Untuk mengetahui kekuatan Untuk menyediakan Untuk segera dapat Untuk dijadikan alat guna Untuk memperoleh
dan kelemahan butir tes, informasi tentang spesifikasi mengetahui masalah yang menilai butir soal yang akan informasi tentang butir soal
sehingga dapat dilakukan butir soal secara lengkap, terkandung dalam butir soal, disimpan dalam kumpulan sehingga memungkinkan
seleksi dan revisi butir soal. sehingga akan lebih seperti: kemenduaan butir soal. untuk menyusun beberapa
memudahkan bagi pembuat soal, kesalahan meletakkan perangkat soal yang paralel
soal dalam menyusun kunci jawaban, soal yang
perangkat soal yang akan terlalu sukar dan terlalu
memenuhi kebutuhan ujian mudah, atau soal yang
dalam bidang dan tingkat mempunyai daya beda
tertentu. rendah.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang
terlalu mudah tidak merangsang mahasiswa
untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan mahasiswa menjadi putus asa
dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
TINGKAT
KESUSKARAN SOAL
Adapun untuk menghitung tingkat kesukaran
tiap butir soal digunakan persamaan :
Dimana,
P adalah indeks kesukaran,
B adalah banyaknya siswa yang
menjawab soal dengan benar,
J adalah jumlah seluruh siswa peserta
tes.
2. Daya Pembeda soal (D)
Indeks daya beda memberi
gambaran sesuai kemampuan tes
dalam membedakan peserta tes
yang berkemampuan tinggi dengan
peserta tes yang berkemampuan
rendah. Indeks daya beda ini sama halnya
menunjukkan validitas soal untuk
membedakan antara peserta tes
yang berkemampuan tinggi
dengan peserta tes yang Indeks daya beda dihitung
berkemampuan rendah berdasarkan pembagian
kelompok, yaitu kelompok atas
yang merupakan kelompok
peserta tes yang berkemampuan
tinggi (memperoleh skor tinggi)
dengan kelompok bawah yaitu
kelompok peserta tes yang Secara umum, tingkat kesukaran
berkemampuan rendah dapat dinyatakan melalui
(memperoleh skor yang rendah). beberapa cara, diantaranya
adalah: proporsi menjawab
benar, skala kesukaran linear,
indeks Davis, dan skala bivariat
Adapun persamaan yang digunakan untuk menentukan tingkat
kesukaran dengan menjawab benar adalah:
Dimana
Contoh Skor Hasil Tes Siswa
Tabel . Hubungan nilai p dan Daya Beda (D)
Hubungan antara tingkat
kesukaran dan daya beda
Keterangan:
IP = indeks pengecoh
P = jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
N = jumlah peserta didik yang ikut tes
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada
setiap soal
n = jumlah alternatif jawaban
1= bilangan tetap
Cara Melakukan Analisis Pengecoh
Contoh soal :
50 orang peserta didik dites dengan 10 soal bentuk pilihan ganda. Tiap
soal memiliki alternatif jawaban (a, b, c, d, e). Kunci jawaban (jawaban
yang benar) no. 8 adalah c. Setelah soal no.8 diperiksa untuk semua
peserta didik, ternyata dari 50 orang peserta didik, 20 peserta didik
menjawab benar dan 30 peserta didik menjawab salah. Idealnya,
pengecoh dipilih secara merata.
Alternatif jawaban A B C D E
Keterangan :
Distribusi jawaban peserta didik 7 8 20 7 8
** = kunci jawaban
IP 93% 107% ** 93% 107%
++ = sangat baik
+ = baik Kualitas pengecoh ++ ++ ++ ++ ++
Alternatif jawaban A B C D E
Kualitas pengecoh _ - ** ++ _
Dengan demikian, dapat ditafsirkan pengecoh (d) yang terbaik, pengecoh (e)
dan (b) tidak berfungsi, pengecoh (a) menyesatkan, maka pengecoh (a) dan (e)
perlu diganti karena termasuk jelek, danpengecoh (b) perlu direvisikarena
kurang baik. adapun kualitas pengecoh berdasar indeks pengecoh adalah:
Sangat baik IP = 76% - 125%
Baik IP = 51% - 75% atau 126% - 150%
Kurang baik IP = 26% - 50% atau 151% - 175%
Jelek IP = 0% - 25% atau 176% - 200%
Sangat jelek IP = lebih dari 200%