Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DIRI & KESEHATAN

SPIRITUAL
Definisi
Konsep diri adalah semua
ide-ide, pikiran,
kepercayaan, dan
pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya
dan mempengaruhi
individu dalam
berhubungan dengan
orang lain. ( Stuart dan
Sundeen,1991: 372 ).
Konsep diri berkembang dengan
baik bila..
• budaya dan pengalaman dalam keluarga
memberikan pengalaman yang positif
• individu memperoleh kemampuan yang
berarti
• Mampu beraktualisasi diri

Sehingga individu menyadari potensi yang


ada pada dirinya.
Pengalaman awal dalam kehidupan
keluarga merupakan
dasar pembentukan konsep diri
karena keluarga dapat memberikan
perasaan diri adekuat atau tidak adekuat,
perasaan diterima atau ditolak.
KOMPONEN TUBUH
1. Gambaran diri

Gambaran diri adalah sikap


seseorang terhadap
tubuhnya secara sadar
atau tidak sadar
termasuk persepsi dan
perasaan tentang ukuran
dan bentuk, fungsi
penampilan dan potensi
tubuh saat ini dan masa
lalu.
2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu
tentang bagaimana ia harus
berprilaku sesuai dengan
standar pribadi.
Standar ini berhubungan dengan
tipe orang atau sejumlah
aspirasi cita-cita nilai yang
dicapai.
Ideal diri mulai berkembang pada
masa kanak-kanak yang
dipengaruhi oleh orang penting
dari dirinya yang memberikan
tuntutan atau harapan.

Ini diperlukan oleh individu untuk


memacu dirinya ketingkat yang
lebih tinggi.
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai degan
menganalisa seberapa jauh prilaku
memenuhi ideal diri.

PENTING !
Penerimaan diri tanpa syarat sebagai
individu yang berarti walaupun
salah, gagal atau kalah.

Hargadiri diperoleh dari penghargaan


diri sendiri dan dari orang lain yaitu
perasaan dicintai, dihargai dan
dihormati.
Jika individu selalu berhasil maka cenderung mempunyai harga diri
yang tinggi dan jika individu sering mengalami kegagalan maka
cenderung mempunyai harga diri yang rendah.

Untuk meningkatkan harga diri dapat


dilakukan dengan
a. Memberi kesempatan untuk berhasil
yaitu dengan memberikan tugas yang
kemungkinan dapat di selesaikan,
kemudian diberi pujian atau
penghargaan atas keberhasilannya.
b. Menanamkan/memberi gagasan yang
dapat memotivasi kreatifitas untuk
berkembang.
c. Mendorong aspirasi dengan menaggapi
pertanyaan dan pendapatnya serta
memberi dukungan terhadap aspirasi
yang positif sehingga merasa diterima.dll
Harga diri akan meningkat sesuai dengan
meningkatnya usia dan sangat terancam
pada masa pubertas.
4. Peran
Peran adalah pola sikap,
prilaku, nilai dan tujuan
yang di harapkan dari
seseorang berdasarkan
posisinya di masyarakat.
Posisi di masyarakat dapat
menjadikan stressor
terhadap peran karena
struktur sosial yang
menimbulkan kesukaran
atau tuntutan posisi yang
tidak mungkin
dilaksanakan.
Stres peran terdiri dari
konflik peran, peran yang tidak jelas, peran yang tidak
sesuai dan peran yang berlebihan.
1. Konflik peran dialami jika peran yang diminta konflik
dengan system individu atau peran yang konflik satu
sama lain
2. Peran tidak jelas, terjadi jika perilaku diberi peran yang
tidak jelas dalam hal perilaku dan penampilan yang
diharapkan.
3. Peran tidak sesuai terjadi jika indifidu dalam proses
transisi merubah nilai dan sikap
4. Peran berlebihan terjadi jika individu menerima banyak
peran tetapi tidak mampu untuk melakukannya.
5. identitas

Identitas adalah kesadaran akan diri merupakan sintesa dari


semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang
utuh.

Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang


kuat adalah seseorang yang memandang dirinya berbeda
dengan orang lain termasuk persepsinya terhadap jenis
kelamin, memiliki otonomi yaitu mengerti dan percaya diri,
respek diri, mampu dan menguasai diri, mengatur diri
sendiri dan menerima diri.
Ciri-ciri individu identitas diri positif adalah:

a. Mengenal diri sebagai organisme yang utuh, terpisah


dari orang lain.
b. Mengakui jenis kelamin sendiri
c. Memandang berbagai aspek diri sebagai suatu
keselarasan
d. Menilai diri sesuai dengan penilaian masyarakat
e. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang
akan datang
f. Memiliki tujuan yang dapat direalisasikan
Prinsip dasar yang mempengaruhi konsep diri
yaitu, antara lain :
• Bila anak hidup dalam suasana penuh dengan
kritik, dia belajar untuk menyalahkan orang lain.
• Bila anak hidup dalam suasana penuh
kekerasan, di belajar untuk berkelahi.
• Bila anak hidup dalam suasana penuh olok-
olok, dia belajar untuk menjadi seorang pemalu.
• Bila anak hidup dalam suasana memalukan, dia
belajar untuk selalu merasa bersalah
• Bila anak hidup di dalam suasana yang penuh
dengan toleransi,dia belajar untuk
menjadi  seorang penyabar.
• Bila anak hidup dalam suasana penuh
dukungan, dia belajar untuk menjadi seorang
yang percaya diri.
• Bila anak hidup dalam suasana penuh pujian
dan penghargaan, dia belajar untuk menghargai
orang lain.
• Bila anak hidup dalam suasana kejujuran, dia
belajar untuk menghargai orang lain.
Pengaruh perawat dalam konsep diri klien

• Penerimaan perawat terhadap klien dengan perubahan konsep diri


membantu menstimulasi rehabilitasi yang positif. Klien yang penampilan
fisiknya telah mengalami perubahan dan yang harus beradaptasi
terhadap citra tubuh yang baru, hampir pasti baik klien maupun
keluarganya akan melihat pada perawat dan mengamati respons dan
reaksi mereka terhadap situasi yang baru. Dalam hal ini perawat
mempunyai dampak yang signifikan. Rencana keperawatan yang
dirumuskan untuk membantu klien dengan perubahan konsep diri dapat
ditingkatkan atau digagalkan oleh nilai dan perasaan bawah sadar
perawat. Penting artinya bagi perawat untuk mengkaji dan mengklarifikasi
hal-hal berikut mengenai diri mereka
• Perasaan perawat sendiri mengenai kesehatan dan penyakit
• Bagaimana perawat bereaksi terhadap stres
• Kekuatan komunikasi nonverbal dengan klien dan keluarganya dan
bagaimana hal tersebut ditunjukkan.
• Nilai dan harapan pribadi apa yang ditunjukkan dan mempengaruhi klien
• Bagaimana pendekatan tidak menghakimi dapat bermanfaat bagi klien
Kesehatan spiritual
Dimensi spiritual adalah sesuatu
yang terintegrasi dan berhubungan
dengan dimensi yang lain dalam
diri seorang individu. Spiritualitas
mewakili totalitas keberadaan
seseorang dan berfungsi sebagai
perspektif pendorong yang
menyatukan berbagai aspek
individual.
Tanda-tanda Kesehatan Spiritual
Seseorang yang mempunyai
karakter baik juga mempunyai
kehidupan spiritualyang sehat.
Dari jumlah banyaknya keluhan
orang, mungkin kalian akan
segeramengetahui berapa
banyak karakter buruk yang
masih tertinggal didalam
diriseseorang.
• Sabar Terhadap
Ketidaknyamanan Fisik
• Sabar dengan Menahan Diri dari
Segala Hal yang Dilarang
• Bersabar dalam menghadapi
orang yang mengganggu kita
Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Spiritual oleh Seorang
Perawat

• Pengkajian • Diagnosa keperawatan


Pengkajian dapat Ketika meninjau pengkajian
menunjukan kesempatan yang spiritual dan mengintegrasikan
dimiliki perawat dalam mendukung informasi kedalam diagnosa
atau menguatkan spiritualitas keperawatan yang sesuai,
klien. Pengkajian tersebut dapat perawat harus
menjadi terapeutik karena mempertimbangkan status
pengkajian menunjukkan tingkat kesehatan klien terakhir dari
perawatan dan dukungan yang perspektif holistik, Dengan
diberikan. Dalam mengkaji spiritualitas sebagai prinsip
kebutuhan spiritual pasien, kesatuan (Farran, 1989). Setiap
perawat dapat menggali hal-hal diagnosa harus mempunyai faktor
yang terjadi pada pasien, hal-hal yang berhubungan dengan akurat
yang dirasakan dan dianggap sehingga intervensi yang
menjadi permasalahan dapat dihasilkan dapat bermakna dan
dilakukan seorang perawat berlangsung (Potter and Perry,
dengan bertanya atau melakukan 1997).
observasi.
• Perencanaan • Implementasi
Dengan menetapkan rencana • Pada tahap implementasi,
perawatan, tujuan ditetapkan perawat menerapkan rencana
secara individual, dengan intervensi dengan melakukan
mempertimbangkan riwayat klien, prinsip-prinsip kegiatan
area beresiko, dan tanda-tanda asuhan keperawatan sebagai
disfungsi serta data obyektif yang berikut (Hamid,2000): periksa
relevan (Hamid, 2000). Menurut keyakinan spiritual pribadi
(Munley, 1983 cit Potter and Perry, perawat, fokuskan perhatian
1997) terdapat tiga tujuan untuk pada persepsi klien terhadap
pemberian perawatan spiritual kebutuhan spiritualnya, jangan
yaitu klien merasakan perasaan berasumsi klien tidak
percaya pada pemberi perawatan, mempunyai kebutuhan
klien mampu terkait dengan sipiritual, mengetahui pesan
anggota sistem pendukung, non verbal tentang kebutuhan
pencarian pribadi klien tentang spiritual klien, berrespon
makna hidup meningkat. secara singkat, spesifik,
aktual, mendengarkan secara
aktif dan menunjukkan empati
yang berarti menghayati
masalah klien,

Anda mungkin juga menyukai