan
Alamat : Telanai Pura telinga kanan keluar cairan ± 2
Agama : Islam bulan yang lalu
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Pasien : PT
Riwayat Pengobatan
Riwayat Perjalanan Penyakit Pasien pernah berobat di RSUD Raden Mattaher
Pasien datang dengan keluhan telinga kanan sekaitar 1 minggu yang lalu. Pasien tidak dapat
keluar cairan ± 2 bulan yang lalu, cairan yang mengingat obat apa yang diberikan kepadanya,
keluar berwarna kuning , tidak berbau, dengan yang ia ingat hanya diberi obat tetes telinga dan
konsistensi kental , keluar hilang timbul, obat minum. Setelah berobat pasien merasa ada
bertambah ketika sedang beraktivitas. Pasien sedikit perbaikan terhadap penyakitnya karena
juga mengeluhkan telinga kanan berdenging, dan pasien tidak lagi mengeluh berdenging pada telinga
pendengarannya berkurang. Nyeri telinga (-) kanan. Untuk itu pasien datang kembali ke RSUD
pusing (-), mual muntah (-) keluhan tidak disertai Raden Mattaher untuk kontrol ulang.
demam.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi (-), riwayat
Tidak ada anggota keluarga
DM (-), riwayat asma (-), riwayat
lain yang menderita penyakit
trauma kepala, riwayat alergi
yang sama dengan os.
obat (-),
•   Riwayat hipertensi dan DM
dalam keluarga di sangkal.
TELINGA HIDUNG TENGGOROK LARING
Gatal : +/- Rinore : -/- Sukar Menelan : - Suara parau : -
Dikorek : -/- Buntu : -/- Sakit Menelan : - Afonia : -
Nyeri : -/- Bersin Trismus :- Sesak napas : -
Bengkak :-/- * Dingin/Lembab : Ptyalismus : - Rasa sakit :
-
Otore : +/- * Debu Rumah : Rasa Ngganjal : - Rasa ngganjal : -
-
Tuli :+/- Berbau : -/- Rasa Berlendir : -  
Tinitus :+/- Mimisan : -/- Rasa Kering : -  
Vertigo : - Nyeri Hidung : -/-    
Mual :- Suara sengau : -    
Muntah : -      
2.3 PEMERIKSAAN FISIK

• Kesadaran : compos mentis Anemia : -/-


Sianosis : -/-
• Pernapasan: 22 x/i
Stridor inspirasi : -/-
• Suhu : 36,5 °C Retraksi suprasternal : -
• Nadi Retraksi interkostal : -/-
: 72x/i
Retraksi epigastrial : -/-
• TD : 120/80 mmHg
TELINGA
Daun Telinga Kanan Kiri

Anotia/mikrotia/makrotia - -

Keloid - -

Perikondritis - -

Kista - -

Fistel - -

Ott hematoma - -

Nyeri tekan tragus - -

Nyeri tarik daun telinga - -


Liang Telinga Kanan Kiri

Atresia - -

Serumen - -

Epidermis prop - +

Korpus alineum - -

Jaringan granulasi - -

Exositosis - -

Osteoma - -

Furunkel - -
Membrana Timpani Kanan Kiri

Hiperemis + -

Retraksi - -

Bulging - -

Atropi - -

Perforasi + ; perforasi sentral -

Bula - -

Sekret + -
Refleks Cahaya Tidak dapat dinilai Arah jam 7
Retro-aurikular Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
Pre-aurikular Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
HIDUNG
Rinoskopi Anterior Kanan Kiri
Hiperemis (-), Bisul (-), Krusta (-), Hiperemis (-), Bisul (-), Krusta (-),
Vestibulum nasi
Raghade (-) Raghade (-)
Sekret (-), hiperemis (-), Edema Sekret (-), hiperemis (-), Edema
Kavum nasi
mukosa (-) mukosa (-)
Selaput lendir DBN DBN
Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-), luka (-)
Lantai + dasar hidung DBN DBN
Hipertrofi (-), hiperemis (-), livide Hipertrofi (-), hiperemis(-), livide
Konka inferior
(-) (-)
Meatus nasi inferior DBN DBN
Polip - -
Korpus alineum - -
Massa tumor - -
 
Kanan Kiri
Rinoskopi Posterior
Sekret (-), hiperemis (-), Edema Sekret (-), hiperemis (-), Edema
Kavum nasi
mukosa (-) mukosa (-)
Selaput lendir DBN DBN
Koana DBN DBN
Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-)
Hiperemis (-), livide (-), hipertrofi Hiperemis (-), livide (-), hipertrofi
Konka superior
(-) (-)
Adenoid DBN DBN
Massa tumor - -
Fossa rossenmuller - -

Transiluminasi Sinus Kanan Kiri


Tidak dilakukan
MULUT & FARING   Hasil
  Hasil Uvula Bentuk normal, terletak ditengah
Selaput lendir
DBN Palatum mole hiperemis (-), benjolan (-)
mulut
Bibir Sianosis (-) raghade (-) Palatum durum Hiperemis (-), benjolan (-)
Lidah Atropi papil (-), tumor (-) Plika anterior Hiperemis (-)
Gigi Caries (-)
Dekstra : tonsil T1, hiperemis (-),
Kelenjar ludah DBN permukaan rata, kripta tidak
melebar detritus (-)
Tonsil
Sinistra : tonsil T1, hiperemis (-),
permukaan rata, kripta tidak
melebar detritus (-)

Plika posterior Hiperemis (-)


Mukosa orofaring Hiperemis (-), granula (-)
LARINGOSKOPI INDIRECT
  Hasil

Pangkal lidah

Epiglotis

Sinus piriformis

Aritenoid Sulit dinilai

Sulcus aritenoid

Corda vocalis

Massa
KELENJAR GETAH BENING
  Kanan Kiri

Regio I DBN DBN

Regio II DBN DBN

Regio III DBN DBN

Regio IV DBN DBN

Regio V DBN DBN

Regio VI DBN DBN

area Parotis DBN DBN

Area postauricula DBN DBN

Area occipital DBN DBN

Area supraclavicula DBN DBN


PEMERIKSAAN NERVI CRANIALES

  Kanan Kiri

Nervus III, IV, VI DBN DBN

Nervus VII DBN DBN

Nervus IX DBN

Regio XII DBN


PEMERIKSAAN AUDIOLOGI

Tes Pendengaran Kanan Kiri

Tes rinne - +

Tes weber Lateralisasi ke telinga yang kanan

Tes schwabach Memanjang Sama dengan pemeriksa/N

Kesimpulan : Fungsi Pendengaran telinga kanan tuli konduktif, sedangkan


telinga kiri normal
DIAGNOSIS

Otitis Media Supuratif Kronis Aman Tipe Benigna Aurikula dekstra


DIAGNOSIS BANDING

• Otitis Media Akut stadium Perforasi


• Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Maligna
PENATALAKSANAAN
Diagnostik
• Otitis Media Supuratif Kronis Aman Tipe Benigna Aurikula dekstra
• Lakukan pemeriksaan penunjang foto rontgen mastoid serta Kultur dan uji resistensi kuman dari sekret telinga
Terapi
• Prinsip terapi OMSK tipe benigna atau aman adalah konservatif atau medikamentosa.
• Obat tetes telinga yang mengandung antibiotik
• Siprofloksasin 2 kali sehari sebanyak 4 tetes
• Antibiotik sistemik
• Ampisilin 500 mg, 4 kali sehari
• Analgetik
• Asam mefenamat 500 mg, 3 kali sehari
• Monitoring
• Minta pasien untuk kontrol ulang setelah obat yang diberikan habis. Lihat apakah ada perbaikan dari
keluhan yang dialami pasien, yaitu keluarnya sekret dari telinga.
• Setelah di observasi selama 2 bulan, lihat apakah ada perbaikan dari perforasi pada membran timpani.
Jika dalam waktu tersebut masih ada perforasi, maka idealnya diindikasikan untuk melakukan tindakan
bedah (miringoplasti/timpanoplasti). Operasi ini bertujuan untuk mengehentikan infeksi secara
permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau
kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.
• Foto rontgen mastoid
• Kultur dan uji resistensi kuman
• KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
• Menjelaskan mengenai penyakit pasien, termasuk faktor yang memperberat penyakit tersebut.
• Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan manfaat dari pengobatan yang diberikan kepada
pasien.
• Memberitahu kepada pasien akan pentingnya follow up dan terapi yang adekuat untuk penyakitnya.
• Memberitahukan kepada pasien untuk menutup telinga ketika mandi untuk mencegah telinga menjadi
lembab dan tidak lagi mengorek telinga.
• Menyarankan pasien untuk tetap menjaga higienitas dan memakan makanan yang bergizi.
•  
2.8 PROGNOSIS

• Quo ad vitam : dubia ad bonam


• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Telinga
Fisiologi Pendengaran

Getaran di tangkap oleh daun telinga  liang telinga dan MT  MT bergetar 


amplifikasi getaran  diteruskan ke stapes yang menggetarkan oval window, sehingga
perilimfe pada skala vestibuli bergerak  membran reissner yang mendorong
endolimfe  gerakan relatif antara membran basilaris dan membran tektoria 
rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut 
kanal ion terbuka  pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel  depolarisasi sel
rambut pelepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps  potensial aksi pada saraf
auditorius  nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus
temporalis.
Definisi OMSK
infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran
timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus
menerus atau hilang timbul.

