Anda di halaman 1dari 18

Anemia

 DEFINISI

Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat
untuk membawa oksigen yang cukup kejaringan tubuh.
Anemia adalah suatu kondisi konsetrasi hemoglobin kurang dari normal anemia
merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi. Akibatnya jumlah
oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh juga berkurang.
 Etiologi

Menurut ( Sugeng Jitowiyono, 2018 ), Pada dasarnya hanya tiga penyebab anemia yang ada:
kehilangan darah, peningkatan kerusakan sel darah merah (hemolisis), dan penurunan produksi
sel darah merah.
Etiologi genetik meliputi :
a. Hemoglobinopati
b. Thalasemia
c. Kelainan enzim pada jalur glikolitik
d. Cacat sitoskeleton sel darah merah
e. Anemia persalinan kongenital
f. Penyakit Rh null
 Klasifikasi

Berdasarkan pendekatan fisiologis dibedakan menjadi 5 yaitu :


1. Anemia Aplastik,
2. Anemia pada penyakit ginjal,
3. Anemia Defisiensi Besi,
4. Anemia Megaloblastik dan
5. Anemia Hemolitika ( Ni Ketut & Briggita, 2019).
 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) untuk anemia adalah sebagai
berikut:
a. Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12- 14 g/dL);
b. Kadar Ht menurun (normal 37 – 41%);
c. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik);
d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi;
e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik).
 Patofisiologi
Anemia menurut ( Wijaya & Putri, 2015) mencerminkan adanya kegagalan sum – sum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau kedua nya. Kegagalan sum – sum dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak di ketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (dekstruksi), hal
ini dapat terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
normal yang menyebabkan dekstruksi sel darah merah.
 Menifestasi klinis
Secara umum, semakin cepat anemia berkembang, semakin parah gejalan nya. Orang yang
biasanya sangat aktif atau memiliki tuntutan signifikan terhadap kehidupan mereka cenderung
memiliki gejala yang lebih tinggi daripada orang yang lebih banyak duduk. (Sugeng Jitowiyono,
2018)
 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) yang dapat dilakukan pada
pasien Anemia adalah sebagai berikut:
a. Transplantasi sel darah merah
b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
d. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
e. Obati penyebab perdarahan abnormal (bila ada)
f. Diet kaya besi yag mengandung daging dan sayuran hijau
 komplikasi
Komplikasi anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) adalah:
a. Kelelahan berat, bila anemia cukup parah seseorang mungkin merasa sangat lelah sehingga
tidak bisa menyelesaikan tugas sehari – hari.
b. Komplikasi kehamilan, wanita hamil dengan anemia defisiensi folat mungkin lebih cenderung
mengalami komplikasi, seperti kelahiran prematur.
c. Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau ireguler (aritmia). Bila
seseorang menderita anemia, jantung harus memompa lebih banyak darah untuk
mengimbangi kekurangan 9 oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan jantung membesar
atau gagal jantung.
d. Kematian¸beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa menyebabkan komplikasi
yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat mengakibatkan anemia akut
dan berat dan bisa berakibat fatal.
 Data focus
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Penurunan sirkulasi darah pada level Perfusi perifer tidak efektif
• keluarga pasien mengatakan kapiler yang dapat mengganggu
bahwa pasien masih lemas metabolisme tubuh
Do :
• Klien tampak anemis
• Warna kulit pucat
• Hb : 4 g/dL
• CRT : < 2

TTV :
• TD : 160/100 mmHg
• N : 100 x/menit
• S : 36, 5 oC
• RR : 28 x/menit
2. Ds : Penurunan energy Pola napas tidak efektif
• Keluarga klien mengatakan klien
masih sesak (+)
Do :
• Penggunaan otot bantu pernapasan
• Fase ekspirasi memanjang
• RR : 29 x/menit
• Penggunaan otot napas tambahan
Lanjutan. . .
No Data Etiologi Problem
3. Ds : Terpapar lingkungan panas Hipertermia
• Keluarga klien mengatakan
badan klien panas
• Lemas dan sulit bernapas

Do :
• Suhu tubuh di atas nilai normal
• Suhu : 39, 3 oC
• Kulit teraba panas
• Mukosa bibir kering
• Wajah kemerahan
 Intervensi keperawatan
No Dx keperawatan Tujuan dan KH Perencanaan Rasional
1. Perfusi perifer tidak Setelah di lakukan tindakan 1. Pemantauan cairan 1. Untuk mengetahui
efektif b/d keperawatan 1x24 jam 2. Lakukan pemantauan yang tingkat volume
penurunan diharapkan perfusi perifer komperensif pada sirkulasi perifer cairan intake dan
konsentrasi Hb meningkat dengan KH : (CRT). output
• Kelemahan otot menurun 3. Inspeksi kulit apakah terdapat luka
tekan dan jaringan yang tidak utuh
4. Menginstruksikan klien untuk
merubah posisisetiap 2 jam sekali.
5. Instruksikan klien mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi sirkulasi
darah.
Lanjutan. . .
No Dx keperawatan Tujuan dan KH Perencanaan Rasional
2. Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor jumlah pernapasan 1. mengetahui dan
efektif b/d keperawatan 1x24 jam 2. Anjurkan klien untuk posisi fowler memastikan jumlah
penurunan energy diharapkan pola napas tidak agar leher tidak tertekuk keptenan jalan napas
efektif meningkat dengan KH : 3. Monitor pola napas dan pertukaran gas
• Kecepatan dan irama 4. Monitor satu rasi oksigen yang adekuat
pernapasan dalam batas 5. Monitor hasil AGD 2. Menghindari
normal penekanan pada
jalan napas untuk
meminimalkan
penyempitan jalan
napas
Lanjutan. . .
No Dx keperawatan Tujuan dan KH Perencanaan Rasional
3. Hipertermia b/d Setelah di lakukan tindakan 1. Pemantauan cairan 1. Untuk mengetahui
proses penyakit keperawatan 1x24 jam 2. Monitor suhu tubuh tingkat volume
diharapkan perfusi perifer 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh cairan intake dan
meningkat dengan KH : 4. Longgarkan atau lepaskan pakaian output
• Kelemahan otot menurun 5. Berikan cairan oral
 Implementasi keperawatan
No Hari/Tgl/Jam Implementasi Respon TTD
1. 09/02/21 1. Monitor tanda-tanda vital S:
08.00 wit 2. Melakukan tranfusi satu bag • keluarga klien mengatakan klien
darah masih pusing dan lemas

O:
• Klien tampak lemas dan terbaring
lemah ditempat tidur

TTV :
• TD : 160/100 mmHg
• N : 100 x/menit
• RR : 26 x/menit
• Hb : 4 mg/dl

A:
• Masalah belum teratasi
• Intervensi dilanjutkan
Lanjutan . . .
No Hari/Tgl/Jam Implementasi Respon TTD
2. 10/02/21 1. Monitor jumlah pernapasan S:
08.00 wit satu jam sekali • keluarga klien mengatakan klien
bernapas masi kelihatan sesak

O:
• Klien tampak kesulitan dalam
bernapas
• RR : 28 x/menit

A:
• Masalah pola napas belum dapat
teratasi

P:
• Rencana tindakan dilanjutkan yaitu
monitor jumlah pernapasan
Lanjutan . . .
No Hari/Tgl/Jam Implementasi Respon TTD
3. 10/02/21 1. Memonitor suhu klien S:
16.00 wit 2. Menyediakan lingkungan • Keluarga klien mengatakan panas
yang sejuk tubuhnya masi terasa
3. Melonggarkan pakaian klien • Dan klien lemas
O:
• Klien tampak lemas
• Suhu : 38, 5 oC

A:
• Masalah belum teratasi

P:
• Lanjutkan intervensi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai