Anda di halaman 1dari 100

PEMERIKSAAN KLINIS

JARINGAN PERIODONTAL
Visit I
A. Mengenal pasien, meliputi :
 Mental dan status emosional.
 Temperamen.
 Attitude
 Physiologic age
 Anamnesis
B. Medical history
kemungkinan peran beberapa penyakit
sistemik  penyebab penyakit periodontal.
Infeksi oral  terjadinya dan keparahan
penyakit sistemik.
MEDICAL HISTORY MEMBANTU
DALAM :
 Mendiagnosis manifestasi penyakit sistemik dalam
mulut (DM, leukemia, dll.)

 Mendeteksi kondisi sistemik yang mungkin


berpengaruh terhadap respon jaringan periodontal
terhadap inflamasi (kehamilan, DM, kekurangan
nutrisi).

 Mendeteksi kondisi sistemik yang memerlukan


tindakan pencegahan dan modifikasi pada prosedur
perawatan (alergi, DM, penyakit kardiovaskuler,
problem psikologis).
MEDICAL HISTORY MELIPUTI :
1. Apakah dalam perawatan dokter dan pengobatannya.
2. Pernah RI, meliputi :
- diagnosis
- macam operasi : ada perdarahan, komplikasi.
3. Kemungkinan adanya penyakit karena pekerjaan.
4. Medical problem, misal : kardiovaskular, hematology,
endokrin, penyakit infeksi.
5. Tendensi abnormal bleeding, misal perdarahan
hidung, excessive menstrual bleeding.
6. History of allergy : asthma, sensitive to foods / obat.
7. Fam. Medical history : DM dan gangguan
perdarahan.
GENERAL MEDICAL HISTORY :
 Penting untuk proteksi pasien “high risk” seperti
alergi, penyakit jantung.
 Mencegah penyebaran infeksi, misal : AIDS,
hepatitis.
C. Dental history
 Current illness :
1. bleeding gums, terjadi : secara spontan,
saat makan, saat menstruasi, pada waktu
malam, dan bagaimana berhentinya
2. loose teeth.
3. space pada gigi yang sebelumnya tidak
ada.
4. foul taste in the mouth.
5. gatal di gusi  hilang dengan tusuk-tusuk gigi.
6. rasa sakit dengan tipe dan durasi :
- konstan
- dalam
- dull pain after eating
- deep, radiating pains in jaws
- berdenyut
- sensitif saat mengunyah
- sensitif terhadap panas dan dingin
- rasa terbakar pada gingiva
7. informasi tentang :
- onset pubertas
- menopause
- menstrual disorders
- hysterektomy
- pregnancy
- miscarriages
8. a bad taste in the mouth dan area food
impaction.
9. kesukaran dalam mengunyah.
10. dental habit :
- grinding / clenching pada siang / malam hari.
- tobacco smoking
- chewing, bruxism
- nail biting / biting on foreign object.
11. perawatan yang diterima sebelumnya : surgical / non
surgical.
12. adakah gigi goyah.
13. frekuensi menyikat gigi, waktu, tipe sikat dan pasta,
penggantian sikat, obat kumur, dental floss.
GENERAL DENTAL SURVEY :
 Soft tissue survey
 Arch alignment, maloklusi, migrasi gigi.
 Karies : lokasi, tipe, perluasan
 Restorative dentistry  dihubungkan dengan retensi
plak (overhanging restoration)
 Mobilitas gigi :
 Patologis  gingival & periodontal inflammation

- parafunctional occlusal habit


(bruxism, clenching)
- loss of supporting bone
INTRA ORAL RADIOGRAPHIC SURVEY :
 Bite wing film – alveolar crest height
 Periapikal – amount of bone loss

 Panoramic radiograph; untuk mendeteksi :


 Developmental anomalies
 Lesi gigi dan rahang

 Fraktur

 Distribusi dan keparahan kerusakan tulang pada penyakit

periodontal.
Visit II
I. Oral Examination
1. Oral hygiene :

Akumulasi food debris, plak, material alba,


kalkulus.
Akumulasi plak belum tentu berhubungan
dengan keparahan penyakit, misal : pada
aggressive periodontitis (tipe periodontitis
yang destruktif)  akumulasi plak sedikit.
2. Mouth odors
 Penyebab : sulfur yang mudah menguap akibat
pembusukan bakteri dari protein yang mengandung
sulfur aminoacids.
 Berasal dari :
- lidah
- gingival sulcus
- retensi makanan antara gigi.
- coated tongue.
- NUG
- saat dehidrasi - puasa
- karies
- artifical dentures
- smoker breath
- healing surgical / luka ekstraksi
- chronic periodontitis
II. Examination of Oral Cavity
 Meliputi : - bibir
- dasar mulut
- lidah
- palatum
- quality and quantity of
saliva
III. Examination of Lymph Nodes
 membesar / mengeras  metastase maligna
 enlarged, palpable, tendensi empuk, immobile 
inflam. matory nodes.
NUG, acute period, abscess  enlarged, setelah
terapi – lymph. nodes normal
IV. Examination of the teeth
1. karies
2. anomali bentuk gigi
3. hipersensitif
4. hubungan proksimal contact  open contact
5. Wasting disease of the teeth
TOOTH MOBILITY :
 Physiologic mobility  different teeth
 different times
 Single rooted teeth > multi rooted
NORMAL MOBILITY
 Grade I : slightly more than normal
 Grade II : moderately more than
normal
 Grade III : severe mobility fasiolingually
and / or mesiodistally, combined
with vertical displacement.
PENAMBAHAN MOBILITAS AKIBAT :
1. Loss of tooth support (bone loss)
2. TFO :
Injury tissue akibat tekanan oklusal yang berlebihan pd
diseased periodontium/ abnormal occlusal habit (bruxism,
clenching).
3. Perluasan inflamasi dari gingival / periapex ke lig. period.
4. Periodontal surgery  bersifat sementara.
5. Pregnancy, siklus menstruasi, penggunaan kontrasepsi
hormonal.  kadang-kadang.
6. Proses pathologis rahang (osteomyelitis, tumor)
TRAUMA FROM OCCLUSION (TFO)
Gejala :
Mobilitas gigi yang berlebihan terlihat dengan :
- pelebaran lig. periodontal
- vertical / angular bone destruction.
- infra bony pocket
- lesi yg dihasilkan tdk dpt kembali lg hanya dg occlusal
adjusment
- migrasi patologis, terutama gigi anterior
 Migrasi patologis gigi :
Pada gigi anterior orang muda  tanda localized
aggressive periodontitis.
 Sensitif pada perkusi :

Gambaran inflamasi akut dari lig. Periodontal.


DENTITION DENGAN RAHANG
TERTUTUP DAPAT DILIHAT
KEADAAN SEPERTI :
 irregularly aligned teeth
 extruded teeth
 improper proximal contacts
 area food impaction
 Excessive overbite
- pada gigi anterior  inflamasi gingiva, food
impaction, gingival enlargement, pembentukan
poket.
 Open bite

- akumulasi debris, kalkulus dan extrusi gigi.


 Cross bite

- bilateral / unilateral
- mengakibatkan TFO, food impaction,
spreading of mandibular teeth.
V. Examination of the Periodontium
Gingiva : - color
- size
- contour
- konsistensi
- surface texture
- position
- ease of bleeding
- pain
- distribusi penyakit-akut /
kronik
- gingival inflammation :
edematous / fibrotik.
 Edematous : smooth, glossy, soft, red gingival --
curettage
 Fibrotik : gingival more firm, stippled, lebih tebal dan
tepi membulat.---gingivectomy.
POKET PERIODONTAL

 Meliputi : - adanya dan distribusi pada setiap


permukaan gigi.
- kedalaman poket.
- tipe poket (supra / infra
boni)
- level of attachment on the
root.
TANDA DAN GEJALA KLINIS :
 Merah kebiruan dari marginal gingiva.
 Merah kebiruan vertical dari marginal gingiva ke
attached gingiva.
 Tepi gingival margin membulat, terlepas dari
permukaan gigi.
 Enlarged, edematous gingiva.
 Adanya bleeding, suppuration, extruded gigi.
 Biasanya tidak sakit, tapi kadang menimbulkan
gejala :
~ sakit yang menyebar
~ rasa tertekan setelah makan  lama-lama
berkurang.
 A foul taste in localized areas

 Gigi sakit tanpa ada karies.

 Sensitive terhadap panas dan dingin.


 Deteksi poket  dengan probe periodontal.
 Poket probing/ kedalaman poket

 Kedalaman poket :

1. biologic  histologic depth


2. clinical  probing depth
A. Biologic depth / histologic pocket depth
Jarak antara gingival margin dan dasar poket (ujung
koronal dari junctional epithelium)  dapat diukur pada
prep. histology.
B. Probing depth / clinical depth
Jarak yang ditentukan dengan penetrasi probe ke dalam
poket.
KEDALAMAN PENETRASI PROBE
KE DALAM POKET TERGANTUNG
PADA :
 ukuran ujung probe
 tekanan memasukkan probe

 resistensi jaringan

 kecembungan mahkota gigi

 arah penetrasi
LEVEL OF ATTACHMENT VERSUS
POCKET DEPTH
 Pocket depth :
Jarak antara dasar poket dan gingival margin 
berubah sesuai posisi gingival margin.
 Level of attachment :

Jarak antara dasar poket dan fixed point pada


mahkota, CEJ
 perubahan berhubungan hanya dengan
penambahan / hilangnya attachment  derajat
kerusakan periodontal.
 Poket yang dangkal yang melekat pada 1/3 apikal akar
 kerusakan lebih parah daripada poket dalam yang
melekat pasa 1/3 koronal akar.
PENENTUAN LEVEL OF ATTACHMENT
 Jika :
1. gingival margin pada anatomic crown  loss of
attachment = 0.
2. gingival margin pada CEJ  loss of attachment =
pocket depth.
3. gingival margin pada apical CEJ  loss of attachment
> pocket depth.
PENENTUAN LEVEL OF ATTACHMENT
 Jika :
1. gingival margin pada anatomic crown  loss of
attachment = 0.
2. gingival margin pada CEJ  loss of attachment =
pocket depth.
3. gingival margin pada apical CEJ  loss of attachment
> pocket depth.
 Bleeding on probing :
Insersi probe ke dasar poket  bleeding, jika gingiva
mengalami inflamasi dan epithelium pocket atropi atau
ulserasi.
 Cara :

Probe  masuk dasar pocket  digerakkan ke lateral


sepanjang dinding pocket.
LEBAR ATTACHED GINGIVAL :
 jarak antara mucogingival junction dan proyeksi ke
permukaan eksternal dari dasar gingival sulcus /
periodontal pocket.
 Jumlah lebar gingiva (dari gingival margin ke
mucogingival line dikurangi sulkus/ kedalaman pocket.
 Derajat gingival recession : dari CEJ ke gingival crest .
Keparahan resesi ditentukan oleh actual position bukan
apperent position.
 Alveolar bone loss

Dievaluasi secara klinis dan radiografik.


- distribusi, bentuk, jumlah / besar kerusakan.
PALPASI
 Pada daerah lateral dan apical gigi  membantu
mengetahui lokasi asal dari sakit yang menyebar.
 Infeksi yang dalam pada jaringan periodontal

 Permulaan dari abses periodontal.


Supurasi
Adanya pus dalam poket  dengan meletakkan ujung
jari sepanjang sisi lateral marginal gingiva.
INSTRUMENTASI PERIODONTAL
1. Examination procedures
(inspection, palpation, use mirror,
use probe)
2. Detection of Calculus (explorer,
compressed air)
3. Scaling and root planing (sickle
scaler,curet, hoe, file)
4. Polishing (rubber)
Examination prosedur
 Evaluated gingiva  inflamasi
 Probe  detect pocket
 Probe furcation  furcation involvement
 Measure and determine  lack attach
gingiva
 Teeth mobility
 Tooth position
 Restoration  inflamasi
 Radiographs  teeth , alv bone
 Determine  lokasi plaque and calculus
KARATERISTIK UMUM

Alat periodontal 3 bagian dasar :


 Handle

 Shank

 Working end : mirrorhead


: explorer tip
: curet, sickle  blade
BAGIAN ALAT PERIODONTAL

shank handle

Working end
PRINSIP – PRINSIP
INSTRUMENTASI PERIODONTAL
 Posisi pasien dan operator
 Pengamatan, pencahayaan dan retraksi

