Anda di halaman 1dari 42

Pernikahan Dini Terhadap Pola Asuh Anak

pada suku kutai


OLEH
1. EVY NURACHMA, SST., M.Kes
2. Encik Widyani
3. Meitty Albertina
4. Sonya Yulia
PENDAHULUAN
Pernikahan merupakan fitrah manusia.
pernikahan diatur melalui UU NO. 1 Tahun
1974 yaitu Undang-Undang perkawinan.
• Undang-undang pernikahan yang diatur
pasal 7 ayat (1) No. 1 tahun 1974
seseorang dapat menikah adalah harus
memenuhi syarat, pria sudah berumur 19
tahun dan pihak wanita sudah
mencapai umur 16 tahun
• Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) Kaltim, pada 2015,
terdapat 7,88 persen perempuan di
bawah 16 tahun sudah melepas
status lajang. Tahun 2016, persentase
tersebut meningkat menjadi 9,02
persen.
Pada tahun 2017 data yang tercatat di
Kecamatan Tenggarong Kabupaten
Kutai kartanegara sebanyak 55
pasangan suami istri yang kawin
dibawah umur. Data terbanyak terdapat
di kelurahan mangkurawang (KUA Kec.
Tenggarong, 2017).
• Hasil penelitian ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Eka Dewi pada tahun 2012
tentang Pengaruh pernikahan dini
terhadap keharmonisan keluarga dan
pola pengasuhan anak di desa Suka
Raja Tiga Kecamatan Maraga Tiga
Kabupaten Lampung Timur
• Perbedaan dengan penelitian sebelumnya
adalah variabel terikat pada penelitian
tersebut keharmonisan keluarga dan pola
pengasuhan anak sedangkan penelitian
sekarang adalah variabel terikat yaitu
adalah pola pengasuhan anak.
• Pengasuhan ini menjadi pondasi
pembentukan akhlak dan perkembangan
anak
Dampak Pernikahan Dini

• Dilihat dari segi kesehatan, pasangan usia muda dapat


berpengaruh pada tingginya angka kematian ibu yang
melahirkan, kematian bayi serta berpengaruh pada
rendahnya derajat kesehatan ibu dan anak.
• Menurut ilmu kesehatan, bahwa usia yang kecil resikonya
dalam melahirkan adalah antara usia 20-35 tahun,
artinya melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 35 tahun mengandung resiko tinggi.
• Ibu hamil berusia 20 tahun ke bawah sering mengalami
prematuritas (lahir sebelum waktunya) besar
kemungkinan cacat bawaan
Segi fisik

Pasangan usia muda belum mampu


dibebani suatu pekerjaan yang
memerlukan keterampilan fisik, untuk
mendapatkan penghasilan baginya, dan
mencukupi kebutuhan keluarganya.
Segi mental/jiwa

Pasangan usia muda belum siap


bertanggung jawab secara moral, pada
setiap apa saja yang merupakan
tanggung jawabnya. Mereka sering
mengalami kegoncangan mental,
karena masih memiliki sikap mental
yang labil dan belum matang emosinya.
Segi pendidikan

