Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 4 Pendidikan Inklusif

“Konsep Pendidikan Inklusif”

1. Fadila Dinda Syafira ()


2. Faisal Risandi ()
3. Rinarti Indriani ()
4. Wulandari (1805648)
filosofi pendidikan inklusif

pendidikan Hampir sama falsafah bangsa


dengan “Bhineka tunggal
inklusif ika”
Hakekatnya perbedaan tidak lagi dipandang sebagai
penyimpangan atau ketidakajegan dari sebuah
normalitas, melainkan sebagai suatu yang patut
disyukuri. Oleh sebab itu, dengan adanya perbedaan
setiap manusia dapat berinteraksi untuk saling
melengkapi kekurangannya. Dengan adanya perbedaan
di antara manusia tidak harus diperlakukan eksklusif.
Karena keberagaman yang terjadi di suatu masyarakat
adalah sesuatu yang lumrah
Pandangan layanan pendidikan
bagi para penyandang cacat adalah
layanan pendidikan dengan
menggunakan pendekatan
humanis
Apa itu pendekatan humanis?
Pendekatan Humanis adalah Pandangan
yang sangat menghargai manusia sebagai
manusia yang sama (equal) dan memiliki
kesempatan yang sama besarnya (equity)
dengan manusia lainnya untuk
mendapatkan pendidikan.
Pendidikan inklusif sebagai wadah ideal
yang diharapkan dapat mengakomodasi
pendidikan bagi semua (education for all),
terutama anak-anak yang memiliki
kebutuhan pendidikan khusus untuk
memperoleh pendidikan layaknya anak-
anak lain.
4 karakteristik makna pendidikan inklusif sebagai wadah yang ideal :

1. pendidikan inklusif adalah proses yang berjalan terus dalam


usahanya menemukan cara-cara merespon keragaman
individu anak.
2. Pendidikan inklusif berarti memperoleh cara-cara untuk
mengatasi hambatan-hambatan anak dalam belajar.
3. Pendidikan inklusif membawa makna bahwa anak
mendapatkan kesempatan untuk hadir (di sekolah),
berpartisipasi dan mendapatkan hasil belajar yang
bermakna dalam hidupnya.
4. Pendidikan inklusif diperuntukkan bagi anak-anak yang
tergolong marginal, eksklusif, dan membutuhkan layanan
pendidikan khusus dalam belajar.
Pendidikan inklusif merupakan perkembangan terkini
dan dari model pendidikan bagi anak ber kelainan.
Pendidikan inklusif secara formal ditegaskan dalam
pernyataan salam manusia pada konferensi dunia
tentang pendidikan khusus tahun 1994 yang
menyatakan bahwa “prinsip mendasar dari pendidikan
inklusif adalah : selama memungkinkan, semua anak
seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang
kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada
mereka.”
Sejarah perkembangan pendidikan inklusif

1 2
Diprakarsai oleh
3
Presiden Kennedy mengirim Dalam Ed.act, 1991 Inggris
negara Skandinavia pakar pendidikan khusus ke
( Denmark, Norwegia, memperkenalkan konsep
Skandinavia untuk pendidikan inklusif.
Swedia) mempelajari mainstreaming Ditandai dengan
and least restrictive penggeseran modal
enviroment pendidikan untuk anak
Ket : cocok digunakan di AS berkebutuhan khusus

Segregatif integratif
4 5
1989 1994
Konvensi dunia tentang hak-hak Konvensi pendidikan di
anak. salamanca Spanyol
1991 Mencetuskan perlunya
Konferensi dunia tentang pendidikan inklusif atau De
pendidikan di Bangkok yang salamanca statement on
menghasilkan education for all. inclusive education.

6 7
2004 2005
Indonesia Menyelenggarakan Diadakan simposium internasional di Bukittinggi
Konvensi nasional Menghasilkan rekomendasi Bukittinggi
Menghasilkan deklarasi Isinya :
Bandung dengan komitmen Menekankan perlunya terus dikembangkan program
Indonesia menuju pendidikan pendidikan inklusif sebagai salah satu cara menjamin
inklusif. bahwa semua anak benar memperoleh pendidikan
dan pemeliharaan yang berkualitas dan layak.
Tujuan pendidikan inklusif

1. Memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak


( termasuk anak berkebutuhan khusus) mendapatkan pendidikan
yang layak sesuai dengan kebutuhannya.
2. Membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar
3. Membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah
dengan menekankan angka tinggal kelas dan putus sekolah
4. Menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman,
tidak diskriminatif serta ramah terhadap pembelajaran
5. Memenuhi amanat undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 32
ayat 1 dan 2 undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang SPN
khususnya pasal 5 ayat 1 Santa undang-undang nomor 23 tahun 2002
tentang perlindungan anak khususnya pasal 51
Landasan pendidikan inklusif

1. Landasan filosofis
a. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbudaya dengan lambang burung
garuda yang berarti Bhinneka Tunggal Ika keragaman dalam etnik, dialek,
adat istiadat, keyakinan, tradisi dan budaya merupakan kekayaan bangsa
yang tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan dalam negara
Republik Indonesia (NKRI).
b. Pandangan agama (khususnya Islam) antara lain ditegaskan bahwa :
1) Manusia dilahirkan dalam keadaan suci
2) Kemuliaan seseorang di hadapan Tuhan bukan karena fisik tetapi
taqwanya
3) Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri
4) Manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling silaturahmi (inklusif)
c. Pandangan universal hak asasi manusia menyatakan bahwa setiap manusia
mempunyai hak untuk hidup layak, hak pendidikan, hak kesehatan, hak
pekerjaan.
2. Landasan yuridis
a. Undang-undang Dasar 1945 ( amandemen) pasal 31 ayat
1 dan 2
b. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak pasal 48 dan pasal 49

Anda mungkin juga menyukai