Geolistrik : mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan
batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (‘Direct Current’) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah Berdasarkan harga resistivitas batuan dan mineral dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Konduktor baik : 10-8 < ρ < 1 Ωm 2. Konduktor pertengahan : 1 < ρ < 107 Ωm 3. Isolator : ρ > 107 Ωm 3 macam aliran arus listrik dalam batuan/mineral : A. Konduksi Elektronik : terjadi jika batuan atau mineral tersebut mempunyai banyak elektron bebas, akibatnya arus mudah mengalir pada batuan ini B. Konduksi Elektrolitik : pada batuan atau mineral yang bersifat porus dan poriporinya tersebut terisi oleh larutan elektrolit. Arus listrik mengalir akibat dibawa oleh ion-ion larutan elektrolit. C. Konduksi Dielektrik : terjadi pada batuan yang lebih bersifat dielektrik, artinya batuan tersebut mempunyai elektron bebas sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari luar, maka elektronelektron dalam atom batuan dipaksa berpindah dan berkumpul terpisah dari intinya sehingga terjadi polarisasi. Prinsip dasar Hukum Couloumb : sifat yang terjadi antara dua buah muatan listrik adalah interaksi muatan tersebut
dengan F adalah vektor gaya Couloumb, Q adalah muatan
sumber, q adalah muatan uji, r adalah jarak antara kedua muatan, dan ɛ0 adalah konstanta pemitivitas ruang hampa. Medan Listrik : keadaan dimana ada interaksi antara muatan sumber (Q) dan muatan uji (q).
Energi potensial listrik (U) : usaha yang diperlukan untuk
memindahkan muatan tersebut dari titik tak berhingga ke titik muatan tersebut berada. Sedangkan potensial listrik (V) sendiri didefinisikan sebagai energi potensial persatuan muatan uji. Hukum Ohm : hubungan antara besarnya potensial listrik (V), kuat arus (I), dan besarnya tahan jenis atau penghantar R. Hukum Archie: Konduktivitas dan resistivitas batuan porus bergantung pada volume dan susunan pori-porinya. Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah banyak, dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan berkurang.
= Resistivitas formasi batuan (Ohm.m)
= Resistivitas air formasi (Ohm.m) = Porositas (%) S = Saturasi (%) a,m,n = Konstanta, m = Faktor sementasi, n=2 Sumber : Keller, 1987. Arus tunggal pada medium homogen
Titik elektroda C terletak di permukaan bumi homogen isotropis
dan udara di atasnya dianggap memiliki konduktivitas nol. Kembali lagi seperti kasus sebelumnya bahwa elektroda tersebut terangkai dengan elektroda lain yang berada pada titik yang sangat jauh. Potensial listrik oleh dua sumber arus di permukaan Resistivitas Semu Pada kenyataannya, bumi ini terdiri dari lapisan-lapisan dengan ρ yang berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Maka harga resistivitas yang terukur bukan merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan saja, hal ini terutama untuk spasi elektroda yang lebar
Resistivitas semu merupakan resistivitas dari suatu medium fiktif
homogen yang ekivalen dengan medium berlapis yang ditinjau, seperti Gambar. Medium berlapis yang ditinjau terdiri dari dua lapisan dengan resistivitas berbeda (ρ1 dan ρ2) dianggap medium satu lapis homogen yang mempunyai satu harga resistivitas, Resisitivitas
Resistivitas atau biasa disebut juga tahanan jenis (ρ)
merupakan parameter yang menunjukan daya hambat suatu medium dalam mengalirkan arus listrik. Bergantung pada : -macam materialnya, densitas, porositas, ukuran dan bentuk pori-pori batuan, kandungan air, serta kualitas dan suhu. Geolistrik Tahanan Jenis Metode geolistrik tahanan jenis merupakan metode yang mempelajari sifat tahanan jenis (resistivity) dari lapisan batuan di dalam bumi. metode geolistrik tahanan jenis dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu : 1. Mapping : mempelajari variasi tahanan jenis lapisan bawah permukaan bumi secara horizontal. Oleh karena itu, pada metode ini mempergunakan konfigurasi elektroda yang sama untuk semua titik pengamatan di permukaan bumi. Setelah itu baru dibuat kontur isoresistivitasnya. 2. Sounding: mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan bumi secara vertikal. 3. Imaging/ Tomography : mempelajari informasi mengenai variasi resistivitas batuan di bawah permukaan bumi baik secara vertikal maupun horizontal (2D dan 3D). Konfigurasi elektroda Wenner
Jarak elektroda yang satu dengan lainnya sama dengan
a, seperti terlihat pada Gambar II.5a. Faktor geometri konfigurasi ini adalah k=2a. Konfigurasi elektroda Wenner Alpha, sangat sensitif terhadap perubahan lateral setempat dan dangkal. Schlumberger
Sama dengan Wenner, namun jarak elektrode arus
dapat diubah tidak sama dengan jarak elektrode potensial. Faktor geometri nya adalah . Resolusi yang dimiliki cukup bagus jika secara vertikal sehingga cocok untuk metode sounding. Wenner – Schlumberger.
Gabungan metode dari wenner dan schlumberger.
gambar ini dapat diketahui bahwa jarak spasi antar elektroda arus ialah 2na+a, dan jarak spasi antar elektroda potensial ialah a. Pole –Pole Jarak elektroda konfigurasi ini juga sejauh a, namun elektrodanya hanya terdiri dari satu elektroda arus dan satu elektroda potensial. Faktor geometrinya yaitu k = 2πa Dipole – Dipole
faktor geometri sama dengan k = n(n+1)(n+2)a.
Kelemahan konfigurasi ini memerlukan buruh yang banyak, tetapi dapat memberikan informasi secara horizontal yang cukup jauh. Pole – dipole
Elektroda yang digunakan hanya 3 masing-masing satu
elektroda arus dan dua elektroda potensial, dengan faktor geometri k = 2n(n + 1)a.