DAN MENEGUHKAN
IDENTITAS MAHASANTRI
DALAM MENGHADAPI
DISINTEGRASI BANGSA
Dr. SARBINI, M.Ag.
Problem Karakter dan Indentitas
■ Secara eksternal Masalah karakter Muslim menjadi isu yang sangat krusial dewasa ini,
bahkan seorang Muslim seringkali di labeli radikal, pembunuh, suka perang, merusak
dll dalam konstelasi politk global. Disisi lain banyaknya kasus dekadensi moral yang
melibatkan warga muslim.
■ Secara internal, Problema Aqidah akibat proses pembangunan oleh negara yang
bertumpu pada faham dan budaya materialisme, sehingga praktik praktek syirik gaya
baru melanda sebagian kaum muslim yang mengakibat nilai nilai spritualisme agama
terus merosot
Apa itu Karakter Mahasantri
■ Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yg lain. Karakter adalah sifat-
sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seorang dari yang lain,
tabiat, watak yang menjadi ciri khas seseorang.
■ Sedangkan Mahasantri adalah orang yang berpegang teguh dengan Al-Qur‟an dan
mengikuti sunnah Rasul SAW serta teguh pendirian. Ini adalah arti dengan bersandar
sejarah dan kenyataan yang tidak dapat diganti dan diubah selama-lamanya
■ Dalam konteks Pendidikan Mahasantri memiliki; Keteladanan, ketrampilan dan
pengetahuan, jiwa yang sehat, hati yang bersih, selalu beramal sholeh
KARAKTER MAHASANTRI YANG DIHARAPKAN
1. Menjadi Ulama
■َأ َول َ ْم يَ ُكن لَّه ُْم َءاي َ ًة َأن ي َ ْعلَ َم ُهۥ عُلَمَٰ ٓ ُؤ ۟ا بَىِن ٓ رْس َ ٰ ٓ ِءي َل
ِإ
■ Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa
para ulama Bani Israil mengetahuinya? surat asy-Syu’ara
ayat 197
■ Maksud ayat diatas Dan apakah tidak cukup bagi mereka,
terkait bukti petunjuk bahwa kamu adalah utusan Allah dan
al-Qur’an itu haq, pengetahuan para tokoh agama Bani Israil
tentang kebenarannya dan orang-orang yang telah beriman
kepadanya seperti Abdullah bin Salam?
Pejelasan ke-2
■ Dua ayat yang menyebutkan secara jelas kata ulama, memiliki status sebagai Ma’rifat (yang
diketahui atau sudah khusus maknanya).Hal ini mengindikasikan bahwa agama ini memilki
pandangan khusus tentang hakikat ulama.
■ ِعبَا ِد ِه ْال ُعلَمٰ ٓ ُؤ ۟اM ِم ْنMهللا
َ ىMما يَ ْخ َشMَ َّ ( ۗ إِنSesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama) Yakni orang yang takut kepada Allah dengan ghaib hanyalah orang-orang yang
mengetahui-Nya serta mengetahui sifat-sifat dan perbuatan Allah yang sesuai dengan keagungan-
Nya. Maka barangsiapa yang lebih mengetahui Allah maka ia akan semakin takut kepada-Nya,
dan barangsiapa yang tidak takut kepada Allah maka ia bukanlah orang yang mengetahui-Nya.
Dan yang dimaksud dengan orang yang mengetahui-Nya adalah yang mengetahui hakikat warna
yang bermacam-macam dan lain sebagainya merupakan ciptaan Allah. Dan rasa takut orang yang
mengetahui hal ini selagi dia adalah orang yang beriman adalah rasa takut yang lebih besar
daripada rasa takut orang lain.
Ulama orang yang mengerti Ilmu syariat dan
Ilmu Hikmah
■ Sebagaimana disebutkan dalam surat al-‘Ankabūt ayat: 43.
ٱ ٱ
ٌقَ ْد اَك َن لَمُك ْ َءاي َ ٌة ىِف ِفئَ َتنْي ِ لْ َت َقتَا ۖ ِفئَ ٌة تُ َقٰ ِت ُل ىِف َس ِب ِيل هَّلل ِ َوُأ ْخ َر ٰى اَك ِف َرة
ٱ ٱ
يَ َر ْوهَن ُم ِّمثْلَهْي ِ ْم َرْأ َى لْ َعنْي ِ ۚ َو هَّلل ُ يُ َؤ ِي ّ ُد ِبنَرْص ِ ِهۦ َمن ي َ َشٓا ُء ۗ َّن ىِف َذٰ كِل َ ل َ ِعرْب َ ًة
ِإ ٱ
ُأِّل ۟وىِل َأْلبْ َصٰ ِر
Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur).
Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala
melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan
bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran
bagi orang-orang yang mempunyai mata hati. Surat Ali ‘Imran Ayat 13
Profil ulil Abshar
■ Ulil Abshar, artinya melihat, Ulil abshar berarti orang-orang yang memliki penglihatan. Ada
juga yang mengartikan “mata hati”: …la`ibrah liuli al-abshar, menjadi pelajaran bagi mereka
yang mempunyai mata hati (al-Nur: 54). Maksudnya? Bagi kebanyakan orang, fakta yang dapat
diindra itu tidak berbicara apa-apa. Namun, bagi ulil abshar, suatu peristiwa itu selalu
memberikan pelajaran. Jadi, tidak semua orang yang mempunyai mata itu mempunyai “mata
hati”.
■ Orang yang waspada dan mampu mengambil hikmah dari kejadian itulah yang dinamakan ulil
abshar. Istilah ini, secara pemaknaan, tidak jauh berbeda dengan ulil albab. Hanya saja, cakupan
artinya tak seluas dan sedalam ulil albab. Ulil abshar hanya tertulis tiga kali dalam al-Quran, tak
sesering ulil albab
3. Ūlū an-Nuhā
ٱ
َل َءايَٰ ٍت ُأِّل ۟وىِل لهُّن َ ٰى َ َذٰ كِل ٱ
لُك ُو ۟ا َو ْر َع ْو ۟ا َأنْ َعٰ َممُك ْ ۗ َّن ىِف
ِإ
Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. Thāha ayat: 54
■ Menurut Jalaluddin, konsep Uli an-Nuha dijumpai dua kali dalam Alquran. Yaitu Q.S. Thaha/20:
54dan 128. Dalam kedua ayat tersebut, menurut Jalaluddin kata Uli an-Nuha dikaitkan dengan
kemampuan akal untukmemahami tanda-tanda kemahakuasaan Allah baik dalam kehidupan
hewan, hingga ke peristiwa dan peninggalan sejarah.
■ Uli an-Nuha merujuk kepada orang-orang yang berakal sehat, bersih, memiliki moral dan nilai-
nilai spiritual.
■ Orang dengan karakter Uli an-Nuha telah melengkapi kepribadiannya dengan nilai-nilai yang
positif
4. Ūlū al-’Ilm
َشهِدَ اهَّلل ُ َأن َّ ُه اَل لَٰ َه اَّل ه َُو َوالْ َماَل ئِ َك ُة َوُأولُو الْ ِعمْل ِ قَا ِئ ًما اِب لْ ِق ْسطِ ۚ اَل لَٰ َه اَّل ه َُو الْ َع ِز ُيز
ِإ ِإ ِإ ِإ
الْ َح ِك ُمي
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. Ali 'Imran Ayat 18
Terima Kasih