Lapsus Ipd
Lapsus Ipd
Dunia
425juta Indonesia
usia 20-79 menempati
menderita urutan ke 7
DM
Click icon to add picture
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Lengkap : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 20/11/1978 (40 tahun)
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Perkerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl Kp Cikoneng Baru RT 04/02 Jati Uwung
No. RM : 375466
Masuk RS : Sabtu, 21 September 2019, pukul 13.25
Dilakukan pemeriksaan : Rabu, 25 September 2019 puku; 10:30
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Luka pada kaki kiri sejak 1 minggu SMRS
RPS :
Satu minggu SMRS pasien mengeluhkan muncul luka pada kaki kiri, luka muncul karena
tergores sendal, mula-mula luka berupa goresan lama-kelamaan menjadi besar, kemerahan,
bernanah, dan tercium bau tidak sedap, nyeri tidak ada. Pasien juga mengatakan kaki kiri dan
kanan terasa baal saat menginjak ubin.
Dua minggu SMRS pasien mengeluhkan lemas, lemas dirasakan sepanjang hari, pasien
mengatakan untuk berjalan +- 5 menit pasien sudah merasa kelelahan, lemas juga tidak
berkurang saat pasien beristirahat. Keluhan gusi mudah berdarah (-), mimisan (-), memar
yang sulit hilang (-), bintik-bintik perdarahan (-), keringat malam (-), penurunan bb (-), sulit
menelan (-), mual (-), muntah (-). Napsu makan baik, pasien makan 3x sehari. BAK tidak
ada nyeri tidak ada darah. BAB tidak ada keluhan.
Demam (+) sejak +- 1 minggu SMRS, demam menggigil, demam turun setelah pemberian
paracetamol, saat ini pasien sudah tidak demam
Pasien memiliki riwayat sakit DM sejak 2003 dan rutin minum metformin 3x500mg, serta
glimepiride 2x3mg.
•Riwayat diabetes melitus ± 16 tahun
Riwayat Penyakit •Riwayat hipertensi, penyakit jantung dan
Dahulu penyakit ginjal disangkal
•Metformin 3 x 500mg
Riwayat Pengobatan •Glimepirid 2 x 3mg
Berat badan : 65 Kg
Suhu : 36,7 oC
Mobilisasi : Aktif
STATUS
Kepala
GENERALIS
Normocephal
Mata Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Hidung Simetris kanan dan kiri, sekret (-)
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak sianosis
Tenggorokan Tidak hiperemis
Telinga Normotia, sekret (-)
Leher KGB tidak teraba
Thoraks Pulmo I: Pergerakan dada simetris
P: Vokal fremitus kanan = kiri,
P: sonor seluruh lapang paru
A: vesikuler (+/+), rhonki -/-, wh -/-
Thorax Cor :
I: ictus cordis tidak tampak
P: Ictus cordis tidak kuat angkat
P: batas jantung dbn
A: BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
Extremitas Extremitas atas kanan dan kiri : Akral hangat, CRT <2detik, edema (-)
Extremitas bawah kanan dan kiri : akral hangat, namun kedua kaki baal dan
tampak luka pada kaki kiri
Klasifikasi PEDIS : tampak ulkus pada
dorsum pedis sinistra tanpa gangguan
perfusi dengan ukuran 6x5x1cm, serta
terdapat tanda-tanda infeksi berupa
kemerahan, demam, leukositosis dan
terdapat gangguan sensibilitas pada plantar
dan dorsum pedis sinistra.
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
21/09 22/09 25/09
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin 7.6* 7.3* 10.6* 13 – 18 g/dL
Hematokrit 24.7* 22* 32* 40 – 52 %
Eritrosit 2.6* 3.7* 4.3 – 60 juta/µL
Leukosit 16000* 18450* 17490* 4,800 - 10,800/µL
Trombosit 327000 332000 456000* 150,000–400,000/µL
Hitung Jenis :
Basofil 0 0 0–1%
Eosinofil 1 0* 1–3%
Neutrofil 79* 79* 50 – 70 %
Limfosit 12* 13* 20 – 40 %
Monosit 8 8 2–8%
MCV 85 85 80 – 96 fL
MCH 28 29 27 – 32 pg
MCHC 33 33 32 – 36 g/dL
RDW 13.40 13.00 11.5 – 14.5 %
KIMIA KLINIK 21/9/19 22/9/19 25/9/19
Ureum 35
Kreatinin 1.0
Rencana diagnosis : -
Rencana monitoring : Cek elektrolit ulang
Rencana terapi : IVFD RL 500cc/12 jam
Edukasi dan rehabilitasi : Edukasi kondisi dan kemungkinan penyebab
Prognosis :
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Anemia normositik nomokrom
Anamnesis : Pasien merasa lemas sejak 2minggu SMRS, lemas tidak berkurang walau sudah beristirahat.
Pemeriksaan fisik : - Konjungtiva anemis +/+
Pemeriksaan penunjang : - Hematologi
Hemoglobin 7.3 g/dL anemia, Hematokrit 22 %, Eritrosit 2.6 juta/µL
Leukosit 18.450 /µL leukositosis
Trombosit 332000 /µL
MCV 85 fL normositik
MCH 28 pg normokromik
MCHC 33 g/dl
GDS: 303mg/dl
Prognosis
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Tanggal S–O A– P
(Intsruksi Dokter)
24/09/19 S : Badan lemas A:
FOLLOW UP O:
Kesadaran compos mentis
Ulkus pedis sinistra, pus (+)
DMT2 belum terkendali
Keadaan umum tampak sakit ringan Hiponatremia
Tanda – tanda vital Anemia
- Tekanan darah 110/80 mmHg
- Nadi 88 kali/menit P:
- Nafas 20 kali/menit Diet DM 1500kal
- Suhu 36,7 oC Lantus 1x14 unit
Mata: CA +/+, SI -/- Glimepirid 3mg 1-0-1
Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-, Rh -/- Metformin 3x500mg
Cor: BJ I/II murni reguler, murmur Ampicillin sulbactam 4x 1.5g
(-), gallop (-) PCT 3x500mg
Abd : perut supel, BU (+), nyeri tekan GV/ hari
(-) KGDH Senin-Kamis
Pemeriksaan penunjang Tranfusi PRC 600cc
- GDS 382 mg/dl
- Hb: 7.3
- Natrium: 132 meq/L
25/09/19 S : pasien mengatakan badan masih lemas A:
O: Ulkus pedis sinistra
DM Tipe 2 belum terkendali
Kesadaran compos mentis
- Suhu 36,8 oC P
Mata: CA +/+, SI -/- Diet DM 1500kal
Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-, Ampicillin sulbactam
Rh -/- 4x1.5g
Cor: BJ I/II murni reguler, Lantus 1x 14unit
murmur (-), gallop (-) Metformin 3x500mg
Abd: perut supel, BU (+), nyeri Glimepirid 3mg 1-0-1
tekan (-) GV 1x/hari
Pemeriksaan Penunjang : Hb
10.6
GDS pagi : 138
GDS siang : 88
GDS malam : 230
27/09/19 S : : Badan sudah tidak lemas A:
O: Ulkus pedis sinistra
DM Tipe 2 belum terkendali
Kesadaran compos mentis
FOLLOW UP Anemia post transfusi
Keadaan umum tampak sakit Hiponatremi
ringan
Tanda – tanda vital
- Tekanan darah 111/73 mmHg P:
- Nadi 73 kali/menit IVFD RL 500cc/12 jam
- Nafas 20 kali/menit Diet DM 1500kal
- Suhu 36,8 oC Ampicillin sulbactam 4x1.5g
Mata: CA +/+, SI -/- Lantus 1x 14unit
Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-, Rh Metformin 3x500mg
-/- Glimepirid 3mg 1-0-1
Cor: BJ I/II murni reguler, GV 2x/hari
murmur (-), gallop (-) Kultur pus swab
Abd: perut supel, BU (+), nyeri Konsul bedah vaskular
tekan (-)
28/09/10 S : : Badan sudah tidak lemas A:
O: Ulkus pedis sinistra
DM Tipe 2 belum terkendali
FOLLOW UP Kesadaran compos mentis
Keadaan umum tampak sakit
Anemia post transfusi
ringan
P:
Tanda – tanda vital
- Tekanan darah 125/79 mmHg IVFD RL 500cc/12 jam
- Nadi 90 kali/menit Diet DM 1500kal
- Nafas 20 kali/menit Ampicillin sulbactam 4x1.5g
- Suhu 36,4 oC Lantus 1x 14unit
Mata: CA +/+, SI -/- Metformin 3x500mg
Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-, Rh Glimepirid 3mg 1-0-1
-/- GV 2x/hari
Cor: BJ I/II murni reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abd: perut supel, BU (+), nyeri
tekan (-)
PP : Na/k/cl : 135/4.9/98
29/09/10 S : : Badan sudah tidak lemas A:
O: Ulkus pedis sinistra
DM Tipe 2 belum terkendali
FOLLOW UP Kesadaran compos mentis Anemia post transfusi
Keadaan umum tampak sakit Hiponatremi
ringan
Tanda – tanda vital
- Tekanan darah 115/82 mmHg P:
- Nadi 88 kali/menit IVFD RL 500cc/12jam
- Nafas 20 kali/menit Diet DM 1500kal
- Suhu 36 oC Ampicillin sulbactam 4x1.5g
Mata: CA +/+, SI -/- Lantus 1x 14unit
Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-, Rh Metformin 3x500mg
-/- Glimepirid 3mg 1-0-1
Cor: BJ I/II murni reguler, GV 2x/hari
murmur (-), gallop (-) Kultur pus swab
Abd: perut supel, BU (+), nyeri
tekan (-)
30/09/10 S : : Badan sudah tidak lemas A:
O: Ulkus pedis sinistra
DM Tipe 2 belum terkendali
Kesadaran compos mentis
FOLLOW UP Anemia post transfusi
Keadaan umum tampak sakit Hiponatremi
ringan
Tanda – tanda vital
- Tekanan darah 110/80 mmHg P:
- Nadi 80 kali/menit IVFD RL 500cc/12 jam
- Nafas 20 kali/menit Diet DM 1500kal
- Suhu 36,3 oC Ampicillin sulbactam 4x1.5g
Mata: CA +/+, SI -/- Lantus 1x 14unit
Pulmo: vesikuler +/+, Wh -/-, Rh Metformin 3x500mg
-/- Glimepirid 3mg 1-0-1
Cor: BJ I/II murni reguler, GV 2x/hari
murmur (-), gallop (-) Cek Kultur pus swab
Abd: perut supel, BU (+), nyeri
tekan (-)
PP : GDS 78
Click icon to add picture
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELLITUS
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua – duanya.
3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara
dengan 75gram glukosa anhidrus yang dilarutkan kedalam air
Pemantauan glukosa mandiri
Edukasi
●
●
Perawatan kaki
●
Ketaatan penggunaan obat
Karbohidrat 45-65%
Gizi
●
●
Lemak 20-25%
●
Protein 10-20%
●
3-4 kali/minggu
Latihan fisik ●
●
Lebih >30menit
Bersifat kontinyu
●
Pemacu sekresi insulin sulfonil urea, glinid
Farmakologis ●
●
Peningkatan sensivititas insulin Biguanid
Penghambat absorbsi glukosa
KOMPLIKASI
Makrovaskular Mikrovaskular
CVD Retinopati
PAD Nefropati
CAD Neuropati
PARAMETER PENGENDALIAN
DM
Parameter Sasaran
Parameter Sasaran
1. IMT (kg/m2) 18.5 - <23
1. HbA1c (%) < 7
2. Tekanan darah sistolik (mmHg) <140
2. Kolesterol LDL (mg/dl) < 100 (<70 bila
3. Tekanan darah diastolic (mmHg) < 90 risiko KV sangat tinggi)
4. Glukosa darah preprandial kapiler (mg/dl) 80 – 3. Kolesterol HDL (mg/dl) Laki-laki >40,
130 Perempuan >50
5. Glukosa darah 1-2 jam PP kapiler (mg/dl) < 180 4. Trigliserida (mg/dl) <150
ULKUS DIABETIK
Ulkus kaki diabetik adalah sebuah kerusakan komponen akibat perjalanan penyakit
diabetes dan disebabkan karena penurunan kontrol DM, neuropati perifer, dan
penyakit vaskular perifer.
Ulkus kaki diabetik merupakan luka terbuka pada permukaan kulit yang
disebabkan adanya makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insufisiensi dan
neuropati.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI WAGNER
Derajat Lesi
0 Tidak terdapat lesi terbuka, mungkin hanya deformitas dan
Selulitis
1 Ulkus diabetic superfisialis (partial atau full thickness)
2 Ulkus meluas mengenai ligament, tendon, kapsul sendi atau
otot dalam tanpa abses atau osteomileitis
3 Ulkus dalam dengan abses, osteomielitis atau infeksi sendi
4 Ganggren setempat pada bagian depan kaki atau tumit
5 Ganggren luas meliputi seluruh kaki
FAKTOR RISIKO
1. Usia >60 tahun
2. Lama DM >10 tahun
3. Neuropati
4. Obesitas
5. Hipertensi
6. Kadar glukosa tidak terkendali
7. Kebiasaan merokok
TATALAKSANA
1. Kendali metabolik
2. Kendali vaskular
3. Kendali infeksi
4. Kendali luka
5. Kendali tekanan
6. Penyuluhan
ANEMIA PADA DIABETES
Anemia penyakit kronik adalah anemia ringan hingga sedang yang memperpendek
kelangsungan hidup sel darah merah (sekitar 80 hari, bukan 120 hari normal).
Fenomena ini dihubungkan dengan keadaan hiperaktif system fagosit mononuclear
yang dipicu oleh proses infeksi, inflamasi, atau neoplastik yang menyebabkan ke
penghancuran dini sel darah merah yang beredar di dalam tubuh. Respon sumsum
tulang yang tidak adekuat pada dasarnya disebabkan oleh rendahnya sekresi
eritropoietin, penurunan respon sumsum tulang terhadap eritropoietin, dan
menurunnya suplai besi ke sumsum tulang.
Click icon to add picture
PEMBAHASAN KASUS
PEMBAHASAN KASUS
Luka pada telapak kaki kiri
pasien diperkirakan merupakan
komplikasi lebih lanjut dari
diabetes mellitus telah dialami
1. Perawatan luka
pasien selama 16 tahun yang 2. Pemberian antibiotik
dicurigai telah terjadinya (karena pada pasien ada
neuropati perifer yang demam, ulkus dengan pus,
menyebabkan pasien tidak sadar leukositosis)
atau merasakan nyeri saat kaki
muncul luka.
PEMBAHASAN KASUS
Pada pasien:
• Lemas (+) pasien diabetes dengan
• Ca +/+ penyakit arteri perifer,
Anemia Normositik
• HB 7.3, HT 22, kadar hemoglobin
Normokrom ec infeksi
Eritrosis 2.6 menurun seiring dengan
dd penyakit kronik
MCV/MCH/MCHC gejala klinis dan
85/28/33 perkembangan penyakit
• Leukosit 18.450
PEMBAHASAN KASUS
Pada pasien:
Karena pada GDS
• Didapatkan GDS 303
masih diatas nilai
• Ulkus diabetic
Diabetes mellitus tipe 2 normal walau sudah
• Riwayat obat
tidak terkontrol menggunakan 2 jenis
metformin dan
obat DM selama > 3
glimepirid sudah
bulan
sejak 2003
PEMBAHASAN KASUS