 Ketajaman alat

 Kebersihan area

 Stabilisasi alat

 Aktivasi alat
POSISI PASIEN DAN OPERATOR
(ACCESSIBILITAS MAKSIMUM)
 Posisi operator : kedua telapak kaki menempel lantai,punggung
dan kepala tegak
 Posisi pasien : bersandar miring ke blk,mulut pasien dkt siku
operator, RA : dagu agak sedikit dinaikan RB: sandaran punggung
sedikt tegak  mandibula // lantai
 Comfortable, efficient and effective for both operator and patient
PENGAMATAN, PENCAHAYAAN
DAN RETRAKSI
 Pengamatan yang paling baik : langsung dan
pencahayaan lgs
 Pengamatan dg mirror

 Retraksi utk pengamatan, accessibilitas, pencahayaan.

 Retraksi : mirror, jari


STABILISASI ALAT (INSTRUMENT
GRASP & FINGER REST)

 Modified pen grasp


 Standar pen grasp

 Palm and thumb grasp ( wkt menajamkan alat)


STANDARD PEN GRASP
MODIFIED PEN GRASP
PALM AND THUMB GRASP
FINGER REST
 Intra oral finger rest:

- conventional ; permukaan gg dekat


area kerja

- Cross arch ; perm gg sisi lain


lengkung rh sama

- opposite arch;lengkung rh lain

- finger on finger :jari telunjuk / ibu jari non


operating hand
Extra oral fulcrum
 Palm up : sisi luar jari tengah, manis dan kelingking
diletakkan pada muka pasien di RB.

 Palm down : sisi dalam jari tengah, manis dan kelingking


diletakkan pada muka pasien di RB
INTRA ORAL FINGER REST
INTRA ORAL FINGER REST
(KONVENSIONAL)
EKSTRA ORAL FULCRUM (PALM
UP)
AKTIVASI ALAT
1. Adaptasi : penempatan working end  tidak
trauma
2. Angulasi : sudut antara cutting edge dg perm
gigi (tooth-blade relation ship) ; scaling 45
-900, curet >900
3. Stroke : exploratory,scaling,root planing
PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL DAN
INTRA ORAL

1. Teknik memegang kaca mulut


Pegang kaca mulut dengan metode
modified pen grasp

2. Pemeriksaan kulit muka dan leher


Inspeksi apakah ada lesi kulit,
pembengkakan dan asimetri
3. Pemeriksaan glandula parotis
Palpasi glandula parotis apakah ada
pembengkakan dan / atau lunak. Hal ini
kemungkinan adanya infeksi, penyumbatan atau
tumor dari glandula.

4. Pemeriksaan limfonodi servikalis


Palpasi daerah limfonodi di bawah mandibula, jika
ada pembengkakan dan lunak kemungkinan ada
indikasi infeksi di mulut, muka dan penyebaran
tumor ganas.
5.Temporomandibular joint (TMJ)
Tempatkan ujung jari di anterior tragus dari kedua
telinga, pasien diminta membuka mulut
selebarnya, catat bila ada pembengkakan, crepitus
(poping atau clicking) dan lebar pembukaan mulut

6. Pemeriksaan bibir
Pemeriksaan bibir atas dan bawah, inspeksi
daerah vermillion border dari masing-masing bibir
7.Pemeriksaan mukosa bukal dan
pipi
Retraksi pipi dan mukosa bukal.
Palpasi pipi dengan ibu jari dan jari
telunjuk

8. Pemeriksaan palatum keras dan


tuberositas maxillaris
Inspeksi daerah palatum lunak dan
keras dengan teknik direct / indirect
vision

Pemeriksaan daerah tuberositas maxillaris


dengan kaca mulut.
9. Pemeriksaan palatum lunak, uvula, tonsila
palatina, mandibula retromolar pad, pharynx
Palpasi daerah palatum keras dengan jari telunjuk
kemudian palpasi palatum lunak dengan hati-hati.
Pembengkakan pada daerah palatum menunjukkan
adanya tanda-tanda infeksi gigi atau tumor pada
glandula salivarius.

