Anda di halaman 1dari 3

MODUL 4

Cacat Dalam Padatan

1. Jenis ketidaksempurnaan
Padatan rill selalu mengandung diskontinuitas struktural dan daerah tertentu
yang tidak teratur. Heterogenitas ini terdapat pada skala mikroskopik dan makroskopik,
dengan cacat atau ketidaksempurnaan (ukuran semakin besar) mulai dari atom yang
hilang atau salah tempat, hingga cacat yang kasat mata. Kebanyakan material yang
digunakan untuk komponen rekayasa dan struktur terbuat dari sejumlah besar butir
atau kristal. Oleh karena itu, wajar apabila permukaan batas butir dari agregat
polikristalin seperti itu dianggap sebagai jenis ketidaksempurnaan. Cacat lain yang
relatif besar, seperti pori pcnyusutan, gelembung gas, inklusi material asing, dan retak,
ditemukan tersebar di dalam butir suatu material logam atau keramik. Namun
demikian, cacat skala-besar tersebut lebih dipengaruhi oleh pemrosesan material dan
bukan merupakan sifat dasar material. Oleh karena itu, perhatian Iebih dicurahkan
pada cacat skala-atomik dalam material. Dalam setiap butir, atom tersusun secara

teratur sesuai struktur kristal dasar, tetapi terdapat pula berbagai jenis
ketidaksempurnaan, yang secara umum disebut sebagai cacat kristal. Diagram
skematik cacat dasar ini diperlihatkan pada Gambar 4.1 cacat tersebut memiliki
bentuk:

Cacat titik, seperti lokasi atomik yang kosong (atau kekosongan) dan atom interstisi
(atau interstisi), di mana suatu atom menduduki interstisi dan bukan menempati
lokasi kisi yang normal
Cacat garis, seperti dislokasi
Cacat planar, seperti salah susun dan batas kembar
Cacat volume, seperti void, gelembung gas, dan rongga.

http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4.2. Kekosongan terjadi dengan memindahkan atom dari lokasi kisinya ke
lokasi atomik terdekat yang dapat menampungnya dengan mudah. Lokasi-lokasi yang
biasanya dituju adalah permukaan bebas kristal, batas butir, atau setengah-bidang
tambahan dari suatu dislokasi sisi. Lokasi tersebut dinamakan sumber kekosongan
dan terjadi apabila tcrsedia cukup energi (misalnya aktivasi termal) untuk

memindahkan atom. Bila EF, adalah energi yang diperlukan untuk membentuk satu
cacat (dinyatakan dalam elektron volt per atom) kenaikan energi total akibat pem-

bentukan n cacat ini adalah nEF. Pertambahan entropi yang menyertainya dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan S= k In W, di mana W adalah jumlah cara
pendistribusian n cacat dan N atom pada N + n lokasi kisi, atau (N+ n)!ln!N!. Maka
energi bebas, G atau F dari suatu kristal yang mengandung n cacat, relatip terhadap
energi bebas kristal sempurna adalah:
F = nEf –kT Ln (N +n )!n!N!)) (4.1)

Persamaan tersebut setelah menerapkan teorema Stirling' dapat disederhanakan


menjadi
F = nEf – kT((N+n)ln(N+n)-n lnz-N In N) (5.2)
Nilai kesetimbangan dari n adalah nilai yang meyebabkan dF / dN = 0, yang
mendefinisikan keadaan energi bebas minimum seperti tampak pada gambar 5.3.

http://www.mercubuana.ac.id
aluminium EF = 0,7 eV, sehingga pada 900 K diperoleh
c = exp((-7/10)x(40/1)x(300/900))

= exp (-9.3) = 10-4

Apabila temperatur berkurang, c harus berkurang untuk mempertahankan


kesetimbangan, dan kekosongan harus pindah ke lokasi lain dalam struktur di mana
kekosongan akhirnya menghilang. Lokasi tersebut disebut "sumuran kekosongan" dan
mencakup lokasi seperti permukaan bebas, batas butir, dan dislokasi.
Cacat bergerak melalui maksimum energi dari satu lokasi atom ke lokasi
berikutnya dengan frekuensi

v = v0 exp(Sm/K) exp(-Em/KT)
di mana vO adalah frekuensi getaran cacat dalam arah yang sesuai, Sm adalah
pertambahan entropi dan EM adalah pertambahan energi internal yang terkait dengan
proses tersebut. Koefisien difusi-diri dalam suatu logam murni terkait dengan energi

untuk membentuk kekosongan Ef dan energi untuk menggerakkannya EM dinyatakan


dengan rumus

ESD = Ef + EM
Jelas bahwa permukaan bebas suatu sampel atau antarmuka batas butir

terletak pada jarak yang sangat jauh (dalam skala atomik) dari pusat suatu butir,
sehingga dislokasi di dalam badan suatu butir atau kristal merupakan "sumuran"
kekosongan yang paling efisien. Kekosongan akan lenyap pada ujung setengah bidang
tambahan dari atom-atom dislokasi, seperti

Gambar 4.4 Gerakan panjat dislokasi, (a) dan (b) meniadakan kekosongan, (c) dan (d)
menghasilkan kekosongan.

http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai