Government
Kelompok 9 :
1. Nandyasa Vania S. (19080694010)
2. Avita Nengseh (19080694018)
3. Theresia Adelia F (19080694023)
4. Theresia Mina R (19080694115)
5. Meyske Yudit H (19080694116)
6. Argenia Skolastika L (19080694117)
E-Government di Cina
● Cina telah mengadopsi E-Government sebagai strategi
reformasi besar untuk pelayanan publik.
GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten
dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu penerapan GCG perlu didukung oleh
tiga pilar yang saling berhubungan yaitu :
Independensi Kewajaran
harus dikelola secara Dalam melaksanakan
independen sehingga masing- kegiatannya, perusahaan harus
masing organ perusahaan tidak senantiasa memperhatikan
saling mendominasi dan tidak kepentingan pemegang saham
dapat diintervensi oleh pihak dan pemangku kepentingan
lain lainnya berdasarkan asas
kewajaran dan kesetaraan
ETIKA BISNIS DAN PEDOMAN PERILAKU
Untuk mencapai keberhasilan dalam jangka panjang, pelaksanaan GCG perlu dilandasi oleh
integritas yang tinggi. Prinsip-prinsip dasar yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah:
1. Setiap perusahaan harus memiliki nilai-nilai perusahaan yang menggambarkan sikap
moral perusahaan dalam pelaksanaan usahanya.
2. Untuk dapat merealisasikan sikap moral dalam pelaksanaan usahanya, perusahaan
harus memiliki rumusan etika bisnis yang disepakati oleh organ perusahaan dan semua
karyawan. Pelaksanaan etika bisnis yang berkesinambungan akan membentuk budaya
perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai perusahaan.
3. Nilai-nilai dan rumusan etika bisnis perusahaan perlu dituangkan dan dijabarkan lebih
lanjut dalam pedoman perilaku.
Organ Perusahaan
Organ perusahaan, yang terdiri
dari Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi,
mempunyai peran penting dalam
pelaksanaan GCG secara efektif.
Organ perusahaan harus menjalankan
fungsinya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku atas dasar prinsip
bahwa masing-masing organ
mempunyai independensi dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan
tanggung jawabnya semata-mata
untuk kepentingan perusahaan.
Pemegang Saham
Dalam rangka penerapan GCG, masing-masing perusahaan harus menyusun pedoman GCG
perusahaan dengan mengacu pada Pedoman GCG ini dan Pedoman Sektoral (bila ada).
Pedoman GCG perusahaan tersebut mencakup sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:
ASEAN CG
ROSC CLSA
Scorecard
Mengidentifikasi berbagai Menilai tata kelola perusahaan
kelemahan yang dapat di beberapa negara dengan Mengukur dan meningkatkan
berkontribusi terhadap melihat aturan dan praktik CG, efektivitas dari implementasi
kerentanan ekonomi dan penegakan hukum, lingkungan prinsip-prinsip tata kelola
keuangan suatu negara politis dan regulasinya, perusahaan, diluncurkan sejak
penerapan standar akuntansi tahun 2011.
dan auditing, serta budaya CG
Tujuan Penyusunan Roadmap
Menyusun Tonggak
Perbaikan Tata Kelola Emiten
dan Perusahaan Publik
Memperbaiki Regulasi
Dan Praktik Tata Kelola Emiten dan
Perusahaan Publik secara Komprehensif
Meningkatkan Praktik
Tata Kelola Emiten dan Perusahaan
Publik Indonesia, agar Setidaknya
sejajar dengan perusahaan di ASEAN
Kerangka Tata Kelola Perusahaan
Kerangka kerja tata Kelola perusahaan meliputi beberapa
aspek penting yaitu:
1. 2. 3.
Penerapan Kode Etik Penegakan Hukum Di
“Comply Or Explain” Pasar Modal
4. 5.
Peranan Profesi Penunjang Pengetahuan dan Pemahaman
Pasar Modal Jurnalis Tentang Good Corporate
Governance
Perlindungan Pemegang Saham
Dalam rangka membahas hak-hak
pemegang saham dan kesetaraan
diantara pemegang saham,
permasalahan yang ada dikelompokkan
dalam tiga bagian:
1. 2. 3.
kebijakan Anti Korupsi Kebijakan Terkait Seleksi Insentif Jangka Panjang Bagi
Pemasok dan Hak-hak Karyawan
Kreditur
5. 6.
4.
Peran dan Kualifikasi Sekretaris
Kebijakan Peningkatan Kemampuan
Penerapan Sistem Whistleblowing
Vendor Perusahaan
TRANSPARANSI INFORMASI
Keterbukaan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai hal-hal terkait perusahaan yang
bersifat material merupakan prasyarat utama bagi kerangka tata kelola perusahaan. Dalam
konteks pasar modal, prinsip keterbukaan (disclosure principle) menjadi acuan utama dalam
mendorong pengembangan pasar modal. Selanjutnya, keterbukaan informasi juga digunakan
sebagai sarana bagi regulator untuk mengedukasi dan melindungi investor.
Keterbukaan informasi juga perlu diatur regulator untuk terjadinya praktik “adverse selection”.
Direksi perusahaan selaku orang dalam dan pengelola perusahaan memiliki keunggulan
informasi yang dapat dimanfaatkannya untuk mengambil keuntungan dengn informasi yang
perlu dipublikasikan (Scott, 2000).
Transparansi dan keterbukaan informasi memungkinkan publik untuk memahami struktur dan
aktivitas perusahaan, kebijakan serta kinerjanya. Meskipun demikian, keterbukaan informasi
seharusnya tidak mnjadi beban perusahaan, yang dapat mengurangi daya saing perusahaan.
1. Kepemilikan Saham Dalam Jumlah Tertentu
Kerangka kerja tata kelola perusahaan yang baik
berkaitan dengan masalah transparansi,
akuntabilitas, dan integritas. Hal ini menuntut
adanya informasi tentang pemilik saham
sesungguhnya. Perlindungan terhadap
pemegang saham non pengendali dan
pemangku kepentingan lainnya akan
menghadapi kendala tanpa akses terhadap
informasi yang andal mengenai kepemilikan
saham, termasuk identitas dari pengendali
perusahaan serta pemegang saham mayortas
lainnya. Dalam ketentuan pasar modal,
pemegang saham yang memiliki saham
sebanyak 5% atau lebih, dan kepemiilikan
saham oleh anggota Direksi dan Dewan
Komisaris, harus diungkapkan kepada publik.
2. Pengungkapan Kriteria Komisaris Independen
Independensi dari Komisaris Independen
berkontribusi oenting dalan pengambilan
keputusan Dewan komisaris. Mereka memiliki
pandangan yang objektif dalam menilai kinerja
direksi. Kriteris komisaris Independen antara
lain meliputi : bukan merupakan orang yang
bekerja atau mempunyai wewenang dan
tanggung hawab untuk merencanakan,
memimpin, mengendalikan, atau mengawasi
kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik
tersebut dalam waktu 6 bulan terakhir, tidak
mempunyai saham pada emiten atau
perusahaan publik tersebut , tidak mempunyai
hubungan afiliasi, dan tidak mempunyai
hubungan usaha bik yang berkaitan dengan
kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik
tersebut.
3. Informasi Pada Situs Web Perusahaan
Sistem tata kelola perusahaan Indonesia untuk badan usaha berbentuk perseroan terbatas
merujuk pada sistem two board. Dalam hal ini Direksi dan Dewan Komisaris merupakan unsur
penting bagi implemetasi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Mekanisme check
and balance yang jelas dan efektif harus diterapkan untuk menghindari potensi benturan
kpentingan serta memastikan bahwa keputusan yang dibuat adalah untuk kepentingan
perusahaan.
UUPT mengadopsi sistem two board yang terdiri dari Direksi dan Dewan Komisaris.
Berdasarkan UUPT, Dewan Komisaris berperan untuk melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada Direksi, sedangkan Direksi berperan untuk mengelola kegiatan operasional
perusahaan dengan orientasi kepentingan terbaik perusahaan.
Prinsip CG OECD merekomendasilkan agar Dewab Komisaris dan Direksi memastikan
pedoman strategis perusahaan, pemgawasan yang efektif terhadap manajemen, dan tanggung
jawab Dewan Komisaris dan Direksi kepada peerusahaan dan pemegang saham. Dalam hal
Indonesia yang menggunakan sistem two board, kewajiban penyusunan pedoman strategis
ada pada Direksi, sedangkan Direksi diawasi dan diberi nasihat oleh Dewan Komisaris.
1. Prosedur Nominasi dan Remunerasi Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi
Hubungan check and balance antara Dewan
Komisaris dan Direksi berperan penting atas
kesuksesan usaha perusahaan. Prinsip CG
OECD mensyaratkan Dewan Komisaris dan
Direksi perusahaan untuk melakukan beberapa
fungsi pokoknya. Di Indonesia, berdasarkan
UUPT, Dewan Komisaris diberi mandat untuk
meberhentikan sementara Direksi dalam hal
terjadi pelanggaran terhadap anggaran Dasar.
Namun demikian, UUPT menyatakan bahwa
besarya remunerasi Dewan Komisaris dan
Direksi ditetapkan oleh RUPS. Namun, RUPS
dapat memberikan kewenangan kepada Dewan
Komisaris untuk menetapkan remunerasi
Direksi.
2. Klasifikasi Kandidat Anggota Dewan Komisaris dan Direksi