Anda di halaman 1dari 11

TEKNIK DAN STRATEGI MENCIPTAKAN

PRODUK UNGGULAN

Dosen Pengampu :
Purwanto, S.Si., M.Pd.

Kelompok 1
Evy Meylani (4183121037)
Reivira Arafah (4181121020)
Yosua Natanael (4183121051)
Mata kuliah : Kewirausahaan
Prodi : Pendidikan Fisika
Daftar isi :

01 Defenisi Produk Unggul dan Kriteria Produk Unggul

02 Teknik Penetapan Produk.

03 Quality Function Deployment

04 Kesimpulan
1. Defenisi Produk Unggul dan Kriteria Produk Unggul
 Menurut Cahyana Ahmadjayadi (2001), Produk Unggulan Daerah (PUD) adalah
unggulan daerah yang memiliki ciri khas dan keunikan yang tidak dimiliki daerah
lain serta berdaya saing handal dan dapat memberikan peluang kesempatan kerja
kepada masyarakat lokal. Produk unggulan daerah juga berorientasi ramah
lingkungan dan berorientasi pada pasar baik lokal maupun nasional dan regional

 Menurut Kementerian Koperasi & UKM, produk unggulan adalah


produk yang potensial dikembangkan pada suatu wilayah dengan
memanfaatkan SDA dan SDM lokal yang berorientasi pasar dan
ramah lingkungan sehingga memiliki keunggulan kompetitif dan
siap menghadapi persaingan global.

 Sedangkan menurut Prof. Dr. Ir. Soemarno, MS, produk unggulan merupakan hasil usaha
masyarakat pedesaan dengan kriteria, antara lain :
1. Mempunyai daya saing yang tinggi di pasaran (keunikan/ciri spesifik, kualitas bagus,
harga murah).
2. Memanfaatkan potensi sumberdaya lokal yang potensial sehingga dapat dikembangkan.
3. Mempunyai nilai tambah tinggi bagi masyarakat pedesaan.
4. Secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan
kemampuan sumberdaya manusia.
5. Layak didukung oleh modal bantuan atau kredit.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah suatu komoditas tergolong unggul atau tidak bagi suatu wilayah. Kriteria-
kriteria tersebut, adalah (Alkadri, dkk. 2001 dalam Daryanto, 2003) :
1) Harus mampu menjadi penggerak utama (prime mover) pembangunan perekonomian,
2) Mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang kuat baik sesama komoditas unggulan maupun komoditas lainnya,
3) Mampu bersaing dengan produk/komoditas sejenis dari wilayah lain di pasar nasional maupun internasional baik dalam hal
harga produk, biaya produksi, maupun kualitas pelayanan,
4) Memiliki keterkaitan dengan wilayah lain baik dalam hal pasar maupun pasokan bahan baku,
5) Memiliki status teknologi yang terus meningkat,
6) Mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksinya,
7) Dapat bertahan dalam jangka panjang tertentu,
8) Tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal,
9) Pengembangannya harus mendapatkan berbagai bentuk dukungan (keamanan, sosial, budaya, informasi dan peluang pasar,
kelembagaan, fasilitas insentif/ disinsentif, dan lainnya, dan
10) Pengembangannya berorientasi pada kelestarian sumberdaya dan lingkungan.

Adapun pengelompokan komoditas tersebut, dapat disusun sebagai berikut :


1. Komoditas unggulan pasar ekspor
2. Komoditas unggulan pasar tradisional
3. Komoditas unggulan pasar modern
4. Komoditas unggulan pasar industri
5. Komoditas unggulan pasar antar pulau
6. Komoditas unggulan pasar khusus
2. Teknik Penetapan Produk

a) Tujuan Penetapan Harga b) Metode Penetapan Harga

1) Mencapai
Penghasilan atas 2) Kestabilan Harga
Investasi
1. Berbasis
2. Berbasis Biaya
Permintaan

3) Mempertahankan
4) Menghadapi atau
atau Meningkatkan
Mencegah
Bagian dalam
Persaingan
Pasar

