Anda di halaman 1dari 19

Good Corporate

Governance
Latar belakang kebutuhan atas good corporate governance (GCG):
 Dari latar belakang praktis, dapat dilihat dari pengalaman
Amerika Serikat yang harus melakukan restrukturisasi corporate
governance sebagai akibat market crash pada tahun 1929.
 Dari latar belakang akademis, good corporate governance
Latar Belakang timbul karena adanya agency theory. Untuk menghindari konflik
antara principal dengan agent, dibutuhkan pengawasan dan
pengendalian. Lingkungan yang berubah dengan cepat
menimbulkan persaingan global serta semakin kompleks
stakeholders termasuk struktur kepemilikan bisnis menuntut
pengelolaan usaha yang baik.
 Secara umum istilah good corporate governance merupakan sistem
pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari
mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus
Definition perusahaan (hard definition), maupun ditinjau dari "nilai-nilai"
yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri (soft
definition)
1. Dewan Komisaris

2. Dewan Direksi

GCG 3. Komite Audit

4. Komite Nominasi dan remunerasi


Secara umum terdapat lima prinsip dasar dari good corporate
governance yaitu:
Prinsip-prinsip 1. Transparency (keterbukaan informasi),

GCG 2. Accountability (akuntabilitas),


3. Responsibility (pertanggungjawaban),
4. Independency (kemandirian),
5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran),
 Menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, dan
Transparansi akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah di akses oleh
seluruh pemengku kepentingan
 Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab
Akuntabilitas masing-masing organ perusahaan dan semua karyawan secara
jelas dan selaras dengan visi, misi, dan nilai perusahaan
 Perusahaan harus mematuhi undang-undang serta melaksanakan
Responsibilitas tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungannya
 Menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak
Independensi terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan
kepentingan
Kewajaran dan  Perusahaan harus memperhatikan kepentingan pemegang saham
dan stakeholder lainnya berdasarkan asas kewajaran dan
Kesetaraan kesetaraan
 Mekanisme internal
Internal mechanism adalah cara untuk mengendalikan perusahaan
dengan menggunakan struktur dan proses internal seperti Rapat
Umum Penegang Saham (RUPS), komposisi dewan komisaris,
Pengukuran komposisi dewan direksi, dan pertemuan dengan board of directors.
GCG  Mekanisme eksternal
 External mechanism adalah cara untuk mempengaruhi
perusahaan dengan menggunakan pengendalian oleh perusahaan
dan pengendalian oleh pasar.
 GCG dapat diukur dengan beragam cara, salah satunya melalui
Forum Corporate Governance Indonesia (FCGI).
 FCGI adalah forum yang didirikan pada tanggal 8 Februari 2000
oleh 5 profesional dan asosiasi bisnis, yaitu AEI; IAI-KAM; IFEA;
INA; dan MTI, dan pada saat ini telah berkembang dengan
tambahan 5 anggota lainnya APEI; FKSPI BUMN / BUMD; IIA
Indonesia Chapter; INA (Asosiasi Indonesia Belanda); MAPPI; dan
Pengukuran YPIA.
GCG  FCGI mengembangkan alat untuk melakukan sef-assessment
terhadap kondisi GCG di perusahaan dalam berkas spreadsheet.
Penilaian juga bisa dilakukan secara online melalui website mereka
di http://www.fcgi.or.id .  Dengan alat tersebut, suatu perusahaan
dapat menilai diri sendiri kondisi GCG melalui satu set kuesioner
yang telah diberi bobot dan skor evaluasi tertentu.
Secara singkat, ada lima aspek yang dinilai dalam kerangka penilaian
GCG versi FCGI ini, yaitu:
1. Hak pemegang saham (bobot 20%).
Dalam hak-hak pemegang saham, antara lain kita dapat memberikan
evaluasi, apakah perusahaan telah:
 menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam
kurun waktu 6 bulan setelah akhir tahun buku, sesuai dengan pasal 65
Pengukuran ayat 2 UU Perusahaan Terbatas;
