Anda di halaman 1dari 16

Solusio Plasenta

Oleh : Kurniati Laila Sari


Definisi Solusio Plasenta
Istilah atau nama lain yang lebih deskriptif adalah
premature separation of the normally implanted plasenta
(pelepasan dini uri yang implantasinya normal).

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh


permukaan maternal plasenta dari tempat implementasinya yang
normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya
yakni sebelum anak lahir.
Klasifikasi Solusio Plasenta
Plasenta terlepas hanya pada pinggirnya saja (rupture sinus marginalis)

Plasenta terlepas lebih luas (solusio plasenta parsialis)

Seluruh permukaan maternal plasenta terlepas (solusio plasenta totalis).


Dalam klinis solusio plasenta dibagi kedalam berat ringannya
gambaran klinik sesuai dengan luasnya permukaan plasenta yang
terlepas, yaitu:

Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25 %
Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250ml
Solusio Plasenta Ringan


Kurang lebih 30% penderita solusio plasenta ringan tidak atau sedikit sekali
melahirkan gejala


Luas plasenta yang terlepas sudah melebihi 25%, tetapi belum mencapai separuhnya (50%).

Solusio Plasenta Sedang Jumlah darah yang keluar lebih banyak dari 250ml tetapi belum melebihi 1000ml


Gejalanya sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang terus-menerus, denyut jantung janin
menjadi cepat, hipotensi, dan lain-lain.


Luas plasenta yang terlepas sudah melebihi 50%
Solusio Plasenta Berat ●
jumlah darah yang keluar telah mencapai 1000ml atau lebih
Insiden Solusio Plasenta
• Dalam kepustakaan dilaporkan insidensi solusio
plasenta 1 dalam 155 sampai 1 dalam 225 persalinan
(yang berarti < 0,5 % di negara-negara Eropa untuk
solusio plasenta yang tidak sampai mematikan janin).
Untuk solusio yang lebih berat sampai mematikan janin
insidensinya lebih rendah 1 dalam 830 persalinan
(1974-1989) dan turun menjadi 1 dalam 1500
persalinan(1988-1999). Namun solusio plasenta
diyakini masih lebih tinggi di tanah air dibandingkan
dengan negara maju.
Etiologi Solusio Plasenta
Sebab yang primer dari solusio plasenta tidak
diketahui, tetapi terdapat beberapa keadaan
patologik yang terlihat lebih sering bersama
dengan atau menyertai solusio plasenta dan
dianggap sebagai factor resiko.
Yaitu : Pernah solusio plasenta, ketuban pecah preterm, sindroma
pre-eklamsia, hipertensi kronik, merokok/nikotin, merokok+ hipertensi
kronik atau preeklamsia, pecandu kokain, mioma dibelakang plasenta,
gangguan sistem pembekuan darah, trauma abdomen dalam kehamilan,
plasenta sirkumvalata, serta ibu usia muda dan paritas yang beresiko lebih
tinggi.

Dalam kategori fisik termasuk trauma


tumpul pada perut, umumnya karena
kekerasan dalam rumah tangga atau
kecelakaan dalam berkendaraan.
Patofisiologis Solusio Plasenta
Sesungguhnya solusio plasenta merupakan hasil akhir
dari suatu proses yang bermula dari suatu keadaan yang
mampu memisahkan vili-vili korialis plasenta dari tempat
implantasinya pada desidua basalis sehingga terjadi
pendarahan. Oleh karena itu patofisiologisnya bergantung
pada etiologi.
Contohnya pada trauma abdomen etiologisnya jelas
karena robeknya pembuluh darah desidua.
Gambaran Klinik Solusio Plasenta
• Gambaran klinik penderita solusio plasenta bervariasi sesuai
dengan berat ringannya atau luas permukaan maternal plasenta yang
terlepas. Belum ada uji coba yang khas untuk menentukan
diagnosisnya. Gejala dan tanda klinis yang klasik dari solusio
plasenta adalah terjadinya pendarahan yang berwarna tua keluar
melalui vagina (80% kasus), rasa nyeri perut dan uterus tegang terus-
menerus mirip his partus prematurus. Sejumlah penderita bahkan
tidak menunjukkan tanda atau gejala klasik, gejala yang lahir mirip
tanda persalinan premature saja, oleh sebab itu, kewaspadaan atau
kecurigaan yang tinggi diperlukan dari pihak pemeriksa.
Diagnosis Solusio Plasenta
Dalam banyak hal diagnosis bisa ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda
klinik yaitu perdarahan melalui vagina, nyeri pada uterus, kontraksi tetanik pada
uterus, dan pada solusio plasenta yang berat terdapat kelainan denyut jantung janin
pada pemeriksaan dengan KTG.

Pemeriksaan dengan ultrasonografi berguna untuk membedakannya dengan


plasenta previa, tetapi pada solusio plasenta pemeriksaan dengan USG tidak
memberikan kepastian berhubung kompleksitas gambaran retroplasenta yang
normal mirip dengan gambaran perdarahan retroplasenta pada solusio plasenta.
Penggunaan color Doppler bisa membantu diagnosis solusio
plasenta di mana tidak terdapat sirkulasi darah yang aktif padanya,
sedangkan pada kompleksitas lain, baik kompleksitas retroplasenta
yang hiperekoik maupun yang hipoekoik seperti mioma dan
kontraksi uterus, terdapat sirkulasi darah yang aktif padanya. Pada
kontraksi uterus terdapat sirkulasi yang aktif didalamnya, pada
mioma sirkulasi aktif terdapat lebih banyak pada bagian perifer dari
pada tengahnya.
Komplikasi Solusio Plasenta
Komplikasi solusio plasenta berasal dari perdarahan retroplasma
yang terus berlangsung sehingga menimbulkan berbagai akibat pada
ibu seperti anemia, syok hipovolemik, insufisiensi fungsi
plasenta,gangguan pembekuan darah, dan gagal ginjal mendadak.
Kematian janin, kelahiran premature dan kematian perinatal
merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada solusio
plasenta.
Solusio plasenta berulang dilaporkan juga bisa terjadi 25% pada
perempuan yang pernah menderita solusio plasenta sebelumnya.
Kegagalan fungsi ginjal akut bisa terjadi apabila
keadaan syok hipovolemik yang terlambat atau tidak
memperoleh penanganan yang sempurna.
Fungsi plasenta akan terganggu apabila peredaran
darah ke plasenta mengalami penurunan yang berarti.
Sirkulasi darah ke plasenta menurun manakala ibu
mengalami perdarahan banyak dan akut seperti syok.
Peredaran darah ke plasenta juga menurun apabila telah
terbentuk hematom retroplasenta yang luas.
Penanganan Solusio Plasenta

Semua pasien yang tersangka penderita solusio plasenta


harus dirawat inap di rumah sakit yang berfasilitas cukup.

Ketika masuk segera Pemeriksaan dengan


dilakukan pemeriksaan darah ultrasonografi berguna terutama
lengkap termasuk kadar hb dan untuk membedakannya dengan
golongan darah serta gambaran plasenta previa dan memastikan
pembekuan darah janin masih hidup.
Persalinan mungkin pervaginan atau mungkin juga
harus perabdominam bergantung pada banyaknya
perdarahan, telah ada tanda-tanda persalinan spontan
atau belum, dan tanda-tanda gawat janin.

Pada perdarahan yang cukup banyak


Bila janin masih hidup dan cukup
segera lakukan resusitasi dengan
bulan, serta belum ada tanda-tanda
pemberian transfuse darah dan kristaloid
persalinan pervaginam, umumnya
yang cukup diikuti persalinan yang
dipilih persalinan melalui bedah sesar
dipercepat untuk mengendalikan
darurat(emergency caesarean section). perdarahan
Pada kasus dimana telah terjadi kematian janin dipilih
persalinan pervaginam kecuali ada perdarahan berat yang tidak
teratasi dengan transfuse darah yang banyak atau ada indikasi
obstetric lain yang menghendaki persalinan dilakukan
perabdominam.

Anda mungkin juga menyukai