Anda di halaman 1dari 26

FAKULTAS : TEKNIK

JURUSAN : ARSITEKTUR
MATA KULIAH : TEKNOLOGI BAHAN 2

SIMON PETRUS REGI HURYNT


22119031
1.BAHAN PEMBENTUK BAJA
Apa itu Baja? 
Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai
unsur utama dan karbon sebagai unsur penguat.
Kandungan baja yang utama adalah Besi (Fe) dengan
kadar 97% dan Karbon (C) dengan kadar 0,2% hingga 2,1%,
serta unsur paduan lain yaitu Mangan (Mn), Krom (Cr),
Vanadium(V), Nikel (Ni), Silikon (Si), tembaga (Cu), sulfur
(S), fosfor (P) dan lainnya dengan jumlah yang dibatasi
dan berbeda-beda.

Pengaruh utama kandungan karbon di dalam baja


adalah pada kekuatan, kekerasan dan sifat mudah
dibentuk. Penambahan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan
tariknya (tensile strength), namun di sisi lain
membuatnya menjadi getas (brittle) serta
menurunkan keuletannya (ductility).

Baja menjadi bahan dasar yang sangat vital untuk


industri. Semua peralatan berbahan baja, mulai dari
peralatan dapur, trasportasi, generator, sampai
kerangka gedung dan jembatan. Eksplotasi besi baja
menduduki peringkat pertama di antara barang
tambang dan logam dan produknya melingkupi
hampir 95% dari produk barang berbahan logam
yang dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.
Unsur-unsur Kandungan Baja 
Selain besi sebagai kandungan utama baja, terdapat beberapa unsur
yang menjadi bahan pembentuk baja, yaitu:
 a. Karbon (C) 
 Karbon merupakan unsur terpenting yang dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja. Kandungan
karbon di dalam baja sekitar 0,1% hingga 2,1%, sedangkan unsur lainnya dibatasi sesuai dengan kegunaan
baja. Unsur paduan yang bercampur di dalam lapisan baja adalah untuk membuat baja bereaksi terhadap
pengerjaan panas dan menghasilkan sifat-sifat yang khusus. Karbon dalam baja dapat meningkatkan kekuatan
dan kekerasan tetapi jika berlebihan akan menurunkan ketangguhan.

 b. Mangan (Mn) 
 Semua baja mengandung mangan karena sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan baja. Kandungan
mangan kurang lebih 0,6% tidak mempengaruhi sifat baja, dengan kata lain mangan tidak memberikan
pengaruh besar pada struktur baja dalam jumlah yang rendah. Penambahan unsur mangan dalam baja dapat
menaikkan kuat tarik tanpa mengurangi atau sedikit mengurangi regangan, sehingga baja dengan penambahan
mangan memiliki sifat kuat dan ulet.
c. Silikon (Si) 
Silikon merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja dengan kandungan lebih dari 0,4% yang
mempunyai pengaruh untuk menaikkan tegangan tarik dan menurunkan laju pendinginan kritis. Silikon
dalam baja dapat meningkatkan kekuatan, kekerasan, kekenyalan, ketahanan aus, dan ketahanan
terhadap panas dan karat. Unsur silikon menyebabkan sementit tidak stabil, sehingga memisahkan dan
membentuk grafit. Unsur silikon juga merupakan pembentuk ferit, tetapi bukan pembentuk karbida,
silikon juga cenderung membentuk partikel oksida sehingga memperbanyak pengintian kristal dan
mengurangi pertumbuhan akibatnya struktur butir semakin halus.

d. Nikel (Ni) 
Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan, yaitu memperbaiki kekuatan tarik dan
menaikkan sifat ulet, tahan panas, jika pada baja paduan terdapat unsur nikel sekitar 25% maka baja
dapat tahan terhadap korosi. Unsur nikel yang bertindak sebagai tahan karat (korosi) disebabkan nikel
bertindak sebagai lapisan penghalang yang melindungi permukaan baja.

