Anda di halaman 1dari 47

Pembimbing : dr Susie

ULKUS DIABETIK Setyowati, Sp.PD- KEMD

Oleh : Retno Wulandari


PENDAHULUAN
sindrom
kronik DM tipe 1
gangguan DM tipe 2
metabolism
e

Dunia 
425juta Indonesia
usia 20-79 menempati
menderita urutan ke 7
DM
Click icon to add picture

LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Lengkap : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 20/11/1978 (40 tahun)
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Perkerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl Kp Cikoneng Baru RT 04/02 Jati Uwung
No. RM : 375466
Masuk RS : Sabtu, 21 September 2019, pukul 13.25
Dilakukan pemeriksaan : Rabu, 25 September 2019 puku; 10:30
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Luka pada kaki kiri sejak 1 minggu SMRS
RPS :
Satu minggu SMRS pasien mengeluhkan muncul luka pada kaki kiri, luka muncul karena
tergores sendal, mula-mula luka berupa goresan lama-kelamaan menjadi besar, kemerahan,
bernanah, dan tercium bau tidak sedap, nyeri tidak ada. Pasien juga mengatakan kaki kiri dan
kanan terasa baal saat menginjak ubin.
Dua minggu SMRS pasien mengeluhkan lemas, lemas dirasakan sepanjang hari, pasien
mengatakan untuk berjalan +- 5 menit pasien sudah merasa kelelahan, lemas juga tidak
berkurang saat pasien beristirahat. Keluhan gusi mudah berdarah (-), mimisan (-), memar
yang sulit hilang (-), bintik-bintik perdarahan (-), keringat malam (-), penurunan bb (-), sulit
menelan (-), mual (-), muntah (-). Napsu makan baik, pasien makan 3x sehari. BAK tidak
ada nyeri tidak ada darah. BAB tidak ada keluhan.
Demam (+) sejak +- 1 minggu SMRS, demam menggigil, demam turun setelah pemberian
paracetamol, saat ini pasien sudah tidak demam
Pasien memiliki riwayat sakit DM sejak 2003 dan rutin minum metformin 3x500mg, serta
glimepiride 2x3mg.
 
 
  •Riwayat diabetes melitus ± 16 tahun
Riwayat Penyakit •Riwayat hipertensi, penyakit jantung dan
Dahulu penyakit ginjal disangkal

•Metformin 3 x 500mg
Riwayat Pengobatan •Glimepirid 2 x 3mg

Riwayat Penyakit •Ibu pasien menderita diabetes melitus


Keluarga

• Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi


Riwayat Sosial minuman beralkohol
PEMERIKSAAN FISIK
Tinggi badan : 165 cm

Berat badan : 65 Kg

Keadaan gizi : Pre-obese (IMT 23.8 Kg/m2)

Tekanan darah : 122 /76 mmHg

Nadi : 92 kali/menit, reguler, kuat angkat

Frekuensi nafas : 20 kali/menit, reguler, abdominotorakal

Suhu : 36,7 oC

Kesadaran : Compos Mentis  GCS E4M6V5

Cara berjalan : Normal

Mobilisasi : Aktif
STATUS
Kepala
GENERALIS
Normocephal
Mata Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Hidung Simetris kanan dan kiri, sekret (-)
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak sianosis
Tenggorokan Tidak hiperemis
Telinga Normotia, sekret (-)
Leher KGB tidak teraba
Thoraks Pulmo I: Pergerakan dada simetris
P: Vokal fremitus kanan = kiri,
P: sonor seluruh lapang paru
A: vesikuler (+/+), rhonki -/-, wh -/-
Thorax Cor :
I: ictus cordis tidak tampak
P: Ictus cordis tidak kuat angkat
P: batas jantung dbn
A: BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)

Abdomen I: Tampak datar, benjolan (-), bekas luka operasi (-)


A: BU (+) hiperperistaltik
P: timpani seluruh lapang abdomen
P: NT(-), hepar, lien, ginjal tidak teraba

Extremitas Extremitas atas kanan dan kiri : Akral hangat, CRT <2detik, edema (-)
Extremitas bawah kanan dan kiri : akral hangat, namun kedua kaki baal dan
tampak luka pada kaki kiri
Klasifikasi PEDIS : tampak ulkus pada
dorsum pedis sinistra tanpa gangguan
perfusi dengan ukuran 6x5x1cm, serta
terdapat tanda-tanda infeksi berupa
kemerahan, demam, leukositosis dan
terdapat gangguan sensibilitas pada plantar
dan dorsum pedis sinistra.
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
  21/09 22/09 25/09  
HEMATOLOGI RUTIN        
Hemoglobin 7.6* 7.3* 10.6* 13 – 18 g/dL
Hematokrit 24.7* 22* 32* 40 – 52 %
Eritrosit   2.6* 3.7* 4.3 – 60 juta/µL
Leukosit 16000* 18450* 17490* 4,800 - 10,800/µL
Trombosit 327000 332000 456000* 150,000–400,000/µL
Hitung Jenis :        
 Basofil   0 0 0–1%
 Eosinofil   1 0* 1–3%
 Neutrofil   79* 79* 50 – 70 %
 Limfosit   12* 13* 20 – 40 %
 Monosit   8 8 2–8%
MCV   85 85 80 – 96 fL
MCH   28 29 27 – 32 pg
MCHC   33 33 32 – 36 g/dL
RDW   13.40 13.00 11.5 – 14.5 %
KIMIA KLINIK 21/9/19  22/9/19  25/9/19   

Ureum 35      

Kreatinin 1.0      

Glukosa Darah 80 – 140 mg/dL


303* 428* 200*
(Sewaktu)

135 – 147 mmol/dL


Natrium (Na) 132*    

Kalium (K) 3.7     3.5 – 5.0 mmol/dL

Klorida (Cl) 98     95 – 105 mmol/dL

SGOT (AST) 17     < 35 U/L

SGPT (ALT) 19     < 40 U/L


RESUME
Seorang perempuan usia 40 tahun dengan keluhan luka pada kaki kiri sejak 1 minggu
SMRS, luka berbau tidak sedap, luka tidak nyeri, tampak kemerahan dan pus. Kedua
kaki pasien juga terasa baal. Pasien juga mengeluhkan lemas sejak 2 minggu SMRS.
Lemas dirasakan sepanjang hari dan tidak berkurang saat istirahat. Demam (+) +- 1
minggu SMRS, Keluhan lain (-)
Pemeriksaan Fisik tanda-tanda vital dalam batas normal, status generalis pada
mata konjutiva anemis +/+, pada ekstremitas bawah sinistra tampak ulkus pedis
dengan ukuran 6x5cm dengan dasar kemerahan, dan tampak jaringan nekrotik dengan
pus dimetatarsal digiti II.
Pemeriksaan Penunjang hematologi rutin didapatkan, HB 7.6, HT 24.7, Leukosit
16.000, Trombosit 327.000, MCV/MCH/MCHC 85/28/33, GDS 303, Na/K/cl
132/3.7/98
DAFTAR MASALAH
1. Kaki diabetes pada regio dorsum pedis sinistra
2. Diabetes Mellitus tipe 2 belum terkendali
3. Gangguan Keseimbangan elektrolit
4. Anemia normositik normokrom dd ec infeksi dd ec penyakit kronis
 
Kaki diabetik pada regio pedis dorsum (s)    
  Anamnesis : - Pasien mengeluhkan luka di kaki kiri sejak 1 minggu SMRS
- Luka tidak nyeri, berbau tidak sedap, dan bernanah
- Riwayat diabetes melitus ±16 tahun
  Pemeriksaan fisik : Ulkus pada dorsum pedis sinistra ukuran 6x5 cm dengan dasar kemerahan, dan terdapat
jaringan nekrotik dengan pus di metatarsal digiti II
  Pemeriksaan penunjang : - Leukosit 211410 /µL  leukositosis
- GDS : 303
  Rencana diagnosis : - Kultur pus
  Rencana monitoring : - Kadar gula darah
- Pulsasi arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior
  Rencana terapi : - Debridemen dan perawatan luka
- Ampicillin Sulbactam 4x 1.5g
Edukasi dan rehabilitasi : - Edukasi cara membersihkan luka
- Edukasi penggunaan alas kaki pada pasien diabetes
Prognosis    
  Ad vitam : Dubia ad bonam
  Ad fungsionam : Dubia
  Ad sanationam : Dubia
DM Tipe 2 belum terkendali    
  Anamnesis : -
  Pemeriksaan Fisik : Ulkus pada dorsum pedis sinistra ukuran 6x5 cm dengan dasar kemerahan,
dan terdapat jaringan nekrotik dengan pus di metatarsal digiti II

