1. Pajak dalam LK
Aset lancar
Beban pajak
6
Pajak dalam Laporan Keuangan
PT. Pertamina (Persero) LK 31 Desember 2013
Catatan atas LK
Pajak dalam Laporan Keuangan
PT. Pertamina (Persero) LK 31 Desember 2013
Catatan
atas LK
Pajak dalam Laporan Keuangan
PT. Pertamina (Persero) LK 31 Desember 2013
Catatan atas LK
Rekonsiliasi
Pajak Tangguhan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 46
Akuntansi Pajak Penghasilan
• Adopsi IAS 12 Accounting for Income Tax
• Fokus pada pajak penghasilan perusahaan – beban pajak penghasilan dan
pajak tangguhan
• Sebelum PSAK 46:
– Beban pajak dalam laporan laba rugi adalah pajak terutang menurut fiskal
SAK ETAP
• PSAK 46 1997 (eff 1 Jan 1999 perusahaan listed dan 1 Jan 2001 non listed)
– Beban pajak : kini dan tangguhan
– Aktiva / kewajiban pajak tangguhan
• PSAK 46 Revisi 2010 -
– Menyesuaikan dengan IAS 12 – ilustrasi, definisi
– Perbedaan dengan IAS 12 – definisi pajak tangguhan, konsolidasian, pajak
final, SKP
• PSAK 46 Revisi 2013 –
– pengaturan pajak final dan hal khusus dihilangkan
– ditambahkan pajak tangguhan aset tidak disusutkan dan properti investasi
10
Trade off Akuntansi dan Pajak
PSAK Undang-Undang
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
Permanen Temporer
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
Pajak Tangguhan:
Aset / Liabilitas
Beban/Pendapatan
Tujuan PSAK 46
14
Definisi
• Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini
dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba
atau rugi pada satu periode dipadankan dengan dengan laba
akuntansi
• Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum
dikurangi beban pajak.
• Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah
laba (rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan
peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak
penghasilan yang terutang (dilunasi).
• Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan
peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak
entitas.
18
Pajak Tangguhan
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan
kena pajak ada pengakuan pajak menurut akuntansi
sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak
tangguhan.
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan
kena pajak pajak yang dibayarkan lebih besar daripada
laba menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak tangguhan
dan manfaat pajak tangguhan.
• Perusahaan memiliki kerugian dapat dikompensasikan di
masa mendatang manfaat tersebut diakui pada saat
kerugian tersebut terjadi Aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.
• Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa
manfaat di masa mendatang akan diperoleh entitas
19
Pengakuan aset pajak tangguhan dan
liabilitas pajak tangguhan
28
Pengungkapan
32
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
Jawaban
Jawaban ::
Gaji pokok 2,750,000 Jurnal Pemberi
Jurnal Pemberi
Penghasilan bruto per bulan
Kerja 2,750,000
Kerja
(Biaya jabatan) (137,500) Beban
BebanGaji 2.750.000
Gaji2.750.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (125,000) (262,500) Utang
UtangDana
DanaPensiun
Pensiun 125.000
125.000
Penghasilan netto per bulan 2,487,500 Utang PPh 21
Utang PPh 21 36.375
36.375
Kas 2.588.625
Penghasilan netto setahun 29,850,000 Kas 2.588.625
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (3,960,000) (21,120,000)
Penghasilan Kena Pajak 8,730,000
Pajak terutang setahun
5% x 8,730,000 436,500 Rp436,500.00
Pajak terutang per bulan Rp36,375.00
Jika
JikaKertarajasa
Kertarajasatidak
tidakmemiliki
memilikiNPWP,
NPWP,maka
makapajak
pajakterutang
terutangper
perbulan
bulan
==120%
120%xx36.375
36.375 ==Rp
Rp43.650,00
43.650,00 33
Ilustrasi (Gaji Bulanan)
Kudungga
Kudungga adalah
adalah pegawai
pegawai suatu
suatu perusahaan
perusahaan otomotif,
otomotif, menikah
menikah dengan
dengan dua
dua
anak
anak dan
dan memperoleh
memperoleh gaji gaji sebulan
sebulan Rp Rp 4.000.000.
