Anda di halaman 1dari 22

Tatalaksana

Inasa Nabila
1810211113
Terapi Oksigen
• Setelah menangani kegawatdaruratan
diare atau dehidrasinya dan telah
mengetahui penyebab diare, barulah
seorang dokter boleh memberikan
terapi antibiotik pada pasien. Pemberian
antibiotik spesifik diberikan setelah
terdapat hasil kultur tinja adalah standar
baku emas pemberian antibiotik
dilakukan; resistensi. Meski demikian, di
negara berkembang seperti Indonesia,
hal tersebut sulit untuk dilakukan
(Bruzzese et al, 2018).
Tetrasiklin tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal karena dapat menyebabkan eksaserbasi penyakit
ginjal, kecuali doksisiklin dan minosiklin.
Tatalaksana Acute Kidney Injury
Hiperkalemia
• Pengobatan penyebab dasar
• Pembatasan asupan kalium:
menghindari makanan yang
mengandung kalium tinggi
• Pengecekan ulang kadar kalium 1-2
jam setelah terapi untuk menilai
keefektifan terapi dan diulang rutin
sesuai kadar kalium awal dan gejala
klinis
• Laju onset penting untuk menentukan rencana rerapi
• Kalsium membantu mencegah dan mengobati komplikasi jantung,
harus diberikan pertama kali terutama apabila ada gangguan pada EKG
• Akut: rapid correction
• Kalsium glukonat intravena: untuk menstabilkan otot jantung akibat
hiperkalemia, mencegah aritmia.
• Kalsium klorida mengandung lebih banyak kalsium dan digunakan hanya bila
sangat mendesak (risiko nekrosis jaringan)
• Glukosa dan insulin intravena: untuk memindahkan kalium ke dalam sel,
dengan efek penurunan kalium kira-kira 6 jam.
• Untuk menurunkan plasma kalium maka diikuti dengan pemberian
• Insulin,
• bikarbonat (terutama jika asidemia),
• Beta 2-agonis.
• Pemberian B2 agonis albuterol: untuk memindahkan kalium ke dalam sel, mendukung
efek insulin.
• Furosemid: untuk meningkatkan ekskresi kalium lewat ginjal.
Mengurangi total body kalium.
• Dialisis: untuk membuang kalium dari tubuh paling efektif.
• Terapi untuk mengurangi jumlah kalium tubuh diantaranya diuretik,
resin penyerap kalium (Kayexalate/Kalitake), dan bila perlu
hemodialisa.
Hiponatremia
• Batasi cairan ( < 1 liter /
hari )
• Hindari pemeberian cairan
hipotonis ( termasuk
dextrose 5 %)
Koreksi Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik disebabkan oleh suatu penurunan HCO3 - plasma, yang ditandai
dengan HCO3 serum < 7,40.

Tujuan terapi  menormalkan nilai pH darah (rata-rata 7,35-7,45) dan menormalkan


nilai serum bikarbonat yaitu (22-26 mEq/L).

Tanda dan gejala dari asidosis metabolik adalah pernafasan Kussmaul yaitu pernafasan
yang dalam dan berat, timbul karena kebutuhan untuk meningkatkan ekskresi
karbondioksida sebagai kompensasi kondisi asidosis metabolik.
• Pembuluh darah : vasodilatasi pembuluh perifer
• Jantung : supresi kontraktilitas jantung
• Sistem saraf : cepat capai, letargi, stupor, koma
• Ginjal : LFG ↓, ekskresi amonia urin ↑
• Tulang : mobilisasi karbonat dan kalsium
Natrium Bikarbonat
Sediaan :
Tablet 500 mg dan cairan suntik 8,4%

Dosis :
Natrium bikarbonat intravena
 untuk kasus-kasus berat pada pH darah < 7,20 dan kadar HCO3 < 12 mEq
Dewasa: Dengan injeksi lambat larutan hipertonik hingga 8,4% (1000 mmol / L), atau dengan
infus terus menerus dari larutan yang lebih lemah, biasanya 1,26% (150 mmol / L) selama 2-8
jam.

Natrium bikarbonat oral


 untuk dosis pemeliharaan terutama pada kasus asidosis metabolik dengan pH > 7,20 dengan HCO3
darah 18-20 mEq/L atau < 20 mEq/L
Dewasa: Dosis memberikan 57 mmol (4,8 g natrium bikarbonat) per hari sesuai kebutuhan.
Lansia: Mungkin diperlukan penyesuaian dosis.
Transplantasi ginjal Peritoneal dialysis (PD) Hemodialysis (HD)
RRT ideal First Choice, Praktis, Dilayani petugas kesehatan,
Sulit mencari donor, Risiko peritonitis, harus ganti sosialisasi di pusat HD,
imunosupresan, risiko infeksi. dialisat 3-5 kali dalam sehari. Risiko infeksi bloodstream,
trombosis, 2-3x seminggu, sulit
bekerja, hemodinamik unstable.
Prognosis
• Prognosis
Faktor yang mempengaruhi prognosis gagal ginjal akut:
• Fungsi ginjal sebelum terjadi gagal ginjal akut
• Oligouria dan tidak respons terhadap diuretik
• SIRS dan/atau gangguan multiorgan
• Hipotensi dengan atau tanpa penggunaan obat-obatan vasopresor
• Tidak kembalinya fungsi ginjal setelah GGA
• Harrison’s principles of internal medicine
• Goldman-Cecil medicine
• Pocket medicine: The Massachusetts General Hospital handbook of in
ternal medicine

Anda mungkin juga menyukai