Tekban Beat
Tekban Beat
JURUSAN : ARSITEKTUR
MATA KULIAH : TEKNOLOGI BAHAN 2
b. Mangan (Mn)
Semua baja mengandung mangan karena sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan baja. Kandungan
mangan kurang lebih 0,6% tidak mempengaruhi sifat baja, dengan kata lain mangan tidak memberikan
pengaruh besar pada struktur baja dalam jumlah yang rendah. Penambahan unsur mangan dalam baja dapat
menaikkan kuat tarik tanpa mengurangi atau sedikit mengurangi regangan, sehingga baja dengan penambahan
mangan memiliki sifat kuat dan ulet.
c. Silikon (Si)
Silikon merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja dengan kandungan lebih dari 0,4% yang
mempunyai pengaruh untuk menaikkan tegangan tarik dan menurunkan laju pendinginan kritis. Silikon
dalam baja dapat meningkatkan kekuatan, kekerasan, kekenyalan, ketahanan aus, dan ketahanan
terhadap panas dan karat. Unsur silikon menyebabkan sementit tidak stabil, sehingga memisahkan dan
membentuk grafit. Unsur silikon juga merupakan pembentuk ferit, tetapi bukan pembentuk karbida,
silikon juga cenderung membentuk partikel oksida sehingga memperbanyak pengintian kristal dan
mengurangi pertumbuhan akibatnya struktur butir semakin halus.
d. Nikel (Ni)
Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan, yaitu memperbaiki kekuatan tarik dan
menaikkan sifat ulet, tahan panas, jika pada baja paduan terdapat unsur nikel sekitar 25% maka baja
dapat tahan terhadap korosi. Unsur nikel yang bertindak sebagai tahan karat (korosi) disebabkan nikel
bertindak sebagai lapisan penghalang yang melindungi permukaan baja.
e. Kromium (Cr)
Sifat unsur kromium dapat menurunkan laju pendinginan kritis (kromium sejumlah 1,5% cukup
meningkatkan kekerasan dalam minyak). Penambahan kromium pada baja menghasilkan struktur yang
lebih halus dan membuat sifat baja dikeraskan lebih baik karena kromium dan karbon dapat
membentuk karbida. Kromium dapat menambah kekuatan tarik dan keplastisan serta berguna juga
dalam membentuk lapisan pasif untuk melindungi baja dari korosi serta tahan terhadap suhu tinggi.
f. Kobalt (Co)
Sebagai unsur paduan dalam baja, kobalt meningkatkan kekerasan, tahan aus dan tahan panas. Pada
maghnet permanent mengandung kobalt sehingga mempunyai kepekaan terhadap pemanasan lanjut.
g. Molibdium (Mo)
Kebanyakan dipadu dengan baja dalam ikatan dengan Co, Ni, dan V. dapat meningkatkan kekuatan
tarik, batas rentang kemampuan temper menyeluruh, ketahanan panas, batas kelelahan,
menurunkan kerapuhan.
h. Vanadium (V)
Mempunyai pengaruh seperti Mo dalam baja. Dapat meningkatkan kekuatan, batas rentang keuletan,
kekuatan panas dan ketahanan lelah. Unsur V dalam baja mempunyai keistimewaan yaitu dapat
menurunkan kepekaan terhadap sengatan panas yang melewati batas pada perlakuan panas.
Titanium (Ti)
Memiliki kekuatan yang sama seperti baja dalam mempertahankan. Hingga suhu 400
derajat C, sehingga banyak dipakai sebagai bahan kawat las. Paduan antara baja
karbon dengan titanium akan memepunyai sifat kekerasan yang tinngi. Baja-titan
banyak diminati sebagai bahan dalm industri, kendaraan perang, kapal udara dan
elemen-elemen yang membutuhkan kekuatan tinggi dan ringan.
j. Aluminium (Al)
Unsur Al terkandung dalam jumlah yang kecil pada baja. Tujuannya yaitu sama
dengan Si, untuk memberikan keuletan dan kemampuan di perkakas serta
meningkatkan daya tahan terhadap korosi
Jenis-jenis Baja
Menurut Wiryosumarto (2004), berdasarkan komposisi karbon yang digunakan, baja dapat diklasifikasikan dalam
beberapa jenis, yaitu:
a. Baja karbon
Baja karbon adalah paduan antara besi dan karbon dengan sedikit Si, Mn, P, S, dan Cu. Sifat baja karbon sangat
tergantung pada kadar karbon, bila kadar karbon naik maka kekuatan dan kekerasan juga akan bertambah tinggi.
Karena itu baja karbon dikelompokkan berdasarkan kadar karbonnya. Berdasarkan komposisi kandungan karbon,
baja karbon dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Baja Karbon Rendah. Baja karbon rendah memiliki kandungan karbon dibawah 0,3%. Baja karbon rendah sering
disebut dengan baja ringan (mild steel) atau baja perkakas. Jenis baja yang umum dan banyak digunakan adalah
jenis cold roll steel dengan kandungan karbon 0,08% - 0,30% yang biasa digunakan untuk body kendaraan.
Baja Karbon Sedang. Baja karbon sedang merupakan baja yang memiliki kandungan karbon 0,30% - 0,60%. Baja
karbon sedang mempunyai kekuatan yang lebih dari baja karbon rendah dan mempunyai kualitas perlakuan panas
yang tinggi, tidak mudah dibentuk oleh mesin, lebih sulit dilakukan untuk pengelasan, dan dapat dikeraskan
(diquenching) dengan baik. Baja karbon sedang banyak digunakan untuk poros, rel kereta api, roda gigi, pegas,
baut, komponen mesin yang membutuhkan kekuatan tinggi, dan lain-lain.
Baja Karbon Tinggi. Baja karbon tinggi memiliki kandungan karbon paling tinggi jika dibandingkan dengan baja
karbon yang lain yakni 0,60% - 1,7% C dan memiliki tahan panas yang tinggi, kekerasan tinggi, namun keuletannya
lebih rendah. Baja karbon tinggi mempunyai kuat tarik paling tinggi dan banyak digunakan untuk material tools.
Salah satu aplikasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat baja dan kabel baja.
b. Baja paduan
Baja paduan adalah suatu baja yang dicampur dengan satu atau lebih unsur campuran seperti nikel, mangan, molybdenum,
kromium, vanadium dan wolfram yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki seperti sifat kekuatan,
kekerasan dan keuletannya. Paduan dari beberapa unsur yang berbeda memberikan sifat khas dari baja. Berdasarkan kadar
kadar paduannya, baaja paduan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel). Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya
kurang dari 2,5% wt misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P, dan lain-lain. Memiliki kadar karbon sama seperti baja karbon,
tetapi ada sedikit unsur paduan. Dengan penambahan unsur paduan, kekuatan dapat dinaikkan tanpa mengurangi
keuletannya, kekuatan fatik, daya tahan terhadap korosi, aus dan panas. Aplikasinya banyak digunakan pada kapal,
jembatan, roda kereta api, ketel uap, tangki gas, pipa gas dan sebagainya.
2. Baja Paduan Menengah (Medium Alloy Steel). Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen
paduannya 2,5%-10% wt misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P, dan lain-lain.
3. Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel). Baja paduan tinggi merupakan baja paduan yang elemen paduannya lebih
dari 10% wt misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P, dan lain-lain. Contohnya baja tahan karat, baja perkakas dan baja
mangan. Aplikasinya digunakan pada bearing, bejana tekan, baja pegas, cutting tools, frog rel kereta api dan lain
sebagainya.
c. Baja khusus
Baja khusus mempunyai unsur - unsur paduan yang tinggi karena pemakaian-pemakaian yang khusus. Baja khusus yaitu baja
tahan karat, baja tahan panas, baja perkakas. Unsur utama dari baja tahan karat adalah krom sebagai unsur terpenting untuk
memperoleh sifat tahan terhadap korosi. Baja perkakas adalah baja yang dibuat tidak berukuran besar tetapi memegang
peranan dalam industri-industri. Unsur-unsur paduan dalam karbitnya diperlukan untuk memperoleh sifat-sifat tersebut dan
kuat pada temperatur tinggi.
