Anda di halaman 1dari 52

Pertemuan ke-2 :

Konsep Ilmu dalam Islam

Dr. Wendi Zarman, M.Si


John Adler, M.Si

Monday, March 8, 2021 AGAMA ISLAM 1


Realitas

• Realitas = segala sesuatu yang wujud atau ada.


• Realitas itu ada yang nampak (bisa ditangkap panca
indra) dan ada juga yang tidak nampak.
• Contoh:
– Yang nampak: kucing, pohon, gunung, batu, dll.
– Yang tidak nampak: Tuhan, malaikat, jujur, takut, dll
Macam-Macam Realitas:

• Realitas Haqiqi/Indrawi: realitas alam indrawi


• Realitas Hissi : mimpi, visi, ilusi, halusinasi
• Realitas Khayali : objek fenomena alam yang hadir dalam
pikiran saat objek itu tidak terlihat.
• Realitas ‘Aqli : Konsep-konsep abstrak dalam pikiran
manusia. Misal : jujur, miskin, adil, kaya, miskin, sopan, dll
• Realitas Ilahi/Suprarasional: realitas ketuhanan, realitas
ghaib yang hanya bisa dilihat oleh Nabi dan orang-orang
pilihan, atau realitas yang baru bisa diketahui setelah mati.
Realitas dan Kebenaran
• KEBENARAN = Kesesuaian pernyataan (proposisi) dengan realitasnya.
• KEKELIRUAN/ KESALAHAN = Ketidaksesuaian pernyataan (proposisi)
dengan realitasnya
• Contoh pernyataan:
– Kucing memiliki empat kaki
– Manusia perlu makan
– Tuhan itu ada
– Rajin pangkal pandai
– Malaikat tidak pernah durhaka kepada Allah
• Jika SESUAI DENGAN REALITASNYA, pernyataan di atas disebut BENAR.
• Pernyataan yang benar = KEBENARAN
Ilmu, Realitas, dan Kebenaran

• Realitas adalah objek ilmu


• Mengetahui sesuatu = mengetahui kebenaran sesuatu =
mengetahui sesuatu sebagaimana realitasnya
• Ilmu = mengetahui objek ilmu sesuai dengan realitasnya
Pengertian Ilmu

• Ilmu adalah meyakini sesuatu (objek ilmu) sebagaimana


adanya (sebagaimana realitas yang sebenarnya)  ILMU
= YAKIN/PERCAYA. Contoh:
– Ikan hidup di air
– Olahraga Menyehatkan
– Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar
• Ilmu adalah mengamalkan sesuatu sebagaimana
seharusnya  ILMU = AMAL. Contoh:
– Setiap anak wajib berbakti pada kedua orangtuanya.
– Narkoba merusak kesehatan dan masa depan.
Pengertian Ilmu

• Ilmu = sampainya makna pada jiwa atau sampainya jiwa


pada makna = ILMU = MEMAHAMI MAKNA
• Makna = tempat dan hubungan YANG BENAR suatu objek
ilmu terhadap yang lainnya.
• Mengetahui (memiliki ilmu) = mengenali tempat dan
hubungan yang benar suatu objek ilmu terhadap yang lain.
• Contoh:
– Mengetahui makna pena dalam hubungannya dengan kertas
– Mengetahui makna manusia terhadap Allah (yaitu kedudukannya
sebagai hambanya)
Ilmu sebagai Lawan Kebodohan

• Kebodohan Ringan (jahl Basith) : Ketidaktahuan


terhadap sesuatu yg seharusnya diketahui.
– Contoh : Tidak bisa membaca atau berhitung.
– Bisa diatasi dengan pengajaran atau pendidikan.
• Kebodohan Berat (Murakkab):
– Mempercayai sesuatu yang mana kepercayaan itu berbeda
atau tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya.
– Melakukan sesuatu tidak sebagaimana seharusnya
Keutamaan Ilmu

• Keutamaan Ilmu
• Keutamaan Orang Berilmu
• Keutamaan Orang yang Mengajar Ilmu
• Keutamaan Orang yang Menuntut Ilmu
Derajat Manusia Ditentukan oleh Ilmu

