Anda di halaman 1dari 9

ISLAM DAN IPTEK

OLEH: KELOMPOK 6
NAMA KELOMPOK :

1. Imam Muslim Santoso 2031240079


2. Khaidar Kusuma 2031240132
3. Mahendar Benito Adji 2031240089
PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah Usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistem
mengenai kenyataan, struktur, bagian-bagian dan hukumhukum tentang hal-ihwal
yang diselidiki (alam, manusia, dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya
Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu ‘ain dan fardhu
kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu ‘ain adalah Al-Quran, hadis, fikih,
tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya. Sedangkan yang masuk ilmu fardhu
kifayah adalah kedokteran, matematika, psikologi, dan cabang sains lainnya.
HAKIKAT ILMU DAN FUNGSI PENGETAHUAN DALAM
ISLAM

Islam sebagai agama yang sangat menghormati ilmu pengetahuan, tidak diragukan
lagi, banyak argumen yang dapat dirujuk, di samping ada ayat-ayat al-Qur`an dan
hadits Nabi saw. yang mengangkat derajat orang berilmu, juga di dalam al-Qur`an
mengandung banyak rasionalisasi, bahkan menempati bagian terbesar.
Dapat dikatakan bahwa ilmu itu membutuhkan pembuktian (dalil, hujjah atau
argumen) sebagai hasil dari sebuah pencarian, dan al-Qur`an mengisyaratkan
mengenai hal ini
SUMBER ILMU PENGETAHUAN DALAM AL – QUR’AN
MENGENAI IPTEK
Sebagian orang yang rendah pengetahuan keislamannya beranggapan bahwa al-
Qur’an adalah sekedar kumpulan cerita kuno yang tidak mempunyai manfaat
bagi kehidupan modern, apalagi jika dihubungkan dengan kemajuan IPTEK saat
ini. Al-Qur’an menurut mereka cukuplah dibaca untuk sekedar mendapatkan
pahala bacaannya, tidak untuk digali kandungan ilmu didalamnya. Anggapan
diatas merupakan indikasi bahwa orang tersebut tidak mau berusaha untuk
membuka al-Qur’an dan menganalisis kandungan ilmu didalamnya,
PERKEMBANGAN IJTIHAD

Ijtihad adalah mencurahkan pikiran dengan bersungguh-sungguh. Sedangkan menurut


istilah, arti Ijtihad adalah proses penetapan hukum syariat dengan mencurahkan
seluruh pikiran dan tenaga secara bersungguh-sungguh
Ijtihad dalam sejarah dan perkembangannya, telah ada sejak zaman Rasulullah saw.
Rasulullah saw. sendiri adalah mujtahid (ahli ijtihad) pertama. Ijtihadnya terbatas
dalam masalah-masalah yang belum ditetapkan hukumnya oleh wahyu (Alquran).
Apabila hasil ijtihad Rasulullah saw itu benar, maka turun wahyu membenarkannya,
dan jika ijtihad Rasulullah saw. itu salah, turun wahyu untuk meluruskan kesalahan
itu.
Ijtihad mengalami perkembangan yang paling pesat pada abad kedua sampai
dengan abad keempat Hijriah. Masa itu dikenal dengan priode pembukuan
sunah serta fikih dan munculnya mujtahid-mujtahid terkemuka yang
kemudian dikenal sebagai Imam-imam mazhab, yaitu, Imam Hanafi (Imam
Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal [Imam Hanbali]).
Setelah abad keempat Hijriah, perkembangan ijtihad mengalami
kemunduran, bahkan muncul pendapat bahwa pintu ijtihad telah tertutup.
Hal ini disebabkan antara lain karena umat Islam merasa cukup dengan
pendapat-pendapat mujtahid sebelumnya
PENGAPLIKASIAN POLA DZIKIR DAN PIKIR

Makna dzikir itu sangat luas. Dzikir artinya mengingat, “Dzikrullah” adalah
mengingat Allah. Mengingat di sini bukan sekadar ingat, tetapi ingat akan perintah
Allah, ingat akan larangan-larangan-Nya. Dzikir itu diucapkan dengan indah dan
diaplikasikan dalam keseharian kita. Apa pun pekerjaan atau profesi yang kita
tekuni, hendaklah selalu ingat dengan Allah. Apabila kita ingat dengan Allah, apa
pun yang kita lakukan akan terhindar dari hal-hal yang dimurkai Allah
Untuk dapat mengingat Allah dengan baik, serta mengaplikasikannya dalam segala
amal kita perlu ilmu. Dengan ilmu kita akan dapat beribadah dengan sempurna.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai