Anda di halaman 1dari 9

PAJAK DAERAH & Rido Muhammad

RETRIBUSI DAERAH 25120005


APA ITU PAJAK DAERAH &
RETRIBUSI DAERAH??
Sebagaimana diketahui, berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, pajak daerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu pajak provinsi dan pajak
kabupaten/kota. Pajak provinsi terdiri atas pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan
bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan, dan pajak rokok.
 PAJAK PROVINSI meliputi : Pajak Kenderaan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama kenderaan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan
Bakar Kenderaan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok. Pembagian Pajak Provinsi ke Kabupaten/Kota
diatur dalam Pasal 95 dengan persentase yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi dan alokasinya dituangkan dalam
Surat Keputusan Kepala Daerah. Dalam Undang-Undang tersebut terdapat sisi kelemahan yaitu tidak adanya sanksi yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat ke Pemerintah Provinsi mengenai keterlambatan penyaluran ke Kabupaten/Kota. Hal ini
diperlukan agar Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki kepastian untuk memprediksi arus kas masuk dan dapat digunakan
untuk mendukung program kegiatan yang dianggarkan dalam APBD. Apabila tidak terdapatnya sanksi tentu Pemerintah Provinsi
melakukan penyaluran tidak sesuai dengan ketentuan sehingga merugikan daerah secara berkelanjutan. Perubahan regulasi
tersebut diperlukan agar Pementah memiliki kepastian dalam proses penganggaran dan pelaksanaan;
 PAJAK KABUPATEN/KOTA meliputi : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,
Pajak Parkir, Pajak Mineral Bukan Logam (Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi kewenangan
dari Pemerintah Provinsi), Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, PBB Perkotaan dan Perdesaan, serta Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan. 11 (sebelas) Objek pajak tersebut dalam pelaksanaan harus diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah
dan besaran persentase pengenaan pajak tidak diperkenankan melanggara aturan tentang Pajak Daerah.
APA ITU PAJAK DAERAH &
RETRIBUSI DAERAH??
Sementara itu, retribusi daerah terbagi menjadi tiga golongan, yaitu retribusi jasa umum, retribusi
jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu. Retribusi jasa umum yaitu pungutan atas pelayanan yang
disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum, serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
 RETRIBUSI JASA UMUM yaitu retribusi pelayanan kesehatan, retribusi persampahan/kebersihan, retribusi Kartu Tanda
Penduduk dan akte catatan sipil, retribusi pemakaman/pengabuan mayat, retribusi parkir di tepi jalan umum, pelayanan pasar,
retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran, retribusi penggantian biaya cetak peta,
retribusi pelayanan tera/tera ulang, retribusi penyedotan kakus, retribusi pengolahan limbah cair, retribusi pelayanan pendidikan,
dan retribusi pengendalian menara komunikasi.
 RETRIBUSI JASA USAHA yaitu pungutan atas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip
komersial, yang meliputi pelayanan daerah dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan,
dan/atau pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh swasta.
 RETRIBUSI PERIZINAN tertentu adalah pungutan atas pelayanan perizinan tertentu oleh pemerintah daerah kepada orang
pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber
daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan.
5 TOLAK UKUR DALAM
MENILAI PAJAK DAERAH
DAN RETRIBUSI DAERAH
1. Yield ( Hasil Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah )
 Pajak daerah memiliki dua fungsi, yaitu fungsi budgetair dan fungsi reguleerend. Pajak yang berfungsi budgetair adalah pajak yang menghasilkan banyak penerimaan
pajak. Sedangkan pajak yang berfungsi reguleerend adalah pajak yang tidak memperhatikan apakah hasilnya memadai atau tidak, yang menjadi perhatian adalah
kefungsian untuk mengatur suatu hal.

2. Equity ( Keadilan Pajak dan Retribusi )


 Menurut Musgrave & Musgrave (1989), arti penting keadilan terdapat pada kenyataan bahwa setiap orang harus mendapat bagian yang layak dalam kegiatan
pemerintah yang mereka biayai sendiri.

3. Economic Efeciency ( Efesiensi Ekonomi )


 Pajak, dapat menjadi penghambat perkembangan dan pertumbuhan perekonomian. Sebab, pajak menyerap pendapatan masyarakat, akibatnya perputaran ekonomi yang
semula berputar dengan cepat menjadi lebih lambat.

4. Ability to Implement ( Kemampuan Melaksanakan )


 Kelayakan suatu daerah untuk melaksanakan pungutan dapat diketahui dari beberapa kriteria, yaitu apakah daerah tersebut memang daerah yang tepat untuk suatu pajak
dibayarkan, tempat memungut pajak adalah tempat akhir beban pajak, dan pajak tidak mudah dihindari.

