KELOMPOK 3
Nama NIM
1. Novita Anggraini 1832500092
2. Kuswanti 1832500217
3. Dzalza Bira U.H 1832500316
4. Fahmawati Atika Dewi 1832500399
Tujuan Hukum Acara Pidana
Fungsi Hukum Acara Pidana
1. Fungsi Represif, yaitu Fungsi Hukum acara pidana adalah melaksanakan dan
Adapun yang menjadi tujuan hukum acara pidana dalam pedoman pelaksanaan KUHAP menjelaskan sebagai berikut:
“ Tujuan dari hukum acara pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran
materiil, ialah kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara
pidana secara jujur dan tepat, dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang tepat didakwakan melakukan suatu
pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti
bahwa tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan.”
Tujuan Hukum Acara Pidana
jika memperhatikan rumusan diatas maka tujuan hukum pidana dapat dikatakan
bahwa tujuan hukum acara pidana meliputi tiga hal yaitu:
1. mencari dan mendapatkan kebenaran
2. melakukan penuntutan
3. melakukan pemeriksaan dan memberikan putusan
Asas-asas Hukum Acara Pidana
Berikut asas-asas hukum acara pidana yang secara universal diterima, tetapi
tidak selamanya diterapkan secara konsisten di beberapa negara.
a) Peradilan cepat,sederhana, dan biaya ringan.
b) Praduga tak bersalah.
c) Asas oportunitas.
d) Pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum.
e) Semua orang diperlakukan sama didepan hakim.
f) Peradilan dilakukan oleh hakim karena jabatannya dan tetap.
g) Tersangka/terdakwa berhak mendapat bantuan hukum.
h) Asas akusator.
i) Pemeriksaan oleh hakim langsung dan lisan.
Penyelidik dan Penyidik
Dalam Pasal 1 angka 5 KUHAP disebutkan Penyelidikan adalah serangkaian tindakan
penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai
tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut
cara yang diatur dalam undang-undang ini.”
Jaksa
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang bertindak sebagai penuntut umum serta melakukan
Penuntut Umum
Penuntut Umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan hakim.
Penuntutan
Penuntutan merupakan tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke Pengadilan Negeri yang
berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam UU dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di
sidang pengadilan.
Tersangka, Terdakwa, dan Terpidana
Tersangka
Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan
bukti permulaan patut di duga sebagai pelaku tindak pidana.
Terdakwa
Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa, dan diadili disidang
peradilan.
Terpidana
Terpidana adalah orang yang dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
Penyitaan dan Penggeledahan
Kedua Penggeledahan tersebut harus dilakukan oleh penyidik atau penyelidik atas perintah
penyidik, dan dalam pelaksanaannya harus memperhatikan prinsip-prinsip atau syarat-syarat
yang telah ditentukan undang-undang.
Penangkapan dan Penahanan
Penangkapan
Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu
kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan
penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur
dalam undang-undang.
Penahanan
Penahanan yaitu Penempatan Tersangka atau Terdakwa di tempat tertentu oleh Penyidik,
atau Penuntut, atau hakim dengan Penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur
dalam KUHAP.
Dasar pertimbangan dilakukannya penangkapan dan pembuatan surat perintah penangkapan
1. Laporan polisi.
2. Pengembangan dari pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita Acara.
3. Laporan hasil penyelidikan yang dibuat oleh petugas atas perintah penyidik/penyidik pembantu.
Setelah penangkapan dilakukan, segera diadakan pemeriksaan untuk menentukan apakah perlu diadakan penahan atau
tidak, mengingat jangka waktu penangkapan yang diberikan KUHAP hanya satu hari (1 X 24 jam).
Terhadap pelanggaran tidak dapat dilakukan penangkapan, kecuali bila telah dipanggil secara sah dua kali berturut-turut
tidak memenuhi panggilan itu tanpa alasan yang sah.(Ps. 19)
Segera setelah dilakukan penangkapan supaya diberikan 1 lembar tembusan surat perintah penangkapan kepada
tersangka dan 1 lembar kepada keluarga
Dalam KUHAP (Undang-Undang Hukum Acara Pidana) Pasal 22 berbunyi bahwa
ada 3 jenis penahanan yaitu:
1. Penahanan Rumah Tahanan Negara (RUTAN)
2. Penahanan Rumah
3. Penahanan Kota
Mengadili, Pra peradilan dan Putusan pengadilan
Mengadili
Mengadili yaitu memeriksa,menimbang, dan memutuskan (perkara,
sengketa); menentukan mana yg benar (baik) dan mana yg salah (jahat).
Sengketa Kewenangan Mengadili
Menurut Pasal 33 ayat (1) bentuk sengketa kewenangan mengadili dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Sengketa kewenangan absolut yaitu sengketa mengadili antara satu lingkungan
peradilan dengan lingkungan peradilan lain dan atau sengketa kewenangan
mengadili pengadilan tingkat banding antara lingkungan peradilan yang
berlainan.
2. Sengketa Kewenangan Relatif yaitu sengketa kewenangan mengadili antara
pengadilan tingkat pertama yang terdapat dalam satu lingkungan peradilan yang
sama.
Pra Pradilan
Praperadilan adalah wewenang hakim untuk memeriksa dan memutus, sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang tentang:
1. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan
tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka;
2. sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas
permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan;
3. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau
pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.
Putusan Pengadilan
Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang
pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala
tuntutan hukum
Surat Dakwaan dan Ruang Sidang
Pengertan Surat Dakwaan
Surat dakwaan merupakan dasar pemeriksaan suatu perkara pidana didepan
persidangan, dan hakim yang memeriksa suatu perkara pidana hanya akan
mempertimbangkan dan menilai apa yang tertera dalam surat dakwaan tersebut,
menilai mengenai benar atau tidaknya terdakwa melakukan suatu tindak pidana
yang didakwakan kepadanya, kemudian menjatuhkan putusannya.
Surat Dakwaan dikatakan sah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Memenuhi syarat Akta
2. Memenuhi syarat formil
3. Memenuhi syarat Materil
Ruang sidang adalah ruang yang digunakan untuk memeriksa, mengadili dan
memutuskan suatu perkara.
Bukti, Barang Bukti, dan Alat Bukti
Bukti adalah segala hal yang digunakan oleh terdakwa untuk melakukan suatu
delik atau sebagai hasil suatu delik, disita oleh penyidik untuk digunakan
sebagai pembuktian di pengadilan.
Barang bukti merupakan bukti tambahan terhadap alat-alat bukti yang sah
menurut KUHAP, yaitu sebagai bukti tambahan terhadap alat bukti
keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa.
Alat bukti merupakan alat untuk menerangkan keterkaitan suatu barang bukti
dalam suatu perkara pidana.
Nilai Pembuktian dari Alat Bukti
Mafia Peradilan merupakan korupsi yang sistematik yang melibatkan seluruh pelaku yang
berhubungan atau berkaitan dengan lembaga peradilan mulai dari polisi, jaksa, advokat,
panitera, hakim sampai petugas di Lembaga Pemasyarakatan.