ِ ‫ون إِنَّ َما يَتَ َذ َّك ُر أُ ْولُوا اأْل َ ْلبَا‬


‫ب‬ َ ‫ون َوالَّ ِذ‬
َ ‫ين اَل يَ ْعلَ ُم‬ َ ‫قُلْ هَلْ يَ ْستَ ِوي الَّ ِذ‬
َ ‫ين يَ ْعلَ ُم‬

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang


mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran (az-
Zumar [39]: 9).
Keutamaan Ilmu: Manusia dimuliakan
atas Malaikat karena Ilmu.
‫ض َوأَ ْعلَ ُم َما‬
ِ ْ‫ت َواألَر‬ َ ‫ال أَلَ ْم أَقُل لَّ ُك ْم إِنِّي أَ ْعلَ ُم َغي‬
ِ ‫ْب ال َّس َما َوا‬ َ َ‫ال يَا آ َد ُم أَنبِ ْئهُم بِأ َ ْس َمآئِ ِه ْم فَلَ َّما أَنبَأَهُ ْم بِأ َ ْس َمآئِ ِه ْم ق‬
َ َ‫ق‬
َ ‫ون َو َما ُكنتُ ْم تَ ْكتُ ُم‬
‫ون‬ َ ‫تُ ْب ُد‬
Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-
nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka
nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-
katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia
langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa
yang kamu sembunyikan?“ (al-Baqarah: 33)

َ ‫ان ِم َن ْال َكافِ ِر‬


‫ين‬ َ ‫يس أَبَى َوا ْستَ ْكبَ َر َو َك‬ ْ ‫وا آل َد َم فَ َس َج ُد‬
َ ِ‫وا إِالَّ إِ ْبل‬ ْ ‫َوإِ ْذ قُ ْلنَا لِ ْل َمالَئِ َك ِة ا ْس ُج ُد‬

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:


"Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali
Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir. (al-Baqarah: 34)
Menyia-Nyiakan Anugrah Allah untuk Mencari Ilmu
Menjatuhkan Derajat Manusia ke Level Hewan Ternak

ِ ‫ُون بِهَا َولَهُ ْم أَ ْعي ٌُن الَّ يُب‬ ْ


‫ُون‬
َ ‫ْصر‬ َ ‫نس لَهُ ْم قُلُوبٌ الَّ يَ ْفقَه‬ ِ ‫اإل‬ ِ ‫َولَقَ ْد َذ َرأنَا لِ َجهَنَّ َم َكثِيرًا ِّم َن ْال ِج ِّن َو‬
َ ُ‫ك هُ ُم ْال َغافِل‬
‫ون‬ َ ِ‫ضلُّ أُ ْولَئ‬
َ َ‫ك َكاألَ ْن َع ِام بَلْ هُ ْم أ‬َ ِ‫ُون بِهَا أُ ْولَئ‬
َ ‫ان الَّ يَ ْس َمع‬ ٌ ‫بِهَا َولَهُ ْم آ َذ‬

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka


Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai
telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-
orang yang lalai. (al-A’raaf [7]: 179)
Keutamaan bagi orang berilmu, penuntut
ilmu, dan pengajar (1)
Barangsiapa melalui satu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah
akan memasukkannya ke salah satu jalan di antara jalan-jalan
surga, dan sesungguhnya malaikat benar-benar merendahkan
sayap-sayapnya karena ridha terhadap penuntut ilmu, dan
sesungguhnya seorang alim benar-benar akan dimintakan
ampun oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi, bahkan
ikan-ikan di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan seorang
alim atas seorang abid (ahli ibadah) adalah seperti keutamaan
bulan purnama atas seluruh bintang-bintang yang ada. Dan
sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan
sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan Dinar ataupun
dirham, mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa
mengambilnya, maka hendaklah dia mengambil bagian yang
banyak.” (Hr. Abu Daud).
Keutamaan bagi orang berilmu, penuntut
ilmu, dan pengajar (2)

“Ilmu lebih baik daripada harta, oleh karena


harta itu kamu yang menjaganya, sedangkan
ilmu itu adalah yang menjagamu. Harta akan
lenyap jika dibelanjakan, sementara ilmu akan
berkembang jika diinfakkan (diajarkan). Ilmu
adalah penguasa, sedang harta adalah yang
dikuasai. Telah mati para penyimpan harta
padahal mereka masih hidup, sementara ulama
tetap hidup sepanjang masa. Jasa-jasa mereka
hilang tapi pengaruh mereka tetap
ada/membekas di dalam hati.” (Ali bin Abi
Thalib)
Keutamaan bagi orang berilmu, penuntut
ilmu, dan pengajar (3)

“Tuntutlah ilmu, sebab menuntutnya untuk mencari


keridhaan Allah adalah ibadah, mengetahuinya
adalah khasyah, mengkajinya adalah jihad,
mengajarkannya kepada orang yang tidak
mengetahuinya adalah sedekah dan
mendiskusikannya adalah tasbih. Dengan ilmu, Allah
diketahui dan disembah, dan dengan ilmu pulalah
diagungkan dan ditauhidkan. Allah mengangkat
(kedudukan) suatu kaum dengan ilmu, dan
menjadikan mereka sebagai pemimpin dan Imam
bagi manusia, manusia menjdapat petunjuk melalui
perantaraan mereka dan akan merujuk kepada
pendapat mereka.” (Mu’adz bin Jabal)
Sumber Ilmu

• Sumber ilmu adalah Allah SWT, karena itu ilmu adalah


anugrah (‘Allamal insaana ma lam ya’ lam, al-’Alaq: 5).
• Ilmu diberikan Allah kepada manusia melalui dua cara:
• Pertama, langsung tanpa usaha (belajar)  ILMU
HUDHURI / LADUNI
– Contoh: ilmu para Nabi dan ilham orang-orang shalih
• Kedua, dengan usaha (belajar)  ILMU USHULI / KASBI
– Contoh: ilmu hasil belajar dari guru, membaca, meneliti,
mengalami, dll
Cara Memperoleh Ilmu

• Ilmu diberikan Allah kepada manusia melalui dua cara:


• Pertama, langsung tanpa usaha (belajar)  ILMU
HUDHURI / LADUNI
– Contoh: ilmu para Nabi dan ilham
• Kedua, dengan usaha (belajar)  ILMU USHULI / KASBI
– Contoh: ilmu yang merupakan hasil belajar dari guru,
membaca, atau meneliti, pengalaman, dll
Cara Memperoleh Ilmu
Tujuan Ilmu
Tujuan ilmu dalam Islam adalah untuk melaksanakan
ibadah kepada Allah dan menunaikan amanah
penciptaan. Akhir dari semua itu adalah mengenal Allah.
Saluran-Saluran Ilmu

Saluran Ilmu ada tiga


•PERTAMA: panca indra
•KEDUA: Akal
•KETIGA: Khabar (berita, Informasi)
Panca Indra

• Lima indra: mata (penglihatan), telinga (pendengaran),


lidah (pengecap), kulit (peraba), hidung (penciuman)
• Panca indra merupakan saluran ilmu yang dapat
diandalkan. Hukum syariah berlaku berdasarkan kepastian
inderawi.
– Membedakan makanan halal atau haram
– Menentukan datangnya waktu shalat
• Meski demikian, indra mempunyai keterbatasan sehingga
bisa salah. Contoh:
– Tidak bisa mendengar suara yang terlalu pelan
– Tidak bisa melihat benda yang terlalu kecil atau jauh
Pekerjaan Rumah-1

Monday, March 8, 2021 AGAMA ISLAM 22


Pekerjaan Rumah-1

1) Al qur’an memiliki sejumlah nama, yang di dalamnya


terkandung fungsi dan peranan bagi manusia, antara lain :
al furqan, al kitab, az zikra, qaraa jelaskan ke-4 nama ini
dan ada dalam surat dan ayat berapa dalam al qur’an
2) Sebutkan fungsi diturunkannya al qur’an secara berangsur-
angsur, minimal 3
3) Sebutkan dan jelaskan pembagian hadits ditinjau dari segi
kualitasnya
4) Dalam ijtihad dikenal dua istilah yaitu qiyas dan ijma,
jelaskan kedua istilah tersebut

Monday, March 8, 2021 23


5) Perkembangan agama Islam di Indonesia relatif unik
dibandingkan di negara lain, secara kuantitas, pemeluk
agama Islam termasuk yang terbesar di dunia. Namun
dilingkungan kultur berbangsa dan bermasyarakat, negara
kita relatif berkualitas rendah.
Contoh :
 dalam KKN, korupsi, kolusi dan nepotisme, negara kita ada di posisi
atas dunia.
 Dalam bajak membajak, ada di posisi ke-3 setelah RRT & vietnam.
 Kualitas SDM juga sangat menyedihkan
Menurut pendapat Ananda, adakah korelasi antara fenomena
ini dengan sumber nilai Islam

24
Bersambung
Minggu depan

Monday, March 8, 2021 AGAMA ISLAM 25


Pertemuan ke-3 :
Konsep Ilmu dalam Islam II

Monday, March 8, 2021 AGAMA ISLAM 26


Akal

• AKAL tidak sama dengan OTAK.


• AKAL = ZAT RUHANIAH (ghaib), sedangkan OTAK = ZAT
JASMANIAH (bendawi)
• Akal berfungsi untuk menafsirkan data empiris yang
kemudian menghasilkan ilmu, tanpa data empiris akal
tidak dapat bekerja.
Akal

• Komponen akal terdiri dari RASIO dan INTELEK (QALBU)


– RASIO: memikirkan dan merenungkan hal2 lahiriah/kebendaan
 AKAL RASIONAL
– INTELEK (QALBU): memikirkan dan merenungkan hal2
bathiniah, yang melampaui alam benda, merenungkan hal2
besar dalam hidup seperti Tuhan, penciptaan alam, kehidupan
setelah mati, tujuan hidup, dll  AKAL SPIRITUAL
• AKAL RASIONAL menghasilkan SAINS DAN TEKNOLOGI
• AKAL SPIRITUAL menghasilkan KEBIJAKSANAAN
(WISDOM)
Ketika Akal Spiritual tidak Berfungsi

ِ ‫ُون بِهَا َولَهُ ْم أَ ْعي ٌُن الَّ يُب‬ ْ


‫ُون‬
َ ‫ْصر‬ َ ‫نس لَهُ ْم قُلُوبٌ الَّ يَ ْفقَه‬ ِ ‫اإل‬ ِ ‫َولَقَ ْد َذ َرأنَا لِ َجهَنَّ َم َكثِيرًا ِّم َن ْال ِج ِّن َو‬
َ ُ‫ضلُّ أُ ْولَئِ َك هُ ُم ْال َغافِل‬
‫ون‬ َ َ‫ك َكاألَ ْن َع ِام بَلْ هُ ْم أ‬َ ِ‫ُون بِهَا أُ ْولَئ‬
َ ‫ان الَّ يَ ْس َمع‬ ٌ ‫بِهَا َولَهُ ْم آ َذ‬

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka


Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang
yang lalai. (al-A’raaf [7]: 179)
Akal

• Dalam Islam, RASIO dan QALBU (intelek) bekerja dalam


satu pandangan yang (menyatu).
Begini contohnya:
• Ketika ada orang yang meninggal karena serangan
jantung
– Kata AKAL RASIONAL: kendalikan berat badan, kurangi makan
berlemak, banyak-banyaklah berolah raga.
– Kata AKAL SPIRITUAL (QALBU): jangan sia-siakan umur,
manfaatkan untuk beribadah dan beramal shalih, usia tidak
ada yang tahu.
Berita atau Kabar

• Sebagian besar pengetahuan bersumber dari taqlid


(percaya tanpa memeriksa) kepada berita (informasi)
dari berbagai sumber.
• Kepercayaan itu berlandaskan kepada keyakinan
terhadap sumber berita = OTORITAS
• Contoh:
– Percaya kepada dokter dalam hal kesehatan
– Percaya guru dalam hal ilmu pengetahuan
– Percaya ustadz dalam hal ilmu agama
– Dll.
Berita yang Benar (Khabar Shadiq)
• Berita atau informasi bisa benar bisa salah
• Dalam Islam, berita yang pasti benar itu berasal dari 2 sumber:
• Satu, berita dari Nabi (utusan Allah) yang dikuatkan dengan
mukjizat. Contoh:
– Ajaran Nabi Ibrahim dengan mukjizat tidak mati dibakar
– Ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad dengan al-Qur’an
mukjizatnya
• Dua, berita mutawatir (diriwayatkan oleh banyak orang).
Contoh:
– Berita tentang zaman dulu ada orang yang dikenal dengan Pengeran
Diponegoro yang angkat senjata melawan Belanda.
Kedudukan Ilmu dalam Islam

• Ada sekitar 750 dari 78.000 kosakata (1%) di dalam al-


Qur’an merupakan kata ilm atau turunannya,
• Itu belum termasuk kata lain yang maknanya berdekatan
(mis : petunjuk, ayat, faham, iman, akal, cahaya, melihat)
• Menurut Rosenthal, ada 107 definisi ilmu di kalangan
ulama. Rosenthal mengatakan peradaban Islam adalah
peradaban ilmu
MENUNTUT ILMU
Menuntut Ilmu adalah Kewajiban!

‫العلم فريضة على كل مسلم‬


ِ ُ‫طلب‬

Menuntut ilmu itu fardhu atas


setiap Muslim (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah)
Wajib (fardhu) artinya sesuatu itu harus
dikerjakan, dan jika tidak berarti berdosa.
Apakah itu berarti setiap ilmu wajib dipelajari?

Jika ya, berarti semua ilmu harus dipelajari.


Tapi hal ini tidak mungkin, karena kemampuan
manusia terbatas sedangkan ilmu tidak
terbatas

ADA ILMU YANG WAJIB DIPELAJARI


DAN ADA YANG TIDAK
Pendapat Imam al-Ghazali
• Kewajiban itu tergantung keadaan setiap orang.
• Keadaan yang berbeda menimbulkan kewajiban yang
berbeda pula.
• Al-Baqarah 286

Allah tidak membebani seseorang melainkan


sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya
dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya.
Ilmu Mana yang Merupakan Fardhu ‘Ain (Wajib Dipelajari Setiap
Muslim)?

• Ahli aqidah : setiap Muslim wajib belajar ilmu aqidah


• Ahli fiqih : setiap Muslim wajib belajar ilmu fiqih
• Ahli tafsir : setiap Muslim wajib belajar ilmu tafsir
• Ahli hadits : setiap Muslim wajib belajar ilmu hadits
• Sufi : setiap Muslim wajib belajar ilmu ikhlas dan
ujian-ujian jiwa
• Semua saling melengkapi
Ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Orang

• Ilmu yang wajib diketahui setiap orang yang berakal dan


sudah baligh (fardhu ‘ ain) adalah ilmu yang dibutuhkan
oleh seseorang untuk mencapai kemaslahatan di dunia
dan akhirat, atau ilmu yang membuatnya terhindar dari
dosa dan murka Allah, atau ilmu yang membuat seseorang
dapat menunaikan kewajiban individunya.
• Sebaliknya, seseorang tidak diwajibkan untuk mengetahui
ilmu yang tidak dibutuhkannya.
• Kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat diperoleh jika
seseorang dapat mengamalkan perintah Allah sehingga
menjadi hamba yang mulia di sisi-Nya.
Ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Orang

Diantara ilmu-ilmu yang wajib itu adalah ilmu melekat


dalam diri setiap Muslim, yaitu rukun Islam agar dapat
dilaksanakan dengan baik, yaitu ilmu-ilmu tentang:
•Dua kalimah syahadah (ilmu yang menghilangkan segala
keraguan terhadap pokok-pokok keimanan)
•Shalat lima waktu (thaharah, waktu shalat, tata cara dan
bacaan shalat, kiblat, dll)
Ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Orang

• Puasa Ramadhan (tata cara puasa, waktu2 puasa, hal2


yang membatalkan puasa, qadha puasa, dll)
• Zakat, bila harta mencukupi (waktu zakat, cara
menghitung, fitrah, maal, tata cara zakat, dll)
• Haji, jika mampu (segala macam tata cara haji, dll)
Ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Orang

Ilmu yang tidak melekat dalam diri seorang Muslim, tapi


akan dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh:
•Ilmu tentang halal-haram, seperti makan dan minuman
halal, aturan berpakaian, dll.
•Ilmu seputar hubungan antara manusia meliputi:
– Akhlak lahir (perdagangan, pinjam meminjam, pernikahan,
bertetangga, bekerja dll)
– Akhlak bathin (contoh: ilmu agar tidak ujub, dengki, takabur)
Ilmu yang Wajib bagi Sebagian Orang
(Fardhu Kifayah)
• Yaitu: Ilmu wajib bagi sebagian individu dalam
masyarakat Muslim demi tegaknya urusan dunia atau
terhindarnya masyarakat dari malapetaka.
• Contoh
– Ilmu umum : kedokteran, ekonomi, sastra, sains
– Ilmu agama (tingkat lanjut) : ilmu fiqih, tafsir Qur’an, ilmu
hadits, ilmu qiraat, dll
Apa arti semua ini?

• Harus ada prioritas menuntut ilmu.


• Ilmu yang lebih penting harus diutamakan dari yang
kurang penting. Ilmu fardhu ‘ain lebih penting daripada
ilmu lainnya
• Memprioritaskan ilmu yang kurang penting = menzalimi
diri sendiri
• Menuntut ilmu bisa dilakukan bersamaan tapi tidak
boleh menunda yang lebih penting. Misalnya, sibuk
belajar komputer tapi tidak tahu cara shalat yang benar.
ADAB-ADAB MENUNTUT ILMU
(1) Ikhlas dalam Menuntut Ilmu

• Mencari ilmu hendaknya bukan untuk mencari kemegahan


dunia, atau menyombongkan diri di hadapan orang.
• Menuntut ilmu merupakan salah satu bentuk ibadah,
sedangkan tujuan ibadah adalah mencari ridha Allah dan
pahala-Nya.
• “Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar beribadah
hanya kepada Allah dengan memurnikan ketaatan hanya
kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan memurnikan zakat,
dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. al-
Bayyinah: 5)
(2) Menyucikan diri dari jiwa dan akhlak
tercela
• Menuntut ilmu adalah suatu ibadah, dan setiap ibadah
menuntut kesucian jiwa agar ibadahnya diterima Allah.
• Kesucian jiwa dan akhlak membantu seseorang mudah
dalam memahami ilmu.
• Allah adalah sumber ilmu, dan Dia akan membukakan
pintu ilmu bagi hamba-hamba yang dicintai-Nya, yaitu
orang yang menjaga kesucian jiwa dan akhlaknya
(3) Bersikap hormat, tawadhu, dan patuh
kepada guru
• Seorang murid seharusnya mempercayakan semua
urusan keilmuannya kepada guru, tunduk dengan segala
aturan dan arahannya
• Menuntut ilmu itu seperti seorang pasien terhadap
dokter jika ingin sembuh dari penyakit.
• Syair: “Ilmu itu enggan menyambut pemuda yang
sombong, sebagaimana banjir yang enggan mencapai
tempat yang tinggi.”
(4) Menjauhkan diri dari kesibukan dunia
dan mencari tempat yang kondusif
• Menuntut ilmu membutuhkan ketenangan sehingga jiwa
dapat berkonsentrasi dengan ilmu.
• Terlalu banyak kesibukan membuat pikiran bercabang
sehingga tujuan belajar tidak tercapai, ibarat sungai yang
terlalu banyak cabang sehingga tidak bisa bermuara
sampai ke laut.
• Termasuk dalam hal ini adalah memilih teman dan
tempat tinggal yang dapat mendukung seseorang dapat
belajar dengan baik.
(5) Bersungguh-sunguh
• Bersungguh-sungguh = mengerahkan segenap kemampuan
• "Bersungguh-sungguh lah untuk mendapatkan apa yg
bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan Allah serta
jangan sekali-kali engkau merasa lemah." (HR Muslim)
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dua orang yang
rakus yang tidak pernah kenyang: yaitu, orang yang rakus
terhadap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan
orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang
dengannya.” (HR. Al-Baihaqi)
• Man jadda wajada = siapa yang bersungguh-sungguh akan
berhasil
(6) Bersabar

• Sabar = kemampuan mengendalikan diri ketika


menghadapi hal-hal yang tidak disukai/dibenci
• Ilmu itu dicapai dengan perjuangan dan usaha keras, dan
semua itu membutuhkan kesabaran.
• Kesabaran itu adalah tidak mengeluh terhadap sulitnya
pelajaran, banyaknya tugas, sikap guru yang tidak
disenangi, fasilitas yang kurang, dll.
• Imam Syafi‘i, ““Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka
kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan.”
TERIMA KASIH
Semoga sukses

Minggu depan :
Konsep Ketuhanan/ Ma’rifatullah

Monday, March 8, 2021 52

Anda mungkin juga menyukai