4.000.000. Perusahaan
Perusahaan mengikuti
mengikuti
program
program Jamsostek,
Jamsostek, premipremi Jaminan
Jaminan Kecelakaan
Kecelakaan Kerja
Kerja dan
dan premi
premi Jaminan
Jaminan
Kematian
Kematian dibayar
dibayar oleh
oleh pemberi
pemberi kerja
kerja dengan
dengan jumlah
jumlah masing-masing
masing-masing 0.5% 0.5% dan
dan
0.3%
0.3% dari
dari gaji.
gaji. Perusahan
Perusahan menanggung
menanggung iuran iuran JHT
JHT setiap
setiap bulan
bulan yakni
yakni 3.7%
3.7% dari
dari
gaji,
gaji,sedangkan
sedangkanKudungga
Kudunggamembayar
membayariuran iuranJHT
JHTsebesar
sebesar2%2%dari
darigaji
gajitiap
tiapbulan.
bulan.
Di
Disamping
sampingitu, itu,perusahaan
perusahaanjugajugamengikuti
mengikutiprogram
programpensiun
pensiununtuk
untukpegawainya
pegawainya
dengan
dengan membayar
membayar iuran iuran pensiun
pensiun untuk
untuk Kudungga
Kudungga ke ke dana
dana pensiun
pensiun yang
yang
pendiriannya
pendiriannya disahkan
disahkan oleh
oleh Menkeu,
Menkeu, setiap
setiap bulan
bulan sebesar
sebesar RpRp 110.000,00.
110.000,00.
Kudungga
Kudunggasendiri
sendirimembayar
membayariuraniuranpensiun
pensiunsebesar
sebesarRp Rp85.000,00.
85.000,00.
Bagaimanakah
Bagaimanakahpenghitungan
penghitunganPPh PPh2121atas
atasKudungga?
Kudungga?
Bagaimana
Bagaimanajurnal
jurnalyang
yangdibuat
dibuatoleh
olehpemberi
pemberikerja?
kerja?
34
Ilustrasi (Gaji Bulanan)
Jawaban
Jawaban : :
Jurnal
JurnalPemberi
PemberiKerja
Kerja
Gaji pokok 4,000,000 Beban Gaji 4.000.000
Beban Gaji4.000.000
Iuran JKKyang dibayar perusahaan 20,000 Beban
BebanJKK
JKK 20.000
20.000
Iuran JKMyang dibayar perusahaan 12,000 Beban
BebanJKM
JKM 12.000
12.000
Penghasilan bruto per bulan 4,032,000 Beban JHT 148.000
Beban JHT 148.000
(Biaya jabatan) (201,600) Beban
BebanDapen
Dapen 110.000
110.000
(Iuran JHTyang dibayar karyawan) (80,000) Utang JKK
Utang JKK 20.000
20.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (85,000) (366,600) Utang JKM
Utang JKM 12.000
12.000
Penghasilan netto per bulan 3,665,400 Utang
UtangJHT
JHT 228.000
228.000
Penghasilan netto setahun 43,984,800 Utang Dana Pensiun
Utang Dana Pensiun 195.000
195.000
(PTKP) Utang PPh 21
Utang PPh 21 100.767
100.767
WPsendiri (15,840,000) Kas
Kas 3.734.233
3.734.233
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 24,184,800
Pembulatan PKP 24,184,000
Pajak terutang setahun
5%x 24,184,000 1,209,200 Rp1,209,200.00
Pajak terutang per bulan Rp100,766.67
35
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Angsuran Pajak)
Fa. Ekacakra senantiasa melaporkan SPT pada pertengahan Maret setiap tahun dan
melakukan pembayaran angsuran PPh 25 berdasar pelaporan tersebut. Di bulan Desember
tahun lalu Fa. Ekacakra membayarkan angsuran pajak sebesar Rp 13.200.000,00, sedangkan
berdasar SPT tahun ini Fa. Ekacakra akan membayarkan angsuran sebesar Rp 15.750.000,00
per bulan. Bagaimanakah Fa. Ekacakra melakukan penjurnalan di setiap bulannya, dengan
menggunakan pendekatan pembebanan akhir tahun atau pendekatan pembebanan
langsung?