4. Berbasis
3. Berbasis Laba
Persaingan
5) Memaksimalkan
Laba
c) Strategi Penetapan Harga

a. Produk Baru b. Produk Yang Telah Beredar

1. Harga Mengapung (Skimming Price)

• Harga mengapung disebut juga dengan pendekatang 1. Tahap


skimming, pendekatan ini sangat efektif apabila terdapat Pertumbuhan
perbedaan harga atas aspek tertentu dan pesaing relatif
sedikit. Selain itu, pendekatan skimming bermanfaat
sebagai pembatas atas permintaan suatu produk sampai 2. Tahap
perusahaan merasa siap kembali untuk melakukan Kematangan
produksi secara masal.
3. Tahap
2. Harga Penetrasi Penurunan
• Harga penetrasi adalah memberikan harga lebih rendah
agar tercipta pangsa pasar permintaan, umumnya
diterapkan pada kondisi pasar yang tidak terfragmentasi ke
dalam aspek berbeda produk dan itu tidak memiliki nilai
simbolis yang tinggi.
3. Quality Function Deployment (QFD)
a). Pengertian Quality Function Deployment (QFD)
Quality Function Deployment (QFD) atau juga dikenal sebagai voice of the customer (suara
konsumen) adalah metode perencanaan yang digunakan untuk memperbaiki proses produksi melalui
pengumpulan informasi mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen.
QFD ini digunakan untuk mendukung dan melaksanakan TQM (Total Quality Management)
karena baik QFD dan TQM memiliki tujuan akhir yang sama, yakni memenuhi kepuasan pelanggan.

b). Tujuan Quality Function Deployment (QFD)


Berikut ini adalah tujuan dilakukannya metode QFD pada proses produksi:
1. Mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen agar produk yang dihasilkannya dapat
memenuhi tingkat kualitas yang baik sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.
2. Mengembangkan kebutuhan produk dan menjamin bahwa keinginan konsumen diperhatikan.
3. Menganalisa kompetitor atau persaingan usaha baik dari segi teknis maupun dari sudut
pandang konsumen sehingga didapatkan strategi pemasaran yang tepat.
4. Menetapkan prioritas atau tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.
5. Memformalkan proses komunikasi.
6. Menginstitusionalkan ide dan perbaikan terus menerus terhadap produknya sehingga desain
sasaran produk sesuai dengan keinginan konsumen.
c). Tahapan dalam Metode Quality Function Deployment (QFD) d). Manfaat Quality Function Deployment (QFD)

2. Penilaian
1. Perencanaan
Konsumen 1. Fokus pada 2. Menghemat 3. Efisiensi
Produk (Product
(Assessment of konsumen biaya Waktu
planning)
customers)

4. Perencanaan
3. Desain Produk
Proses (Process
(Product design) 6.
Planning) 4. Orientasi 5. Orientasi
Meningkatkan
Kerjasama pada pendapatan
Tim Dokumentasi perusahaan

5. Perencanaan
Pengendalian
Proses (Process
Planning Control)
e). Kelemahan Quality Function Deployment (QFD)

1. Memerlukan input dan analisa data subyektif dalam jumlah yang besar.
2. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk input manual dari angket ataupun survei yang
dilakukan.
3. Memerlukan keahlian spesifik beragam seperti kemampuan dalam analisa pasar, kemampuan
perancangan sebuah produk, dan keahlian dalam penerjemahan kebutuhan konsumen ke dalam
spesifikasi teknis.
4. Metode QFD ini hanyalah sebuah alat, tidak ada kejelasan mengenai kerangka pemecahan
masalah. Keberhasilan penggunaan metode ini ini ditentukan oleh kejelian perusahaan dalam
menentukan sumber input yang tepat (upstream) dan ditindak lanjuti dengan perlakuan yang
tepat pula (downstream).
5. Tidak memuat job description (gambaran tugas) yang tepat untuk orang-orang yang terlibat di
dalamnya.
4. Kesimpulan

Produk unggulan daerah menggambarkan kemampuan daerah


menghasilkan produk, menciptakan nilai, memanfaatkan sumber daya secara
nyata, memberi kesempatan kerja, mendatangkan pendapatan bagi masyarakat
maupun pemerintah, memiliki prospek untuk meningkatkan produktivitas dan
investasinya. Sebuah produk dikatakan unggul jika memiliki daya saing
sehingga mampu untuk menangkal produk pesaing di pasar domestik dan/atau
menembus pasar ekspor. Dari penetapan suatu harga produk adalah untuk
mencapai target perusahaan, mendapatkan laba dari penjualan, meningkatkan
serta mengembangkan produksi produk, serta meluaskan target pemasaran.
Penetapan harga suatu produk atau jasa tergantung dari tujuan perusahaan atau
penjual yang memasarkan produk tersebut. Dan Quality Function Deployment
(QFD) atau juga dikenal sebagai voice of the customer (suara konsumen) adalah
metode perencanaan yang digunakan untuk memperbaiki proses produksi
melalui pengumpulan informasi mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai