FARMAKOKINETIK
DAN
TOKSISITAS OBAT
Oleh :
Rika Uyunul Mabilla / 051611133181 / C-4
Tujuan Praktikum
Memprediksi sifat farmakokinetik dan toksisitas dari suatu senyawa obat
Teori
Prediksi in silico dapat digunakan untuk memprediksi ADMET suatu obat. Ada
beberapa program yang dapat digunakan untuk prediksi secara offline : MOE,
Discovery Studio, Maestro dan secara online : pkCSM, SwissADME,
PreADMET, ACD I/Lab.
Alat
-Komputer / Laptop dan kelengkapannya
-Modem / Wifi portable pribadi mahasiswa ( apabila jaringan wifi tidak ada /
lemah )
Cara Kerja
Menggambar struktur 2D
senyawa yang akan diprediksi Mengubah struktur Simpan dalam Buka
menggunakan program Chem 2D menjadi 3D bentuk SD file, Internetketik
Draw 15.0 lalu beri nama pkCSM
Buka program Paste struktur pada Klik ADMET, lalu Catat data
pkCSM, klik kotak kosong keluar data ADMET. yang
predict Bisa juga klik masing- diperlukan
Provide a smile string
masing data ADMET
Hasil
Pembahasan
Pada praktikum ini terdapat 2 senyawa yaitu senyawa I yaitu N – Benzoyl-N’-(4-fluorophenyl)
tiourea dan senyawa II yaitu N-(4-Metilbenzoil)-N/-(4-fluorophenyl) tiourea menggunakan
program pkCSM.
1. Fase Absorpsi
Ditunjukkan dengan parameter Caco-2 Permeability dan Intestinal Absorption. Senyawa I
memliki nilai Caco-2 Permeability 1,366 (log Papp in10 -6cm/s) untuk senyawa II memliki nilai
1,56 (log Papp in 10-6 cm/s) ini menandakan permeablitias yang tinggi karena log Papp >0,90.
Intestinal absorption senyawa dengan nilai >30% mudah diabsropsi di usus halus, senyawa I
memiliki nilai 89,798% dan senyawa II 90,41%.
2. Fase Distribusi
Ditunjukkan dengan parameter VDss dan BBB Permeablity. Suatu senyawa memiliki
distribusi yang rendah jika nilai VDss <0,71 L/kg atau log VDss <-0,15 dan memiliki
distribusi yang tinggi apabila nilai VDss >2,81 L/kg atau log VDss >0,45. Senyawa I
memiliki nilai -0,176 (log L/kg) dan senyawa II -0,132 (log L/kg). BBB Permeablity
menunjukkan apakah suatu senyawa dapat menembus sawar darah di otak atau
tidak , dikatakan menembus BBB jika log BB >0,3 dan kurang dapat menembus jika
log BB <-1. Senyawa I memiliki nilai 0,359 log BB dan senyawa II 0,218 log BB.
Pembahasan
3. Fase Metabolisme
Ditunjukkan dengan parameter CYP2D6 inhibitor dan CYP3A4 inhibitor. Jika
terdapat suatu penghambat maka akan merubah proses metabolisme. Senyawa I
dan senyawa II tidak menghambat CYP2D6 dan CYP3A4.
4. Fase Ekskresi
Ditunjukkan dengan parameter Renal OCT2 Substrate dan Total Clearance. Renal OCT2
Substrate menginformasikan tentang klirens ginjal dan kemungkinan adanya
kontraindikasi jika diikat dengan OCT2 inhibitor. Senyawa I dan senyawa II bukan
substrat OCT2 inhibitor. Total Clearance menggambarkan besarnya klirens dari
bilier (hati) dan dari ginjal. Senyawa I memiliki nilai -0,431 (log ml/min/kg) dan senyawa
II -0,492 (log ml/min/kg).
5. Toksisitas
Ditunjukkan dengan parameter Rat LD50, Ames Toxicity dan Hepatotoxicity.
LD50 adalah jumlah senyawa yang diberikan sekaligus yang menyebabkan kematian
sebanyak 50% hewan coba.
Pembahasan
2 Distribusi :
VDss Distribusi rendah Distribusi rendah
Mudah menembus BBB Mudah menembus BBB
BBB Permeability
3 Metabolisme :
CYP 2D6 inhibitor Tidak menghambat Tidak menghambat
CYP 3A4 inhibitor Tidak menghambat Tidak menghambat
4 Ekskresi :
Renal OCT2 Substrate Bukan substrat OCT2 Bukan substrat OCT2
Total Clearance -0,431 log ml/min/kg -0,492 log ml/min/kg
5 Toksisitas:
LD50 Relatif tidak membahayakan Relatif tidak membahayakan
Non mutagen Non mutagen
AMES Toxicity Tidak hepatotoksik Tidak hepatotoksik
Hepatotoxcity