Jawaban :
Pendekatan pembebanan akhir tahun Pendekatan pembebanan langsung
Bulan Januari dan Februari Bulan Januari dan Februari
Pajak dibayar di muka PPh 25 13,200,000 Beban pajak kini 13,200,000
Kas 13,200,000 Kas 13,200,000
Bulan Maret - Desember Bulan Maret - Desember
Pajak dibayar di muka PPh 25 15,750,000 Beban pajak kini 15,750,000
Kas 15,750,000 Kas 15,750,000
36
Ilustrasi PPh 22
Koperasi Medang Kamulan menerima pembayaran dari Kantor Humas
Pemprov atas penyediaan furniture berbahan kayu jati senilai Rp
350.000.000,00. Berapakah beban PPh 22 dan bagaimana jurnalnya
Jawaban:
Beban PPh 22 = 1,5% x 350.000.000
= Rp 5.250.000,00
Jurnal Koperasi Jurnal Humas Pemprov
Kas 344.750.000 Furniture 350.000.000
Pajak dibayar di muka PPh 22 5.250.000 Kas 344.750.000
Penjualan 350.000.000 Utang PPh 22 5.250.000
37
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Bendaharawan Negara)
CV. Pancala mengirimkan tagihan ke Pemprov Aceh atas pengadaan barang sebesar
Rp 220.000.000,00 termasuk PPN. Pengadaan barang tersebut dikenai pemungutan
PPh 22 sebesar 1,5%. Harga pokok penjualan atas barang tersebut adalah Rp
115.000.000,00. Bagaimanakah CV. Pancala melakukan penjurnalan?
Jawaban:
Piutang dagang 170,000,000
Pajak dibayar di muka PPh 22 30,000,000
Penjualan 200,000,000
Harga pokok penjualan 115,000,000
Persediaan 115,000,000
38
Ilustrasi - (Impor)
PT. Kutai Kartanegara melakukan transaksi jual beli dengan Tenggarong Inc. yang
berdomisili usaha di luar negeri atas sebuah mesin cetak tanpa menggunakan API. Nilai
kontrak diketahui $ 10,000.00 berdasar ketentuan FOB shipping point. PT. Kutai
Kartanegara mengasuransikan pengiriman tersebut dengan biaya premi sebesar 10%
dari kontrak pembelian, dengan biaya pengangkutan senilai $ 1,500.00. Adapun Bea
Masuk dan pungutan lain masing – masing adalah senilai 20% dan Rp 5.000.000,00.
Kurs yang ditetapkan oleh Menkeu adalah Rp 10.000,00/ $ sedangkan oleh BI Rp
9.500,00/ $. Berapakah besar beban PPh 22?
Jawaban :
Cost 10,000,000.00
Insurance (10% dari Cost) 1,000,000.00
Freight 1,500,000.00
CIF 12,500,000.00
Bea Masuk (20% dari CIF) 2,500,000.00
Pungutan Lain 5,000,000.00
DPPPPN 20,000,000.00
PT. Argabelah melakukan impor atas barang dengan nilai pembelian $ 36.000 (kurs
KMK berlaku Rp 9.100/ $). Perusahaan membayar biaya asuransi dan
pengangkutan masing – masing sebesar 7,5% dan 5% dari nilai pembelian. Bea
Masuk sebesar 10% dari CIF dan Bea Masuk lainnya $ 2.500. Penyerahan barang
dikenai PPN dan PPnBM 20%. Jika perusahaan memiliki API (tarif PPh 22 2,5%),
bagaimanakah penjurnalan dilakukan ?
