Anda di halaman 1dari 14

Farmakokinetika klinik

intravena single dan multi dosis


OLEH :KELOMPOK 1
ANNISA MULYANI HASIBUAN
ARMEDI AGUS
AMELLY PUTRI
DENI WAHYU
FATIMAH SAIDAH
Keuntungan pemberian obat intravena pada laju orde nol

1. Dalam keadaan sakit yang kritis antibiotik dan


obat-obat dapat diberikan dengan mudah melalui
infus dalam suatu botol IV bersamaan dengan
cairan IV,elektron-elektron dan cairan makanan.
2. Laju infusi dapat dengan mudah diatur sesuai
kebutuhan penderita.
3. Infusi konstan mencegah fruktuasi puncak
(maksimum) dan palung (minimum) kadar obat di
dalam darah.
Kadar plateau Ini disebut juga konsentrasi
tunak,suatu keadaan di mana laju obat meninggal
tubuh dengan laju obat memasuki tubuh (infusi).
Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar tunak
obat dalam darah terutama bergantung pada waktu
paroh eliminasi.
Untuk tujuan terapetik,diperlukan lebih dari 95%
kadar tunak obat dalam darah.
Model kompartemen satu

Selama infusi pada laju konstan,konsentrasi obat pada


setiap waktu t dapat dihitung jika laju infusi (R),volume
distribusi (Vd),dan tetapan eliminasi (K) diketahui:

Cp= R (1-e-Kt)
VdK
 infusi intravena dapat dipakai sebagai suatu sumber
data untuk menentukan klirens tubuh total jika laju
infusi dan kadar tunak dapat ditentukan dengan
persamaan.
CP∞= R
VdK
VdK = R
Cp∞
 karena klirens tubuh total,CIT,sama dengan VdK,

CIT= R
Cp∞
Obat-obat model kompartemen Dua

Untuk obat-obat yang mengikuti model kinetik


kompartemen-dua terbuka,konsentrasi obat pada
setiap waktu t setelah infusi dimulai bergantung
pada laju infus,volume distribusi,t½ eliminasi dan
tetapan farmakokinetika yang lain,seperti
ditentukan oleh persamaan berikut:

Cp= R ( 1+ b – K e
-at
+ K - a e-bt)
VpK a–b a–b
Infusi dengan penambahan dosis muatan

Dosis muatan DL atau dosis bolus awal dari suatu


obat digunakan untuk memperoleh konsentrasi
tunak secepat mungkin.
Diketahui bahwa konsentrasi obat dalam tubuh
untuk model kompartemen-satu setelah dosis IV
bolus dijabarkan dengan:

C1= C0e-Kt = DL e
Kt

Vd
Metoda Dain untuk perhitungan dosis muatan DL di
dasarkan pada konsentrasi tunak obat,CP∞ dan volume
distribusi obat,Vd, yang diinginkan,seperti yang diwah
ini.

DL = CP∞ Vd

Untuk banyak obat CP∞ dilaporkan dalam kepustakaan


sebagai konsentrasi terapetik efektif,Vd waktu
paruheliminasi,t½ juga tersedia untuk obat tersebut.
PENGATURAN DOSIS GANDA

Banyak obat diberikan dalaam suatu aturan dosis


ganda untuk memperpanjang aktivitas terapetik.
Kadar plasma obat ini harus dipertahankan di dalam
batas yang sempit untuk mencapai efektivitas klinik
yang maksimal.
Diantara obat-obat itu adalah
antibakteri,kardiotonika,antikonvulsan dan hormon.
AKUMULASI OBAT

Untuk memprakirakan kadar obat dalam plasma


selama pemberian dosis ganda,parameter-parameter
farmakokinetika diperoleh dari kurva kadar plasma
waktu yang didapat melalui dosis tunggal.
Untuk menghitung pengaturan dosis ganda,perlu
menetapkan apakah dosis obat yang berikutnya
berpengaruh pada dosis sebelumnya.
Prinsip superposisi menganggap bahwa dosis obat
sebelumnya tidak mempengaruhi farmakokinetika
dari dosis berikutnya.
Oleh karena itu,kadar dalam darah setelah dosis
kedua,ketiga,atau dosis ke-n akan terjadi “overlay”
atau “superimpose” pada kadar dalam darah yang
dicapai setelah dosis ke (n-1).
Dasar anggapannya adalah obat dieliminasi melalui
kinetika orde ke satu dan farmakokinetika obat yang
didapat setelah pemberian suatu dosis tunggal tidak
berubah setelah pemakaian obat dosis ganda.
Jika suatu obat diberikan dengan dosis dan jarak
waktu pemberian dosis yang tetap,jumlah obat dalam
tubuh akan naik dan kemudiaan plateau pada
suatu kadar plasma rata-rata yang lebih tinggi dari
pada puncak CP yang di peroleh dari dosis awal.
Bila dosis yang sama diberikan berulang pada
frekuensi yang konstan,diperoleh kurva kadar
plasma waktu plateau dan suatu keadaan tunak.
Pada keadaan tunak kadar obat dalam plasma
berfluktuasi antara C∞maks dan C∞min.
Pengaturan bioavailabilitas dan bioekivalensi
dalam suatu pengaturan dosis ganda

Sejumlah obat diberikan dalam suatu aturan dosis


ganda untuk pencegahan suatu penyakit yang kronik.
Contoh obat-obat tersebut meliputi
antikonvulsan,kardiotonika,hipoglikemia,dan lain-
lain yang digunakan penderita untuk mencegah
serangan akut yang tiba-tiba dari penyakit yang di
derita.
Melakukan penilai bioekivalensi suatu obat pada
penderita ini hanya dengan suatu dosis tunggal dapat
berbahaya.
Pemberian obat secara berulang dapat menyebabkan
perubahan klirens tubuh melalui perubahan
metabolisme hepatik dan eksresi ginjal.
Biovailabilitas selama pemberian suatu dosis ganda
dapat ditentukan hanya setelah kadar tunak obat
dalam plasma tercapai.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar tunak
dalam plasma adalah berkaitan dengan t½ eliminasi
obat.

Anda mungkin juga menyukai