Anda di halaman 1dari 16

BAB VII

ANALISIS BUTIR TES


SUB MATERI
01 Tingkat kesukaran soal.
02 Daya pembeda soal.

03 Analisis pengecoh (distractor)


soal.
1. Tingkat Kesuskaran Soal
Ada beberapa alasan mengapa diperlukan analisis butir soal. Menurut (Asmawi Zainul, dkk :1997) alasan tersebut antara lain :

Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima

Untuk mengetahui kekuatan Untuk menyediakan Untuk segera dapat Untuk dijadikan alat guna Untuk memperoleh
dan kelemahan butir tes, informasi tentang spesifikasi mengetahui masalah yang menilai butir soal yang akan informasi tentang butir soal
sehingga dapat dilakukan butir soal secara lengkap, terkandung dalam butir soal, disimpan dalam kumpulan sehingga memungkinkan
seleksi dan revisi butir soal. sehingga akan lebih seperti: kemenduaan butir soal. untuk menyusun beberapa
memudahkan bagi pembuat soal, kesalahan meletakkan perangkat soal yang paralel
soal dalam menyusun kunci jawaban, soal yang
perangkat soal yang akan terlalu sukar dan terlalu
memenuhi kebutuhan ujian mudah, atau soal yang
dalam bidang dan tingkat mempunyai daya beda
tertentu. rendah.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang
terlalu mudah tidak merangsang mahasiswa
untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan mahasiswa menjadi putus asa
dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena di luar jangkauannya.

Cara yang paling umum digunakan adalah


proporsi menjawab benar atau proportion
correct, yaitu jumlah peserta tes yang
menjawab benar pada soal yang dianalisis
dibandingkan dengan peserta tes seluruhnya

TINGKAT
KESUSKARAN SOAL
Adapun untuk menghitung tingkat kesukaran
tiap butir soal digunakan persamaan :

Dimana,
P adalah indeks kesukaran,
B adalah banyaknya siswa yang
menjawab soal dengan benar,
J adalah jumlah seluruh siswa peserta
tes.
2. Daya Pembeda soal (D)
Indeks daya beda memberi
gambaran sesuai kemampuan tes
dalam membedakan peserta tes
yang berkemampuan tinggi dengan
peserta tes yang berkemampuan
rendah. Indeks daya beda ini sama halnya
menunjukkan validitas soal untuk
membedakan antara peserta tes
yang berkemampuan tinggi
dengan peserta tes yang Indeks daya beda dihitung
berkemampuan rendah berdasarkan pembagian
kelompok, yaitu kelompok atas
yang merupakan kelompok
peserta tes yang berkemampuan
tinggi (memperoleh skor tinggi)
dengan kelompok bawah yaitu
kelompok peserta tes yang Secara umum, tingkat kesukaran
berkemampuan rendah dapat dinyatakan melalui
(memperoleh skor yang rendah). beberapa cara, diantaranya
adalah: proporsi menjawab
benar, skala kesukaran linear,
indeks Davis, dan skala bivariat
Adapun persamaan yang digunakan untuk menentukan tingkat
kesukaran dengan menjawab benar adalah:

Dimana
Contoh Skor Hasil Tes Siswa
Tabel . Hubungan nilai p dan Daya Beda (D)
Hubungan antara tingkat
kesukaran dan daya beda

Tingkat kesukaran berpengaruh


langsung terhadap daya beda soal.
Jika setiap orangmmemilih jawaban
benar (p=1) atau jika setiap orang
memilih jawaban salah (p=0) maka
32 soal tidak dapat digunakan untuk Grafik. Hubungan antara Nilai p(tingkat kesukaran) dengan D

membedakan kemampuan peserta


tes. Pada tabel berikut disajikan
nilai daya beda (D) sebagai fungsi
tingkat kesukaran (p).
Dari hubungan tersebut terlihat bahwa nilai Langkah-langkah untuk menentukan daya beda
maksimum D diperoleh dari nilai p=0,5. tes adalah sebagai berikut.
Dengan demikian, soal yang memiliki
1. Menentukan tingkat kesukaran tes
tingkat kesukaran 0,5 merupakan soal yang
2. Mengurutkan hasil tes dengan urutan
memiliki daya beda terbaik (D=1) atau
dari nilai terbesar ke nilai terkecil
terjelek ( D= -1 ). Niali p = 0,5 dapat
3. Membagi kelompok menjadi kelompok
terjadi bila semua kelompok atas ( )
atas dan kelompok bawah
menjawab benar dan semua kelompok
4. Menentukan selisih tingkat kesukaran
bawah ( menjawab salah ( D = 1) atau
antar kedua kelompok
semua kelompok atas menjawab salah dan
5. Menentukan kategori daya beda dengan
semua kelompok bawah menjawab benar
pedoman pada tabel berikut.
( D = -1).
Tabel . Kategori Daya Beda
3. Pengecoh (Distractor)