Tekan dorsum lidah dengan kaca mulut dan


inspeksi daerah mukosa palatum lunak, uvula,
tonsil, mandibula retromolar dan bagian posterior
dinding pharinx. Hal ini akan lebih mudah bila
pasien bersuara “ah”. Jika ada tumor biasanya ada
gangguan pergerakan palatum lunak.
10. Pemeriksaan lidah
Pasien diminta menjulurkan lidah,
kemudian tarik ujungnya dengan kasa,
inspeksi permukaan dorsal dan periksa
seluruh lidah. Palpasi dengan ibu jari
dan jari telunjuk apakah ada kelainan.

11. Pemeriksaan dasar mulut dan glandula


sub mandibularis
Inspeksi daerah ventral dan dasar mulut apakah
ada kelainan.

Pemeriksaan daerah glandula apakah ada


pembengkakan yang merupakan adanya infeksi,
penyumbatan dan tumor.
PROBE PERIODONTAL
Fungsi :
1. Detect , measure poket
2. Clinical attachment loss
3. Locate calculus
4. Measure gingival recession
5. Width of attach gingiva
6. Size intra oral lesions
7. Identify tooth n soft tissue anomalies
8. Locate n measure furcation
involvements
9. Determine muco gingival relation
ships
10. Bleeding tendencies
BENTUK PROBE PERIODONTAL:
 Flat(rectangular)
 Oval

 Bulat

 Pipih (mudah untuk diinsersikan ke dalam


sulkus)
MACAM-MACAM PROBE (1 ST
GENERATION)

1. Michigan-o : 3,6,8 mm

2. CPITN 0,5 3,5 5,5 8,5 11,5mm

3. William 1,2,3,5,7,8,9,10 mm

4. CP 12 3,6,9,12 mm

5. GC American 3,6,9,12 mm

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
PROBE (1 ST GENERATION)
 Conventional / manual probes
 Do not control for probing pressure

 Not suited for automatic data collection

 Most commonly are used For general practitioners as


well as periodontists
PROBE SECOND GENERATION

 Figure 2 The True Pressure Sensitive Probe, a


secondgeneration periodontal probe. The indicator lines
meet at a specified force of 20 gm.
PROBE SECOND GENERATION
 Pressure sesitive
 Standardization of probing measure
PROBE THIRD GENERATION

Figure 3 Schematic representation of various parts of the


Foster-Miller probe, a third-generation periodontal
probe. LVDT = linear variable differential transducer; FT
= force transducer accelerator.
PROBE THIRD GENERATION
 Minimize mistakes
 Not only standardized pressure, but also digital
readouts
 Reading n computer storage data ( research)

 Detection CEJ (foster-miller probe)

 Foster miller, florida, toronto automated probe

 Disssadvantages : difficult measure 2 nd n third


molar
SCHEMATIC REPRESENTATION OF MECHANISM OF ACTION OF
FOSTER-MILLER PROBE. WHEN THE BALL TIP IS MOVED ACROSS
THE ROOT SURFACE, A "CATCH" IS DETECTED AT THE
CEMENTOENAMEL JUNCTION.
THE FLORIDA PROBE, A THIRD-GENERATION
PERIODONTAL PROBE (PHOTOGRAPH COURTESY OF
FLORIDA PROBE CORPORATION
THE FLORIDA PROBE WITH TIP AND SLEEVE DIAMETER
(PHOTOGRAPH COURTESY OF FLORIDA PROBE
CORPORATION).
THE FLORIDA PROBE IN USE (PHOTOGRAPH
COURTESY OF FLORIDA PROBE CORPORATION).
PROBE FOURTH GENERATION
 3D
 Recording sequential probe position along the gingival
sulcus
PROBE FIFTH GENERATION

 The various parts of US periodontal probe (photograph


courtesy of Professor Mark Hinders, Applied Science
Department, College of William and Mary,
Williamsburg, Virginia).
PROBE FIFTH GENERATION
 Eliminate this disadvantages
3D

 Noninvasive

 Ultra sound

 Identify attachment level without penetrating


PROBE 5TH GENERATION

The required accessories for using the US periodontal probe


(photograph courtesy of Professor Mark Hinders, Applied Science
Department, College of William and Mary, Williamsburg, Virginia).
MACAM-MACAM PROBE FOR DIAGNOSIS
FURCATIONS ROOT AND IRREGULARITIES

1. CH3 : fine n pointed,


paired, for surface
nnarrow grooves
2. Nabers 2 : for probing
furcation
3. ZA3 : for furcation 1 2 3
CARA PEMAKAIAN PROBE
Evaluasi Gingiva
 Ambil probe dengan tangan kanan, dipegang secara modified pen grasp. Jari manis
diletakkan pada permukaan oklusal gigi di area kerja sebagai finger rest.