5. Suitability as A Local Source ( Kesesuaian Sebagai Penemeriaan Daerah)


 Yang dimaksud dengan suitability as a local source (kesesuaian pungutan sebagai penerimaan daerah) dapat dilihat dari dua hal, pertama dibandingkan dengan daerah
yang sejenis, dan kedua dibandingkan dengan daaerah yang lebih tinggi. Keseuaian dari hal yang pertama, yaitu kesesuaian dibandingkan dengan daerah sejenis
sebenarnya paralel dengan ability to implement (kemampuan melaksanakan).
FUNGSI PAJAK DAERAH DAN
RETRIBUSI DAERAH
Pasal 158 Undang-undang yang sama menyatakan bahwa Pajak Daerah dan Retribusi daerah ditetapkan
dengan Undang-undang yang pelaksanaannya didaerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah
(perda). Berdasarkan Undang-undang 32 tahun 2004, tentang Pemerintah, fungsi dari pemungutan
pajak daerah dan retribusi daerah adalah sebagai berikut:
 Tumbuhnya kemandirian dan keberanian mengambil peran, yaitu bahwa pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah sebagai
bentuk kesiapan masyarakat mengambil peran juga sebagai kesiapan pemerintah mengambil keputusan yang tepat disertai rasa
tanggung jawab.
 Adanya komitmen rasa persatuan Bahwa dengan adanya komitmen pengurusan rumah tangga sendiri terutama dalam pemungutan
pajak daerah dan retribusi daerah yang selama ini pemungutannya diserahkan kepada daerah,tetapi hasilnya diserahkan kepada
pusat dengan prinsip perimbangan keuangan. Jadi dengan adanya otonomi daerah, segala kebijakan tentang pemungutan pajak
daerah dan retribusi daerah dilimpahkan wewenangnya kepada daerah, begitu juga hasil pungutan dikelola langsung oleh daeah.
 Adanya masyarakat yang Egaliter Dengan adanya persamaan hak dan kewajiban dalam masyarakat, terutama hak dan kewajiban
yang dipunyai pemda, maka pungsi pemungutan pajak daerah dan retribusi menjadi indikator suatu asas kebersamaan
(egalitarian) yang merupakan instrumen dari otonomi daerah.
 Meningkatkan kemampuan pemberdayaan masyarakat.
PERBEDAAN PAJAK DAERAH
DAN RETRIBUSI DAERAH
Retribusi Daerah Pajak Daerah
Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri atau pejabat negara
Payung Hukum Pajak Penghasilan, dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1983
yang lebih rendah.
tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.
Orang yang menggunakan jasa pemerintah dan pelayanan
Penghasilan, barang mewah, kendaraan, laba perusahaan, dan lain
Objek umum, seperti kesehatan, terminal, pasar, dan lain
sebagainya.
sebagainya.
Balas Jasa Didapatkan secara langsung. Tidak didapatkan secara langsung.
Dipungut hanya oleh Pemerintah Daerah, dalam hal ini
Lembaga Pemungut Dipungut oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)
CONTOH PAJAK DAERAH &
RETRIBUSI DAERAH

Pada gambar disamping


diperlihatkan hasil pajak
daerah dan retribusi daerah
untuk memperlihatkan
fungsinya dalam pendapatan
asli daerah.
CONTOH PENDAPATAN
DAERAH DARI PAJAK
DAERAH DAN RETRIBUSI
DAERAH
Sebagai operasionalisasie ditingkat daerah maka dikluarkanlah Peraturan Daerah Kabupaten Rokan
Hulu Nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Adapun Jenis Pajak dan tarif Pajak yang tangani oleh
pihak Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Rokan Hulu antaran lain:
 1. Pajak Hotel 10% x Dasar Perhitungan Pajak (DPP)
 2. Pajak Restoran 10% x DPP
 3. Pajak Penerangan Jalan 10% x DPP
 4. Pajak Reklame 25% x DPP
 5. Pajak Hiburan 35% x DPP
 6. Pajak Air Bawah Tanah 20% x DPP
 7. Pajak Sarang Burung Walet 5% x DPP

Dalam pelaksanaan pemungutan Pajak tersebut pihak Pemda dalam hal ini sektor DPPKA membentuk
suatu tim dibawah bidang Pajak Asli Daerah.
CONTOH PENDAPATAN
DAERAH DARI PAJAK
DAERAH DAN RETRIBUSI
DAERAH
Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu mengelola Pajak
Restoran kepada wajib pajak CV. Samba Macang ( H.
Abd.Somad ) atas penyediaan makanan dan minuman pada
kegiatan penyelengaraan Musrembang RKPD tahun 2010
atas nilai jasa restoran sebesar Rp. 27.690.000,00 Jadi Pajak
Restoran yang harus dibayar oleh CV Samba Macang adalah
:
 Dasar Perhitungan Pajak Rp. 27.690.000 x Tarif 10% = Rp.2.769.000,00
 Jadi Pajak Restoran Terhutang Rp. 2.769.000,00
 Jadi jurnal Perlakuan Akuntansi Atas Perhitungan Pajak adalah: Beban
Pajak Rp. 2.769.000,00 Kas Rp. 2.769.000,00

Anda mungkin juga menyukai