e. Kromium (Cr) 
Sifat unsur kromium dapat menurunkan laju pendinginan kritis (kromium sejumlah 1,5% cukup
meningkatkan kekerasan dalam minyak). Penambahan kromium pada baja menghasilkan struktur yang
lebih halus dan membuat sifat baja dikeraskan lebih baik karena kromium dan karbon dapat
membentuk karbida. Kromium dapat menambah kekuatan tarik dan keplastisan serta berguna juga
dalam membentuk lapisan pasif untuk melindungi baja dari korosi serta tahan terhadap suhu tinggi.
 f. Kobalt (Co) 
 Sebagai unsur paduan dalam baja, kobalt meningkatkan kekerasan, tahan aus dan tahan panas. Pada
maghnet permanent mengandung kobalt sehingga mempunyai kepekaan terhadap pemanasan lanjut.

 g. Molibdium (Mo) 
 Kebanyakan dipadu dengan baja dalam ikatan dengan Co, Ni, dan V. dapat meningkatkan kekuatan
tarik, batas rentang kemampuan temper menyeluruh, ketahanan panas, batas kelelahan,
menurunkan kerapuhan.

 h. Vanadium (V) 
 Mempunyai pengaruh seperti Mo dalam baja. Dapat meningkatkan kekuatan, batas rentang keuletan,
kekuatan panas dan ketahanan lelah. Unsur V dalam baja mempunyai keistimewaan yaitu dapat
menurunkan kepekaan terhadap sengatan panas yang melewati batas pada perlakuan panas.
Titanium (Ti) 
Memiliki kekuatan yang sama seperti baja dalam mempertahankan. Hingga suhu 400
derajat C, sehingga banyak dipakai sebagai bahan kawat las. Paduan antara baja
karbon dengan titanium akan memepunyai sifat kekerasan yang tinngi. Baja-titan
banyak diminati sebagai bahan dalm industri, kendaraan perang, kapal udara dan
elemen-elemen yang membutuhkan kekuatan tinggi dan ringan.

j. Aluminium (Al) 
Unsur Al terkandung dalam jumlah yang kecil pada baja. Tujuannya yaitu sama
dengan Si, untuk memberikan keuletan dan kemampuan di perkakas serta
meningkatkan daya tahan terhadap korosi
Jenis-jenis Baja 

 Menurut Wiryosumarto (2004), berdasarkan komposisi karbon yang digunakan, baja dapat diklasifikasikan dalam
beberapa jenis, yaitu:

 a. Baja karbon 
 Baja karbon adalah paduan antara besi dan karbon dengan sedikit Si, Mn, P, S, dan Cu. Sifat baja karbon sangat
tergantung pada kadar karbon, bila kadar karbon naik maka kekuatan dan kekerasan juga akan bertambah tinggi.
Karena itu baja karbon dikelompokkan berdasarkan kadar karbonnya. Berdasarkan komposisi kandungan karbon,
baja karbon dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Baja Karbon Rendah. Baja karbon rendah memiliki kandungan karbon dibawah 0,3%. Baja karbon rendah sering
disebut dengan baja ringan (mild steel) atau baja perkakas. Jenis baja yang umum dan banyak digunakan adalah
jenis cold roll steel dengan kandungan karbon 0,08% - 0,30% yang biasa digunakan untuk body kendaraan. 
 Baja Karbon Sedang. Baja karbon sedang merupakan baja yang memiliki kandungan karbon 0,30% - 0,60%. Baja
karbon sedang mempunyai kekuatan yang lebih dari baja karbon rendah dan mempunyai kualitas perlakuan panas
yang tinggi, tidak mudah dibentuk oleh mesin, lebih sulit dilakukan untuk pengelasan, dan dapat dikeraskan
(diquenching) dengan baik. Baja karbon sedang banyak digunakan untuk poros, rel kereta api, roda gigi, pegas,
baut, komponen mesin yang membutuhkan kekuatan tinggi, dan lain-lain. 
 Baja Karbon Tinggi. Baja karbon tinggi memiliki kandungan karbon paling tinggi jika dibandingkan dengan baja
karbon yang lain yakni 0,60% - 1,7% C dan memiliki tahan panas yang tinggi, kekerasan tinggi, namun keuletannya
lebih rendah. Baja karbon tinggi mempunyai kuat tarik paling tinggi dan banyak digunakan untuk material tools.
Salah satu aplikasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat baja dan kabel baja.
b. Baja paduan 
Baja paduan adalah suatu baja yang dicampur dengan satu atau lebih unsur campuran seperti nikel, mangan, molybdenum,
kromium, vanadium dan wolfram yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki seperti sifat kekuatan,
kekerasan dan keuletannya. Paduan dari beberapa unsur yang berbeda memberikan sifat khas dari baja. Berdasarkan kadar
kadar paduannya, baaja paduan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel). Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya
kurang dari 2,5% wt misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P, dan lain-lain. Memiliki kadar karbon sama seperti baja karbon,
tetapi ada sedikit unsur paduan. Dengan penambahan unsur paduan, kekuatan dapat dinaikkan tanpa mengurangi
keuletannya, kekuatan fatik, daya tahan terhadap korosi, aus dan panas. Aplikasinya banyak digunakan pada kapal,
jembatan, roda kereta api, ketel uap, tangki gas, pipa gas dan sebagainya. 
2. Baja Paduan Menengah (Medium Alloy Steel). Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen
paduannya 2,5%-10% wt misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P, dan lain-lain. 
3. Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel). Baja paduan tinggi merupakan baja paduan yang elemen paduannya lebih
dari 10% wt misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P, dan lain-lain. Contohnya baja tahan karat, baja perkakas dan baja
mangan. Aplikasinya digunakan pada bearing, bejana tekan, baja pegas, cutting tools, frog rel kereta api dan lain
sebagainya.
c. Baja khusus 
Baja khusus mempunyai unsur - unsur paduan yang tinggi karena pemakaian-pemakaian yang khusus. Baja khusus yaitu baja
tahan karat, baja tahan panas, baja perkakas. Unsur utama dari baja tahan karat adalah krom sebagai unsur terpenting untuk
memperoleh sifat tahan terhadap korosi. Baja perkakas adalah baja yang dibuat tidak berukuran besar tetapi memegang
peranan dalam industri-industri. Unsur-unsur paduan dalam karbitnya diperlukan untuk memperoleh sifat-sifat tersebut dan
kuat pada temperatur tinggi.
Fase Pembentukan Baja 
 Fase-fase atau tahapan yang terjadi pada pembentukan baja adalah sebagai berikut:

 a. Austenit (Y) 
 Fasa ini disebut gamma (Y) dan merupakan larutan padat interstisi karbon dengan sel satuan berupa kubik pemusatan sisi.
Ruang antar atomnya lebih besar dibandingkan ferit dan fasa ini stabil pada temperatur tinggi, yaitu antara 912°C, pada besi
murni. Kadar karbon maksimum gamma sebesar 2,14% pada temperatur 1147°C. Pada temperatur stabil austenit bersifat lunak
dan liat sehingga mudah dibentuk. Austenit merupakan fasa penting sebagai dasar pembentuk fasa-fasa lainnya dalam proses
perlakuan panas termasuk perlakuan panas pada permukaan baja.

 b. Ferit (a) 
 Fasa ini disebut alpha (a) dan merupakan larutan padat intersrisi karbon dengan sel satuan berupa kubik pemusatan ruang.
Ruang antar atomnya kecil dan rapat sehingga kelarutan karbon sangat kecil. Pada temperatur ruang, kadar karbonnya hanya
0,008% sehingga dapat dianggap besi murni. Kadar maksimum karbon sebesar 0,02% pada temperatur 727°C, lunak dan liat.
Dibawah mikroskop ferlit terlihat berwarna putih. Kekerasan dari ferit berkisar antara 140-180 HVN.

 c. Sementit (Fe3C) 
 Fasa ini disebut karbida besi yang merupakan senyawa kimia dengan rumus (Fe3C). sel satuan sementit berbentuk orthorombik.
Kadar karbon dalam sementit 6,7% dan senyawa ini bersifat keras tetapi getas. Pada baja, fasa ini dapat meningkatkan kekuatan
dan kekerasan. Kekerasan sementit adalah lebih kurang berkisar antara 800 HVN.
Fase-fase atau tahapan yang terjadi pada pembentukan baja adalah sebagai berikut:
a. Austenit (Y) 
Fasa ini disebut gamma (Y) dan merupakan larutan padat interstisi karbon dengan sel satuan berupa kubik pemusatan sisi. Ruang antar
atomnya lebih besar dibandingkan ferit dan fasa ini stabil pada temperatur tinggi, yaitu antara 912°C, pada besi murni. Kadar karbon
maksimum gamma sebesar 2,14% pada temperatur 1147°C. Pada temperatur stabil austenit bersifat lunak dan liat sehingga mudah dibentuk.
Austenit merupakan fasa penting sebagai dasar pembentuk fasa-fasa lainnya dalam proses perlakuan panas termasuk perlakuan panas pada
permukaan baja.
b. Ferit (a) 
Fasa ini disebut alpha (a) dan merupakan larutan padat intersrisi karbon dengan sel satuan berupa kubik pemusatan ruang. Ruang antar
atomnya kecil dan rapat sehingga kelarutan karbon sangat kecil. Pada temperatur ruang, kadar karbonnya hanya 0,008% sehingga dapat
dianggap besi murni. Kadar maksimum karbon sebesar 0,02% pada temperatur 727°C, lunak dan liat. Dibawah mikroskop ferlit terlihat
berwarna putih. Kekerasan dari ferit berkisar antara 140-180 HVN.

c. Sementit (Fe3C) 
Fasa ini disebut karbida besi yang merupakan senyawa kimia dengan rumus (Fe3C). sel satuan sementit berbentuk orthorombik. Kadar
karbon dalam sementit 6,7% dan senyawa ini bersifat keras tetapi getas. Pada baja, fasa ini dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan.
Kekerasan sementit adalah lebih kurang berkisar antara 800 HVN.
d. Perlit 
Perlit adalah campuran sementit dan ferit yang tersebar merata pada seluruh penampang. Struktur ini barasal dari perubahan austensit pada
pendinginan normal udara setelah melewati temperature kritis (700°C sampai 900°C). Kekerasan dari perlit kurang lebih 180-250 HVN.
e. Martensit 
Martensit merupakan fasa dimana ferit dan sementit bercampur. Tetapi bukan dalam
lamellar. Fasa ini terbentuk dari austensit metastabil didinginkan dengan laju
pendinginan cepat. Terjadi hanya presipitasi Fe3C unsur paduan lainnya tetapi larut
transformasi isothermal pada 260°C untuk membentuk dispersi karbida yang halus
dalam matriks ferit. Martensit bilah terbentuk jika kadar C dalam baja sampai 0,6%
sedangkan di atas 1% akan terbentuk martensit pelat. Perubahan dari bilah ke pelat
terjadi pada interval 0,6% < C < 1,08%. Kekerasan dari martensit lebih dari 500 HVN.

f. Bainit 
Bainit merupakan fasa yang terjadi akibat transformasi pendinginan yang sangat cepat
dimana semua unsur paduan masih larut dalam keadaan padat dan atom karbon tidak
sempat berdifusi keluar. Pada proses pembentukan bainit, austenit dibiarkan
bertransformasi secara isothermal menjadi ferit dan karbida diatas temperatur MS
(temperatur permulaan reaksi martensit). Untuk ini diperlukan celup pada air garam
untuk mencegah terbentuknya perlit pada temperatur yang lebih tinggi. Sehingga akan
membentuk sifat bainit yang kuat dan tangguh. Kekerasan bainit kurang lebih berkisar
antara 300 - 400 HVN.
2.BAJA SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

Baja adalah logam campuran yang terdiri dari Besi (Fe) dan Karbon (C). Jadi baja berbeda
dengan Besi (Fe), Alumunium (Al), Seng (Zn), Tembaga (Cu) dan Titanium (Ti) yang merupakan
logam murni dalam senyawa antara besi dan karbon (unsur non logam) tersebut besi menjadi
unsur yang lebih dominan di banding karbon. Kandungan karbon berkisar antara 0,2 - 2,1 %
darri berat baja, tergantung tingkatnya , secara sederhana. Fungsi karbon adalah
meningkatkan kwalitas baja yaitu daya tariknya (Tensile Strength) dan Tingkat kekerasannya
(Hardnes).
A. Penggunaan baja sebagai bahan bangunan.
 Bahan baja dapat, diaplikasikan sebagai rangka atap rumah struktur gedung, jembatan dan menara. Secara
umum diklafikasikan sebagai struktur portal dan struktur rangka.
Pemilihan bahan material kontruksi . Apakah kayu atau baja adalah tahapan penting dalam suatu perencanaan.
Baja berbentuk profile atau plat yang merupakan bahan bangunan tetap yang sesuai sekali untuk Lebar benteng
10.0 - 30.0. Material  baja unggul di tinjau dari segi kekuatan dan kelakuan. kelebihan di bandingkan material
beton atau kayu adalah karena buatan pabrik yang tentunya mempunyai kontrol mutu yang baik.

B. Macam-macam Profile Baja.

Baja dalam teknik kontruksi bangunan gedung terdapat dalam bermacam-macam bentuk.
1. Baja Pelat
Baja  pelat yaitu baja berupa pelat baik pelat lembaran maupun strip dengan tebal antara 3mm sampai dengan
60mm. Baja pelat lembaran terdapat dengan lebar antara 150mm sampai dengan 4300mm dengan panjang 3
s.d 6 meter. Permukaan baja pelat ada yang polos dan ada yang bermotif dalam bebagai motif. Namun untuk
keperluan kontruksi pada umumnya digunakan baja pelat yang polos rata dengan lebar dapat di potong sendiri
sesuai dengan kebutuhannya.

2. Baja Profile.
Baja profile yaitu baja berupa batagan (lonjoran) dengan penampang berprofile dengan bentuk tertentu dengan
panjang sampai 15 meter. Adapun bentuk-bentuk profile penampang baja dapat dilihat/dipelajari dalam daftar-
daftar. Untuk kontruksi Baja (Daftar baja lama) dantebal profile kontruksi baja (Daftar baja yang baru).
3. Baja Beton.
Baja beton yaitu baja yang digunakan untuk penulangan pembersihan beton (untuk kontruksi beton). Pada umumnya
berbentuk batangan/lonjoran polos dan beralur dengan berbagai macam ukuran diameter (6,7,8,10,11,12,16,19,22,25,28,32)mm
panjang 12 meter.
Nama baja profile ditulis dengan kode profile diikuti dengan ukuran ukuran pokoknya Berikut ini Contoh-contoh penulisan
nama baja profile menurut nomer profile yang bersangkutan.
1. Baja WF 250x125x6x9.
Yaitu baja profile WF (Wide Flange = Sayap lebar) dengan ukuran tinggi profile 250mm, lebar sayap 125mm, tebal badan 6mm
dan tebal sayap 9mm.
2. Baja KANAL 140x60x7x20.
Yaitu baja profile KANAL dengan ukuran tinggi profile 140mm lebar sayap (flens) 60mm tebal badan 7mm dan tebal sayap 10 mm.
Kanal=saluran=parit.
3. Baja L 60.60.60
Yaitu baja profile siku sama kaki dengan ukuran sama kaki 60mm dan tebal baja 6mm.
4. Baja L 65.100.7
Yaitu baja profile siku tidak sama kaki dengan ukuran lebar kaki 65mm dan 100mm. tebal baja 7mm.
5. Baja LIPC 125x50x20x3.2
Yaitu baja profile LIP Chanel dengan ukuran tinggi profile 125mm, lebar sayap 50mm, panjang bengkokan sayap 20mm tebal baja
3.2mm.
6. Baja Light C 100x50x50x3.2
Yaitu baja profile light chanel dengan tinggi profile 100mm lebar sayap 50mm tebal sayap 3.2mm. baja ini hampir sama dengan
LIP Chanel, tetapi tanpa ada bengkokan sayap.
7. Baja tabung segi empat 100x100x3.2
Yaitu baja profile tabung segi empat dengan ukuran sisi luar 100x100 tebal 3.2mm
8. Baja tabung bundar 114.3x4.5
Yaitu baja profile tabung bundar (pipa) dengan ukuran diameter luar 114.3m dan tebal baja 4.5mm.
3. MACAM-MACAM STRUKTUR BAJA

Struktur baja mempunyai beberapa tipe antara lain :


•Portal
•Rangka bidang (plane truss)
•Rangka ruang (space truss)
•Gantung (suspension)
•Masted structures
•Shell systems

1. Pengertian : yaitu sistem struktur yang terdiri dari tiang/ kolom (post) dan balok (beam) di
mana tiang dan balok tersebut tersusun dari batang tunggal.
2. Fungsional : dapat digunakan sebagai struktur pada bangunan bentang panjang maupun
bentang pendek.
3. Estetika : struktur ini cukup sederhana sehingga secara arsitektural pun biasa-biasa saja
(terkesan konvensional) dan mempunyai kelemahan yaitu dimensi kolom dan balok semakin
besar bila bentangnya semakin besar.
 
4. Konstruksional :
•Stabilitas : stabil ketika antar portal saling dihubungkan.
•Kekuatan : kuat untuk menopang penutup atap yang tidak terlalu berat, tetapi jika bentang semakin panjang,
balok akan mengalami gaya lendut yang makin besar sehingga memerlukan dimensi komponen struktur yang
makin besar pula serta memerlukan perkuatan.
•Ketahanan goncangan : kuat terhadap gaya yang sejajar, tetapi lemah terhadap gaya yang tegak lurus struktur.
•Kemudahan pembuatan : cukup mudah sebab strukturnya tidak terlalu rumit.
•Waktu pelaksanaan : singkat / cepat.
•Komponen utama : tiang / kolom (post) dan balok (beam).
•Bahan / material : struktur ini dapat menggunakan bahan kayu, beton bertulang, dan baja.
•Bentuk dasar : segi empat dan segi tiga.
•Model / tipe : portal segi empat dan portal segi tiga.
5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Portal


6. Detail konstruksi :

Detail Konstruksi Pada Tipe Portal

7. Aplikasi :

Contoh Aplikasi Tipe Portal


Sistem Rangka Bidang
1. Pengertian : yaitu sistem struktur rangka batang yang tersusun secara dua dimensional.
2. Fungsional : umumnya digunakan pada struktur atap bentang panjang (sport hall, exhibition
hall, stadion, dll) dan juga jembatan.
3. Estetika : secara arsitektural lebih baik dibandingkan portal dan lebih terkesan modern.
4. Konstruksional :
 Stabilitas : menggunakan bentuk segitiga yang stabil (lebih stabil dibandingkan portal).
 Kekuatan : kuat menahan beban yang cukup besar.
 Ketahanan goncangan : kokoh menahan gaya yang sejajar bidang (lebih kokoh
dibandingkan portal) tetapi lemah terhadap gaya yang tegak lurus bidang.
 Kemudahan pembuatan : pembuatannya agak lebih rumit dibandingkan portal.
 Waktu pelaksanaan : lebih lama dari portal.
 Komponen utama : batang dan sambungan.
 Bahan / material : umumnya menggunakan material baja, tapi juga dapat memakai
bahan kayu.
 Bentuk dasar : struktur ini memiliki bentuk dasar segitiga yang kemudian disusun.
Model / tipe : rangka batang sistem kabel, rangka batang Pratt, rangka batang Hower,
rangka batang statis tak tentu, rangka batang funicular
5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Rangka Bidang

6. Detail konstruksi :

Detail Konstruksi Pada Tipe Rangka Bidang


4.SAMBUNGAN DAN ALAT SAM,BUNGAN BAJA
SAMBUNGAN LAS
Sambungan las adalah sambungan antara dua logam dengan cara pemanasan,
dengan atau tanpa logam pengisi. Sambungan terjadi pada kondisi logam
dalam keadaan plastis atau leleh. Sambungan las banyak digunakan pada:
Konstruksi baja, Ketel uap dan tangki, Permesinan
Jenis – Jenis Sambungan LAS:
1) Sambungan Sebidang
Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujung-ujung plat datar dengan ketebalan yang sama atau
hampir sarna. Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah menghilangkan eksentrisitas yang timbul pada sambungan
lewatan tunggal seperti dalam Gambar 6.16(b). Bila digunakan bersama dengan las tumpul penetrasi sempurna (full
penetration groove weld), sambungan sebidang menghasilkan ukuran sambungan minimum dan biasanya lebih estetis dari
pada sambungan bersusun. Kerugian utamanya ialah ujung yang akan disambung biasanya harus disiapkan secara khusus
(diratakan atau dimiringkan) dan dipertemukan secara hati-hati sebelum dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat
dilakukan, dan potongan yang akan disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti. Akibatnya, kebanyakan
sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat mengontrol proses pengelasan dengan akurat.
2) Sambungan Lewatan
Sambungan lewatan pada Gambar 6.17 merupakan jenis yang paling umum. Sambungan ini mempunyai dua keuntungan
utama:
− Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan dalam pembuatannya bila dibanding
dengan jenis sambungan lain. Potongan tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalampembuatan
atau untuk penyesuaian panjang.
− Mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan persiapan khusus dan biasanya dipotong
dengan nyala (api) atau geseran. Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk pengelasan di
bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa
menggunakan alat pemegang khusus. Kadang-kadang potongan-potongan diletakkan ke posisinya dengan beberapa baut
pemasangan yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali setelah dilas.
− Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk menyambung plat yang tebalnya berlainan.
3) Sambungan Tegak
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up) seperti profil T, profil 1, gelagar plat (plat
girder), pengaku tumpuan atau penguat samping (bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket). Umumnya potongan
yang disambung membentuk sudut tegak lurus seperti pada Gambar 6.16(c). Jenis sambungan ini terutama bermanfaat dalam
pembuatan penampang yang dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul.
4) Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks segi empat seperti yang digunakan untuk
kolom dan balok yang memikul momen puntir yang besar.
5) Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada
bidang tertentu atau untuk mempertahankan kesejajaran (alignment) awal.

  Keunggulan dibandingkan dengan sambungan lainnya:


 Lebih murah dan lebih ringan
 Tidak ada pengurangan luas penampang
 Permukaan sambungan bisa dibuat rata
 Bahaya terhadap korosi kurang
 Mudah pembersihannya
 Tampak lebih bagus
Kekurangan:
 Hanya untuk logam sejenis
 Terjadi perubahan struktur material pada daerah HAZ
 Pengelasan dilapangan lebih sukar dari sambungan keling/baut
 Sambungan Cendrung melengkung
Sambungan Paku Keling
Paku keling (rivet) digunakan untuk sambungan tetap antara 2 plat atau lebih misalnya pada tangki dan boiler. Paku keling dalam
ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya
peralatan rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll Sambungan dengan paku keling sangat kuat dan tidak dapat dilepas
kembali dan jika dilepas maka akan terjadi kerusakn pada sambungan tersebut. Karena sifatnya yang permanen, maka
sambungan paku keling harus dibuat sekuat mungkin untuk menghindari kerusakan atau patah.
Bagian utama paku keling adalah :
1. kepala
2. badan
3. ekor
4. kepala lepas
Bahan paku keling
yang biasa digunakan antara lain adalah baja, brass, aluminium, dan tembaga tergantung jenis sambungan/ beban yang diterima
oleh sambungan. Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel, wrought iron. Penggunaan khusus : weight,
corrosion, or material constraints apply : copper (+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll.
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai keuntungan yaitu :
Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
Pemeriksaannya lebih mudah
Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling tersebut.
Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini dibedakan yaitu :
Pembebanan tangensial.
Pembebanan eksentrik.
PEMBEBANAN TANGENSIAL
Sambungan baut
 
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk kepala
baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam
pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap,
sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali.
Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai
fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul)
umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat
permesinan yang lain.
Jenis Baut
•Baut Hitam
Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk konstruksi ringan / sedang misalnya bangunan gedung, diameter
lubang dan diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.
•Baut Pass
Yaitu baut dari baja mutu tinggi (>St-42 ) dipakai untuk konstruksi berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya,
diameter lubang dan diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran < 0,1 mm.
Ukuran Diameter Baut

Keuntungan Sambungan Baut


Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan.
Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak seperti paku keling dibatasi maksimum
4d ).
Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk konstruksi berat /jembatan.

 
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.kajianpustaka.com/2019/12/pengertian-unsur-jenis-dan-pembe
ntukan-baja.html
 http://drawbuildingteknik.blogspot.com/2015/06/baja-sebagai-bahan-bangu
nan.html
 https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-baja/tipe-struktur-baja-pada-bang
unan

Anda mungkin juga menyukai