Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Beriman Kepada Qada dan Qadar

Dengan Perilaku Berdoa Sepenuh Hati dan


Penuh Harap

Kelompok 2
Gigih Aji Permana
Farid Naufal Afiq
Muhammad Fadel Fikram
Muhammad Faturihsan
Muhammad Fawwaz Iftikhar
Rafi Ramadhani Barkah
Qada dan Qadar
• Qada secara bahasa yang berarti hukum, ketetapan, dan kehendak Allah. Semua yang
terjadi berasal dari Allah SWT, sang pemilik kehidupan. Sebelum adanya proses
kehidupan, Allah sudah menuliskan apa saja yang akan terjadi. Baik itu tentang kebaikan,
keburukan dan juga tentang hidup atau mati.
• Sedangkan qadar secara bahasa artinya kepastian, ukuran, kekuasaan, perwujudan
kehendak. Qadar ialah perwujudan kehendak Allah Swt. terhadap semua makhluk-Nya
dalam ukuran dan bentuk-bentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya. Qada' dan qadar atau
takdir dibagi dua, yaitu takdir muallaq dan takdir mubram.
 Takdir muallaq secara bahasa
artinya sesuatu yang digantungkan.
Takdir muallaq yaitu ketentuan Allah
Swt. yang mengikut sertakan peran
manusia melalui usaha atau
ikhtiarnya. Manusia diberi peran
untuk berusaha, hasil akhirnya akan
ditentukan oleh Allah Swt.
 Takdir mubram secara bahasa
artinya sesuatu yang tidak dapat
dielakkan atau sudah pasti. Jadi,
takdir mubram adalah ketentuan
mutlak dari Allah Swt. yang pasti
berlaku dan manusia tidak diberi
peran untuk mewujudkannya.
Contoh-contoh Takdir Muallaq:

a. Kepandaian Seseorang yang ingin pandai maka harus berusaha meraihnya. Usaha-usaha
tersebut antara lain dengan cara rajin belajar dan disiplin membagi waktu.

b. Kesehatan Seseorang yang ingin sehat maka harus berusaha dengan cara berolah raga teratur,
menjaga kebersihan, menjaga gizi dan pola makan. Jika melakukan usaha-usaha tersebut maka
tubuh akan sehat.

c. Kemakmuran bisa diraih dengan giat bekerja, kreatif, pantang menyerah, rajin menabung, dan
hemat. Agar seseorang menjadi pandai, sehat, dan hidup makmur maka harus berusaha
meraihnya, bukannya pasrah menunggu nasib.
Contoh takdir mubram di antaranya jenis kelamin manusia, ajal, panjang/pendek usia, bumi
berbentuk bulat, gaya gravitasi, kejadian kiamat dan sebagainya. Kapan ajal menjemput, dan di
mana tempatnya semua sudah ditentukan oleh Allah Swt. Jika sudah tiba saat ajal menjemput
semua orang tidak bisa mengelak, tidak bisa lari, tidak bisa diundur atau dimajukan.
Hubungan Qada dan Qadar Dengan Berdoa

Doa merupakan senjata bagi orang beriman dan juga merupakan intisari ibadah. Saat segenap upaya
telah kita maksimalkan, kala kondisi semakin menghimpit, doa menjadi kekuatan. Berbicara tentang
doa, ada kaitannya dengan Qadha dan Qadar.

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri”.

Dalam arti penggalan ayat tersebut ditegaskan bahwa seseorang mampu merubah nasib dengan usaha
sendiri, dan dengan izin Allah Swt. Oleh karena itu agama memberikan dua syarat utama untuk
mengubah takdir, yaitu dengan cara memperbanyak doa dan menyambung silaturrahim.
Hubungan Qada dan Qadar Dengan Berdoa
Di samping ayat tersebut, terdapat juga hadits yang secara zahir menjelaskan bahwa doa dan
silaturrahim dapat memanjangkan umur seseorang, dan mampu melapangkan rezqinya. Hadits tesebut
adalah
“Tidak ada yang mampu menolak takdir Allah kecuali doa”. (HR. Tirmidzi)
Oleh karena itu, doa’ dalam Islam sangat digalakkan dan Allah menjanjikan akan menerima doa
seseorang mukmin yang betul-betul mengharap diterima doanya, firman Allah:

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu..” (QS Al-
Mu’min 60).
 
Hubungan Qada dan Qadar Dengan Berdoa

Ayat ini dapat dipahami lebih mendalam bahwa doa disyariatkan dalam Islam pada
dasarnya untuk merubah nasib seseorang, sebab apalah gunanya seseoarang berdoa kalau
ia tidak mengharap perubahan dari Allah. Baik perubahan umur dengan dipanjangkan
umurnya, atau mengharap rezki dengan meminta ditambahkan rezkinya.

Anda mungkin juga menyukai