  Pemeriksaan penunjang : GDS 303mg/dl

  Rencana diagnosis : HbA1c, GDP


  Rencana monitoring : KGDH Senin-Kamis
  Rencana terapi : Metformin 3x500mg, Glimepirid 2x3mg, Inj Insulin Glargin 1x14 unit

Edukasi dan rehabilitasi : Rutin minum obat dan kontrol


    Jaga kalori makanan
Prognosis    
  Ad vitam : Dubia ad bonam
  Ad fungsionam : Dubia ad bonam
  Ad sanationam : Dubia ad bonam
Gangguan keseimbangan elektrolit    
  Anamnesis : -
  Pemeriksaan penunjang : Elektrolit
 Natrium (Na) 132 mmol/dL  hiponatremi
 Kalium (K) 3.7 mmol/dL
 Klorida (Cl) 98 mmol/dL

  Rencana diagnosis : -
  Rencana monitoring : Cek elektrolit ulang
  Rencana terapi : IVFD RL 500cc/12 jam
Edukasi dan rehabilitasi : Edukasi kondisi dan kemungkinan penyebab
Prognosis :  
  Ad vitam : Dubia ad bonam
  Ad fungsionam : Dubia ad bonam
  Ad sanationam : Dubia ad bonam
Anemia normositik nomokrom    
  Anamnesis : Pasien merasa lemas sejak 2minggu SMRS, lemas tidak berkurang walau sudah beristirahat.
  Pemeriksaan fisik : - Konjungtiva anemis +/+
  Pemeriksaan penunjang : - Hematologi
   Hemoglobin 7.3 g/dL  anemia, Hematokrit 22 %, Eritrosit 2.6 juta/µL
   Leukosit 18.450 /µL  leukositosis
 Trombosit 332000 /µL
 MCV 85 fL  normositik
 MCH 28 pg  normokromik
 MCHC 33 g/dl
 GDS: 303mg/dl

  Rencana diagnosis : - Retikulosit


  Rencana monitoring : Pemeriksaan hematologi rutin dalam 2 – 4 minggu
  Rencana terapi : - Transfusi PRC 600cc
Edukasi dan rehabilitasi - Edukasi kondisi, pemeriksaan, dan tujuan tatalaksana pada saat ini
:

Prognosis    
  Ad vitam : Dubia ad bonam
  Ad fungsionam : Dubia ad bonam
  Ad sanationam : Dubia ad bonam
Tanggal S–O A– P
(Intsruksi Dokter)
24/09/19 S : Badan lemas A:

FOLLOW UP O:
 Kesadaran compos mentis


Ulkus pedis sinistra, pus (+)
DMT2 belum terkendali
 Keadaan umum tampak sakit ringan  Hiponatremia
 Tanda – tanda vital  Anemia
- Tekanan darah 110/80 mmHg  
- Nadi 88 kali/menit P:
- Nafas 20 kali/menit  Diet DM 1500kal
- Suhu 36,7 oC  Lantus 1x14 unit
 Mata: CA +/+, SI -/-  Glimepirid 3mg 1-0-1
 Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-, Rh -/-  Metformin 3x500mg
 Cor: BJ I/II murni reguler, murmur  Ampicillin sulbactam 4x 1.5g
(-), gallop (-)  PCT 3x500mg
 Abd : perut supel, BU (+), nyeri tekan  GV/ hari
(-)  KGDH Senin-Kamis
 Pemeriksaan penunjang  Tranfusi PRC 600cc
- GDS 382 mg/dl
- Hb: 7.3
- Natrium: 132 meq/L
25/09/19 S : pasien mengatakan badan masih lemas A:
O:  Ulkus pedis sinistra
 DM Tipe 2 belum terkendali
 Kesadaran compos mentis

FOLLOW UP  Keadaan umum tampak sakit ringan  Anemia post transfusi


 Hiponatremi
 Tanda – tanda vital
 
- Tekanan darah 118/72 mmHg
P:
- Nadi 80 kali/menit
- Nafas 20 kali/menit  Diet DM 1500kal
- Suhu 36,8 oC  Ampicillin sulbactam 4x1.5g
 Mata: CA +/+, SI -/-  Lantus 1x 14unit
 Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-, Rh -/-  Metformin 3x500mg
 Cor: BJ I/II murni reguler, murmur (-),  Glimepirid 3mg 1-0-1
gallop (-)  GV 1x/hari
 Abd: perut supel, BU (+), nyeri tekan (-)  
 Pemeriksaan Penunjang : Hb 10.6
 GDS pagi : 200
 GDS siang : 315
 GDS malam : 198
26/09/201 S : keluhan tidak ada A
9  Ulkus pedis sinistra
 O: Tanda – tanda vital  Dm 2 belum terkendali
- Tekanan darah 120/78 mmHg  Anemia post transfuse
FOLLOW UP - Nadi 84 kali/menit
- Nafas 20 kali/menit

 
Hiponatremi

- Suhu 36,8 oC P
 Mata: CA +/+, SI -/-  Diet DM 1500kal
 Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-,  Ampicillin sulbactam
Rh -/- 4x1.5g
 Cor: BJ I/II murni reguler,  Lantus 1x 14unit
murmur (-), gallop (-)  Metformin 3x500mg
 Abd: perut supel, BU (+), nyeri  Glimepirid 3mg 1-0-1
tekan (-)  GV 1x/hari
 Pemeriksaan Penunjang : Hb  
10.6
 GDS pagi : 138
 GDS siang : 88
 GDS malam : 230
27/09/19 S : : Badan sudah tidak lemas A:
O:  Ulkus pedis sinistra
 DM Tipe 2 belum terkendali
 Kesadaran compos mentis
FOLLOW UP  Anemia post transfusi
 Keadaan umum tampak sakit  Hiponatremi
ringan  
 Tanda – tanda vital
- Tekanan darah 111/73 mmHg P:
- Nadi 73 kali/menit  IVFD RL 500cc/12 jam
- Nafas 20 kali/menit  Diet DM 1500kal
- Suhu 36,8 oC  Ampicillin sulbactam 4x1.5g
 Mata: CA +/+, SI -/-  Lantus 1x 14unit
 Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-, Rh  Metformin 3x500mg
-/-  Glimepirid 3mg 1-0-1
 Cor: BJ I/II murni reguler,  GV 2x/hari
murmur (-), gallop (-)  Kultur pus swab
 Abd: perut supel, BU (+), nyeri  Konsul bedah vaskular
tekan (-)
28/09/10 S : : Badan sudah tidak lemas A:
O:  Ulkus pedis sinistra
 DM Tipe 2 belum terkendali
FOLLOW UP  Kesadaran compos mentis
 Keadaan umum tampak sakit  
 Anemia post transfusi

ringan
P:
 Tanda – tanda vital
- Tekanan darah 125/79 mmHg  IVFD RL 500cc/12 jam
- Nadi 90 kali/menit  Diet DM 1500kal
- Nafas 20 kali/menit  Ampicillin sulbactam 4x1.5g
- Suhu 36,4 oC  Lantus 1x 14unit
 Mata: CA +/+, SI -/-  Metformin 3x500mg
 Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-, Rh  Glimepirid 3mg 1-0-1
-/-  GV 2x/hari
 Cor: BJ I/II murni reguler,
murmur (-), gallop (-)
 Abd: perut supel, BU (+), nyeri
tekan (-)
 PP : Na/k/cl : 135/4.9/98
29/09/10 S : : Badan sudah tidak lemas A:
O:  Ulkus pedis sinistra
 DM Tipe 2 belum terkendali
FOLLOW UP  Kesadaran compos mentis  Anemia post transfusi
 Keadaan umum tampak sakit  Hiponatremi
ringan  
 Tanda – tanda vital
- Tekanan darah 115/82 mmHg P:
- Nadi 88 kali/menit  IVFD RL 500cc/12jam
- Nafas 20 kali/menit  Diet DM 1500kal
- Suhu 36 oC  Ampicillin sulbactam 4x1.5g
 Mata: CA +/+, SI -/-  Lantus 1x 14unit
 Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-, Rh  Metformin 3x500mg
-/-  Glimepirid 3mg 1-0-1
 Cor: BJ I/II murni reguler,  GV 2x/hari
murmur (-), gallop (-)  Kultur pus swab
 Abd: perut supel, BU (+), nyeri
tekan (-)
30/09/10 S : : Badan sudah tidak lemas A:
O:  Ulkus pedis sinistra
 DM Tipe 2 belum terkendali
 Kesadaran compos mentis
FOLLOW UP  Anemia post transfusi
 Keadaan umum tampak sakit  Hiponatremi
ringan  
 Tanda – tanda vital
- Tekanan darah 110/80 mmHg P:
- Nadi 80 kali/menit  IVFD RL 500cc/12 jam
- Nafas 20 kali/menit  Diet DM 1500kal
- Suhu 36,3 oC  Ampicillin sulbactam 4x1.5g
 Mata: CA +/+, SI -/-  Lantus 1x 14unit
 Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-, Rh  Metformin 3x500mg
-/-  Glimepirid 3mg 1-0-1
 Cor: BJ I/II murni reguler,  GV 2x/hari
murmur (-), gallop (-)  Cek Kultur pus swab
 Abd: perut supel, BU (+), nyeri
tekan (-)
 PP : GDS 78
Click icon to add picture

TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELLITUS
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua – duanya.

Gejala yang dikeluhkan pada penderita diabetes


melitus polidipsi, poliuria, polifagi, penurunan berat
badan, dan kesemutan.
Diagnosis DM juga dapat ditegakkan melalui cara pada tabel :
1. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, dan penurunan berat badan)+ glukosa plasma
sewaktu >200 mg/ dL (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir
2. Atau
Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa > 126 mg/ dL (7,0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam

3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara
dengan 75gram glukosa anhidrus yang dilarutkan kedalam air
Pemantauan glukosa mandiri
Edukasi


Perawatan kaki

Ketaatan penggunaan obat

Karbohidrat 45-65%
Gizi


Lemak 20-25%

Protein 10-20%


3-4 kali/minggu
Latihan fisik ●


Lebih >30menit
Bersifat kontinyu


Pemacu sekresi insulin  sulfonil urea, glinid
Farmakologis ●


Peningkatan sensivititas insulin  Biguanid
Penghambat absorbsi glukosa
KOMPLIKASI
Makrovaskular Mikrovaskular
CVD Retinopati
PAD Nefropati
CAD Neuropati
PARAMETER PENGENDALIAN
DM
Parameter Sasaran
Parameter Sasaran
1. IMT (kg/m2)  18.5 - <23
1. HbA1c (%) < 7
2. Tekanan darah sistolik (mmHg) <140
2. Kolesterol LDL (mg/dl) < 100 (<70 bila
3. Tekanan darah diastolic (mmHg) < 90 risiko KV sangat tinggi)
4. Glukosa darah preprandial kapiler (mg/dl) 80 – 3. Kolesterol HDL (mg/dl) Laki-laki >40,
130 Perempuan >50
5. Glukosa darah 1-2 jam PP kapiler (mg/dl) < 180 4. Trigliserida (mg/dl) <150
ULKUS DIABETIK
Ulkus kaki diabetik adalah sebuah kerusakan komponen akibat perjalanan penyakit
diabetes dan disebabkan karena penurunan kontrol DM, neuropati perifer, dan
penyakit vaskular perifer.
Ulkus kaki diabetik merupakan luka terbuka pada permukaan kulit yang
disebabkan adanya makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insufisiensi dan
neuropati.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI WAGNER
Derajat Lesi
   