 1, tekan probe pada attached gingiva, margin gingiva dan papilla interdental.
Evaluasi konsintensinya apakah keras atau lunak.
 2.Dengan ujung probe retraksi daerah papilla interdental dan tepi gingiva, untuk
mengetahui adanya inflamasi (jika berdarah berarti ada inflamasi).

 Probe disisipkan dengan kedalaman 2 mm pada sulkus gingiva, kemudian


digerakkan sepanjang permukaan sulkus gingiva sampai dengan kontak
interproksimal. Ada atau tidaknya perdarahan dalam waktu 15 detik dicatat.Ulangi
untuk gigi yang lain.

 Jika dijumpai resesi gingiva, ukur jarak dari tepi gingiva ke cementoenamel junction
(CEJ )
MENGUKUR KEDALAMAN POKET

 Pengukuran kedalaman poket dari dasar poket/junctional epithelium ke tepi


gingiva .

 Pengukuran dicatat pada 6 tempat:


 ~ 3 di daerah bukal (disto-bukal, bukal, mesio-bukal)
 ~ 3 di daerah lingual ( disto-lingual, lingual, mesio-lingual)
 Letakkan ujung probe di atas tepi gingiva, dengan sisi samping probe
mengenai area kontak interproksimal.

 Adaptasikan probe pada permukaan distal gigi, perlahan-lahan sisipkan


ujungnya di bawah tepi gingiva dan hati-hati dorong ke bawah sampai
junctional ephitelium, terasa menyentuh jaringan lunak, elastis dan kenyal.
Perhatikan dan catat hasil pengukuran daerah disto-bucal.
 Catatan: ujung probe harus diarahkan pada dasar poket di
daerah apical titik kontak gigi

 Pertahankan ujung probe dalam sulkus dan pelan-pelan geser


ke arah daerah bukal. Pertahankan ujung probe beradaptasi
dengan baik dan paralel permukaan gigi. Baca dan catat ukuran
di daerah bukal.
 Teruskan gerakan probe di dalam sulkus ke kontak mesial.
Baca dan catat ukuran untuk daerah mesio-bukal.

 Catatan : Gerakan dari distal ke mesial dari probe di atas


sangat penting untuk mengetahui bentuk dan ukuran dari poket.
EXPLORER
Fungsi :
1. Mendeteksi calculus
2. Karies
3. Decalcification
4. Morfologi abnormal
5. Perm cementum
6. Perm restorasi
MACAM-MACAM EXPLORER
A. Hu-Fiedy : detection caries n
calculus excellent calculus dep
pocket n furcations
B. Orban : primarily calculus
C. Orban
D. Pig-tailed/cow-horn : paired,
working end curved n short
shank  good for caries, not
suitable for deep pocket
E. ODU (Old Dominion University) :
calculus, paired, combined Pig-
tailed but longer shank , like
gracey 11/12
F. Shepherd’s hook : caries not
recommended calculus
COMPRESSED AIR

Detection supragingival calculus, deflecting tissue to


view subgingival calculus
Clean the area
FUNGSI COMPRESSED AIR :

1. Mengetahui kalkulus supragingiva.


 Kalkulus supragingiva yang basah karena saliva
terutama bila jumlah sedikit. Pengeringan dengan
hembusan udara akan menyebabkan :
 Kalkulusmudah dibedakan dengan struktur gigi, karena
bentuknya seperti kapur
 Mudah diraba dengan eksplorer, karena tidak licin lagi.
2. Untuk menyisihkan jaringankalkulus sub ggv
 Jika hembusan udara diarahkan ke sulkus atau
poket maka tepi gingiva akan menyisih,
sehingga permukaan akar gigi tampak, jika
terdapat kalkulus maka terlihat deposit
berwarna kegelapan di gigi.
3. Membersihkan daerah operasi dari saliva.

Anda mungkin juga menyukai