Menganalisis fungsi pengecoh (distractor) dikenal dengan istilah


menganalisis pola penyebaran jawaban butir soal pada soal bentuk pilihan
ganda. Pola tersebut diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang
memilih pilihan jawaban butir soal atau yang tidak memilih pilihan
manapun (blangko). Dari pola penyebaran jawaban butir soal dapat
ditentukan apakah pengecoh berfungsi dengan baik atau tidak. Suatu
pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih
oleh 5 % pengikut tes.
Butir soal yang baik pengecohnya akan dipilih secara
merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Pertimbangan terhadap analisis pengecoh:
Sebaliknya, butir soal yang kurang baik, pengecohnya •Diterima, karena sudah baik
akan dipilih secara tidak merata. Pengecoh dianggap •Ditolak, karena tidak baik
baik bila jumlah peserta didik yang memilih pengecoh •Ditulis kembali, karena kurang baik.
itu sama atau mendekati jumlah ideal. Indeks pengecoh
dihitung dengan rumus: Sebuah pengecoh dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit
dipilih oleh 5% pengikut tes.

IP =   P  x   100%


   (N - B) (n - 1)

 Keterangan:
IP =  indeks pengecoh
P  =  jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
N =  jumlah peserta didik yang ikut tes
B =  jumlah peserta didik yang menjawab benar pada
setiap soal
n  =  jumlah alternatif jawaban
1=  bilangan tetap
Cara Melakukan Analisis Pengecoh

Instrumen evaluasi yang berbentuk tes dan


objektif, selain harus memenuhi syarat-syarat
yang telah disebutkan terdahulu, harus
mempunyai distraktor yang efektif. Yang disebut
dengan distraktor atau pengecoh adalah opsi-opsi
yang bukan merupakan kunci jawaban (jawaban
benar).
Contoh soal dan pembahsan

Contoh soal :
50 orang peserta didik dites dengan 10 soal bentuk pilihan ganda. Tiap
soal memiliki alternatif jawaban (a, b, c, d, e). Kunci jawaban (jawaban
yang benar) no. 8 adalah c. Setelah soal no.8 diperiksa untuk semua
peserta didik, ternyata dari 50 orang peserta didik, 20 peserta didik
menjawab benar dan 30 peserta didik menjawab salah. Idealnya,
pengecoh dipilih secara merata.
Alternatif jawaban A B C D E

Keterangan :
Distribusi jawaban peserta didik 7 8 20 7 8
**    =    kunci jawaban
IP 93% 107% ** 93% 107%
++   =   sangat baik
+     =   baik Kualitas pengecoh ++ ++ ++ ++ ++

•  =    kurang baik


 _    =    jelek
_ _  =    sangat jelek
Pembahasan : Pada contoh diatas, IP butir a, b, c, d, dan e adalah 93%, 107%, 93%, dan
107%. Semuanya dekat dengan angka 100%, sehingga digolongkan sangat
baik sebab semua pengecoh itu berfungsi. Jika pilihan jawaban peserta didik
menumpuk pada satu alternatif jawaban, misalnya seperti berikut:

Alternatif jawaban A B C D E

Distribusi jawaban peserta didik 20 2 20 8 0

IP 267% 27% ** 107% 0%

Kualitas pengecoh _ - ** ++ _

 Dengan demikian, dapat ditafsirkan pengecoh (d) yang terbaik, pengecoh (e)
dan (b) tidak berfungsi, pengecoh (a) menyesatkan, maka pengecoh (a) dan (e)
perlu diganti karena termasuk jelek, danpengecoh (b) perlu direvisikarena
kurang baik. adapun kualitas pengecoh berdasar indeks pengecoh adalah:
Sangat baik    IP  =  76% - 125%
Baik               IP  =  51% - 75%  atau  126% - 150%
Kurang baik   IP  =  26% - 50%  atau  151% - 175%
Jelek               IP  =  0% - 25%  atau  176% - 200%
Sangat jelek   IP  =  lebih dari 200% 

Anda mungkin juga menyukai