Anda di halaman 1dari 14

TEORI KEBENARAN DALAM

ILMU PENGETAHUAN

Oleh Kelompok 5

Sapto Abadi (20206013004)


Mainilawati (20206013022)
Fitrianti (20206013034)
Maretty Rezky Pasmawaty (20206013040)
Nila Aprianti (20206013042)
Maria Hartanigsih (20206013096)
 
DOSEN PENGAMPUH : Dr. Suherman M.Si
Latar Belakang
Hakikat-hakikat kebenaran sangat penting dalam perkembangan dunia filsafat
terutama dalam dunia filsafat ilmu dan berperan sekali terhadap mencari
kebenaran tersebut di dalam suatu masalah pokok. Setiap kebenaran harus
diserap oleh kebenaran itu sendiri serta kepastian dari pengetahuan tersebut,
dari suatu hakikat kebeneran merupakan suatu obyek yang terus dikaji oleh
manusia terutama para ahli filsuf, karena hakikat kebenaran ini manusia akan
mengalami pertentangan batin yakni konflik spikologis.
RUANG LINGKUP MASALAH  

1. Apa definisi kebenaran menurut KBBI dan Filsafat?


2. Bagaimana tingkatan-tingkatan kebenaran?
3. Apa saja Perbedaan – Perbedaan Teori Kebenaran Menurut
Filsafat dan Contoh Teori Kebenaran itu?
 

 
Definisi Kebenaran Menurut KBBI dan Filsafat
1. Berdasarkan kamus Bahasa Indonesia, kebenaran yang berasal dari kata benar yang berarti
sesuai, sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah, cocok dengan keadaan yang
sesungguhnya); tidak bohong: Sedangkan kata kebenaran berarti keadaan (hal dansebagainya)
yang cocok dengan keadaan (hal) yang sesungguhnya; sesuatu yang sungguh-sungguh (benar-
benar) ada.

2. Kebenaran menurut filsafat adalah satu nilai utama di dalam kehidupan manusia. Sebagai
nilai - nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat
kemanusiaan (human dignity) selalu berusaha “memeluk” suatu kebenaran.
Tingkatan-Tingkatan Kebenaran

1. Tingkatan kebenaran indera


2. Tingkatan ilmiah
3. Tingkat filosofis
4. Tingkatan religius
PERBEDAAN TEORI KEBENARAN MENURUT FILSAFAT
DAN CONTOH DARI TEORI KEBENARAN ITU
1. Teori Koherensi/ Konsistensi (Teori Keteguhan)
Teori ini merupakan suatu usaha pengujian (test) atas arti kebenaran. Hasil test dan
eksperimen dianggap reliabel jika kesan-kesan yang berturut-turut dari satu penyelidik
bersifat konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dalam
waktu dan tempat yang lain. Logika matematik yang deduktif memakai teori kebenaran
koherensi ini. Logika ini menjelaskan bahwa kesimpulan akan benar, jika premis-premis
yang digunakan juga benar. Teori ini digunakan oleh aliran metafisikus rasional dan
idealis.
Contoh dari teori ini adalah : Premis 1 : Bilangan genap adalah bilangan yang habis dibagi
2
Premis 2 : 4 habis dibagi 2
kesimpulan : 4 adalah bilangan genap
2. Teori Korespondensi (Teori Persesuaian)
Ujian kebenaran yang dinamakan teori korespondensi adalah paling diterima secara luas
oleh kelompok realis. Menurut teori ini, kebenaran adalah kesetiaan kepada realita
obyektif (fidelity to objective reality). Jadi, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan teori korespondensi suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan
yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan tersebut. Berfikir korespondensial adalah berfikir tentang
terbuktinya sesuatu itu relevan dengan sesuatu yang lain. Korespondensi relevan
dibuktikan dengan adanya kejadian yang sejalan atau berlawanan arah antara kenyataan
dengan fakta yang diharapkan.
Contoh :
Pernyataan “Ibu adalah orang yang melahirkan kita”, pernyataan tersebut benar karena
faktanya memang ibulah yang telah melahirkan kita.
3. Teori Pragmatik
Menurut teori pragmatis, “kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu
pernyataan adalah benar, jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu
mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia”. 
Contoh :
Seseorang yang mencetuskan ide untuk menciptakan suatu alat perontok padi, kemudian
ide tersebut direalisasikan hingga tercipta alat perontok padi yang dapat digunakan oleh
manusia untuk mempermudah pekerjaannya dalam proses merontokkan padi. Maka alat
perontok padi dianggap benar, karena alat tersebut adalah fungsional dan mempunyai
kegunaan.
4. Teori Performatif
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegang
otoritas tertentu. Dalam fase hidupnya, manusia kadang kala harus mengikuti kebenaran
performatif. Pemegang otoritas yang menjadi rujukan bisa pemerintah, pemimpin agama,
pemimpin adat, pemimpin masyarakat, dan sebagainya
Contoh pertama mengenai penetapan 1 Syawal. Sebagian muslim di Indonesia mengikuti
fatwa atau keputusan MUI atau pemerintah, sedangkan sebagian yang lain mengikuti
fatwa ulama tertentu atau organisasi tertentu.
5. Teori Proposisi
Dalam logika Aristoteles, proposisi benar adalah bila sesuai dengan persyaratan formal
suatu proposisi. Dalam logika proposisi yang lain, proposisi benar tidak dilihat pada benar
formilnya, melainkan dilihat pada benar materiilnya. Noeng Muhadjir, membedakan
benar formil dengan benar materiil .

Contoh : Logika matematik sederhana: 1/2a=1/2b; sehingga a=b. Matematik teoritik


simbolik logika tersebut benar .
6. Teori konstruktivisme
Teori konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generative, yaitu
tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya
bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini
merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan
seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Contoh : Guru memperkenalkan macam-macam cacing dan spesifikasinya dan siswa
merumuskan Kembali pengetahuan mereka tentang cacing tanah. Guru memeberikan
masalah berupa pemilihan cacing yang cocok untuk dikembangbiakan.
7. Teori religiusme
Teori religiusme memaparkan bahwa manusia bukanlah semata-mata makhluk jasmaniah,
tetapi juga makhluk rohaniah. Oleh karena itu, muncullah teori religius ini yang
kebenaran secara ontologis dan aksiologis bersumber dari sabda Tuhan yang disampaikan
melalui wahyu. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, manusia sebagai makhluk
pancari kebenaran dalam perenungannya akan menemukan tiga bentuk eksistensi, yaitu
agama, ilmu, dan filsafat. Agama mengantarkan pada kebenaran, dan filsafat membuka
jalan untuk mencari kebenaran. Sedangkan ilmu pengetahuan pada hakikatnya adalah
kebanaran itu sendiri, karena manusia menuntut ilmu dengan tujuan mencari tahu
rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tidak lagi menjadi misteri.
Contoh : Ajaran agama yaitu tentang menjalankan perintahnya dan menjauhi segala
larangannya
Kesimpulan
Kebenaran merupakan salah satu cara sederhana untuk mempelajari suatu subyek adalah
menentukan segala sesuatu yang bisa benar atau salah, termasuk pernyataan, proposisi,
kepercayaan, kalimat, dan pemikiran.
Tingkatan-tingkatan kebenaran yaitu sebagai berikut:
a) Tingkatan kebenaran indera
b)  Tingkatan ilmiah
c)  Tingkat filosofis
d)  Tingkatan religius.
Tujuh teori kebenaran meliputi kebenaran koherensi, korespondensi , pragmatis,
performatif, proposisi, kontruktivisme dan kebenaran religiusisme.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai