Anda di halaman 1dari 15

Anemia pada anak

usia balita
Pengertian anemia
Penyakit anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah lebih
rendah dari jumlah normal. Selain itu, anemia terjadi ketika hemoglobin di
dalam sel-sel darah merah tidak cukup, seperti protein kaya zat besi yang
memberikan warna merah darah. Protein ini membantu sel-sel darah merah
membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Oleh karena itu, tubuh yang tidak mendapatkan cukup darah yang kaya
oksigen akan mengalami anemia. Akibatnya, seseorang mungkin akan
merasa lelah atau lemah. Selain itu, gejala lain mungkin muncul adalah
sesak napas, pusing, atau sakit kepala.
Anemia defisiensi pada balita
Anemia adalah kondisi di mana seseorang tidak memiliki cukup
sel darah merah yang sehat untuk membawa cukup oksigen
yang cukup kejaringan tubuh. Anemia dapat timbul sebagai
akibat kehilangan darah, kerusakan eritrosit yang berlebihan,
kekurangan zat besi disebutkan beberapa sebab utama
saja.Ada banyak bentuk anemia,
masing – masing dengan penyebabnya sendiri seperti anemia
yang sering terjadi yaitu anemia gizi besi disebabkan oleh
defisiensi zat besi,
asam folat dan vitamin
Hal ini menyebabkan bentuk sel darah merah yang lebih
kecil, massa sel darah merah yang berkurang, penurunan
konsentrasi hemoglobin dan kapasitas darah mengangkut
oksigen. Pada anak –anak, anemia defisiensi besi paling sering
terjadi antara usia 6 bulan dan
3 tahun, remaja dan bayi prematur.
Gejala Anemia pada balita
Gejala – gejala anemia pada balita tak jauh berbeda dengan yang dialami
orang dewasa gejalanya sebagai berikut :
• Selalu dalam kondisi kulit pucat
• Wajah pucat
• Badan tampak lesu atau lemas
• Berat badan tidak stabil
• Kehilangan nafsu makan (MPASI) atau keinginan untuk menyusu jadi
berkurang.
• denyut jantung dan napasnya tampak cepat meski tidak melakukan
aktivitas apapun.
• Anak menjadi lebih rewel.
• Mudah mengantuk
Penyebab Anemia pada Balita
Anemia pada bayi tidak bisa dianggap sepelekan. Jika tidak segera ditangani, anemia dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan balita. Ada beberapa mekanisme penyebab anemia
pada balita, yaitu:

1. Produksi Sel Darah Merah Kurang


Umumnya bayi mengalami anemia pada beberapa bulan pertama setelah bayi lahir. Kondisi ini
dianggap normal karena pada saat ini bayi mengalami pertumbuhan yang sangat cepat sehingga
tubuh di kecil memerlukan waktu untuk memproduksi sel darah merah hingga jumlahnya cukup untuk
pertumbuhannya.danKetika sumsum tulang tidak dapat menghasilkan jumlah sel darah merah yang
cukup, kondisi ini dinamakan anemia aplastik. Ada sejumlah penyebab produksi sel darah merah yang
buruk, yaitu:

a. Kekurangan zat besi. Anemia kekurangan zat besi adalah jenis anemia yang paling umum terjadi
pada bayi dan balita. Kondisi ini terjadi ketika balita tidak memperoleh asupan zat besi yang memadai.
Jika zat besi rendah, sumsum tulang tidak dapat memproduksi cukup hemoglobin, sehingga
berdampak pada produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.
• b. Kekurangan vitamin. Kekurangan vitamin B9
(folat), B12 (cobalamin), dan C (asam askorbat) dapat
menyebabkan anemia. Kekurangan ini dapat terjadi
karena kurangnya asupan makanan kaya vitamin atau
konsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu
penyerapan vitamin.
• c. Anemia karena penyakit. Beberapa penyakit
menyebabkan perlambatan atau bahkan
penghentian sementara produksi sel darah merah.
Beberapa penyakit tersebut di antaranya, leukemia
(kanker), dan myelofibrosis (penyakit sumsum
tulang). Penyakit infeksi seperti malaria juga dapat
menyebabkan anemia.
2. Pendarahan
Penyebab lain dari bayi anemia adalah karena kehilangan
banyak darah atau pendarahan. Perdarahan yang paling umum
terjadi pada bayi adalah saat proses pengambilan darah rutin
ketika bayi mendapat perawatan medis. Bisa juga karena terjadi
kerusakan atau pendarahan pada saluran cerna.

3. Kerusakan Sel Darah dalam waktu cepat


Kerusakan sel darah merah adalah proses yang normal dan
disebut dengan hemolisis. Namun, dalam kasus tertentu, tubuh
tidak dapat menyeimbangkan laju kerusakan dan produksi sel
darah merah
Anemia yang disebabkan oleh rusaknya sel darah merah dalam
waktu yang cepat disebut anemia hemolitik. Kondisi ini bisa
dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya genetik.
• a. Penyakit sel sabit. Secara normal, sel darah merah berbentuk bulat dan memiliki
permukaan cekung. Namun, gangguan genetik pada penyakit sel sabit menyebabkan
sel darah merah berbentuk sabit abnormal atau menyerupai huruf C.
Ketidaknormalan ini menyebabkan sel-sel darah merah menjadi lengket dan
menggumpal di dalam pembuluh darah. Akibatnya, jumlah darah merah yang
beredar ke seluruh tubuh menjadi lebih sedikit dan membuat sel-sel tubuh lain
kekurangan oksigen. Sel darah merah berbentuk sabit juga memiliki umur yang
pendek, yakni hanya sekitar 10-20 hari. Sedangkan sel darah merah normal memiliki
umur lebih panjang, yaitu sekitar 120 hari.

• b. Thalassemia. Kondisi ini disebabkan oleh gen yang hilang. Sumsum tulang
menghasilkan lebih sedikit sel darah merah dari biasanya. Ini berarti ada lebih banyak
sel darah merah yang mengalami kerusakan daripada yang diproduksi. Jumlah sel
darah merah yang rendah membuat kadar hemoglobin menurun, sehingga
menyebabkan anemia.

• c. Spherocytosis herediter. Kondisi ini juga disebabkan oleh masalah genetik di mana
sel darah merah memiliki bentuk bulat yang abnormal, dengan kulit yang rapuh. Sel
darah merah yang rusak ini juga memiliki umur yang pendek, sekitar 10-30 hari.
Kerusakan yang terjadi begitu cepat dibanding waktu tubuh memproduksi sel darah
merah dapat menyebabkan tubuh mengalami anemia.
d. Kekurangan G6PD. G6PD merupakan singkatan dari glucose-6-phosphate dehydrogenase,
yakni enzim yang diproduksi oleh sel darah merah untuk melindungi diri dari zat-zat
berbahaya, seperti obat-obatan atau patogen yang mengalir melalui darah.
Pada balita dengan defisiensi G6PD, sel darah merah tidak dapat menghasilkan enzim yang
cukp. Akibatnya, G6PD tidak dapat melindungi sel-sel darah merah dan membuatnya lebih
rapuh serta mudah hancur, yang akhirnya menyebabkan anemia.

3. Hilangnya sel darah merah

Terkadang, anemia juga bisa disebabkan tubuh kehilangan sel darah merah yang sehat.
Berikut beberapa kondisi yang mampu menyebabkan masalah ini:
a. Perdarahan karena cedera. Kehilangan banyak darah karena cedera eksternal atau internal
dapat menguras sel darah merah yang sehat. Insiden kronis seperti mimisan juga dapat
menyebabkan anemia. Sumsum tulang membutuhkan waktu untuk memproduksi kembali
sel darah merah dan mengisi kekurangan, yang akhirnya menyebabkan kondisi anemia
jangka pendek.
• b. Anemia akut karena penyakit kronis. Penyakit kronis
tertentu dapat menyebabkan sel darah merah sering keluar
dari tubuh. Contohnya, penyakit radang usus (IBD),
sekelompok penyakit yang memengaruhi sistem pencernaan.
Kondisi ini menyebabkan peradangan dan pecahnya lapisan
usus internal, perdarahan internal, dan hilangnya sel darah
merah melalui feses.