GCG  menyerahkan kepada pemegang saham pemberitahuan mengenai
Rapat Tahunan  Pemegang Saham sekurang-kurangnya 28 hari sebelum
RUPS diselenggarakan;
 mendorong para pemegang saham untuk menghadiri RUPS dan
memanfaatkan hak suara mereka;
 memberikan kesempatan yang cukup kepada para pemegang saham
untuk menyampaikan pertanyaan di RUPS; dll.
2. Kebijakan GCG (bobot 15%).
Dalam kebijakan GCG antara lain kita dapat menilai sendiri apakah
perusahaan telah:
 memiliki aturan tertulis tentang GCG di mana  dijelaskan hak-hak
pemegang saham, tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi dan
Dewan Komisaris;
Pengukuran  menyediakan akses bagi publik untuk mengetahui kebijakan
perusahaan mengenai investor publik;
GCG  membentuk sebuah organ yang bertanggung jawab (misalnya
Dewan Komisaris) untuk memastikan bahwa perusahaan
mematuhi aturan GCG yang telah ditetapkan;
 memiliki aturan perilaku / etika bagi karyawan secara tertulis;
 menginformasikan dan melaksanakan dengan baik aturan
perilaku / etika tersebut; dll.
3. Praktik GCG (bobot 30%).
Dalam praktik GCG ini antara lain kita dapat menguji apakah di
dalam perusahaan:
 Dewan Direksi mengadakan rapat berkala secara teratur dengan
Dewan Komisaris;
 ada rencana strategis dan rencana operasional yang memberi
Pengukuran petunjuk kepada Dewan Direksi dan Dewan Komisaris untuk
melaksanakan tugas dan fungsi mereka;
GCG  Dewan Direksi dan Dewan Komisaris telah diberikan pelatihan
atau mempunyai latar belakang yang tepat, yang memungkinkan
mereka untuk melakukan tugas-tugas mereka;
 anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi tidak terlibat konflik
kepentingan;
 ada sistem penilaian kinerja Dewan Direksi maupun Dewan
Komisaris; dll.
4. Pengungkapan (bobot 20%).
Dalam seksi ini kita dapat  menilai apakah perusahaan telah:
 menyediakan akses yang sama bagi pemegang saham dan analis
keuangan;
 memberikan penjelasan yang tepat tentang risiko usaha;
Pengukuran  mengungkapkan remunerasi Dewan Direksi dan Dewan Komisaris
GCG dengan benar;
 mengungkap transaksi pihak terkait;
 menyajikan hasil kinerja keuangan dan manajemen analisis
melalui internet; dll.
5. Audit (bobot 15%) .
Pada bagian ini kita dapat menilai apakah perusahaan telah:
 memiliki audit internal yang efektif,
Pengukuran  diaudit oleh akuntan publik yang independen,
GCG  memiliki komite audit yang efektif,
 mengembangkan komunikasi yang efektif antara audit internal,
audit eksternal dan komite audit, dll.
 Perseroan memastikan mengimplementasikan prinsip-prinsip
GCG dalam setiap aspek bisnis dan operasional dengan mengacu
pada pemenuhan 5 prinsip dasar GCG.
 Pelaksanaan GCG secara konsisten akan memperkuat posisi
perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha, meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam mengelola sumber daya
Implementation perusahaan, memaksimalkan nilai perusahaan dalam jangka
GCG panjang serta meningkatkan kepercayaan para stakeholders.
 Perseroan harus memiliki komitmen untuk selalu menerapkan
standar tata kelola yang baik dan berupaya keras menerapkan
GCG secara berkesinambungan lebih dari sekedar kepatuhan
terhadap standar dan peraturan perundangan yang berlaku.
Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah
stewardship theory dan agency theory (Chinn,2000; Shaw,2003).
 Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai
sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat
Penelitian dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab,
memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain.
Terdahulu  Agency theory yang dikembangkan oleh Michael Johnson,
tentang GCG memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai “agents”
bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh
kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang
arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham.

Anda mungkin juga menyukai