• Pendewasaan usia nikah ada


kaitannya dengan usaha memperoleh
tingkat pendidikan yang lebih tinggi
dan persiapan yang sempurna dalam
mengarungi bahtera hidup.
• Hasil penelitian ini sesuai dengan
teori Ahmad (2009) yang menyatakan
umur menjadi salah satu ciri tingkat
kedewasaan dimana dapat
mempengaruhi perannya terhadap
anak
• Menurut Alfiyah (2000) sebagian besar
wanita menikah pada usia dini disebabkan
tingkat pendidikan yang rendah dimana
dengan tingkat pendidikan yang rendah
seorang wanita merasa bahwa perkawinan
adalah solusi didalam memecahkan
masalah kehidupan dan menganggap
bahwa pendidikan tidak penting bagi
seorang wanita
• M. Fauzi Adham ( 2001 ) perkawinan
di usia muda belum memahami atau
tidak mengetahui hak dan
kewajibannya sebagai suami istri.Hal
tersebut timbul dikarenakan belum
matangnya fisik maupun mental
mereka yang cenderung keduanya
memiliki sifat keegoisan yang tinggi
Pola asuh
Menurut kamus bahasa
Indonesia,”pola” berarti system, cara
kerja, dan bentuk yang tepat.
Sedangkan kata”asuh” dapat berarti
menjaga ( merawat dan mendidik) atau
membimbing
menurut Stewart dan Koch (2007, dalam aisyah
2010)
terdiri dari empat pola asuh orang tua yaitu, (1) pola
asuh otoriter pendekatan yang bersifat diktator,
menonjolkan wibawa , mengkehendaki ketaatan
mutlak Menurut Adek ( 2005, dalam Suharsono, 2009),
pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik
anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak
berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma,
kepribadian lemah, cemas dan menahan diri. Pola asuh
ini akan menghasilkan anak dengan tingkah laku pasif
(2) pola asuh demokratis,
Menurut Syamsul (2005) pola asuh
demokratis adalah orang tua bersikap
responsife terhadap kebutuhan anak,
mendorong anaknya untuk menyatakan
pendapat. Anak diberi kebebasan untuk
mengemukakan pendapat, perasaan dan
keinginannya serta belajar untuk dapat
menanggapi pendapat orang lain.
(3) pola asuh liberal,
• Pola asuh permisif ditandai dengan adanya
kebebasan tanpa batas kepada anak untuk
berbuat dan berperilaku sesuai dengan
keinginan anak. pola pengasuhan seperti
ini tidak dapat mengontrol diri sendiri,
tidak mau patuh, dan tidak terlibat dalam
aktifitas di kelas (Berk dalam Prasetyawati,
2000)
(4) Pola asuh situasional

• Pola asuh ini tidak berdasarkan pola asuh


tertentu, tetapi semua tipe tersebut
diterapkan secara luwes atau secara
fleksibel sesuai keadaan/kondisi. Dariyo
Agoes (2004).
METODE PENELITIAN
deskriftif analitik yaitu suatu
metode yang dilakukan untuk
membuat gambaran atau deskripsi
tentang suatu keadaan secara
obyektif kemudian dianalisa untuk
mencari hubungan antara dua
variabel tersebut
Rancangan penelitian
cross sectional
Populasi :
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pasangan pernikahan dini 49
orang pada tahun 2016. Dan pada
tahun 2017 terdapat 34 orang yang
melakukan pernikahan dini.
 
Rumus Product Moment :

Keterangan :
r = Koefisiensi korelasi
 = Sigma/Jumlah
Y = Korelasi Y atas X
 
Keputusan uji :
Bila rhitung > rtabel maka butir pertanyaan valid
Bila rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tidak valid
Inter pretasi koefisien korelasi,nilai r
INTERVAK KOEFISIEN TINGKAT PENGARUH

0,80 -1,00 Sangat Kuat


0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Variabel penelitian

• variabel bebas adalah pernikahan


dini dan variabel terikat adalah
pola asuh anak
VARIABEL PERNIKAHAN DINI
DEFINISI INDICATOR
Pernikahan yang 1 = Ya < 18 tahun
dilakukan dibawah 2 = Tidak > 18 tahun
usia 18 tahun
Pola Asuh Anak
DEFINISI INDICATOR
Orang tua atau suami- istri 1 = Tidak pernah
dalam mengasuh 2 = Kadang kadang
,membimbing,memenuhi,kebutu 3 = Sering
4 = Selalu
han tumbuh kembang anak
dengan pola
Asuh,Otoriter,Demokrasi,Liberal,
Situasional
HASIL PENELITIAN
• Penelitian dimulai tanggal 10 - 25 Januari 2018 di Mulai dari
KUA Tenggarong ,kemudian mencari data pasangan yang
menikah dini di kelurahan Mangkurawang Tenggarong.
• Pengambilan sampel :
1. Kriteria Inklusi
• Pasangan pernikahan dini yang di wilayah kelurahan
mangkurawang
• Pasangan pernikahan dini yang bisa membaca dan menulis

2.Kriteria Ekslusi
• Tidak berdomisili di kelurahan mangkurawang
 
USIA SAAT INI
20 th
34%
19
47%

18 th
19%
PENDIDIKAN
SMP
35%

SMA
65%
JUMLAH ANAK
>1
6%

1
94%
PEKERJAAN
SWASTA
25%

IRT
75%
USIA SAAT NIKAH

< 18 TAHUN
100%
POLA ASUH ANAK
LIBERAL
30%
OTORITER
53%

DEMOKRASI
17%
PEMBAHASAN
• Berdasarkan hasil penelitian :
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden 83 (100%) menikah
dibawah 18 tahun
Hasil penelitian sebelumnya
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh:

• Eka Dewi (2014): menunjukkan Ada


pengaruh pernikahan dini terhadap
keharmonisan rumah tangga
Rxy 0,532 lebih besar dari r table
0,514 di Desa Sukaraja Kab Lampung
timur.
Asumsi Peneliti
• usia pernikahan muda-mudi di bawah
usia 20 tahun akan menimbulkan
masalah. Masalah bagi pasangan yang
menikah diusia muda terutama dalam
pola asuh dan kesehatan reproduksi
SIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan pada 83responden
didapatkan :
• kriteria usia dibawah 18 tahun (100%)
• Jumlah anak sebagian besar 78 (94,6 %) memiliki
anak satu .Pendidikan responden SMA
(65%),SMP(35%),
• Pekerjaan responden IRT (74.7%),Swasta (25.3%),
• Pola Asuh anak
• sebagian besar44 (51,5%) Otoritas, (20%)
Demokrasi,(29.5%) Pola Asu Liberal
Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan uji t diketahui bahwa t
hitung 17,18 lebih besar dari t tabel
Adapun nilai t tabel pada taraf
signifikansi 5% adalah 1,990.. Hal ini
berarti ada pengaruh yang signifikan
pernikahan dini terhadap pola Asuh
anak pada suku kutai
• Berdasarkan tabel interpretasi diatas,
diketahui bahwa nilai rxy sebesar 0,886
berada diantara nilai 0,80 sampai dengan
1,000 sehingga diketahui bahwa ada
pengaruh yang sangat kuat antara variabel
x( Pernikahan Dini) terhadap variabel y
( Pola Pengasuhan Anak ) di Kelurahan
Mangkurawang Kecamatan Tenggarong.
• Selanjutnya untuk mencari besarnya sumbangan ( kontribusi )
variabel X terhadap variabel Y, menggunakan rumus sebagai
berikut:
• KP = r2 x 100%
• Ket:
• KP = Nilai Koefisien diterima
• R = Nilai Koefisien Korelasi.
• KP = 0,8862 x 100% = 78,45%
• Artinya pernikahan dini memberikan kontribusi terhadap pola
pengasuhan anak sebesar 78,45 % dan sisanya 21,55%
ditentukan oleh variabel lain. 
• Terdapat Pengaruh sangat kuat antara Pernikahan
dini terhadap pola Asuh anak dengan nilai PPM
rxy 0,886 > 0,216 dan Nilai t hitung 17,8 > 1,99
artinya ada pengaruh signifikan antara
pernikahan dini dengan pola asuh anak pada suku
kutai dimana pola asuh otoriter lebih
mendominasi ,Pola asuh ini memaksa anak untuk
tunduk dan patuh terhadap kemauan orang
tua,sehingga akan menghasilkan anak yang
bertingkah laku pasif,penakut dan tidak ber
inisiatif
SARAN
• Bagi Peneliti Selanjutny agar bisa
melanjutkan penelitian ini dengan metode
yang lain dan penelitian ini sebagai acuan
untuk penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti selanjutnya.
• 

Anda mungkin juga menyukai