• Nah, itulah beberapa penyebab anemia pada balita. Dalam


beberapa kasus, kondisi anemia bisa diatasi dengan
pemberian suplemen zat besi, namun pada kasus-kasus lain
yang disebabkan oleh adanya kelainan, diperlukan
perawatan medis khusus yang harus dikonsultasikan dengan
dokter. (BAG)
Dampak Anemia pada Balita

Menurut Masrizal (2007), akibat-akibat yang merugikan


kesehatan pada balita yang menderita anemia yaitu
gangguan perkembangan motorik dan koordinasi,
gangguan perkembangan dan gangguan pada psikologis
dan perilaku.Menurut WHO (2001), anemia dapat
mempengaruhi kemajuan kognitif, pertumbuhan fisik
dan perilaku, dan kekebalan terhadap penyakit.
Tetap menjadi penyebab utama kematian dan
morbiditas di negara-negara berkembang di mana
sumber daya untuk menentukan etiologi yang
mendasarinya tetap buruk.
Cara Mengatasi anemia pada balita

Cara mengatasi anemia pada balita disesuaikan dengan faktor penyebab dari anemia
itu sendiri. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah serta
mengatasi anemia yang terjadi pada balita.

1. Memberikan Makanan Kaya Zat Besi


Sebagai bentuk pencegahan terhadap anemia, Moms bisa memberikan makanan
kaya zat besi seperti bayam, hati ayam, daging, dan juga telur. Makanan kaya zat besi
tersebut bisa diimbangi dengan pemberian vitamin C yang mampu membantu
penyerapan zat besi ke tubuh.

2.Pemberian Suplemen Zat Besi


Ketika balita mengalami anemia, dokter akan meresepkan suplemen zat besi dan
vitamin yang bisa dikonsumsi oleh balita sesuai dosis. Pemberian suplemen zat besi
ini cukup efektif untuk meningkatkan jumlah zat besi dan hemoglobin pada darah.
4. Pemberian Obat Cacing
Jika anemia pada balita disebabkan oleh infeksi bakteri seperti
cacing, dokter bisa meresepkan obat cacing atau obat anti bakteri
yang membantu membunuh bakteri penyebab infeksi. Ketika infeksi
teratasi, maka perlahan anemia pada bayi pun membaik.

5.Transfusi Darah
Ketika anemia pada balita sudah berada di level akut, transfusi
darah bisa dilakukan. Transfusi darah biasanya dilakukan pada balita
anemia akibat penyakit tertentu seperti thalasemia atau anemia sel
sabit.

6. Memberikan asi eksklusif yang cukup kepada balita


DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis anemia defisiensi besi perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah rutin sepeti Hb, PCV,
leukosit, trombosit ditambah dengan pemeriksaan indeks eritrosit,
retikulosit, morfologi darah tepi dan pemeriksaan status besi (Fe serum,
Total iron binding capacity (TIBC), status transferrin, FEP, ferritin dan apus
sumsum tulang. Bila sarana dan biaya terbatas, diagnosis kemungkinan ADB
ditegakkan hanya berdasarkan adanya riwayat faktor predisposisi dan faktor
penyebab, pada pemeriksaan fisis terdapat pucat tanpa perdarahan atau
organomegali, gambaran eritrosit mikrositik hipokrom dan responsive
terhadap pemberian zat besi.
Menentukan adanya anemia dengan memeriksa kadar Hb dan atau PCV
merupakan hal pertama yang penting untuk memutuskan pemeriksaan
lebih lanjut dalam menegakkan diagnosis ADB yang ditandai dengan
sejajarnya penurunan nilai indeks MCV, MCH dan MCHC dengan penurunan
kadar Hb. Pada gambaran morfologi darah tepi ditemukan keadaan
hipokrom, mikrositik, anisositosis dan poikilositosis.

Anda mungkin juga menyukai