Jawaban: Penghitungan
Cost 36,000
Insurance (7,5%) 2,700
Freight (2,5%) 1,800
CIF 40,500
Bea Masuk (10% CIF) 4,050
Bea Masuk lainnya 2,500
Nilai impor (DPPPPh 22, PPN, PPnBM) $47,050.00
PPnBM(20% DPP) $ 9,410.00
PPh 22 (2,5% DPP) $ 1,176.25
PPN(10% DPP) $ 4,705.00
40
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Impor)
Jawaban :
Nilai persediaan dicatat : (47.050 + 9.410) x 9.100) 513,786,000
Nilai Pajak dibayar di muka PPh 22 : 1.176,25 x 9.100 10,703,875
Nilai PPNmasukan : 4.705 x 9.100 42,815,500
Penjurnalan
Persediaan 513,786,000
Pajak dibayar di muka PPh 22 10,703,875
PPNmasukan 42,815,500
Kas 567,305,375
41
Ilustrasi PPh 23
(Pencatatan Transaksi Sewa Aset)
42
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Sewa Aset)
Jawaban :
Pemotong (Fa. Kurusetra)
Utang sewa 3,500,000
Beban sewa 1,750,000
Sewa dibayar di muka 5,250,000
Kas 10,290,000
Utang PPh 23 210,000
Pihak yang Dipotong Pajaknya (Pemilik mesin)
Kas 10,290,000
Pajak dibayar di muka PPh 23 210,000
Piutang sewa 3,500,000
Pendapatan sewa 1,750,000
Pendapatan sewa diterima di muka 5,250,000
43
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Dividen)
PT. Kiskendha melakukan pembayaran dividen tahunan senilai Rp 275,00 per lembar
saham kepada sepuluh pemegang saham yang masing – masing memiliki 100 lot saham.
Atas pembayaran dividen dikenai pemotongan PPh 23 dengan tarif 15%. Bagaimana
perusahaan dan masing – masing pemegang saham melakukan pencatatan saat
pengumuman dan saat pembayaran?
Jawaban :
Pemotong (PT. Kiskendha) Pihak yang Dipotong Pajaknya (Untuk Satu Pemegang Saham)
Saat Pengumuman Saat Pengumuman
Laba ditahan 137,500,000 Piutang dividen 20,625,000
Utang dividen 116,875,000 Pajak dibayar di muka PPh 23 116,875,000
Utang PPh 23 20,625,000 Penghasilan dividen 137,500,000
Saat Pembagian Saat Pembagian
Utang dividen 116,875,000 Kas 116,875,000
Kas 116,875,000 Piutang dividen 116,875,000
44
Pencatatan Transaksi PPh 23
Final
• Pihak Pemotong
– Mencatat seperti dalam memperlakukan pajak tidak final.
• Pihak yang Dipotong Pajaknya
– Pencatatan dapat dilakukan dengan dua pendekatan:
• Mencatat Gross Seperti pajak tidak final.
• Mencatat Net Hanya sebesar nilai setelah pajak.
– Pilihan tergantung bagaimana perusahaan menentukan sistem
pembukuan.
– Standar akuntansi tidak menjelaskan secara rinci perlakuan pajak
final ini, sehingga dalam praktik kedua pendekatan dapat diterapkan.
– Dampak yang terjadi Tarif pajak efektif akan sangat berbeda
antara kedua pendekatan.
45
Pajak kini
• Perusahaan memperoleh PKP sebesar 4 milyar. Termasuk dalam penghasilan tersebut penghasilan
dari LN sebesar 500 juta yang telah dikenakan pajak sebesar 40%. Jumlah pajak yang telah
dipotong oleh pihak lain adalah:
– PPh 21 atas gaji dan honor sebesar 500juta dan PPh 26 sebesar 100 juta atas gaji expat yang bekerja di
perusahaan.
– PPh final sebesar 60 juta,
– PPh 23 tidak final sebesar 120 juta
– PPh 24 sebesar 200 juta
– PPh 25 sebesar 500 juta
– PPh 22 sebesar 100 juta
– Pajak kini anak perusahaan 300 juta
Perusahaan mencatat pembayaran pajak dibayar dimuka
baik final maupun tidak final sebagai pajak dibayar dimuka. PKP 4 milyar pajaknya = 1000 juta
Kredit PPh 22 100 jt
Beban pajak 1.000 jt Kredit PPh 23 120 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 22 100 Kredit PPh 24 125 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 23 120 Pph 25 500 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 24 125 PPh 29 sebesar 155 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 25 500
Utang PPh 29 155 Beban pajak kini parent :
Beban pajak 135 jt 1.135 = (500 + 60 + 75)
Pajak dibayar dimuka PPh final 60 Beban Pajak kini konsolidasian =
Pajak dibayar dimuka PPh 24 75 1135 + 300 = 1.435 juta
46
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan
beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Laporan
LaporanKeuangan
Keuangan 2011 2012 2013 Total
Beban:
Liabilitas:
Pajak tangguhan 15.000
Utang pajak 20.000
Equity: Beban pajak 35.000
Laba bersih
Tahun 2013
Beban pajak penghasilan 1.050.000
Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000 Aset pajak tangguhan 200.000
Pajak kini 1.250.000 Utang pajak 1.250.000
58
ILUSTRASI
AKUNTANSI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Total Beban 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
Laba setelah pajak 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250
59
ILUSTRASI
PAJAK
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.500 2.500 2.500 2.500
Total Beban 4.500 4.500 4.500 4.500 2.000
Penghasilan kena pajak 2.500 2.500 2.500 2.500 5.000
Pajak terutang 625 625 625 625 1.250
60
ILUSTRASI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
AKUNTANSI
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
PAJAK
Penghasilan kena pajak 2.500 2.500 2.500 2.500 5.000
Pajak terutang 625 625 625 625 1.250
Perbedaan
Perbedaan laba 500 500 500 500 (2.000)
Perbedaan pajak 125 125 125 125 (500)
Liabilitas pajak tangguhan 125 250 375 500 0
Beban pajak (L/R)
Beban pajak kini 625 625 625 625 1.250
Beban pajak tangguhan 125 125 125 125 (500)
Total beban pajak 750 750 750 750 750
61
ILUSTRASI
62
ILUSTRASI – nilai sisa
63
ILUSTRASI – nilai sisa
AKUNTANSI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Keuntungan mesin 1.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Total Beban 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 2.000 2.000
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 5.000 6.000
Beban Pajak (akt) (25%) 750 750 750 750 750 1.250 1.500
Laba setelah pajak 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250 3.750 4.500
64
ILUSTRASI – nilai sisa
PAJAK
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Keuntungan mesin 3.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 3.000 3.000 3.000 3.000
Total Beban 5.000 5.000 5.000 5.000 2.000 2.000 2.000
Penghasilan kena pajak 2.000 2.000 2.000 2.000 5.000 5.000 8.000
Pajak terutang (25%) 500 500 500 500 1.250 1.250 2.000
Penghasilan stlh pajak 1.500 1.500 1.500 1.500 3.750 3.750 6.000
65
ILUSTRASI – nilai sisa
66
ILUSTRASI
Jurnal yang dibuat pada saat 20X1 – 20X4
Beban pajak tangguhan 250
Liabilitas pajak tangguhan 250
Jurnal yang dibuat pada 20X5
Liabilitas pajak tangguhan 500
Beban pajak tangguhan 500
Jurnal yang dibuat pada 20X7
Liabilitas pajak tangguhan 500
Beban pajak tangguhan 500
Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan terakumulasi sebesar
1000.
Pada akhir tahun 2005, setelah depresiasi dicatat, perbedaan
direaliasasi 500, sehingga liabilitas pajak tangguhan nilainya 500
Perbedaan ini akan hilang pada saat aset tersebut terjual di tahun
2007. Pajak mengakui keuntungan 3.000 akuntansi 1.000
67
ILUSTRASI – kerugian fiskal
• Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000 (diasumsikan
kerugian akuntansi nilainya sama).
• Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar 5.000.
• Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak
68
ILUSTRASI – kerugian fiskal
Tahun Jurnal
20X1 Aset pajak tangguhan 2.000
Manfaat pajak tangguhan (beban pajak) 2.000
20X2 Manfaat pajak tangguhan 500
Aset pajak tangguhan 500
20X3 Manfaat pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
20X4 Manfaat pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
Beban pajak kini 500
Utang pajak kini 500
69
Pajak Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK Tahun 2012
70
Pajak Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK Tahun 2012
71
Pajak Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK Tahun 2012
72
Pajak Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK Tahun 2012
73
Pajak Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK Tahun 2012
74
TERIMA KASIH