Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
Umar katu
Melacak Kerusakan
Banyak teknik pencarian kerusakan dapat diterapkan
dalam bidang elektronika. Teknik tersebut antara lain:
“pengujian komponen, pemeriksaan input output tiap
blok. Metoda lain yaitu melakukan sendiri dengan
memeriksa input dan output dari tiap blok fungsi”
• Metoda manakah yang baik?
“Itu tergantung pada jenis kerusakan sistem yang sedang
diamati”
“Yang penting diperhatikan adalah bagaimana mencari
kerusakan secara efisien (cepat dan tepat) karena disini
berlaku Waktu adalah Uang”
• Metoda yang dipilih untuk mencari kerusakan akan
dapat menentukan efisiensi kerja. Anda harus berusaha
”mencari sebanyak mungkin kerusakan atau ketidakberesan itu
sendiri. Untuk menghemat waktu, ada baiknya bila kita
menanyakan kepada orang yang mengetahui adanya gangguan
pada alat tersebut, melalui beberapa pertanyaan seperti
ditunjukkan pada pertanyaan berikut:
• Pertanyaan
– 1. Apakah yang sebenarnya salah ?
– 2. Bagaimana ciri fisik rusaknya?
– 3. Apakah selalu terjadi demikian ?
– 4. Jika memang benar, pada kondisi bagaimana?
– 5. Adakah penyalahgunaan? (getaran, goncangan, panas, dll)
– 6. Apakah kerusakkan terjadi secara tiba-tiba atau berangsur-
angsur ?
– 7. Apakah kerusakkan terjadi selama pengoperasian perlengkapan ?
– 8. Apakah kerusakkan terlihat mempengaruhi fungsi yang lain ?
– 9. Adakah keterangan-keterangan tambahan ?
– 10. Adakah orang yang telah mencoba memperbaikinya ?
Ketika pemilik suatu hi-fi set mengatakan alat tidak berfungsi dengan
baik, ini sangat minim informasinya. Maka untuk memperjelas
masalahnya dilakukan langkah pertanyaan sbb:
• Saat bagaimana alat tidak bekerja dengan baik atau bagian mana
yang tidak baik? Misal salah satu kanal sistem stereo lebih lemah
dibanding yang lain. Ini akan mempersempit masalah hingga
menuju kesalah satu penguat kanal untuk diukur.
• Pertanyaan kedua bertujuan untuk memfokuskan kesalahan. Pada
contoh diatas, kita menanyakan pada pemilik apakah dia telah
mencoba mengatur volume,pengatur loudness, tone control, atau
balance.
• Pertanyaan ketiga bertujuan untuk mengetahui apakah kerusakan
tersebut terjadi secara terus menerus atau kadang-kadang saja,
apakah tergantung pengaruh luar. Apakah rusaknya total.
• Pertanyaan keempat, untuk me ngetahui dalam kondisi bagaimana
kerusakan itu muncul. Seringkali kerusakan terjadi pada saat
terjadi getaran, suhu tinggi, mendapat kejutan (terjatuh,
terbentur) atau beberapa efek lainnya.
• Pertanyaan kelima yaitu bantuan kita untuk mengetahui apakah
kerusakan hanya tampak setelah jatuh, terkena getaran (saat
dibawa dengan mobil), terkena suhu terlalu tinggi dll.
• Pertanyaan keenam, membantu kita untuk menemukan apakah
kerusakan tersebut disebabkan oleh usia atau kerusakan tiba-
tiba.
• Pertanyaan ketujuh, untuk mengetahui apakah kerusakan
terjadi pada saat alat / sistem tersebut beroperasi atau mati.
• Pertanyaan kedelapan, Kadang-kadang kerusakan pada salah
satu fungsi juga dapat mempengaruhi bagian lainnya. Misalnya,
gangguan pada catu daya (filter yang kurang baik) akan
mempengaruhi bagian lain.
• Pertanyaan kesembilan akan membantu kita untuk menentukan
lokasi kerusakan, dengan menambahkan detail dari alat
tersebut misalnya cacat gambar pada TV ada lah sejenis dengan
operasi sebuah pembersih vakum (vacum cleaner).
Akhirnya, pertanyaan kesepuluh adalah untuk mengatasi kerusakan.
Penggunaan teknik yang cocok untuk masalah tertentu sangat
efisisen dalam proses troubleshooting.
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan :
• Symptom-function : untuk mengisolir kerusakan pada bagian
tertentu.
• Signal-tracing : untuk menemukan blok tertentu penyebab
kegagalan pemakaian.
• Metoda tegangan dan hambatan untuk mengisolasi kerusakan
komponen atau daerah rangkaian tertentu.
• Metoda Half-splitting: untuk rangkaian dengan blok-blok tersusun
seri.
• Metoda Pemutusan Lup: untuk sistem lup tertutup pada industri-
industri.
• Metoda substitusi: mencoba menyolderkan komponen yang sama
pada bagian yang rusak.
Teknik Symptom-function:
• (fungsi gejala) sudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
• Contoh, saat kita menyalakan lampu belajar dan tidak
menyala (gejalanya) maka yang diperiksa (fungsinya) adalah:
- Kabel powernya terhubung atau terputus,
- Lampunya mati atau hidup,
- jika masih tidak menyala mungkin switchnya tidak
bekerja dengan baik dan seterusnya.
– Gambar menunjukkan prinsip kerja alat dengan satu masukan dan mempunyai
beberapa keluaran yang berbeda (divergensi). Contohnya: TV berwarna.
• Disini anda juga dapat mengisolasi kerusakan secara efektif dengan
mengamati keluaran mana yang bekerja dan tidak bekerja
• Dengan melihat gejala kerusakannya, dapat diperkirakan jenis dan letak
kerusakan alat tersebut
• Dengan mengetahui prinsip kerja alat dan berdasarkan pengamatan kerja
alat, memungkinkan diketahui kerusakannya, tanpa menggunakan alat
ukur dan tanpa melakukan pengukuran.
Signal-tracing
• Pada gambar menggambarkan prinsip dari sinyal-tracing pada suatu penguat
sederhana.
• Generator sinyal dengan hambatan dalam RG memberikan sinyal input pada
penguat, dan dapat dilihat apakah penguat akan menguatkan sinyal DC, audio,
• video atau IF. Amplitudo dari sinyal input yang terukur pada Vi ketika diukur
pada impedansi input R1. Output dari penguat terukur oleh Vo ketika diukur
pada beban resistor RL