Fase Pembentukan Baja
Fase-fase atau tahapan yang terjadi pada pembentukan baja adalah sebagai berikut:
a. Austenit (Y)
Fasa ini disebut gamma (Y) dan merupakan larutan padat interstisi karbon dengan sel satuan berupa kubik pemusatan sisi.
Ruang antar atomnya lebih besar dibandingkan ferit dan fasa ini stabil pada temperatur tinggi, yaitu antara 912°C, pada besi
murni. Kadar karbon maksimum gamma sebesar 2,14% pada temperatur 1147°C. Pada temperatur stabil austenit bersifat lunak
dan liat sehingga mudah dibentuk. Austenit merupakan fasa penting sebagai dasar pembentuk fasa-fasa lainnya dalam proses
perlakuan panas termasuk perlakuan panas pada permukaan baja.
b. Ferit (a)
Fasa ini disebut alpha (a) dan merupakan larutan padat intersrisi karbon dengan sel satuan berupa kubik pemusatan ruang.
Ruang antar atomnya kecil dan rapat sehingga kelarutan karbon sangat kecil. Pada temperatur ruang, kadar karbonnya hanya
0,008% sehingga dapat dianggap besi murni. Kadar maksimum karbon sebesar 0,02% pada temperatur 727°C, lunak dan liat.
Dibawah mikroskop ferlit terlihat berwarna putih. Kekerasan dari ferit berkisar antara 140-180 HVN.
c. Sementit (Fe3C)
Fasa ini disebut karbida besi yang merupakan senyawa kimia dengan rumus (Fe3C). sel satuan sementit berbentuk orthorombik.
Kadar karbon dalam sementit 6,7% dan senyawa ini bersifat keras tetapi getas. Pada baja, fasa ini dapat meningkatkan kekuatan
dan kekerasan. Kekerasan sementit adalah lebih kurang berkisar antara 800 HVN.
Fase-fase atau tahapan yang terjadi pada pembentukan baja adalah sebagai berikut:
a. Austenit (Y)
Fasa ini disebut gamma (Y) dan merupakan larutan padat interstisi karbon dengan sel satuan berupa kubik pemusatan sisi. Ruang antar
atomnya lebih besar dibandingkan ferit dan fasa ini stabil pada temperatur tinggi, yaitu antara 912°C, pada besi murni. Kadar karbon
maksimum gamma sebesar 2,14% pada temperatur 1147°C. Pada temperatur stabil austenit bersifat lunak dan liat sehingga mudah dibentuk.
Austenit merupakan fasa penting sebagai dasar pembentuk fasa-fasa lainnya dalam proses perlakuan panas termasuk perlakuan panas pada
permukaan baja.
b. Ferit (a)
Fasa ini disebut alpha (a) dan merupakan larutan padat intersrisi karbon dengan sel satuan berupa kubik pemusatan ruang. Ruang antar
atomnya kecil dan rapat sehingga kelarutan karbon sangat kecil. Pada temperatur ruang, kadar karbonnya hanya 0,008% sehingga dapat
dianggap besi murni. Kadar maksimum karbon sebesar 0,02% pada temperatur 727°C, lunak dan liat. Dibawah mikroskop ferlit terlihat
berwarna putih. Kekerasan dari ferit berkisar antara 140-180 HVN.
c. Sementit (Fe3C)
Fasa ini disebut karbida besi yang merupakan senyawa kimia dengan rumus (Fe3C). sel satuan sementit berbentuk orthorombik. Kadar
karbon dalam sementit 6,7% dan senyawa ini bersifat keras tetapi getas. Pada baja, fasa ini dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan.
Kekerasan sementit adalah lebih kurang berkisar antara 800 HVN.
d. Perlit
Perlit adalah campuran sementit dan ferit yang tersebar merata pada seluruh penampang. Struktur ini barasal dari perubahan austensit pada
pendinginan normal udara setelah melewati temperature kritis (700°C sampai 900°C). Kekerasan dari perlit kurang lebih 180-250 HVN.
e. Martensit
Martensit merupakan fasa dimana ferit dan sementit bercampur. Tetapi bukan dalam
lamellar. Fasa ini terbentuk dari austensit metastabil didinginkan dengan laju
pendinginan cepat. Terjadi hanya presipitasi Fe3C unsur paduan lainnya tetapi larut
transformasi isothermal pada 260°C untuk membentuk dispersi karbida yang halus
dalam matriks ferit. Martensit bilah terbentuk jika kadar C dalam baja sampai 0,6%
sedangkan di atas 1% akan terbentuk martensit pelat. Perubahan dari bilah ke pelat
terjadi pada interval 0,6% < C < 1,08%. Kekerasan dari martensit lebih dari 500 HVN.
f. Bainit
Bainit merupakan fasa yang terjadi akibat transformasi pendinginan yang sangat cepat
dimana semua unsur paduan masih larut dalam keadaan padat dan atom karbon tidak
sempat berdifusi keluar. Pada proses pembentukan bainit, austenit dibiarkan
bertransformasi secara isothermal menjadi ferit dan karbida diatas temperatur MS
(temperatur permulaan reaksi martensit). Untuk ini diperlukan celup pada air garam
untuk mencegah terbentuknya perlit pada temperatur yang lebih tinggi. Sehingga akan
membentuk sifat bainit yang kuat dan tangguh. Kekerasan bainit kurang lebih berkisar
antara 300 - 400 HVN.
2.BAJA SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
Baja adalah logam campuran yang terdiri dari Besi (Fe) dan Karbon (C). Jadi baja berbeda
dengan Besi (Fe), Alumunium (Al), Seng (Zn), Tembaga (Cu) dan Titanium (Ti) yang merupakan
logam murni dalam senyawa antara besi dan karbon (unsur non logam) tersebut besi menjadi
unsur yang lebih dominan di banding karbon. Kandungan karbon berkisar antara 0,2 - 2,1 %
darri berat baja, tergantung tingkatnya , secara sederhana. Fungsi karbon adalah
meningkatkan kwalitas baja yaitu daya tariknya (Tensile Strength) dan Tingkat kekerasannya
(Hardnes).
A. Penggunaan baja sebagai bahan bangunan.
Bahan baja dapat, diaplikasikan sebagai rangka atap rumah struktur gedung, jembatan dan menara. Secara
umum diklafikasikan sebagai struktur portal dan struktur rangka.
Pemilihan bahan material kontruksi . Apakah kayu atau baja adalah tahapan penting dalam suatu perencanaan.
Baja berbentuk profile atau plat yang merupakan bahan bangunan tetap yang sesuai sekali untuk Lebar benteng
10.0 - 30.0. Material baja unggul di tinjau dari segi kekuatan dan kelakuan. kelebihan di bandingkan material
beton atau kayu adalah karena buatan pabrik yang tentunya mempunyai kontrol mutu yang baik.
Baja dalam teknik kontruksi bangunan gedung terdapat dalam bermacam-macam bentuk.
1. Baja Pelat
Baja pelat yaitu baja berupa pelat baik pelat lembaran maupun strip dengan tebal antara 3mm sampai dengan
60mm. Baja pelat lembaran terdapat dengan lebar antara 150mm sampai dengan 4300mm dengan panjang 3
s.d 6 meter. Permukaan baja pelat ada yang polos dan ada yang bermotif dalam bebagai motif. Namun untuk
keperluan kontruksi pada umumnya digunakan baja pelat yang polos rata dengan lebar dapat di potong sendiri
sesuai dengan kebutuhannya.
2. Baja Profile.
Baja profile yaitu baja berupa batagan (lonjoran) dengan penampang berprofile dengan bentuk tertentu dengan
panjang sampai 15 meter. Adapun bentuk-bentuk profile penampang baja dapat dilihat/dipelajari dalam daftar-
daftar. Untuk kontruksi Baja (Daftar baja lama) dantebal profile kontruksi baja (Daftar baja yang baru).
3. Baja Beton.
Baja beton yaitu baja yang digunakan untuk penulangan pembersihan beton (untuk kontruksi beton). Pada umumnya
berbentuk batangan/lonjoran polos dan beralur dengan berbagai macam ukuran diameter (6,7,8,10,11,12,16,19,22,25,28,32)mm
panjang 12 meter.
Nama baja profile ditulis dengan kode profile diikuti dengan ukuran ukuran pokoknya Berikut ini Contoh-contoh penulisan
nama baja profile menurut nomer profile yang bersangkutan.
1. Baja WF 250x125x6x9.
Yaitu baja profile WF (Wide Flange = Sayap lebar) dengan ukuran tinggi profile 250mm, lebar sayap 125mm, tebal badan 6mm
dan tebal sayap 9mm.
2. Baja KANAL 140x60x7x20.
Yaitu baja profile KANAL dengan ukuran tinggi profile 140mm lebar sayap (flens) 60mm tebal badan 7mm dan tebal sayap 10 mm.
Kanal=saluran=parit.
3. Baja L 60.60.60
Yaitu baja profile siku sama kaki dengan ukuran sama kaki 60mm dan tebal baja 6mm.
4. Baja L 65.100.7
Yaitu baja profile siku tidak sama kaki dengan ukuran lebar kaki 65mm dan 100mm. tebal baja 7mm.
5. Baja LIPC 125x50x20x3.2
Yaitu baja profile LIP Chanel dengan ukuran tinggi profile 125mm, lebar sayap 50mm, panjang bengkokan sayap 20mm tebal baja
3.2mm.
6. Baja Light C 100x50x50x3.2
Yaitu baja profile light chanel dengan tinggi profile 100mm lebar sayap 50mm tebal sayap 3.2mm. baja ini hampir sama dengan
LIP Chanel, tetapi tanpa ada bengkokan sayap.
7. Baja tabung segi empat 100x100x3.2
Yaitu baja profile tabung segi empat dengan ukuran sisi luar 100x100 tebal 3.2mm
8. Baja tabung bundar 114.3x4.5
Yaitu baja profile tabung bundar (pipa) dengan ukuran diameter luar 114.3m dan tebal baja 4.5mm.
3. MACAM-MACAM STRUKTUR BAJA
1. Pengertian : yaitu sistem struktur yang terdiri dari tiang/ kolom (post) dan balok (beam) di
mana tiang dan balok tersebut tersusun dari batang tunggal.
2. Fungsional : dapat digunakan sebagai struktur pada bangunan bentang panjang maupun
bentang pendek.
3. Estetika : struktur ini cukup sederhana sehingga secara arsitektural pun biasa-biasa saja
(terkesan konvensional) dan mempunyai kelemahan yaitu dimensi kolom dan balok semakin
besar bila bentangnya semakin besar.
4. Konstruksional :
•Stabilitas : stabil ketika antar portal saling dihubungkan.
•Kekuatan : kuat untuk menopang penutup atap yang tidak terlalu berat, tetapi jika bentang semakin panjang,
balok akan mengalami gaya lendut yang makin besar sehingga memerlukan dimensi komponen struktur yang
makin besar pula serta memerlukan perkuatan.
•Ketahanan goncangan : kuat terhadap gaya yang sejajar, tetapi lemah terhadap gaya yang tegak lurus struktur.
•Kemudahan pembuatan : cukup mudah sebab strukturnya tidak terlalu rumit.
•Waktu pelaksanaan : singkat / cepat.
•Komponen utama : tiang / kolom (post) dan balok (beam).
•Bahan / material : struktur ini dapat menggunakan bahan kayu, beton bertulang, dan baja.
•Bentuk dasar : segi empat dan segi tiga.
•Model / tipe : portal segi empat dan portal segi tiga.
5. Pembebanan (flow) :
7. Aplikasi :
6. Detail konstruksi :
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kajianpustaka.com/2019/12/pengertian-unsur-jenis-dan-pembe
ntukan-baja.html
http://drawbuildingteknik.blogspot.com/2015/06/baja-sebagai-bahan-bangu
nan.html
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-baja/tipe-struktur-baja-pada-bang
unan