0 Tidak terdapat lesi terbuka, mungkin hanya deformitas dan
  Selulitis
1 Ulkus diabetic superfisialis (partial atau full thickness)
2 Ulkus meluas mengenai ligament, tendon, kapsul sendi atau
  otot dalam tanpa abses atau osteomileitis
3 Ulkus dalam dengan abses, osteomielitis atau infeksi sendi
4 Ganggren setempat pada bagian depan kaki atau tumit
5 Ganggren luas meliputi seluruh kaki
FAKTOR RISIKO
1. Usia >60 tahun
2. Lama DM >10 tahun
3. Neuropati
4. Obesitas
5. Hipertensi
6. Kadar glukosa tidak terkendali
7. Kebiasaan merokok
TATALAKSANA
1. Kendali metabolik
2. Kendali vaskular
3. Kendali infeksi
4. Kendali luka
5. Kendali tekanan
6. Penyuluhan
ANEMIA PADA DIABETES
Anemia penyakit kronik adalah anemia ringan hingga sedang yang memperpendek
kelangsungan hidup sel darah merah (sekitar 80 hari, bukan 120 hari normal).
Fenomena ini dihubungkan dengan keadaan hiperaktif system fagosit mononuclear
yang dipicu oleh proses infeksi, inflamasi, atau neoplastik yang menyebabkan ke
penghancuran dini sel darah merah yang beredar di dalam tubuh. Respon sumsum
tulang yang tidak adekuat pada dasarnya disebabkan oleh rendahnya sekresi
eritropoietin, penurunan respon sumsum tulang terhadap eritropoietin, dan
menurunnya suplai besi ke sumsum tulang.
Click icon to add picture

PEMBAHASAN KASUS
PEMBAHASAN KASUS
Luka pada telapak kaki kiri
pasien diperkirakan merupakan
komplikasi lebih lanjut dari
diabetes mellitus telah dialami
1. Perawatan luka
pasien selama 16 tahun yang 2. Pemberian antibiotik
dicurigai telah terjadinya (karena pada pasien ada
neuropati perifer yang demam, ulkus dengan pus,
menyebabkan pasien tidak sadar leukositosis)
atau merasakan nyeri saat kaki
muncul luka.
PEMBAHASAN KASUS

Pada pasien:
• Lemas (+) pasien diabetes dengan
• Ca +/+ penyakit arteri perifer,
Anemia Normositik
• HB 7.3, HT 22, kadar hemoglobin
Normokrom ec infeksi
Eritrosis 2.6 menurun seiring dengan
dd penyakit kronik
MCV/MCH/MCHC gejala klinis dan
85/28/33 perkembangan penyakit
• Leukosit 18.450
PEMBAHASAN KASUS

Pada pasien:
Karena pada GDS
• Didapatkan GDS 303
masih diatas nilai
• Ulkus diabetic
Diabetes mellitus tipe 2 normal walau sudah
• Riwayat obat
tidak terkontrol menggunakan 2 jenis
metformin dan
obat DM selama > 3
glimepirid sudah
bulan
sejak 2003
PEMBAHASAN KASUS

Koreksi natrium dengan


dinaikan 1meq/L tiap 1 Karna pada pasien nilai
Pada pasien:
jam sampai kadar Na 132 maka hanya
• Na/k/cl 132/3.7/98
mencapai 130 meq/L diberikan IVFD RL
KESIMPULAN
Ulkus kaki diabetik merupakan luka terbuka pada permukaan kulit yang disebabkan
adanya makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insufisiensi dan neuropati. Ulkus
diabetik mudah sekali menjadi infeksi karena masuknya kuman atau bakteri dan
adanya gula darah yang tinggi menjadi tempat strategis untuk pertumbuhan kuman.
Tujuan utama pengelolahan ulkus kaki diabetik yaitu untuk mengakses proses kearah
penyembuhan luka secepat mungkin karena perbaikan dari ulkus kaki dapat
menurunkan kemungkinan terjadinya amputasi dan ke-matian pasien diabetes.

Anda mungkin juga menyukai