Epidemiologi
mengenai semua umur, tetapi sering mengenai anak-anak
Peningkatan prevalensi sangat dipengaruhi oleh beberapa
kondisi seperti kondisi sosial ekonomi, kejadian ISPA,
tempat tinggal yang padat, higiene dan nutrisi yang jelek
Etiologi dan Perjalanan Penyakit

OMSK  lanjutan dari otitis media akut (OMA)


Perjalanannya > 2 bulan.
Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi
OMSK adalah :2
Terapi yang tidak adekuat
Virulensi kuman yang tinggi
Daya tahan tubuh yang rendah (gizi kurang)
Higiene yang buruk
BENIGNA MALIGNA
Perforasi sentral Perforasi marginal/atik
Peradangan terbatas pada Abses / fistel retroaurikular
mukosa
Jenis OMSK
Biasanya tidak mengenai Polip di MAE
tulang
Jarang menimbulkan Kolesteatom pada telinga tengah
komplikasi
Tidak terdapat kolesteatom Sekret berbentuk nanah dan berbau khas
Ada bayangan kolesteatom pada foto
radiologi
Menimbulkan komplikasi fatal
Diagnosis
• Diagnosis OMSK  gejala klinis dan pemeriksaan THT
• Gejala klinis  keluarnya sekret dari liang telinga baik
yang bersifat mukus ataupun purulen dan berbau khas,
vertigo, tinitus, rasa penuh di telinga, serta penurunan
pendengaran.
• otoskopi  sekret yang basah ataupun kering pada
kavum timpani, mukosa kadang menebal, perforasi
membran timpani, dan jika kerusakan epitel mencapai
epitimpanum muncul granuloma yang mudah berdarah
bila disentuh.
• Pemeriksaan  mengetahui gangguan pendengaran
prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau
dengan medikamentosa.
prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan,
yaitu mastoidektomi.

Beberapa jenis pembedahan pada OMSK, yaitu :2,3,7


Mastoidektomi sederhana
Mastoidektomi radikal
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi
bondy)
Miringoplasti
Timpanoplasti
Timpanoplasti dengan pendekatan ganda
Komplikasi (Adams dkk ,1989)
Komplikasi ditelinga tengah :
 1. Perforasi persisten membrane timpani
 2. Erosi tulang pendengaran
 3. Paralisis nervus fasial
Komplikasi telinga dalam
 1. Fistel labirin
 2. Labirinitis supuratif
 3. Tuli saraf ( sensorineural)
Komplikasi ekstradural
 1. Abses ekstradural
 2. Trombosis sinus lateralis
 3. Petrositis
Komplikasi ke susunan saraf pusat
 1. Meningitis
 2. Abses otak
 3. Hindrosefalus otitis
ANALISA KASUS
 Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik terhadap Tn. H
diketahui bahwa Tn. H mengalamai OMSK yang merupakan
proses peradangan telinga tengah dengan perforasi membran
timpani disertai sekret yang berbau.
 Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan
medikamentosa.
 Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam.
 Prognosis sangat tergantung kepada tindakan pengobatan yang
dilakukan dan komplikasi penyakitnya.
KESIMPULAN
OMSK ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah terus menerus atau hilang timbul.
OMSK merupakan proses lanjutan dari otitis media akut (OMA), dimana perjalanannya sudah lebih dari 2 bulan.
Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK adalah :
 Terapi yang tidak adekuat
 Virulensi kuman yang tinggi
 Daya tahan tubuh yang rendah (gizi kurang)
 Higiene yang buruk
Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe/jenis OMSK.
Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan THT
Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Sedangkan prinsip terapi OMSK
tipe bahaya ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi.
DAFTAR PUSTAKA

1.Van den Broek, Feenstra. Buku saku Ilmu Kesehatan Tenggorok, Hidung, dan Telinga. Edisi ke-12. Jakarta : EGC, 2010
2.Soepardi E A, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti R. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keenam.
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010.
3.Boies R. Lawrence, Adam L. George. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid. Alih bahasa : Wijaya Caroline. BOIES Buku Ajar
Penyakit THT. Edisi ke-6. Jakarta : EGC, 1997
4.Helmi Djaafar dan restuti RD. Kelainan Telinga Tengah dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi
Keenam. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
5.Snell, Richard S. Anatomi Klinik Edisi 6. Jakarta ; EGC 2006
6.World Health Organization. Burden of Illnessand Management Options Child and Adolescent Health and
DevelopmentPrevention of Blindness and Deafness (serial online). Geneva, Switzerland, 2004. Diakses tanggal 21 april
2014. Available https://www.who.org/
7.R. Suheryanto, Efektivitas Ofloxacin Tetes Telinga Pada Otitis Media Purulenta Akut Perforata di Poliklinik THT RSUD .
Malang. 2000
8.Perhimpunan dokter spesialis THT-KL Indonesia. Guideline Penyakit THT-KL di Indonesia. 2007
9.Indudharan R, Hag Ashrafulji, Alyar Subramania, Antibiotics in Chronic Suppurative Otitis Media: A, Bacteriology Study,
Annals Of Otology Rhinology Laryngology, 108, 1999.
10.
Scott Brown’s. Disease of ear, Nose, Throat. Fourth edition. London 1989.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai