Anda di halaman 1dari 195

PENGGUNAAN DATA PIS-PK DALAM ASPEK OPTIMALISASI

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

EMMA KHUMAIRAH HENTIHU, SKM, M.KES

BIDANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT


DINKES PROVINSI MALUKU
2021
Curriculum vitae
Emma Khumairah Hentihu, SKM, M.Kes
(Irha)

 2017-sekarang : Seksi P2PTM Keswa


Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
 2008-2016 : BLK Provinsi Maluku

Hp. 081240062222
e-mail : irhahentihu_19@yahoo.com
OUTLINE
• Tujuan Pembelajaran Umum : peserta mampu memahami kebijakan program Indonesia
sehat dengan pendekatan keluarga
• Tujuan Pembelajaran Khusus : Peserta mampu memahami :
1. Kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
–Pembangunan kesehatan
–Program Indonesia sehat
–Konsep Pendekatan Keluarga
–Pelaksanaan Pendekatan Keluarga
–Peran Puskesmas dalam Pendekatan Keluarga
2. Penguatan Puskesmas melalui pendekatan keluarga yang holistic
–Pengenalan SPM
–Penguatan UKBM
–Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
–Penguatan P2PTM 2
BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SEKSI SEKSI P2PM SEKSI PTM DAN
SURVEILANS KESWA
• P2ML
& IMUNISASI • Program AIDS • Program PTM
• Program Surveilans • Program TBC A. PROGRAM
• Program Imunisasi • Program Malaria PJPD B.PROGRAM
• Program PIE • Program KANKER& KELAINAN
( Penyakit Infeksi Hepatitis,Diare dan DARAH C.PROGRAM
Emerging) Tifoid DM-GM D.
• Program • Program ISPA PROGRAM GIFU
E.PROGRAM PPOK
Penanggulangan Krisis
Kesehatan • P2PTVZ
• Program Rabies
• Program Filariasis • Program NAPZA
• Program DBD dan • Program Keswa
Vektor
Transisi Epidemiologi Berdasarkan DALYs Lost Menurut 3 8

Kelompok Penyakit 1997-2017 (Indonesia BOD Study)


Penyakit Menular vs Penyakit Tidak Menular

Vector
PM Incidence

Disease Host
Transnational
Industry
National Policies
Industry
Politic
PTM Broker
Vector Incidence
Conflict of Interest
Media Host
10 Peringkat teratas Penyebab 10
10 Peringkat teratas DALYs Lost
tahun 1990 dan 2017 di Indonesia Kematian tahun 1990 dan 2017 di
Indonesia

+157,1% +162,6%

+76,8%
1990 2017
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA 01
LOWER RESPIRATORY INFECT STROKE 01 +89,7 %

02 NEONATAL DISORDERS NEONATAL DISODERS 02 -39,1%


10 Peringkat
teratas DALY 03 DIARRHEAL DISEASES TUBERCULOSIS 03 -4,1%
Lost Tahun
1990 dan 2017 04 TUBERCULOSIS ISCHEMIC HEART DISEASE 04 +95,5%
di Prov. Maluku
05 TETANUS DIABETES 05 +120,8%

06 STROKE LOWER RESPIRATORY 06 -76,0%


INFECT

07 ISCHEMIC HEART DIARRHEAL DISEASES 07 -51,3%


DISEASES
08 ROAD INJURIES CONGENITAL DEFECTS 08 +8,9 %

09 CONGENITAL DEFECTS CIRRHOSIS 09 +18,9 %

PROTEIN ENERGY
11 10 MALNUTRITION
ROAD INJURIES 10 -20,7%
SEPULUH PENYEBAB KEMATIAN UTAMA
(SEMUA UMUR) SAMPLE REGISTRATION SYSTEM (SRS)
INDONESIA, 2014
No Penyebab Kematian %
1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.7
5 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.6
9 Pneumonia (J12 – J18) 2.1
10 Diare dan penyakit infeksi saluran pencernaan lain (A09) 1.9
Target SDGs
Target 3.4:
Pada tahun 2030, penurunan
sepertiga kematian dini karena
penyakit tidak menular (PTM)
PERAN PELAYANAN KESEHATAN

(HL.
Blum)
Penguatan Pelayanan
Kesehatan
Pengaturan
sistem rujukan

Pengaturan kompetensi dan Akreditasi dan pengukuran


kewenangan faskes indikator mutu

• Memasyarakatkan Pemenuhan standar faskes (SPA)


BUDAYA HIDUP
SEHAT Integrasi Program  Yankes
Salah satu tolak ukur :
• Melibatkan peran sebagai “Wahana/ Rumah” bagi
Perubahan IKS pelaksanaan program
LINTAS SEKTOR
Peraturan Terkait
Penyelenggaraan Puskesmas
PMK

46 Tahun 2015 Tentang PMK

PMK
Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik 44
Tahun 2019 Mandiri Dokter dan Tempat tahun 2016 tentang
43 Tentang
Pusat Kesehatan
Praktik Mandiri Dokter Gigi Pedoman Manajemen
Puskesmas
PMK
Masyarakat PMK

90 39
Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Yankes tahun 2016 tentang
Di Fasyankes Kawasan Pedoman
Terpencil Dan Sangat Penyelenggaraan PIS-PK 16
PU SKES MAS
(Per menkes 75 tahun 2014)

10
PUSKESMAS
Permenkes No. 75 Tahun 2014
Tujuan
TUJUAN Pembangunan Kesehatan
PEMBANGUNAN KESEHATAN DI PrinsipPENYELENGGARAAN
PRINSIP Penyelenggaraan
di PUSKESMAS
Puskesmas Puskesmas
PUSKESMAS

1. PARADIGMA 3.
SEHAT KEMANDIRIAN
MASYARAKAT

MENJANGKAU 2.
PERILAKU SEHAT PERTANGGUNGJAWA
PELAYANAN BERMUTU
BAN WILAYAH

6.
4. KETERPADUAN &
PEMERATAAN KESINAMBUNGAN
5.
TEKNOLOGI
TEPAT GUNA
LINGKUNGAN
DERAJAT KESEHATAN
SEHAT
OPTIMAL

KECAMATAN SEHAT 18
Permasalahan Kesehatan
Di Puskesmas

Mapping
Wilayah &
masalah
kesehatan

Prioritas
Masalah
Integrated Policy and Management
Policies
Planning Policies
Training Planning
Sprv & Training
Mntr Sprv &
Financial P rogra m P rogra m Mntr
Mngmnt,
D C Financial
Etc Mngmnt,
Etc

P rogra m Program
A B

Policies Policies
Planning Planning
Training Training
Sprv & Sprv &
Mntr Mntr
Financial Financial
Mngmnt, Mngmnt,
Etc Etc

18
PENINGKATAN STATUS KESEHATAN
PENINGKATAN STATUS KESEHATAN MELALUI PIS-PK
MELALUI PIS-PK
PIS-PK 12 INDIKATOR PIS-PK
7 ASPEK PROMOTIF
– KIE pada kunjungan
keluarga (intervensi
awal) dan bentuk
Pendekatan keluarga intervensi lanjut
adalah salah satu cara
– Advokasi pada lintas
Puskesmas untuk sektor terkait untuk
meningkatkan jangkauan Gizi &
pemecahan masalah
Kesehatan ibu & anak
sasaran & kesehatan
mendekatkan
/meningkatkan akses ASPEK PREVENTIF
pelayanan kesehatan di Pengendalian penyakit
menular & penyakit • Skrining awal
wilayah kerjanya dengan tidak menular penyakit dan
mendatangi seluruh perilaku berisiko
keluarga (Total Coverage) • Pencegahan
stunting
• Penurunan risiko
kematian ibu dan
Perilaku bayi
& kesehatan lingkungan
Latar Belakang (3)

12 indikator
Keluarga Sehat

6
Integrasi

PUSKESMAS

Integrasi

Pendana
an

19
Ilustrasi Pelayanan Puskesmas Terintegrasi
• DIARE DENGAN DEHIDRASI BERAT
CONTOH KASUS: • DIARE DENGAN PENYAKIT PENYERTA
• BAYI DENGAN DIARE DAN DEHIDRASI
Diare Terkait SEDANG-BERAT
Kondisi RUMAH SAKIT
Lingkungan PUSKESMAS
(UKM & UKP)
Rujujkan UKM TERSIEIR
• PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN DIARE Ru ukan UKM TERS ER
• PROMOSI KESEHATAN • PENANGGULANGAN KLB DIARE
• SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DI NKES

ANTAR KAB
PENANGGULANGAN KLB DIARE PROV
UKP • KLINIK SANITASI • UJI RESISTENSI ANTIBIOTIK

Pemeriksaan kasus Diare Terdeteksi Keluarga yang sering


menderita diare di satu d esa diil w ayah
KM
di
kerja Puskesm as DINKES Rujujkan
PUSTU/Puskesmas PENDEKATAN KELUARGA  Penda t aan dan Int ervensi Ru ukan UKM
KAB/KOTA UKM
Awal Sekunde
Sekunder r
12 I ndikat or PI S- PK • LABORATORIUM SPESIMEN
 Hasil ri da jkun ungan r
• PENANGGULANGAN KLB DIARE BERSAMA
diperoleh bahwa
umah banyak
keluarga di desa tersebut Tidak PUSKESMAS
memiliki akses terhadap • SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PADA KLB
 Menggalakkan STBM jamban sehat dan sarana air DIARE
 Konseling Tatalaksana diare bersih
 Advokasi perangkat desa untuk penyediaan jamban
dan sarana air bersih melalui ADD

20
PELAKSANAAN PENDEKATAN KELUARGA
DENGAN KONSEP WILAYAH

37
DUKUNGAN TERHADAP SPM

2,
3,
4,
8,
10,
11
Memantau pertumbuhan dan perkembangan
balita tiap bulan

SPM
KEMENTERIAN
Esensi PIS PK – SPM - Germas
KESEHATANRI

PIS-PK sebagai SPM sebagai Fungsi Germas sebagai Maksud


1.Tujuan
Meningkatkan • Acuan bagi Pemda • Mempercepat dan
akses keluarga Kab/Kota dlm menyinergikan
terhadap yankes penyediaan yankes tindakan dari upaya
yang komprehensif yang berhak promotif dan preventif
diperoleh setiap hidup sehat, guna
2. Mendukung warga secara minimal meningkatkan
pencapaian produktivitas penduduk
SPM • Kata kunci: SETIAP
dan menurunkan
3. Mendukung (bumil, bulin, bayi beban pembiayaan
baru lahir, balita, yankes akibat penyakit
pelaksanaan anak usia SD, WNI
JKN usia 15- 59 dan 》 • Penerima Instruksi:
4. Mendukung 60 thn, penderita Menteri, Kepala
tercapainya hipertensi, penderita LPNK, Dirut BPJSKes,
tujuan PIS dalam DM, ODGJ, ODTB, Gub/Bup/Walikota
Renstra orang berisiko
Kemenkes 2015- terinfeksi HIV
2019 16
INPRES NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERMAS

PENGERTIAN

Suatu tindakan yang sistematis dan terencana


yang dilakukan secara bersama-sama
oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup
45
TUJUA N G ERMAS

AGAR MASYARAKAT BERPERILAKU SEHAT


SEHINGGA BERDAMPAK PADA :

Kesehatan Biaya untuk


Terjaga berobat
Lingkungan berkurang
Produktif
Bersih

46
MEWUJUDKAN GERMAS…..

Peningkatan Peningkatan Peningkatan Penyediaan Peningkatan Peningkatan


Edukasi Kualitas Pencegahan Pangan Sehat Perilaku Aktivitas Fisik
Hidup Sehat Lingkungan dan Deteksi dan Percepatan Hidup Sehat
Dini Penyakit Perbaikan Gizi

FOKUS KEGIATAN 2017


Melakukan Konsumsi Memeriksa
Aktivitas Sayur Kesehatan
Fisik dan buah Secara Berkala
26
MANAJEMEN
PENDEKATAN KELUARGA DI PUSKESMAS

POLA
P1
KEPEMIMPINAN P2 P3

PENGAWASAN,
PENYUSUNAN RUK
KUNJUNGAN INPUT DATA PADA IMPLEMENTASI PENGENDALIAN &
PERSIAPA FORM TERCETAK
SECARA EVIDANCE
INTERVENSI PENILAIAN
BASED
N RUMAH ATAU PENDEKATAN PERMASALAHAN KINERJA
ELEKTRONIK KELUARGA DENGAN YG SDH PUSKESMAS,
(APLIKASI) TETAP MELIHAT DISEPAKATI SBG PERUBAHAN IKS
DATA2 PROGRAM PRIORITAS PADA LEVEL
MASALAH KELUARGA
SAMPAI LEVEL
Sosialisasi, Kunjungan PUSKESMAS
Tabulasi & analisis Triangulasi & Analisis Lokmin bulanan dan
pengorganisasi Rumah atau tribulanan
an dan Promkes
integrasi
program Intervensi Awal 18
P1 : P2: Pengerakan Pelaksanaan P3: Pengawasan Pengendalian dan Penilaian
Tahapan Perencanaan Puskesmas (P1)

Persiapan Analisa Perumusan Penyusunan


situasi masalah RUK
pohon masalah/fishbone
ANALISA SITUASI PERUMUSAN MASALAH
1. Pengumpulan data 1. Identifikasi masalah
2. Analisa data 2. Penetapan urutan prioritas
3. Analisa masalah dari masalah
sisi pandang 3. Mencari akar penyebab masalah
masyarakat melalui 4. Menetapkan cara penyelesaian
Survei Mawas Diri masalah
Bergantung pada kondisi
“bio-psiko-sosio-kultural”
menghasilkan pemecahan
PEMBINAAN DINKES KAB KOTA SECARA masalah local specific

TERINTEGRASI
Siklus Pelaksanaan PIS-PK
Monev Data

Upaya
Terara Analisis
h
MENGUTAMAKAN PROMOTIF-PREVENTIF DALAM
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN
PENDEKATAN KELUARGA

Sehat (70%)
X Mengeluh Sakit (30%)

21
Selfcare (42%) Yankes (58%)
Promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat dengan
pendekatan keluarga Selfcare Sarana
rasional kesehatan
Kejadian penyakit menurun Jumlah
Pembudayaan PHBS orang berobat berkurang
Pengendalian faktor risiko Pembiayaan kesehatan lebih
Kualitas
Deteksi dini penyakit efisien
yankes
Mekanisme Puskesmas – Keluarga – UKMB

Puskesmas

UKBM: Posyandu, PAUD, UKS,


Poskestren, Upaya Kes Kerja,
Posbindu PTM, dll

Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga

7
Pro-aktif menjangkau keluarga
• Balita yang tidak datang penimbangan ke posyandu, segera
dilakukan kunjungan rumah  agar dapat dilakukan
deteksi dini keadaan balita ybs.
• Pro-aktif ke keluarga harus dilakukan untuk menemukan
2/3 penderita PTM yang belum sadar bahwa mereka
menderita PTM tersebut
• Pendekatan keluarga secara total diperlukan

17
KETERKAITAN SPM, PIS-PK DAN GERMAS DI
TINGKAT OPERASIONAL/MASYARAKAT
SPM Kesehatan dan Pendekatan Keluarga
NO Indikator
1 Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
2 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar. SPM
3 Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
4 Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar.
5 Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
6 Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
7 Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
8 Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar.
SPM & PK
9 Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar.
10 Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
11 Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
12 Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar.
13 Keluarga mengikuti KB
14 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
15 Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih PK
16 Keluarga mempunyai akses/menggunakan jamban sehat
17 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
Intervensi Lanjut PIS-PK
&
Strategi Peningkatan IKS
Magelang, 29 Maret 2019
Perjalanan
PIS-PK sudahkah
berdampak?????
2015 2016 2017 2018 2019 2020
• Dampak PISPK dilihat di tingkat
operasional: Puskesmas
• Dari Pusat dapat dilihat perubahan IKS dan status
kesehatan keluarga

Implementasi 514 Implementasi 514


Disain & uji coba Implementasi 9 Kab/Kota Kab/Kota
60% Puskesmas Implementasi 514
di lapangan Prov 30% Puskesmas
Kab/Kota
64 Kab/Kota
100% Puskesmas

2015 2016 2017 2018 2019


Analisis 1:
Sept 18 – Feb 19

Analisis 2:
Sept 18 – Juni 19
KENDALA PELAKSANAAN PIS-PK*
Dukungan
stakeholder
SDM
Dana kebijakan
/dukungan
Mainset petugas
pemerintah masih per program
BOK belum
daerah blm ada
jelas juknis &
wkt keluar SDM <
dananya Tdk menjadi
prioritas Analisis
Pemanfaatan
sumber dana lain data <
< Pelaksanaan PIS-
PK belum
Aplikasi Akses data blm berjalan secara
belum bisa
Belum optimal
stabil
tersosiali
Pembimbingan
sasi pusat

Sarana
Kondisi Hubungan dengan
masyaraka pusat
*) Hasil evaluasi PIS-PK oleh Puslitbang UKM 2016
t
PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI
SESUAI KONSEP BINWIL

Unit Organisasi Penanggung jawab


Tingkat Pusat Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat Pusat
yang ditetapkan oleh Menteri

Tingkat Provinsi Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat


Provinsi yang ditetapkan oleh Kadinkes
Provinsi
Tingkat Kabupaten/Kota Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat
Provinsi yang ditetapkan oleh Kadinkes
Kabupaten/Kota

Tingkat Puskesmas Kepala Puskesmas


Konsep Binwil di Puskesmas
Kapus
(Ka Tim
KS)

Internal Eksternal

Desa A Desa B Desa C Desa A Desa B Desa C

Seluruh Nakes yang ada


Seluruh Kades dan Linsek yang ada
(Dokter, Perawat, Bidan dan Nakes
(Kades, Toma, Toga, FKTP )
lainnya)
Faktor Penentu Cakupan Kunjungan
Aplikasi yang lamban tidak segera mengeluarkan hasil IKS dan 12
indikator keluarga sehat, sehingga Puskesmas kecewa dan tidak
bersemangat lagi untuk meneruskan kegiatan.

Tidak semua Puskesmas mempunyai jaringan internet yang


lancar, sehingga banyak data yang belum diinput ke aplikasi

Keterbatasan SDM di Puskesmas

Regulasi pendanaan, termasuk caranya harus melaksanakan


kegiatan secara swadaya, baru kemudian dikalim untuk
mendapatkan biayanya
Langkah Mempercepat Kunjungan Keluarga
Untuk puskesmas dengan cakupan <30%  buat roadmap
peningkatan cakupan sampai 100%

Buat target bulanan, agar terpantau apakah implementasi


di lapangan on the right track atau tidak

Cari solusi terhadap masalah yang mereka hadapi (Masalah


aplikasi, regulasi, SDM terbatas, atau masalah lainnya)

Pada saat mencapai 30% maka sudah saatnya dilakukan


bina intervensi
Tingkatan intervensi
Intervensi tingkat individual, sasarannya adalah individu. Misalnya anjuran
untuk segera berobat bila dalam kunjungan keluarga, salah satu anggotanya
terdeteksi menderita hipertensi

Intervensi tingkat keluarga, sasarannya adalah keluarga, misalnya anjuran


pengadaan sarana air bersih, anjuran tidak merokok bagi kepala keluarga,
karena efeknya untuk semua keluarga.

Intervensi tingkat masyarakat yang disebut sebagai UKM (upaya kesehatan


masyarakat) atau public health intervention. Bentuknya beragam, bisa
berupa menumbuh-kembangkan UKBM, penerapan kawawan tanpa rokok,
pemicuan STBM, pemicuan P2TMBM, Upaya Kesehatan Masjid, dst.
Pendekatan Intervensi Kesehatan Masyarakat

Pendekatan program, caranya dengan


menganalisis capaian masing-masing
program, prioritas diarahkan kepada
program yang paling tertinggal

Pendekatan wilayah, caranya adalah


melihat nilai IKS antar wilayah, prioritas
diarahkan ke wilayah dengan IKS paling
rendah.
• Sandingkan data PISPK dengan data program yang sesuai. Kedua
data ini tidak “apple to apple” karena
PENDEKATAN PROGRAM unit analisisnya berbeda,
program menggunakan unit analisis individu, sementara unit
analisis PISPK adalah keluarga. Namun dengan menyandingkan
akan tampak gap yang harus ditindak-lanjuti.
• Bila ada keganjilan, dapat dilakukan verifikasi data dulu.
• Bila sudah verifikasi, segera membuat roadmap terhadap
• Cakupan kunjungan keluarga dari 30% ke 100%
• Peningkatan IKS dan 12 indikator keluarga sehat untuk tahun depan dan 5
tahun kedepan (sesuai RPJMD)
• Cari intervensi sesuai dengan pencapaian IKS dan 12 indikator
keluarga sehat
Intervensi Lanjut
No Indikator Contoh Bentuk Intervensi Lanjut

1 Keluarga mengikuti program KB Edukasi ibu nifas untuk ber KB, melaksanakan lomba Kampung
KB, dan lomba KB Lestari.
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan Memberikan paket pelayanan persalinan dengan pelayanan pijat
kesehatan bayi; Edukasi ibu hamil akan pentingnya melahirkan di fasyankes
untuk keselamatan ibu dan bayi saat kunjungan rumah bumil dan
melalui kelas ibu

3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar Pemberian sertifikat/piagam imunisasi dasar lengkap, menjadikan
lengkap persyaratan masuk sekolah (pemanfaatan buku KIA)
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif Pemberian sertifikat lulus ASI eksklusif, mengedukasi ibu hamil
tentang perawatan payudara selama masa kehamilan.
5 Pertumbuhan Balita dipantau Lomba balita sehat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
ke Posyandu, Lomba Posyandu salah satunya menilai keaktifan
masyarakat.
6 Penderita TB Paru yang berobat Membentuk peer group untuk wadah komunikasi sesama
sesuai standar penderita dan keluarganya. Pada saat kunjungan keluarga 51
langsung membawa pot sputum untuk pemeriksaan dahak pada
suspek
Intervensi Lanjut
No Indikator Contoh Bentuk Intervensi Lanjut

7 Penderita hipertensi yang berobat Peningkatan penjaringan/deteksi dini dengan mengadakan


teratur Posbindu untuk cek kesehatan pada setiap hari Jumat setelah
sholat Jumat dengan sasaran laki-laki.

8 Penderita gangguan jiwa berat, Pembentukan tim terpadu penanggulangan gangguan jiwa di
diobati dan tidak ditelantarkan masyarakat dan keterlibatan RSJ terutama terkait pasung.
9 Anggota keluarga tidak ada yang Bekerja sama dengan lintas sektor/Tim penggerak rumah
merokok bebas asap rokok, Pelayanan kestrad untuk henti merokok
10 Keluarga sudah menjadi anggota Setiap daerah melakukan pendataan ulang terkait
JKN kepersertaan JKN PBI yang akan dikoordinasikan lebih lanjut
dengan Dinas Sosial.

11 Keluarga memiliki Memberikan data keluarga yang belum menggunakan sarana


akses/menggunakan sarana air air bersih kepada Kepala Desa untuk pemanfaatan dana desa.
bersih
12 Keluarga memiliki Pembuatan septic tank komunal dan pengadaan jamban 52
akses/menggunakan jamban bekerja sama dengan lintas sektor (Dinas PU) dan CSR.
keluarga
INTERVENSI BERBASIS WILAYAH

Intervensi
berbasis
Ini berarti
wilayah
prioritas utama Contoh Desa
maksudnya
adalah daerah Sepat untuk
adalah
dengan nilai Puskesmas
intervensi
IKS paling Manahan
PISPK fokus
rendah.
pada satu
wilayah
Strategi Peningkatan IKS

1.
Peningkata 3. Peningkatan
n Pelayanan cakupan 12
indikator

54
1. Peningkatan Pelayanan
Pengembangan SDM (Kualitas dan
a Kuantitas)

b Pengembangan peralatan

c Pengembangan sarana-prasarana

d Pengembangan pembiayaan/dana/keuangan
Peningkatan SDM PIS-PK di Puskesmas

Pembina Keluarga Kunjungan Pelatihan


Nakes dengan kemampuan “ban putih” dan intervensi Keluarga sehat
awal

Pelatihan Teknis
Koordinator/ Pelaksana program Intervensi program/
Lanjut pelatihan
Nakes dengan kemampuan “ban hitam” jabatan
fungsional
kesehatan

Klinis (dokter) Pelatihan


Manajer Manajemen
Institusi (Kapus)
Puskesmas

Pelatihan Keluarga Sehat dan Manajemen Puskesmas dilaksanakan


di semua lokus Puskesmas PIS-PK secara bertahap 56
UPAYA PENGEMBANGAN SARANA
PRASARANA DAN ALAT KESEHATAN (SPA)

APBN

APBD
PENGHITUNGA PERENCANAA PEMENUHAN
N GAP SPA N SPA STANDAR

CSR
KAPITA
SI
Sumber Pembiayaan
Pelaksanaan PIS-PK

DEKONSENTRA DAK FISIK DAN NON


KAPITASI
SI FISIK
Pembayaran jasa pelayanan
Pelatihan Keluarga Sehat Penguatan sarpras dan alkes
kesehatan
Pelatihan Manajemen Pelayanan Kefarmasian
Dukungan biaya operasional
Puskesmas Pelayanan Kesehatan Dasar
pelayanan kesehatan (antara lain
Workshop PIS-PK di tingkat Pelayanan Imunisasi
termasuk : pelayanan kesehatan luar
provinsi untuk seluruh BOK
gedung : kunjungan, dan Belanja Alat
kab/kota
Kesehatan dan penyediaan alat
pendukung sistem informasi

APBD DANA DESA CSR


- Permenkes Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pedoman Pendanaan PIS-PK
- Permenkes Nomor 61 Tahun 2017 Tentang Juknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan TA 2018
- PermendesPDTT nomor 19 Tahun 2018 tentang juknis penggunaan dana desa
- dll
2. Peningkatan Koordinasi
Integrasi Program, SDM, Pembiayaan

Peningkatan Peran Binwil dalam MONEV

Koordinasi Lintas Sektor

Penguatan Pemberdayaan masyarakat


PELAKSANAAN PIS-PK TERINTEGRASI
DI TINGKAT PUSKESMAS
CONTOH
Petugas Kesling
yang juga
Puskesmas pembina
Soasio, Kota keluarga,
Tidore mengambil
Kepulauan sampling air RT
integrasi sambil
program kusta melakukan
Papua Barat Kunjungan
integrasi Keluarga
program malaria

Pelaksanaan Kunjungan
sehat bagi keluarga
DD
anggota JKN

Pemanfaatan transport
60
kunjungan rumah Fisik
program Kesga dari BOK
PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI
SESUAI KONSEP BINWIL

Unit Organisasi Penanggung jawab


Tingkat Pusat Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat Pusat
yang ditetapkan oleh Menteri

Tingkat Provinsi Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat


Provinsi yang ditetapkan oleh Kadinkes
Provinsi
Tingkat Kabupaten/Kota Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat
Provinsi yang ditetapkan oleh Kadinkes
Kabupaten/Kota

Tingkat Puskesmas Kepala Puskesmas


Tindak Lanjut Kunjungan Keluarga

Kecepatan Implementasi PIS-PK Jumlah Jumlah Kunjungan Jumlah


Provinsi Provinsi > 30% Kunjungan
tidak sama sehingga perlu provinsi < 30%
bentuk pembinaan yang 34 20 14
berbeda

IKS dan indikator KS relatif sudah stabil 


cakupan perlu pembinaan dalam intervensi
>30% program agar indikator KS meningkat 
IKS meningkat

cakupan
<30% Pembinaan akselerasi melalui binwil
62
3. PENINGKATAN CAKUPAN 12 INDIKATOR

Keluarga mengikuti program KB Program Lain


Ibu melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan KESEHATAN
Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap KELUARGA DAN
Bayi mendapatkan ASI eksklusif
GIZI I
Balita mendapatkan pemantauan N
pertumbuhan
Penderita TB Paru mendapatkan pengobatan
T
sesuai standar P2 PM
Penderita hipertensi melakukan pengobatan
E
secara teratur
G
Penderita gangguan jiwa mendapatkan
pengobatan dan tidak ditelantarkan P2 PTM DAN R
Anggota keluarga tidak ada yang merokok KESWA, PROMKES A
Keluarga mempunyai akses sarana air bersih S
KESLING
Keluarga menggunakan jamban sehat I
Keluarga sudah menjadi anggota JKN PEMBIAYAAN
PERCEPATAN PENINGKATAN IKS

dilakukan updating data setiap tahunnya karena Indikator yang ada di setiap keluarga, jika bermasalah
terdapat perubahan sasaran indikator dan segera dilakukan intervensi akan berdampak
signifikan terhadap IKS
PENGGUNAAN DATA PIS PK DALAM P2P
TB & PTM (Hipertensi), TIDAK MEROKOK,
ODGJ
Instrumen Pendataan dan Indikator KS
A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
1 Keluarga mengikuti Keluarga Berencana (KB)
2 Ibu melakukan persalinan di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif

5 Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan

B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:

6 Penderita TB Paru mendapatkan pengobatan


secara standar
7 Penderita hipertensi melakukan pengobatan
secara teratur
8 Penderita gangguan jiwa mendapatkan
pengobatan dan tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:

Catatan: 9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok


1. Dpt ditambahkan Indikator Lokal sesuai kebutuhan 10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN
setempat 11 Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
2. Dpt sekaligus digunakan sebagai indikator PHBS Keluarga mempunyai akses atau menggunakan
12
tatanan rumah tangga jamban sehat
PISPK dengan Program

PIS-PK PROGRAM
Setiap sasaran dipastikan sesuai
Hasil kunjungan keluarga
standar program

 Sasaran yang tidak sesuai  Sasaran sesuai program, dicatat di


program di keluarkan. sistem pencatatan dan pelaporan
 Sasaran sesuai program, program.
dipertahankan dan segera  Segera di berikan tidak lanjut
diintervensi lanjut sesuai program sesuai intervensi
lanjut terintegrasi LP-LS
(Pengobatan, KIE lebih lanjut,
perbaikan pelayanan)
Dilakukan Edit informasi
kesehatan sasaran setelah
perbaikan kondisi sasaran sesuai
Program mencapai
program dan DO PISPK target yang ditetapkan
PELAYANAN PENYAKIT MENULAR
(TUBERKULOSIS) di KELUARGA
Prinsip dan Strategi

Penguatan Peningkatan Akses Peningkatan


Kepemimpinan layanan TOSS-TB Pengendalian faktor Peningkatan kemitraan Penguatan
TB melalui forum kemandirian
program dan dukungan bermutu dan berpihak risiko penularan TB manajemen program
Gerdunas TB masyarakat dalam
system pasien TB pengendalian TB

Desentralisasi Program pada tingkat Kabupaten/kota

Penguatan Kepemimpinan Program


Kontribusi terhadap Penguatan sistem kesehatan
Keberpihakan kepada masyarakat dan pasien TB
Inklusif, proaktif, efektif, profesional dan akuntabel
INTEGRASI PROGRAM DALAM INTERVENSI LANJUT
Contoh Masalah Indikator TB

Pemeriksaan BTA pada suspek


Jika hasil positif: berikan pengobatan dan
investigasi kontak

Mengubah tingkat
Program
kemandirian keluarga TB
Kolaborasi dgn pj Pemeriksaan status gizi
program, dokter, kesling Perkesmas Gizi pada penderita TB
dan gizi dlm penanganan
kasus tsb.
Kesling

Pemeriksaan kondisi
tempat tinggal  rumah
sehat
BEBAN MASALAH PTM 7
4

• Hanya 3 dari 10 penderita PTM yang terdeteksi, MASALAH


selebihnya tidak mengetahui bahwa dirinya sakit karena UTAMA
PTM tidak ada gejala dan tanda sampai terjadi KESEHATAN
komplikasi ;
• Dari 3 penderita PTM tersebut hanya 1 orang yang berobat
teratur.

PENYEBAB
SEBAGIAN KEMATIAN
BESAR TIDAK UTAMA
TERDETEKSI

PTM
Jantung Rp18,922,595,647,779

Gagal Ginjal Rp6,562,770,098,302

Kanker Rp6,302,183,341,948

Stroke Rp3,233,427,005,227

Cirrhosis Hepatitis Rp640,810,543,640

Thalassaemia Rp1,160,514,430,456
BIAYA YANKES BANYAK
Leukaemia Rp490,372,045,894 TINGGI PENDERITA
USIA MUDA
Haemophilia Rp363,642,951,173
Transisi Demografi

 Proporsi usia produktif


dan usia lanjut (yang
rentan terhadap PTM)
semakin meningkat.
 Bonus demografi
(angkatan kerja/ usia
produktif yang besar)
akan bermanfaat
apabila sehat dan
berkualitas.
 Sebaliknya akan
menjadi beban apabila
tidak dipersiapkan 75

dengan baik.
Beban Ganda Permasalahan Gizi:
menyebabkan peningkatan PTM
37.2% (8,92 juta)
Balita Pendek
Indonesia termasuk dalam
12.1 % Balita Kurus
17 negara di dunia
11,9 % Kegemukan pada dengan 3 masalah gizi
Balita (Global Nutrition Report, 2014)

28,9% Kegemukan pada


Penduduk >18 th
Catatan:
• Pendek dan kurus pd Balita:
 menghambat kemampuan kognitif (inteligensia) & motorik anak
 meningkatkan risiko PTM pd masa dewasa,
• Kegemukan pd orang dewasa merupakan faktor risiko PTM

77
Transisi Perilaku

Perilaku masyarakat saat


ini cenderung:
• Sedentary (malas
bergerak dan jarang
berolah raga);
• Konsumsi/ diet yang
tidak sehat (tinggi gula,
garam & lemak serta
rendah serat);
• Merokok;
• Minum minuman
beralkohol;
• Stres.
78
FAKTOR RISIKO
PENYAKIT TIDAK MENULAR dan CEDERA

P. Jantung

Merokok

Kanker

Diet
Diabetes

Kurang aktifitas fisik Penyakit Paru


Kronik

Stroke

Alkohol
Cedera
TREN PTM DAN FAKTOR RISIKONYA

Anung untuk Diseminasi Serobrokardiovaskular 83

Indikator obesitas pada dewasa yaitu IMT ≥ 27,0


Indikator obesitas sentral, yaitu lingkar perut perempuan > 80 cm dan Laki-laki > 90 cm
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Faktor Risiko dan Fase Akhir
Risiko Melekat
• Umur, Sex
• Keturunan dll
Faktor Risiko /
Penyakit Antara Fase Akhir
• Hipertensi •
Risiko Perilaku PJK
• Merokok • Hiperglikemi • Stroke
• Diet • Obesitas • Diabetes
• Alkohol • Dislipidemia • PPOK
• Aktifitas Fisik • Lesi Pra kanker • Ginjal Kronik
• Stress • Bronkhitis/ • Kanker
Emfisema/ Efusi • Cedera
Pleura

Faktor Lingkungan :
Globalisasi, Sosio-ekonomi
Budaya, Modernisasi, Polusi dll
FAKTOR RISIKO PERILAKU PENYEBAB
TERJADINYA PTM YG HARUS
DIPERBAIKI
(93,5%) Penduduk>10 thn kurang
konsumsi buah & sayur**

(36,3%) penduduk usia>15 thn yg merokok**


Perempuan usia>10 thn (1,9%)

(26,1%) Penduduk kurang aktifitas fisik**

(4,6%) Penduduk>10 thn minum minuman


beralkohol*
Sumber: *Riskesdas 2007 & **Riskesdas 2013
PREVALENSI PEROKOK
Persentase Perokok Remaja Indonesia
Usia 15-19 tahun, Tahun 1995 - 2013

Sumber: SKRT (1995), SURKESNAS (2001, 2004), RISKESDAS(2007, 2010, 2013)- Balitbangkes
Persentase Perokok Laki-laki
Usia > 15 Tahun di 9 Negara

Peningkatan jumlah
perokok anak akan
menjadikan bencana
demografi
STRATEGI NASIONAL TERPADU P2PTM

RPJMN
PIS-PK GERMAS

TARGET
GLOBAL
PTM SPM

RENSTRA
RAN PTM
KEMENKES

87
KEBIJAKAN OPERASIONAL 88

TATA LAKSANA KASUS


PROMOSI KESEHATAN DETEKSI DINI - SKRINING

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM


Permenkes 71/2015

HEALTH IN ALL POLICY MASYARAKAT


PEMERINTAH
PENGUATAN UKBM DAN FASYANKES

NAKES
STRATEGI INTEGRASI - KOLABORASI
• KTR
• UBM
• Hipertensi (PRB : DM, kanker,
PIS-PK stroke, jantung, asma dll)
• Gangguan pendengaran &
penglihatan

•Kanker payudara dan kanker


leher rahim
P2PTM SPM
•Hipertensi
•DM
• Gangguan pendengaran dan
penglihatan

• Penerapan KTR
• Diet seimbang
GERMAS • Aktifitas fisik
• Deteksi Dini faktor risiko PTM
3/10

1/3
MISSING NCD CASES (MISSING MEN)

• Hanya 3 dari 10 penderita PTM


yang terdeteksi, selebihnya tidak
mengetahui bahwa dirinya sakit
karena PTM
• Dari 3 penderita PTM tersebut
hanya 1 orang yang berobat teratur.

91
HASIL KUNJUNGAN KELUARGA 2019 (PKM
WAMSISI)
Variabel Sasaran Program Hasil PIS-PK
Jumlah PUS 1341 1396
Jumlah data sasaran 257 32
bulin
Jumlah sasaran - 317
Hipertensi
Jumlah sasaran ODGJ - 24
Jumlah sasaran TB 16 12
Paru
ALASAN TIDAK MINUM OBAT
Rutin minum obat; 0.05
Tidak
Tidak minum
rutin obat;
minum
0.01
obat; 0.03

TERDIAGNOSIS
DAN DIOBATI
8,8%

59.8
Hipertensi tidak
terdiagnosis; 0.91

31.3

14.5 12.5 11.5 8.1 4.5 2


Merasa Tidak rutin Minum obat Lainnya Sering lupa Tidak Tidak tahan Obat tidak
sudah sehat ke fasyankes tradisional mampu beli efek samping ada di
obat fasyankes 93
Sumber: Riskesdas 2018
HASIL KUNJUNGAN KELUARGA
Variabel Sasaran Program Hasil PIS-PK

Jumlah ibu hamil 269 127

Jumlah bayi baru lahir (0-28 245 31


hari)

Jumlah anak balita 0-59 bulan 957 897

Jumlah usia produktif (15-59 4070 4197


tahun)

Jumlah usia lanjut ≥ 60 tahun 330 332


KECAMATAN U – Tujuan: Meningkatkan IKS Tk Kecamatan jadi 0,700
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Puskes./
95
No. Indikator Kec. U
P R S T W F Y K N
1 Keluarga mengikuti program KB 56,3% 62,7% 74,2% 70,6% 80,8% 61,3% 60,9% 45,7% 26,2% 71,3%
2 Persalinan ibu di fasilitas kesehatan 54,9% 98,7% 89,6% 82,7% 46,3% 58,0% 31,1% 25,6% 43,7% 70,4%
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 43,0% 17,8% 23,4% 30,9% 17,3% 44,0% 34,3% 30,3% 39,3% 33,6%
4 Bayi mendapat ASI eksklusif 32,4% 58,2% 52,9% 48,8% 27,3% 34,2% 18,3% 15,1% 25,8% 41,5%
5 Pertumbuhan balita dipantau 45,0% 93,7% 78,9% 84,9% 52,3% 57,7% 62,1% 56,3% 41,4% 69,1%
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar 26,1% 64,5% 35,9% 29,5% 21,0% 32,6% 47,7% 21,8% 35,4% 42,9%
7 Penderita hipertensi berobat teratur 23,3% 34,0% 30,5% 23,4% 27,8% 32,4% 21,7% 24,0% 12,8% 29,3%

8 Penderita gangguan jiwa tidak ditelantarkan dan diobati 47,7% 49,0% 47,3% 43,3% 49,5% 47,3% 48,3% 45,3% 38,5% 47,8%

9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok 48,7% 51,9% 51,0% 48,5% 27,3% 47,1% 41,7% 45,5% 32,0% 48,0%
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 85,5% 91,0% 89,4% 85,0% 47,9% 82,6% 73,2% 79,8% 56,2% 84,2%
11 Keluarga mempunyai sarana air bersih 69,9% 81,9% 60,3% 48,0% 58,9% 61,3% 52,4% 63,1% 29,6% 63,8%
12 Keluarga menggunakan jamban sehat 49,2% 75,3% 48,5% 58,6% 50,0% 91,6% 67,8% 66,8% 68,3% 57,7%
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 0,539 0,761 0,573 0,531 0,385 0,665 0,511 0,540 0,322 0,583

IKS Tk Kecamatan = 0,583  Kecamatan Dg Keluarga Pra Sehat


Masalah Kes (PHBS): Rumusan Intervensi (misal):
1. Banyak (70,7%) penderita Hipertensi 1. Kampanye tk. kecamatan ttg Hipertensi,
tidak berobat secara teratur imunisasi dasar lengkap, ASI eksklusif, dan
2. Banyak (66,4%) bayi yang belum men- TB Paru
dapat imunisasi dasar lengkap 2. Pengembangan Desa, khususnya di Desa W & Desa N utk
3. Terdapat 2 desa yg IKS-nya sangat ren- mengorganisasi upaya masy (UKBM) guna mengatasi
dah (Desa W & Desa N) masalah kes
Data Individu dengan masalah Hipertensi hasil Kunjungan Keluarga
(raw data)

Jlh penduduk > 15 thn : 3.082

Ditindaklanjuti
oleh PJ Program

Ket :
Suspek :
Sistole > 140 mmHg
Sumber: Raw data Puskesmas Tahun 2018 Diastole > 90 mmHg
Sebaran Individu Bermasalah Hipertensi Per Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas

TIDAK SUSPEK
DIDIAGNOSI MINUM TEKANAN TOTAL
MINUM
KELURAHAN S OBAT DIDIAGNOSIS
OBAT DARAH DAN SUSPEK
Total didiagnosis hipertensi HIPERTENSI TERATUR
TERATUR TINGGI
594 orang
MAWAR 15 10 5 4 19
MELATI 28 17 11 12 40
KENANGA 60 37 23 10 70
idak KAMBOJA 82 67 15 3 85
erobat ANGGREK 43 16 27 11 54
eratur; 224 FLAMBOYAN 65 37 28 11 76
BOUGENVILE 131 77 54 8 139
ASOKA 85 61 24 1 86
MATAHARI
Berobat 63 42 21 10 73
teratur;
DAHLIA370 22 6 16 3 25
Grand Total 594 370 224 73 667

KEBERADAAN POSBINDU DI TINGKAT DESA?


Analisis Data dan Rencana
Intervensi Lanjut Program
Peran PJ program:
1.Merencanakan intervensi lanjut dengan
memperhatikan akar penyebab masalah
Hipertensi berdasarkan Jumlah Kasus
prevalensi
Hipertensi sudah 2.Penjaringan
Ditemukan a.Menemukan kasus hipertensi sesuai perhitungan
berdasarkan prevalensi
680
660
b.Upaya penjaringan dapat melalui UKBM
Temuan (Posbindu, Pos UKK atau inovasi berupa
640
967; 65
kasus baru pemeriksaan tekanan darah dengan sasaran
620
1868; 34% bapak-bapak sepulang sholat Subuh
600
66% 580 602 602
berjamaah/sholat Jumat)
560
Data Program Data PIS-PK
3.Menjaga yang sehat tetap sehat, yang
sakit agar terkontrol: membudayakan
CERDIK
Usia ≥ 15 tahun; 4.Pada individu dengan hipertensi
Prevalensi nasional 34,1% dari Kasus ditemukan program 602
penduduk usia ≥ 18 tahun dilakukan pemantauan berobat sesuai
orang; temuan hasil kunjungan standar
(4.708 orang dari 13.809 orang) termasuk suspek yang telah
“agar minum obat teratur dan tidak skip
dikonfirmasi: 667 orang minum obat sesuai petunjuk dokter selama
total 6 hari dalam 1 bulan terakhir”
Data Pendukung dalam Rencana
Intervensi Lanjut Program

JENIS PEKERJAAN TOTAL


BELUM/TIDAK BEKERJA 74
BURUH HARIAN LEPAS 2
Total didiagnosis GURU 1
hipertensi KARYAWAN SWASTA 1
LAINNYA 33
594 orang MENGURUS RUMAH
Tidak TANGGA 34
PEDAGANG 1
berobat PEGAWAI NEGERI SIPIL 9 orang
teratur; (PNS) 3
belum menjadi anggota
PERDAGANGAN 2
224 PETANI/PEKEBUN
WIRASWASTA
45
28
JKN
Berobat Grand Total 224
teratur;
370 LATAR BELAKANG PENDIDIKAN JUMLAH INDIVIDU
AKADEMI/DIPLOMA III/ SARJANA MUDA 1
BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT 2
DIPLOMA IV/STRATA I 1
SLTA/SEDERAJAT 2
SLTP/SEDERAJAT 4
TAMAT SD/SEDERAJAT 16
TIDAK/BELUM SEKOLAH 2
Grand Total 28
PENYAKIT TIDAK MENULAR
DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT
Rujukan
Posbindu Puskesmas

Faktor risiko PTM ;


1. Merokok
Pelayanan Terpadu PTM
2. Diet gizi tidak
• Tatalaksana Terintegrasi Hipertensi dan
seimbang Diabetes melalui pendekatan Faktor Risiko
3. Kurang aktifitas dengan CHARTA RISIKO
fisik • Layanan Upaya Berhenti Merokok
• Deteksi dini dan Tindak Lanjut Kanker Leher
4. Alkohol Rahim dan Kanker Payudara (IVA-
Layanan Deteksi Dini, SADANIS)
Monitoring Faktor Risiko • Deteksi Dini Gangguan Penglihatan dan
PTM, Konseling-Edukasi dan Gangguan Pendengaran –Ketulian.
• Penanganan Respon Cepat dan Layanan
Rujukan sesuai kriteria
Gawat Darurat PTM
• Pelayanan Paliatif
• Aksesibilitas penyandang disabilitas 48
PENINGKATAN GAYA HIDUP SEHAT
DENGAN PERILAKU CERDIK DAN PATUH

P Periksa Kesehatan secara rutin dan


ikuti anjuran dokter

A Atasi Penyakit dengan pengobatan


yang tepat dan teratur
T Tetap diet sehat dengan gizi
seimbang,
U Upayakan beraktivitas fisik dengan
aman,
H Hindari rokok, alkohol dan zat
karsinogenik lainnya

Program Patuh bagi yang sudah


Promosi kesehatan untuk berperilaku menyandang PTM diselenggarakan
CERDIK dalam mengatasi PTM dan agar mereka rajin kontrol dan minum
mengimplementasikan dalam Posbindu PTM obat

49
Strategi Peningkatan IKS

1.
Peningkatan 3. Peningkatan
Pelayanan cakupan 12
indikator

102
1. Peningkatan Pelayanan
Pengembangan SDM (Kualitas dan
a Kuantitas)

b Pengembangan peralatan

c Pengembangan sarana-prasarana

d Pengembangan pembiayaan/dana/keuangan
Peningkatan SDM PIS-PK di Puskesmas

Pembina Keluarga Kunjungan Pelatihan


Nakes dengan kemampuan “ban putih” dan intervensi Keluarga sehat
awal

Pelatihan Teknis
Koordinator/ Pelaksana program Intervensi program/
Lanjut
Nakes dengan kemampuan “ban hitam” pelatihan jabatan
fungsional
kesehatan

Klinis (dokter) Pelatihan


Manajer Manajemen
Institusi (Kapus)
Puskesmas

Pelatihan Keluarga Sehat dan Manajemen Puskesmas dilaksanakan


di semua lokus Puskesmas PIS-PK secara bertahap 104
Jenis Pelatihan

1. Pelatihan tekpro (teknis program): ahli program  untuk para


pengelola program
2. Pelatihan bika (bina keluarga): ahli membina keluarga 
untuk semua jenis program  untuk pengelola bina keluarga
(perawat, bidan, kemas)
3. Pelatihan manajemen Puskesmas (semua fungsi: Bangwaskes,
Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Keluarga, UKM
dan UKP)
BENTUK INTERVENSI LANJUTAN
YANG DILAKSANAKAN
• Pelatihan Pandu PTM tingkat Puskesmas lebih di prioritaskan kepada Puskesmas
percontohan
• Pencanangan 50 desa berposbindu PTM
• Advokasi desa bebas Rokok serta memotivasi pkm untuk
melaksanakan konseling berhenti merokok
• Pelayanan Kesehatan bergerak (terintegrasi antar bidang ; P2P dan Kesmas;
• Surveilans aktif TB ke Kabupaten/Kota
• Pemantauan Pelaksanaan Imunisasi
• Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan stunting ; Pengukuhan Ibu Gubernur
sebagai Duta Parenting (Perangi Stunting)
Inovasi Berbasis IT

Puskesmas Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat


Penggunaan google maps untuk:
1. Visualisasi peta wilayah kerja berikut masalah kesehatan dari
hasil kunjungan keluarga;
2. Capaian PIS-PK (IKS dan 12 indikator) beserta
peningkatan/perubahannya mulai dari tingkat RT
3. Media advokasi kepada lintas sektor

Puskesmas Blooto di Kota Mojokerto mengembangkan Aplikasi


Pendukung Keluarga Sehat (APKS) dengan tujuan:
1. Mendapatkan output lengkap dari kegiatan survei KS (IKS per KK,
RT, RW, Lingkungan & Kelurahan serta data per indikator bisa
dimunculkan)
2. Efisiensi tenaga & waktu (format aplikasi PIS-PK Puskesmas
dibuat SAMA dengan Aplikasi PIS-PK Pusdatin sehingga cukup
SATU KALI ENTRY)

107
UPAYA PENGEMBANGAN SARANA
PRASARANA DAN ALAT KESEHATAN
(SPA)
APBN

APBD
PENGHITUNG PERENCANA PEMENUHAN
AN GAP SPA AN SPA STANDAR

CSR
KAPITA
SI
Sumber Pembiayaan
Pelaksanaan PIS-PK

DEKONSENTR DAK FISIK DAN NON


KAPITASI
ASI FISIK
Pembayaran jasa pelayanan
Pelatihan Keluarga Sehat Penguatan sarpras dan alkes
kesehatan
Pelatihan Manajemen Pelayanan Kefarmasian
Dukungan biaya operasional
Puskesmas Pelayanan Kesehatan Dasar
pelayanan kesehatan (antara lain
Workshop PIS-PK di tingkat Pelayanan Imunisasi
termasuk : pelayanan kesehatan luar
provinsi untuk seluruh BOK
gedung : kunjungan, dan Belanja Alat
kab/kota
Kesehatan dan penyediaan alat
pendukung sistem informasi

APBD DANA DESA CSR


- Permenkes Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pedoman Pendanaan PIS-PK
- Permenkes Nomor 61 Tahun 2017 Tentang Juknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan TA 2018
- PermendesPDTT nomor 19 Tahun 2018 tentang juknis penggunaan dana desa
- dll
2. Peningkatan Koordinasi
Integrasi Program, SDM, Pembiayaan

Peningkatan Peran Binwil dalam MONEV

Koordinasi Lintas Sektor

Penguatan Pemberdayaan masyarakat


PELAKSANAAN PIS-PK TERINTEGRASI
DI TINGKAT PUSKESMAS
CONTOH
Petugas Kesling
yang juga
Puskesmas pembina keluarga,
Soasio, Kota mengambil
Tidore Kepulauan sampling air RT
integrasi program sambil melakukan
kusta Kunjungan
Papua Barat Keluarga
integrasi program
malaria

Pelaksanaan Kunjungan
sehat bagi keluarga
DD
anggota JKN

Pemanfaatan transport
112
kunjungan rumah Fisik
program Kesga dari BOK
PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI
SESUAI KONSEP BINWIL

Unit Organisasi Penanggung jawab


Tingkat Pusat Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat Pusat
yang ditetapkan oleh Menteri

Tingkat Provinsi Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat


Provinsi yang ditetapkan oleh Kadinkes Provinsi

Tingkat Kabupaten/Kota Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat


Provinsi yang ditetapkan oleh Kadinkes
Kabupaten/Kota

Tingkat Puskesmas Kepala Puskesmas


Tindak Lanjut Kunjungan Keluarga

Kecepatan Implementasi PIS-PK Jumlah Jumlah Kunjungan Jumlah


tidak sama sehingga perlu Provinsi Provinsi > 30% Kunjungan
provinsi < 30%
bentuk pembinaan yang 34 20 14
berbeda

IKS dan indikator KS relatif sudah stabil 


cakupan perlu pembinaan dalam intervensi
>30% program agar indikator KS meningkat 
IKS meningkat

cakupan
<30% Pembinaan akselerasi melalui binwil
114
3. PENINGKATAN CAKUPAN 12 INDIKATOR

Keluarga mengikuti program KB Program Lain


Ibu melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan KESEHATAN
Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap KELUARGA DAN
Bayi mendapatkan ASI eksklusif
GIZI I
Balita mendapatkan pemantauan N
pertumbuhan
Penderita TB Paru mendapatkan pengobatan
T
P2 PM
sesuai standar
Penderita hipertensi melakukan pengobatan
E
secara teratur
G
Penderita gangguan jiwa mendapatkan P2 PTM DAN
pengobatan dan tidak ditelantarkan
KESWA,
R
Anggota keluarga tidak ada yang merokok
PROMKES A
Keluarga mempunyai akses sarana air bersih S
KESLING
Keluarga menggunakan jamban sehat I
Keluarga sudah menjadi anggota JKN PEMBIAYAAN
Hasil Verifikasi
No Hasil Verifikasi Solusi Pemecahan Masalah
1 Dalam pelaksanaan kunjungan rumah tidak semua keluarga Melakukan sosialisasi eksternal lebih aktif dan
mengetahui tujuan kunjungan karena tidak ada penjelasan dari memastikan keluarga yang dikunjungi memahami
tim PIS-PK Puskesmas. tujuan kunjungan keluarga dilakukan

2 Terdapat pengisian hasil wawancara di Prokesga yang tidak sesuai, Kepala Puskesmas menetapkan SOP Pelaksanaan PIS-
karena ada data responden/anggota keluarga diisi hasil PK melakukan kajian berkala mengenai kepatuhan
wawancaranya padahal tidak pernah bertemu dengan tim petugas baik surveyor, supervisor dan admin
Puskesmas. terhadap SOP pelaksanaan PIS-PK untuk menjamin
kualitas dan profesionalisme untuk tim puskesmas.
3 Tidak semua rumah yang dikunjungi dilakukan observasi.

4 Pengisian prokesga tidak lengkap, hampir di setiap blok prokesga


sehingga akan menyulitkan bila akan melakukan verifikasi.
5 Verifikasi Puskesmas belum selesai dilakukan, dikarenakan Di tahun 2019 Puskesmas maupun Dinkes kab/kota
keterbatasan waktu, sehingga pada 2018 pelaksanaan verifikasi diarahkan untuk melakukan verifikasi mulai semester
tingkat kabupaten dan Puskesmas dilakukan bersamaan dengan I sehingga cukup waktu untuk melakukan verifikasi
verifikasi provinsi. oleh Dinkes provinsi.

6 Pemberian KIE sebagai intervensi awal sudah dilakukan.

7 Seluruh Puskesmas telah dilatih keluarga sehat dan manajemen


Puskesmas
117
Sumber: Hasil Monev PIS-PK
Intervensi Lanjut
No Indikator Contoh Bentuk Intervensi Lanjut

1 Keluarga mengikuti program KB Edukasi ibu nifas untuk ber KB, melaksanakan lomba Kampung KB,
dan lomba KB Lestari.
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan Memberikan paket pelayanan persalinan dengan pelayanan pijat
kesehatan bayi; Edukasi ibu hamil akan pentingnya melahirkan di fasyankes
untuk keselamatan ibu dan bayi saat kunjungan rumah bumil dan
melalui kelas ibu

3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar Pemberian sertifikat/piagam imunisasi dasar lengkap, menjadikan
lengkap persyaratan masuk sekolah (pemanfaatan buku KIA)
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif Pemberian sertifikat lulus ASI eksklusif, mengedukasi ibu hamil
tentang perawatan payudara selama masa kehamilan.
5 Pertumbuhan Balita dipantau Lomba balita sehat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat ke
Posyandu, Lomba Posyandu salah satunya menilai keaktifan
masyarakat.

6 Penderita TB Paru yang berobat Membentuk peer group untuk wadah komunikasi sesama
sesuai standar penderita dan keluarganya. Pada saat kunjungan keluarga langsung
membawa pot sputum untuk pemeriksaan dahak pada suspek 118
Intervensi Lanjut
No Indikator Contoh Bentuk Intervensi Lanjut

7 Penderita hipertensi yang berobat Peningkatan penjaringan/deteksi dini dengan mengadakan


teratur Posbindu untuk cek kesehatan pada setiap hari Jumat setelah
sholat Jumat dengan sasaran laki-laki.

8 Penderita gangguan jiwa berat, Pembentukan tim terpadu penanggulangan gangguan jiwa di
diobati dan tidak ditelantarkan masyarakat dan keterlibatan RSJ terutama terkait pasung.
9 Anggota keluarga tidak ada yang Bekerja sama dengan lintas sektor/Tim penggerak rumah
merokok bebas asap rokok, Pelayanan kestrad untuk henti merokok
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN Setiap daerah melakukan pendataan ulang terkait
kepersertaan JKN PBI yang akan dikoordinasikan lebih lanjut
dengan Dinas Sosial.

11 Keluarga memiliki Memberikan data keluarga yang belum menggunakan sarana


akses/menggunakan sarana air air bersih kepada Kepala Desa untuk pemanfaatan dana desa.
bersih
12 Keluarga memiliki Pembuatan septic tank komunal dan pengadaan jamban
akses/menggunakan jamban bekerja sama dengan lintas sektor (Dinas PU) dan CSR.
keluarga 119
Tindak Lanjut
• Penajaman DO indikator KS agar
• In line dengan DO pada Pelayanan Dasar SPM Bidang
Kesehatan
• In line dengan Program
• Analisa korelasi PIS-PK dengan peningkatan mutu
pelayanan akan dilihat dari hasil Risfaskes yang akan
dilaksanakan
• Puskesmas Percontohan di tiap kabupaten/kota akan
menjadi contoh implementasi PIS-PK yang baik dan
akreditasi 120
INOVASI INTERVENSI YANG MENDUKUNG PIS-
PK TINGKAT KABUPATEN /KOTA
• Instruksi Bupati Buru nomor 188.5/474 Tahun 2017 tentang
Ketentuan Persalinan di fasyankes ( kab. Buru)
• Pembentukan Walang/SAIR Kesehatan di Wilayah Kerja Pkm
Watzin dan Tamedan (Kab malra dan Kota Tual
• Pemberian Reward pada pasien TB yang berobat ke Puskesmas. (Kab
SBT)
• Germas Mobile untuk Aru sehat ( kab Aru)
• Penyedian ambulance desa bagi Ibu yang akan melahirkan di faskes
(kab SBB)
INOVASI INTERVENSI UT
LANJ TINGKAT
PROVINSI
DOKUMENTASI KEGIATAN
UPAYA untuk meningkatkan capaian Penderita
Hipertensi Berobat Teratur
Posyandu Lansia dan Posbindu PTM
UPAYA untuk meningkatkan capaian Gangguan
Jiwa Berat yang diobati tidak ditelantarkan

Pendampingan Penderita Gangguan Jiwa Oleh Petugas Kesehatan


UPAYA untuk meningkatkan capaian tidak ada
anggota keluarga yang merokok

Penyuluhan Keluarga tentang Bahaya Merokok


PROGRAM INOVASI
Harapan
Komitmen Segera di tingkat Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota:
• Menetapkan daerah binaan/binwil di tingkat Kab/Kota atau Provinsi untuk pelaksanaan
PIS-PK sekaligus monitoring dan evaluasinya
• Menyusun road map untuk total coverage serta target perubahan IKS dan indikator
PIS-PK untuk tingkat Kab/Kota atau Provinsi
• Performance aplikasi yang semakin lebih baik dan pengelolaan data baik pada setiap
level mulai dari Puskesmas, kabupaten/kota, provinsi dan Kementerian Kesehatan.
• Melaksanakan intervensi lanjut secara terintegrasi lintas program dan lintas sektor
• Berkoordinasi dengan PJ Binwil masing-masing terkait hasil pelaksanaan PIS-PK,
monitoring dan evaluasi, serta masalah yang tidak dapat diselesaikan di tingkat
Kab/Kota atau Provinsi
• Peningkatan PIS-PK dapat menjadi tolok ukur dari pemanfaatan dukungan anggaran
yang telah diberikan terutama Bantuan Operasional Kesehatan
131
HALASAN NAPITUPULU, M.KES
WIDYAISWARA MADYA/TOT PIS-PK

Disampaikan pada Pertemuan PIS-PK Kota Bengkulu


Tanggal 5 Maret 2019
APA YANG DIKAJI DAN DILAKUKAN PENAJAMAN?

1. Kebutuhan informasi Program/ Pu


1. Adakah konsistensi antara (1) Narasi Indikator, matching” dari apa yang ternarasik
(2) Definisi Operasional, (3) Nominator, (4) Indikator
Denominator, dan (5) Formulir Pengumpulan 2. Perlu penyesuaian “konsistensi ” Na
Data ?? dengan informasi yang dibutuhkan
3. Perlu perbaikan Formulir Pengump
2. Informasi apa yang diinginkan Progam/
(sedikit perubahan)
Puskesmas?
4. Perlu tambahan analisis, untuk
3. Hasil analisis apa yang sekarang sudah disediakan menyediakan informasi yang dibutu
oleh Pusdatin? program/ puskesmas

4. Kalau perlu perbaikan, komponen mana yang 5. Perlu kemudahan akses puskesmas
perlu diperbaiki? data yang dibutuhkan
INDIKATOR PIS-PK DAN DO INDIKATOR PIS-PK DAN DO
No JUSTIFIKA NOM INATO DENOMINATOR
(LAMA) SI (BARU) R
1 KELUARGA 
Untuk mendapatkan KELUARGA DENGAN Keluarga dengan Keluarga dengan
MENGIKUTI informasi terkait PASANGAN SUAMI ISTRI pasangan SUAMI - pasangan SUAMI -
PROGRAM KB Pasangan Suami-Istri MENGIKUTI PROGRAM KB ISTRI (usia istri 10-54 ISTRI (usia istri
BUKU JUKNIS 2016 (Istri usia 10-54 tahun) tahun), suami atau 10- 54 tahun)
Keluarga mengikuti program yang suami atau istri Keluarga dengan pasangan isteri atau keduanya,
KB adalah jika keluarga secara resmi menjadi SUAMI-ISTRI mengikuti terdaftar secara resmi Dikecualikan
merupakan pasangan usia program KB adalah jika
akseptor KB sebagai untuk pasangan
subur, suami atau isteri atau keluarga merupakan pasangan peserta/akseptor KB

Untuk mendapatkan suami istri yang
keduanya, terdaftar secara
informasi terkait SUAMI-ISTRI (usia istri 10-54 dan atau belum memiliki
resmi sebagai
Pasangan Usia Subur tahun), suami atau isteri atau menggunakan alat anak,
peserta/akseptor KB dan atau
(PUS) yang suami keduanya, terdaftar secara kontrasepsi.  jumlah anak <2,
menggunakan alat
atau istri secara resmi sebagai istri menopause /
kontrasepsi.
BUKU SAKU 2017 resmi menjadi peserta/akseptor KB dan atau gangguan
Keluarga mengikuti program akseptor KB menggunakan alat kontrasepsi reproduksi
KB adalah jika keluarga
merupakan pasangan usia
subur, suami atau isteri atau
keduanya, terdaftar secara
resmi sebagai peserta ATAU
akseptor KB dan atau
menggunakan alat
kontrasepsi.
KELUARGA DENGAN PASANGAN SUAMI ISTRI MENGIKUTI PROGRAM KB

KETERANGAN PENILAIAN N
I DIKATOR
Indikator No. 1 ini unit analisisnya Kuesioner ditanyakan kepada Keluarga (suami-istri, umur istri 10-54 tahun)
adalah Keluarga.  B l o k II. Keterangan keluarga
Indikator ini lebih lebar dari Indikator
Program KB, di mana Indikator Program KB PENILAIAN INDIKATOR:
definisi Pasangan Usia Subur (PUS) bila - Jika anggota keluarga wanita menikah usia 10-54 tahun dan atau suami
istri berumur 15-49 tahun. menikah usia ≥ 10 tahun menggunakan alat kontrasepsi maka diberi simbol “Y”
Karena kenyataan di lapangan masih - Jika anggota keluarga wanita menikah usia 10-54 tahun dan atau suami
dijumpai wanita kawin usia muda. Namun menikah usia ≥ 10 tahun tidak menggunakan alat kontrasepsi maka diberi
demikian, Indikator Program masih bisa simbol “T”
dihitung dengan membatasi usia istri 15- - Pasangan suami-istri yang tidak menggunakan alat kontrasepsi diberikan simbol
49 tahun. “N”  jika:
• belum memiliki anak dan anak < 2
• istri dalam kondisi sudah menopuse
• istri ada gangguan reproduksi
INDIKATOR PIS-PK DAN DO INDIKATOR PIS-PK DAN DO
No JUSTIFIKA NOM INATO DENOMINATOR
(LAMA) SI (BARU) R
2 IBU MELAKUKAN  Untuk mendapatkan KELUARGA DENGAN Keluarga terdapat ibu Keluarga terdapat
PERSALINAN DI FASILITAS informasi Keluarga PERSALINAN IBU pasca bersalin (usia ibu pasca bersalin
PELAYANAN KESEHATAN yang Ibunya DILAKSANAKAN DI bayi 0-11 bulan) dan (usia bayi 0-11

BUKU JUKNIS 2016 mempunyai bayi usia 0- FASYANKES persalinan ibu bulan)
Jika di keluarga terdapat ibu 11 bulan yang tersebut dilakukan di
melakukan persalinan Keluarga de ng an persalinan fasilitas pelayanan
pasca bersalin (usia bayi 0-1
di fasyankes i b u dilaksanakan d i kesehatan (rumah
bulan) dan persalinan ibu

Untuk mendapatkan fasyankes adalah adalah jika sakit, puskesmas,
tersebut, dilakukan di fasilitas
informasi terkait Ibu di keluarga terdapat ibu pasca klinik, praktik mandiri
pelayanan kesehatan (Rumah
Sakit, Puskesmas, Klinik, Paska bersalin bersalin (usia bayi 0-1 bulan) bidan).
(mempunyai bayi usia dan persalinan ibu tersebut
bidan praktek swasta).
0-11 bulan) yang dilakukan di fasilitas Polindes tidak masuk
BUKU SAKU 2017
melakukan persalinan pelayanan kesehatan (rumah dalam kategori
Jika di keluarga terdapat ibu
di fasyankes sakit, puskesmas, klinik, fasyankes
pasca bersalin (usia bayi 0-1 
Untuk mendapatkan praktik mandiri bidan).
bulan) dan persalinan ibu
informasi Ibu hamil
tersebut dilakukan di fasilitas
sasaran ANC (diperoleh
pelayanan kesehatan (rumah
dari Kuesioner ART)
sakit, puskesmas, klinik,
praktik mandiri bidan).
KELUARGA DENGAN PERSALINAN IBU DILAKSANAKAN DI FASYANKES

Indikatator No. 2 ini unit analisisnya Kuesioner ditanyakan kepada Ibu yang mempunyai anggota
adalah Individu, bisa dianalisis di tingkat keluarga (AK) berumur < 12 bulan
individu dulu, baru di tingkat keluarga
PENILAIAN INDIKATOR:
-Jika ibu yang mempunyai AK berumur < 12 bulan melakukan persalinan
di rumah sakit atau puskesmas atau klinik atau praktek mandiri bidan
maka diberi simbol “Y”
-Jika ibu yang mempunyai AK berumur < 12 bulan tidak melakukan
persalinan di rumah sakit atau puskesmas atau klinik atau praktek
mandiri bidan maka diberi simbol “T”
INDIKATOR PIS-PK DAN DO INDIKATOR PIS-PK DAN DO
No JUSTIFIKA NOM INATO DENOMINATOR
(LAMA) SI (BARU) R
3 BAYI MENDAPAT  Untuk mendapatkan KELUARGA DENGAN BAYI Keluarga dengan bayi Keluarga terdapat
IMUNISASI DASAR informasi Keluarga MENDAPAT IMUNISASI (usia 12-23 bulan), bayi usia 12-23
LENGKAP dengan Bayi usia 12- DASAR LENGKAP bayi tersebut telah bulan
BUKU JUKNIS 23 bulan yang telah Keluarga dengan bayi mendapatkan
2016 mendapatkan mendapat im unis as i imunisasi HB0, BCG,
Bayi mendapat imunisasi Imunisasi Dasar dasar lengkap adalah Jika di DPT-HB1, DPT-HB2,
dasar lengkap adalah jika di Lengkap (IDL) keluarga terdapat bayi DPT-HB3, Polio1,
keluarga terdapat bayi (usia  Untuk mendapatkan mendapat imunisasi Polio2, Polio3, Polio4,
12-23 bulan), bayi tersebut informasi bayi usia dasar lengkap adalah jika di Campak
telah mendapatkan imunisasi 12-23 bulan yang keluarga terdapat bayi
HB0, BCG, DPT-HB1, DPT- mendapatkan (usia 12-23 bulan), bayi
HB2, DPT-HB3, Polio1, Imunisasi Dasar tersebut telah mendapatkan
Polio2, Polio3, Polio4, Lengkap (IDL) imunisasi HB0, BCG, DPT-
Campak.  Untuk mendapatkan HB1, DPT-HB2,
BUKU SAKU 2017 informasi bayi umur 0- DPT-HB3, Polio1, Polio2,
Bayi mendapat imunisasi 11 bulan sebagai Polio3, Polio4, Campak
dasar lengkap adalah jika di bayi sasaran
keluarga terdapat bayi (usia Imunisasi (diperoleh
12-23 bulan), bayi tersebut dari Kuesioner
telah mendapatkan imunisasi ART)
HB0, BCG, DPT-HB1, DPT-
HB2, DPT-HB3, Polio1,
Polio2, Polio3, Polio4,
KELUARGA DENGAN BAYI MENDAPAT IMUNISASI DASAR LENGKAP

Indikatator No. 3 ini unit analisisnya Kuesioner ditanyakan kepada Ibu/ Kepala Keluarga dengan anggota keluarga (AK)
adalah Individu, bisa dianalisis di yang berusia 12-23 bulan
tingkat individu dulu, baru di
tingkat keluarga PENILAIAN INDIKATOR:
Jika AK berusia 12-23 bulan tersebut diberikan imunisasi lengkap (imunisasi HB0,
BCG, DPT-HB1, DPT-HB2, DPT-HB3, Polio1, Polio2, Polio3, Polio4, dan Campak) maka
diberi simbol “Y”
Jika AK berusia 12-23 bulan tersebut tidak diberikan imunisasi lengkap (imunisasi
HB0, BCG, DPT-HB1, DPT-HB2, DPT-HB3, Polio1, Polio2, Polio3, Polio4, dan Campak)
maka
diberi simbol “T”
INDIKATOR PIS-PK DAN DO INDIKATOR PIS-PK DAN DO
No JUSTIFIKA NOM INATO DENOMINATOR
(LAMA) SI (BARU) R
4 BAYI MENDAPAT ASI  Untuk mendapatkan KELUARGA DENGAN BAYI Keluarga dengan bayi Keluarga dengan
EKSKLUSIF informasi Keluarga MENDAPAT ASI usia 7 –23 bulan dan bayi usia 7 –23
BUKU JUKNIS 2016 dengan Bayi usia EKSKLUSIF bayi tersebut selama bulan
Bayi mendapat ASI eksklusif 7- 23 bulan Keluarga dengan bayi 0-5 bulan 29 hari
adalah jika di keluarga mendapatkan ASI mendapat ASI eks k lus if   hanya diberi ASI saja
terdapat bayi usia 7 – 23 eksklusif adalah jika di keluarga (ASI eksklusif)
bulan dan bayi tersebut  Untuk mendapatkan terdapat bayi usia 7 –23 bulan
selama 6 bulan (usia 0-6 informasi bayi usia 7- dan bayi tersebut selama 0-5
bulan) hanya diberi ASI saja 23 bulan yang diberi bulan 29 hari t idak diberikan
(ASI eksklusif)  ASI eksklusif Untuk minuman/makanan lain
BUKU SAKU 2017  mendapatkan selain ASI, kecuali OBAT-
adalah jika di keluarga informasi bayi usia 0- OBATAN DAN VITAMIN ATAU
terdapat bayi usia 7 – 23 6 bulan sebagai bayi MINERAL TETES; ASI
bulan dan bayi tersebut sasaran program ASI PERAH baik dari i b u
selama 6 bulan (usia 0-6 eksklusif (diperoleh kandung m a u p u n dari donor.
bulan) hanya diberi ASI dari Kuesioner ART)
saja (ASI eksklusif).
KELUARGA DENGAN BAYI MENDAPAT ASI EKSKLUSIF

Indikatator No. 4 ini unit analisisnya adalah Kuesioner ditanyakan kepada Ibu yang mempunyai bayi usia 7 –23 bulan.
Individu, bisa dianalisis di tingkat individu
dulu, baru di tingkat keluarga PENILAIAN INDIKATOR:
Jika AK selama usia 0-5 bulan 29 hari hanya diberi ASI saja, tanpa diberikan
makanan/minuman lain, termasuk air putih kecuali (obat-obatan dan vitamin
atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan baik dari ibu kandung
maupun dari donor) maka diberi simbol“Y”

Jika AK selama usia 0-5 bulan 29 hari sudah diberi minuman /makanan lain
selain asi kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; asi perah,
baik dari ibu kandung maupun dari donor maka diberi simbol“T”
INDIKATOR PIS-PK DAN DO INDIKATOR PIS-PK DAN DO
No JUSTIFIKA NOM INATO DENOMINATOR
(LAMA) SI (BARU) R
5 BALITA MENDAPATKAN  Untuk mendapatkan KELUARGA DENGAN BALITA Keluarga dengan balita (usia Keluarga dengan balita
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN informasi Keluarga dengan MENDAPATKAN PEMANTAUAN 2 – 59 Bulan 29 hari) dan (usia 2 – 59 Bulan 29
Balita (usia 2-59 bulan 29 PERTUMBUHAN bulan yang lalu ditimbang hari).
hari) yang dilakukan berat badannya
BUKU JUKNIS 2016 pemantauan Keluarga dengan balita mendapatkan
Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhannya (diukur pemantauan pertumbuhan adalah
pertumbuhan berat badan dan tinggi jika di keluarga terdapat balita (usia
adalah jika di keluarga terdapat balita badan) 2 – 59 Bulan 29 hari) dan bulan yang
(usia 2 –59 bulan 29 hari) dan bulan  Untuk mendapatkan lalu ditimbang berat badannya dan
yang lalu ditimbang berat badannya di informasi balita (usia 2-59 diukur tinggi badannya
Posyandu atau fasilitas kesehatan bulan 29 hari) yang Note: DO masih terbatas pada
lainnya dan dicatat pada KMS/buku ditimbang berat badannya pemantauan pertumbuhan dengan
KIA. dan diukur tinggi badannya penimbangan berat badan belum
BUKU SAKU 2017  Untuk mendapatkan memasukkan pemantauan tinggi
Balita mendapatkan pemantauan informasi balita (usia 2-59 badan Jika ingin ditambahkan
pertumbuhan adalah jika di keluarga bulan 29 hari) sebagai balita pemantauan tinggi badan maka
terdapat balita (usia 2 – 59 Bulan 29 sasaran pemantauan ditambahkan pertanyaan:
hari) dan bulan yang lalu ditimbang pertumbuhan  Apakah diukur PB?
berat badannya di Posyandu atau Berapa PB?
fasilitas kesehatan lainnya dan dicatat
pada KMS/buku KIA. Jika indikator menginginkan
penambahan perkembangan, maka
menjadi: Keluarga dengan balita Keluarga dengan balita (usia
mendapatkan pemantauan 2 – 59 Bulan 29 hari) dan
pertumbuhan dan perkembangan bulan yang lalu ditimbang
adalah jika di keluarga terdapat balita berat badannya dan dipantau
(usia 2 – 59 Bulan 29 hari) dan bulan perkembangannya dalam 3
yang lalu ditimbang berat badannya dan atau 6 bulan terakhir (sesuai
dipantau perkembangannya dalam 3 usia) di Posyandu atau
atau 6 bulan terakhir (sesuai usia) di fasilitas kesehatan lainnya
Posyandu atau fasilitas kesehatan serta dicatat pada KMS dan
lainnya serta dicatat pada KMS dan hasil hasil pemeriksaan SDTIDTK
KELUARGA DENGAN BALITA MENDAPATKAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN

Indikatator No. 5 ini unit Kuesioner ditanyakan kepada Ibu/ Kepala Keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang berusia 2-59
analisisnya adalah Individu, bulan PENILAIAN INDIKATOR:
bisa dianalisis di tingkat A. Pemantauan pertumbuhan: Pertanyaan No. 15. Apakah dalam 1 bulan terakhir dilakukan pemantauan
individu dulu, baru di pertumbuhan? 1. ya 2. Tidak
tingkat keluarga
# Dikatakan “ya” dilakukan pemantauan pertembuhan jika AK berusia 2-59 bulan 29 hari, bulan lalu TELAH
dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan pada 1 bulan dan dicatat dan diplot pada KMS
PADA 1 BULAN TERAKHIR maka diberi simbol “Y”
# Dikatakan “tidak” dilakukan pemantauan pertumbuhan jika AK berusia 2-59 bulan 29 hari tidak dilakukan
penimbangan berat badan pada 1 bulan terakhir atau dilakukan penimbangan berat badan tetapitidak dicatat dan
diplot pada KMS maka diberi symbol “T”

Bila ditambahkan perkembangan, maka:


B. Pemantauanperkembangan: Pertanyaan No. 15b. Apakah balita dilakukan pemantauanperkembangan?
1. Ya 2. Tidak

# Dikatakan “Ya” dilakukan pemantauan perkembanganjika AK berusia 3  – 11 bulan 29 hari telah dilakukan
pemantauan perkembangan dalam 3 bulan terakhir atau Jika AK berusia 12 – 59 bulan 29 hari telah
dilakukanpemantauan perkembangandalam 6 bulan terakhir maka diberi simbol “Y”
# Dikatakan “tidak” dilakukan pemantauan perkembangan jika AK berusia 3-59 bulan 29 hari tidak dilakukan
pemantauan perkembangan sesuai dengan usia AK maka diberi simbol “T”
Hasil analisis di beri symbol “Ya”, kalau pemantauan pertumbuhan “Y” dan pemantauan perkembangan “Y”.
INDIKATOR PIS-PK DAN DO
No JUSTIFIKASI INDIKATOR PIS-PK DAN DO (BARU) NOMINATOR DENOM INATO
(LAMA) R
6 PENDERITA TB PARU KELUARGA TERDAPAT PENDERITA Keluarga terdapat Keluarga
MENDAPATKAN  Untuk mendapatkan TB PARU MENDAPATKAN anggota keluarga terdapat
PENGOBATAN STANDAR informasi Keluarga PENGOBATAN STANDAR berusia ≥15 yang anggota
BUKU JUKNIS 2016 dengan ART penderita Keluarga terdapat penderita T B p a r u didiagnogsis keluarga
adalah jika di keluarga TB paru yang mendapatkan pengobatan sebagai penderita berusia ≥15
terdapat
anggota keluarga berusia ≥15 standar adalah
berobat teratur  tuberkulosis (TB) yang
tahun yang menderita batuk  jika di keluarga terdapat anggota keluarga
 Untuk mendapatkan paru dalam 1 didiagnogsis
dan sudah 2 minggu berturut- berusia ≥15 yang didiagnogsis sebagai
informasi penderita TB tahun terakhir dan sebagai
turut belum sembuh atau penderita tuberkulosis (TB) paru dalam 1
yang berobat tahun terakhir dan penderita tersebut penderita penderita
didiagnogsis sebagai penderita
teratur sesuai standar  berobat teratur sesuai dengan petunjuk tersebut berobat tuberkulosis
tuberkulosis (TB) paru dan
 Untuk mendapatkan dokter/petugas kesehatan. teratur sesuai (TB) paru
penderita tersebut berobat
sesuai dengan petunjuk dokter/ informasi ART Usulan p rog ra m: ditambahkan analisis dengan petunjuk dalam 1 tahun
petugas kesehatan. terduga TB yang tambahan yang tujuannya untuk dokter/petugas terakhir.
BUKU SAKU 2017 dapat ditindaklanjuti menangkap sasaran dari pertanyaan n o kesehatan.
adalah jika di keluarga terdapat oleh tenaga 7. Apakah saudara pernah menderita
anggota keluarga berusia ≥15 kesehatan untuk batuk berdahak ≥2 minggu disertai satu
tahun yang menderita batuk konfirmasi diagnosis atau lebih gejala: dahak bercampur
dan sudah 2 minggu berturut- darah/batuk berdarah, berat badan
turut belum sembuh atau menurun, berkeringat malam hari tanpa
didiagnogsis sebagai penderita kegiatan fisik, dan demam >1 bulan?
tuberkulosis (TB) paru dan
penderita tersebut berobat  Apakah saudara memeriksakan diri ke
sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan (puskesmas, dokter praktik
dokter/petugas kesehatan. mandiri, rumah sakit) akibat sakit
tersebut?
KELUARGA TERDAPAT PENDERITA TB PARU MENDAPATKAN PENGOBATAN STANDAR

Indikatator No. 6 ini unit Kuesioner ini ditanyakan kepada anggota keluarga yang berusia ≥ 15 tahun
analisisnya adalah
Individu, bisa dianalisis di Untuk saat ini yang menjadi denumerator adalah Jumlah seluruh Keluarga yang memiliki anggota
tingkat individu dulu, baru keluarga umur ≥15 tahun pernah didiagnosis menderita TB oleh tenaga kesehatan atau terdapat gejala
di tingkat keluarga TB Paru pada saat kunjungan di suatu wilayah

PENILAIAN INDIKATOR
5. Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita tubercolosis (TB) paru?
1. Ya 2. Tidak P7

6.Bila ya, apakah meminum obat TBC secara teratur (selama 6 bulan)?
1. Ya P8 2. Tidak P8
- Jika (no.5) jawabannya “Ya” dan (no.6) jawabannya “Ya” maka diberi
simbol--> Y
- Jika (no.5) jawabannya “Ya” dan (no.6) jawabannya “Tidak” maka
diberi simbol --> T
- Jika (no.5) jawabannya “Tidak” dan (no.7) jawabannya “Ya” maka
diberi simbol --> T
- Jika (no.5) jawabannya “Tidak” dan (no.7) jawabannya “Tidak” maka
diberi simbol --> N
INDIKATOR PIS-PK DAN DO INDIKATOR PIS-PK DAN DO
No JUSTIFIKA NOM INATO DENOMINATOR
(LAMA) SI (BARU) R
7 PENDERITA HIPERTENSI KELUARGA TERDAPAT PENDERITA Keluarga terdapat anggota Keluarga terdapat
MELAKUKAN PENGOBATAN  Untuk mendapatkan HIPERTENSI MELAKUKAN keluarga berusia ≥15 tahun anggota keluarga berusia
SECARA TERATUR informasi Keluarga dengan PENGOBATAN SECARA TERATUR yang didiagnogsis menderita ≥15 tahun yang
BUKU JUKNIS 2016  ART menderita hipertensi Keluarga terdapat penderita tekanan darah tinggi didiagnogsis menderita
 jika di dalam keluarga terdapat yang berobat teratur sesuai hipertensi melakukan pengobatan (hipertensi) dan berobat tekanan darah tinggi
anggota keluarga berusia ≥15 tahun standar secara teratur adalah jika di dalam teratur sesuai dengan (hipertensi)
yang didiagnogsis sebagai penderita  Untuk memperoleh keluarga terdapat anggota keluarga petunjuk dokter atau petugas
tekanan darah tinggi (hipertensi) dan informasi berusia ≥15 tahun yang didiagnogsis kesehatan, tidak
berobat teratur sesuai dengan petunjuk  ART yang menderita menderita tekanan darah tinggi melewatkan minum obat
dokter atau petugas kesehatan. hipertensi yang berobat (hipertensi) dan berobat teratur sesuai satu kalipun.
BUKU SAKU 2017 
teratur sesuai standar Untuk dengan petunjuk dokter atau petugas
 jika di dalam keluarga terdapat anggota memperoleh informasi kesehatan, tid ak melewatkan
keluarga berusia ≥15 tahun yang  ART yang menderita m i n u m obat satu kalipun
didiagnogsis sebagai penderita tekanan hipertensi (hipertensi (kesepakatan ahli hipertensi
darah tinggi (hipertensi) dan berobat menurut pengukuran) Indonesia).
teratur sesuai dengan petunjuk dokter
atau petugas kesehatan Selain indikator “Penderita hipertensi
yang berobat teratur” , program
mengusulkan analisis tambahan
terpisah y a n g tujuannya u n t u k
menangkap sasaran  AK dengan
hipertensi yang kontak dengan
nakes dari pertanyaan:
a. Apakah dilakukan pengukuran
tekanan darah?
1. Ya 2. Tidak P.11
b. Hasil pengukuran tekanan darah
b.1) Sistolik (mmHg)
KELUARGA TERDAPAT PENDERITA
HIPERTENSI MELAKUKAN PENGOBATAN
Kuesioner ini ditanyakan dan dilakukan pengukuruan tensi kepada anggota keluarga yang berusia≥ 15 tahun
Indikatator No. 7 ini

SECARA TERATUR
unit analisisnya adalah
Individu, bisa dianalisis
PERTANYAAN:
8.
1.
Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita tekanan darah tinggi/hipertensi?
Ya 2. T idak
di tingkat individu
9. Bila ya, apakah selama ini Saudara meminum obat tekanan darah tinggi/hipertensi secara
dulu, baru di tingkat teratur? 1.Ya P.11 2. Tidak P.11
keluarga 10.a. Apakah dilakukan pengukuran tekanan darah?
1. Ya 2. Tidak P.11
b. Hasil pengukuran tekanan darah
b.1) Sistolik (mmHg)
b.2) Diastolik (mmHg)

PENILAIAN INDIKATOR:
-Tidak menderita tekanan darah tinggi/hipertensi, jika hasil pengukuran tekanan darah sistolik < 140 mm Hg dan tekanan darah diastolik < 90 mm
Hg
-Menderita tekanan darah tinggi/hipertensi, jika hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mm
Hg

• Jika (no.8) jawabannya “Ya” dan (no.9) jawabannya “Ya” maka diberi simbol " Y"
• Jika (no.8) jawabannya “Ya” dan (no.9) jawabannya “Tidak” maka diberi simbol " T"
• Jika (no.8) jawabannya “Ya” maka tidak perlu dilakukan pengukuran tekanan darah
• Jika (no.8) jawabannya “Tidak” maka dilakukan pengukuran tekanan darah
•Jika (no.8) jawabannya “Tidak” dan (no.10) dilakukan pengukuran tekanan darah dan hasil pengukuran adalah tidak menderita darah
tinggi/hipertensi maka diberi simbol " N"
•Jika (no.8) jawabannya “Tidak” dan (no.10) dilakukan pengukuran tekanan darah dan hasil pengukuran tekanan darah adalah menderita darah
tinggi maka diberi simbol "T"
• Jika (no.8) jawabannya “Tidak” dan (no.10) TIDAK dilakukan pengukuran tekanan darah maka diberi simbol " N"
INDIKATOR PIS-PK DAN
No JUSTIFIKASI INDIKATOR PIS-PK D AN D O NOMINATOR DENOMINATOR
DO (LAMA)
( BARU)
8 PENDERITA GANGGUAN JIWA  Untuk mendapatkan K E L UA RG A TERDAPAT PENDERITA GANGGUAN JIWA DIOBATI Keluarga terdapat anggota Keluarga terdapat
MENDAPATKAN PENGOBATAN informasi Keluarga dengan DAN TIDAK DITELANTARKAN keluarga menderita anggota keluarga
DAN TIDAK DITELANTARK AN  ART menderita Gangguan gangguan jiwa berat menderita gangguan
BUKU JUKNIS 2016 Jiwa Berat mendapatkan Ke luarga terdapat penderi ta g a n g g u a n j i w a y a n g diobati d a n t i d a k (skizofrenia atau psikosis)  jiwa berat (skizofrenia
adalah jika di keluarga terdapat pengobatan secara teratur, ditelantarkan adalah jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang dan berobat teratur atau psikosis)
anggota keluarga yang menderita tidak dipasung, dan tidak menderita gangguan jiwa berat (skizofrenia atau psikosis) dan berobat minimal 1 bulan terakhir
gangguan jiwa berat dan penderita diterlantarkan teratur minimal 1 bulan terakhir sampai dilakukannya kunjungan sampai dilakukannya
tersebut tidak diterlantarkan  Untuk mendapatkan keluarga, dan penderita tersebut tidak dipasung dan atau ditelantarkan. kunjungan keluarga, dan
dan/atau dipasung serta informasi ART yang penderita tersebut tidak
diupayakan kesembuhannya menderita Gangguan Jiwa  AK menderita Gangguan jiwa berat skizofrenia atau psikosis dipasung dan atau
BUKU SAKU 2017 Berat mendapat pengobatan be rd as a rk an di a g n o s i s dokter, p s i k o l o g kli ni s a ta u dokter spesialis ditelantarkan
adalah jika di keluarga terdapat secara teratur, tidak ke do k te ran j i w a (SpKJ) (UU Kesehatan Jiwa No.18 Tahun 2014).
anggota keluarga yang menderita dipasung, dan tidak
gangguan jiwa berat dan penderita diterlantarkan
tersebut tidak diterlantarkan M i n u m ob at teratur adalah m i n u m obat se su ai p et un j uk d o k t e r d a n
dan/atau dipasung serta m a s i h m i n u m obat s e la ma 1 bulan terakhir s a m p a i saat i n i
diupayakan kesembuhannya (kunjungan pendataan).

•Pe masu ngan adalah segala bentuk pembatasan gerak O D G J oleh


keluarga atau masyarakat yang mengakibatkan hilangnya kebebasan
ODGJ, termasuk hilangnya hak atas pelayanan kesehatan untuk
membantu pemulihan (Permenkes Nomor 54 Tahun 2017).

•Ditelantarkan adalah orang yang tidak mendapatkan pemenuhan atas


kebutuhan hidup dasar seperti mendapatkan tempat tinggal, makanan,
minuman, pakaian, perawatan diri yang layak pada saat orang
tersebut dalam kondisi tidak mampu memenuhinya.

Dit ambahkan pertanyaan:


9. A p a k a h a d a O D G J y a n g ditelantarkan?
KELUARGA TERDAPAT PENDERITA
GANGGUAN JIWA DIOBATI DAN TIDAK
DITELANTARKAN
Indikatator No. 8 ini Kuesioner ini ditanyakan kepada Kepala Keluarga terkait keberadaan anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa
PENILAIAN INDIKATOR:
unit analisisnya adalah 7.Apakah ada anggota keluarga yang didiagnosa menderita schizoprenia?
Individu, bisa dianalisis 1. ya 2. Tidak--> P9
di tingkat individu dulu, Jawaban ‘’ya” jika yang menderita Gangguan jiwa berat skizofrenia atau psikosis berdasarkan diagnosis dokter, psikolog klinis atau dokter
spesialis kedokteran jiwa (SpKJ) (UU Kesehatan Jiwa No.18 Tahun 2014).
baru di tingkat keluarga
8.Bila ya, apakah selama ini anggota keluarga tersebut meminumobat gangguan jiwaberat secara teratur?
1. Ya --> blok III 2. Tidak--> blok III
-Minum obat teraturadalah minum obat sesuai petunjukdokter dan masih minum obat selama 1 bulan
terakhirsampai saat ini (kunjungan
pendataan).
-Bila orang tersebut hanya mendapatkan obat injeksi (tidak setiap hari), selama sesuai petunjuk dokter
dan dilakukan injeksi berkala maka
 jawaban adalah 1. “Ya”.
-Apabila minum obat < 1 bulan tetapi oleh karena didiagnosis baru ditegakkan < 1 bulan oleh dokteratau psikolog klinis atau dokter
spesialis kedokteran jiwa maka jawaban adalah 1“Ya”
- Pada orang yang pernah menderita ganguan jiwa berat dan saatini tidak minum obat lagi, dengan sepengetahuan dokter dapat diberikan
 jawaban 1. “Ya” bila orang memenuhi kriteria salah satu di bawah ini:
-Hanya pernah sakit 1episode dan tidak ada kekambuhan dalamwaktu 6 bulan terakhir.
-Bila pernah sakit > 1 episode, tidak ada kekambuhan dalam waktu 2 tahun terakhir.
9. Apakah ada anggota keluarga yang dipasung atau ditelantarkan?
1. Ya 2. Tidak
• Untuk pendataan KS, dinyatakan “ya” apabila terjadi peristiwa pasung atau ditelantarkan terhadap ODGJ dalam periode 3 bulan terakhir saat
pendataan tetapi Tidak berarti harus terjadiselama 3 bulan, tetapi dalam kurun waktu 3 bulan terakhir terjadi peristiwa pasung atau
penelantaran tanpa batasan lama waktu.
PENILAIAN INDIKATOR
• Jika (no.7) jawabannya “Ya” dan (no.8) jawabannya “Ya” maka diberi simbol --> Y
• Jika (no.7) jawabannya “Ya” dan (no.8) jawabannya “Tidak” maka diberi simbol --> T
• Jika (no.7) jawabannya “Tidak” dan (no.9) jawabannya “ya” maka diberi simbol --> T
INDIKATOR PIS-PK DAN
No JUSTIFIKASI INDIKATOR PIS-PK D AN D O NOMINATOR DENOMINATOR
DO (LAMA) ( BARU)
9 ANGGOTA KELUARGA KELUARGA DENGAN SELURUH ANGGOTA KELUARGA Keluarga yang semua Keluarga
TIDAK ADA YANG  Untuk mendapatkan TIDAK MEROKOK anggota keluarganya
MEROKOK informasi Keluarga yang tidak ada yang sering
BUKU JUKNIS 2016 kesemua ART-nya Keluarga deng an seluruh anggota keluarga tidak merokok atau kadang kadang
adalah jika tidak ada seorang tidak merokok adalah jika di keluarga tidak ada seorang pun dari anggota menghisap rokok.
pun dari anggota keluarga  Untuk mendapatkan keluarga tersebut yang sering atau kadang kadang
tersebut yang sering atau informasi ART yang menghisap rokok, baik rokok kretek, rokok putih, rokok
kadang-kadang menghisap merokok linting, rokok elektrik, dan sisha.
rokok atau produk lain dari
tembakau. Termasuk di sini  Anggota Keluarga (AK) "SU D AH BERHENTI MEROKOK" BILA
adalah jika anggotakeluarga tidak merokok lagi bila dalam 1 tahun sejak pertama menghentikan
tidak pernah atau sudah rokok sampai saat dilakukannya kunjungan rumah oleh pertugas.
berhenti dari kebiasaan Contoh: pada saat kunjungan petugas kesehatan ak sudah
menghisap rokok atau produk berhenti merokok sejak 11 bulan yang lalu maka ak tersebut
lain dari tembakau masih dianggap belum berhenti merokok karena < 12 bulan
BUKU SAKU 2017
adalah jika tidak ada
seorang pun dari anggota
keluarga
tersebut yang sering atau
kadang-kadang menghisap
rokok atau produk lain dari
tembakau. Termasuk di sini
adalah jika anggotakeluarga
tidak pernah atau sudah
berhenti dari kebiasaan
menghisap rokok atau produk
lain dari tembakau
KELUARGA DENGAN SELURUH ANGGOTA KELUARGA TIDAK MEROKOK

Indikatator No. 9 ini unit Kuesioner ditanyakan kepada Setiap Anggota Keluarga
analisisnya adalah Individu,
bisa dianalisis di tingkat PERTANYAAN:
2. Apakah Saudara merokok?
individu dulu, baru di
1. Ya (setiap hari, sering/kadang-kadang)
tingkat keluarga
2. Tidak (tidak/sudah berhenti)

PENILAIAN INDIKATOR:
Jika tidak ada AK yang sering atau kadang-kadang menghisap rokok atau
produk lain dari tembakau termasuk yang tidak pernah atau sudah berhenti
merokok maka diberi simbol “Y”

Jika ada AK yang sering atau kadang-kadang menghisap rokok atau produk lain
dari tembakau maka diberi simbol “ T”
INDIKATOR PIS-PK DAN
No JUSTIFIKASI INDIKATOR PIS-PK D AN D O NOMINATOR DENOMINATOR
DO (LAMA) ( BARU)
10 KELUARGA Untuk mendapatkan KELUARGA DENGAN SELURUH ANGGOTA
 Keluarga yang Keluarga
MENJADI ANGGOTA informasi Keluarga KELUARGA MENJADI PESERTA JAMINAN seluruh anggota
JAMINAN yang seluruh ART KESEHATAN NASIONAL (JKN) keluarga tersebut
KESEHATAN nya menjadi peserta memiliki kartu
NASIONAL (JKN) JKN Keluarga dengan seluruh anggota keluarga keanggotaan
BUKU JUKNIS 2016  Untuk mendapatkan menjadi peserta J K N adalah jika di keluarga Badan
adalah jika seluruh informasi ART seluruh anggota keluarga tersebut memiliki kartu Penyelenggara
anggota keluarga tersebut yang belum keanggotaan Badan Penyelenggara Jaminan Jaminan Sosial
memiliki kartu menjadi anggota Sosial (BPJS) Kesehatan, atau kartu lainnya (BPJS)
keanggotaan Badan JKN seperti: Jamkesmas, ASKES, ASABRI, Jamkesda, Kesehatan, atau
Penyelenggara Jaminan dan Jamsostek, tidak termasuk asuransi swasta. kartu lainnya
Sosial (BPJS) seperti:
Kesehatan dan/atau Jamkesmas,
kartu kepesertaan  ASKES,
asuransi kesehatan ASABRI,
lainnya. Jamkesda,
BUKU SAKU 2017 dan
adalah jika seluruh Jamsostek, tidak
anggota keluarga tersebut termasuk asuransi
memiliki kartu swasta.
keanggotaan Badan
Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS)
Kesehatan dan/atau
KELUARGA DENGAN SELURUH ANGGOTA KELUARGA MENJADI PESERTA JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL (JKN)

Indikatator No. 10 ini unit Kuesioner ini ditanyakan kepada Setiap Anggota
analisisnya adalah Individu, bisa Keluarga
dianalisis di tingkat individu PENILAIAN INDIKATOR:
dulu, baru di tingkat keluarga JIKA SELURUH AK memiliki kartu keanggotaan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan, atau kartu lainnya seperti: Jamkesmas, ASKES,
ASABRI, Jamkesda, dan Jamsostek, tidak termasuk asuransi swasta.
MAKA DIBERI SIMBOL “Y”
JIKA ADA SALAH SATU ATAU SELURUH AK TIDAK memiliki kartu
keanggotaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
dan/atau kartu kepesertaan asuransi kesehatan lainnya MAKA DIBERI
SIMBOL “T”
INDIKATOR PIS-PK DENOM
No JUSTIFIKA INDIKATOR PIS-PK D AN D O (B NOM INATO
DAN DO (LAMA) I NATOR
SI ARU) R
11 KELUARGA MEMPUNYAI 
Untuk mendapatkan KELUARGA MEMILIKI AKSES SARANA AIR BERSIH Keluarga yang Keluarga
AKSES SARANA AIR informasi Keluarga yang
Keluarga mem il iki a ks es s ara na air bersih adalah Jika keluarga tersebut memilikiakses dan menggunakan air
memiliki akses
BERSIH kesemua ART-nya
leding PDAM atau sumur pompa, atau sumur gali, atau mataa ir terlindung untuk keperluan sehari-hari. dan
BUKU JUKNIS 2016 mempunyai akses air
adalah jika keluarga
menggunakan air
bersih (minum, masak,
tersebut memiliki akses leding PDAM
mandi, cuci)
dan menggunakan air Keluarga dikatakan “ Ya”, tersedia air bersih jika keluarga memiliki sarana air bersih sendiri (air atau sumur pompa,

Untuk memperoleh
leding PDAM atau sumur pompa, informasi ketersediaan
ledeng PDAM atau sumur pompa, atau sumur gali, atau mataair terlindung yang disalurkanke atau sumur gali,
atau sumur gali, atau rumah atau sarana air terlindung lainnya (penampungan air hujan) atau mata air
sarana air bersih di tingkat
mata air terlindung untuk keluarga terlindung untuk
keperluan sehari- hari. Keluarga dikatakan “ t i d a k ” tersedia ai r bersih jika keluarga menggunakan sarana air bersih yang keperluan sehari-

Untuk memperoleh
BUKU SAKU 2017 sifatnya umum(sumbe r mataair terlindung yang tidak disalurkan ke rumah atau air kemasan atau air isi
informasi perilaku hari
adalah Jika keluarga ulang atau tangki air umum, atau hydran umum, atau terminal air umum). Keluarga tidak memiliki
penggunaan air bersih
tersebut memiliki akses sarana air bersih sendiri untuk keperluan makan, minum, masak, mandi, dan mencuci melainkan
dan menggunakan air menggunakan sarana air bersih umum(sumbe r mataair terlindung yang tidak disalurkan ke rumah,
leding PDAM atau tangki air umum, hydran umum, dan terminal air umum) atau air sungai atau air rawa atau mata air
sumur pompa,atau sumur gali, tidak terlindung atau menggunakan air kemasan atau air isi ulang sebagai satu-satunya sarana air
atau mata air terlindung bersih yang dimiliki keluarga untuk keperluan makan, minum dan memasak
untuk keperluan sehari-
hari  Yang termasuk dalam kategori air be rsih terli ndung adalah:
• PDAM adalah air ya ng berasal dari perusahaan air m i num yang dialirkan langsung ke rumah
dengan beberapa titik kran, biasanya menggunakan meteran (termasuk perusahaan air minum
swasta).
• Sumber air terlindung adalah sumber air tanah yang secara langsung (tanpa diolah) digunakan untuk
keperluan keluarga (termasuk sumur pompa, sumur gali terlindung, dan mata air terlindung).
• Sarana air terlindung lainnya (penampunganair hujan) untuk keperluan sehari-hari.
• Jika dalam satubangunan rumah terdiri dari beberapa keluarga da n menggunakan sarana air bersih
yang s a ma mak a dikatakan seluruh keluarga yang tinggal dalam satu bangunan rumah tersebut
dinyatakan memiliki sarana air bersih.
• Jika satu sarana air bersih digunakan bersama oleh beberapa keluarga yang berbeda bangunan rumah
maka keluarga-keluarga tersebut dinyatakan tidak tersedia/memiliki sarana air bersih.
• Contoh di rumah kontrakan yang di dalam kamar/rumahnya tidak memiliki sarana air bersih sendiri
tetapi tersedia 1 atau lebih sarana air bersih yang digunakan bersama-sama oleh seluruh penghuni
kontrakan m ak as e mu a keluarga yang berada di kontrakan tersebut dianggap tidak memiliki sarana air
bersih.
•Jikajawabannya“Ya” makadiberi simbol -->Y dan
jikajawabannya “Tidak” makadiberi simbol -->T
4.Bilaya, apaJenis sumber airnya terlindung? (air ledeng PDAM atau sumurpompa,
sumurgali terlindung atau mata air terlindung yang disalurkanke rumahatau sarana
Indikator No. 11 ini terlindung lainnya (penampunganair hujan)
Kuesioner ini ditanyakan pada Kepala Keluarga dan Anggota
Keluarga
Unit Analisisnya • Tingkat keluarga --> Kepemilikan saranaair bersih
1. Ya 2. Tidak
adalah Keluarga •Setiap anggota keluarga Perilaku penggunaan air bersih

•Jikajawabannya“Ya”
KELUARGA
PENILAIAN INDIKATOR:

MEMILIKI
makadiberi simbol -->Y dan AKSES SARANA
jikajawabannya“Tidak” makadiberi simbol --> T b. Perilaku
anggota keluarga menggunakan air bersih(no.4) BERSIH
•masak,
4. Apakah saudara biasamenggunakan air bersih(untuk minum,
mandi, cuci)?(AK ≥ 15 tahun) 1. Ya 2. Tidak
•Jikajawabannya“Ya” makadiberi simbol -->Y dan
jikajawabannya“Tidak” makadiberi simbol --> T
•pada saat menilai perilaku anggota keluarga dalampenggunaan saranaair bersih
tidakmemperhatikan apakahkeluargamemiliki saranaair bersih sendiri atau menggu
saranaair bersih yang sifatnya umum
1. Jika(A) Indikatorketersediaan/kepemilikansarana air bersih bersimbolN dan (B) indikator perilaku biasamenggunakan air bersih bersimbolY maka diberi simbol -->

•A.PENILAIAN INDIKATOR KETERSEDIAAN SARANA AIR BERSIH DI TINGK


2. Y Jika(A) ketersediaan/kepemilikansarana air bersih bersimbolN dan (B) indikator perilaku biasamenggunakan air bersih bersimbolT maka diberi simbol --> T
3. Jika (A) ketersediaan/kepemilikansarana air bersih bersimbolY dan (B) indikator perilakubiasamenggunakan air bersih bersimbolY maka diberisimbol --> Y
4. Jika(A) ketersediaan/kepemilikansarana air bersih bersimbolY dan (B) indikator perilaku biasa menggunakan air bersih indikator perilaku biasa menggunakan air bersih

KELUARGA (KETERSEDIAAN SARANA AIR BERSIH DAN JENIS SUMBER AIR


bersimbolT makadiberi simbol --> T

TERLINDUNG):
INDIKATOR PIS-PK DAN DO
No JUSTIFIKASI INDIKATOR PIS-PK D AN D O NOM INATO DENOMINATOR
(LAMA)
( BARU) R
12 KELUARGA  Untuk memperolah KELUARGA MEMILIKI Keluarga yang Keluarga
MEMILIKI AKSES informasi Keluarga yang AKSES JAMBAN SEHAT tersedia/memiliki
JAMBAN SEHAT BUKU kesemua ART-nya Keluarga memiliki akses  jamban sehat berupa
JUKNIS 2016 memiliki akses Jamban  jamban sehat adalah jika di kloset leher angsa
 jika keluarga tersebut Sehat keluarga tersebut atau kloset
memiliki akses dan  Untuk memperoleh tersedia/memiliki dan plengsengan dan
menggunakan sarana untuk informasi ketersediaan menggunakan sarana jamban setiap anggota
buang air besar berupa Jamban Sehat di tingkat layak untuk buang air besar berupa keluarga
kloset leher angsa atau keluarga kloset leher angsa atau menggunakannya
kloset plengsengan.  Untuk memperoleh kloset plengsengan
BUKU SAKU 2017 informasi perilaku BAB di
adalah jika keluarga Jamban Sehat
tersebut memiliki akses dan
menggunakan sarana
untuk buang air besar
berupa kloset leher angsa
atau kloset plengsengan
KELUARGA
Indikator
MEMILIKI AKSES
Kuesioner ditanyakana kepada Kepala Keluarga dan Anggota Keluarga
No. 12 ini
Unit
PENILAIAN INDIKATOR:
A. JAMBAN SEHAT
Ketersediaan JAMBAN di tingkat keluarga(no.5 & no.6
5. Apa tersedia jamban keluarga?
Analisisnya 1. Ya 2. Tidak --> P7
adalah Jika jawabannya “Ya” maka diberi simbol --> Y dan jika jawabannya “Tidak” maka diberi
Keluarga simbol --> T
6. Bila ya, apa Jenis jambannya saniter?
1. Ya 2. Tidak
Jika jawabannya “Ya” maka diberi
simbol --> Y dan jika jawabannya
“Tidak” maka diberi simbol --> T
A. Perilaku anggota keluargaBAB di
jamban layak (no.3
7. Apakah saudara biasa BAB DI
JAMBAN layak? (AK ≥ 15 tahun)
1. Ya 2. Tidak
Jika jawabannya “Ya” maka diberi
simbol --> Y dan jika jawabannya
“Tidak” maka diberi simbol --> T
pada saat menilai perilaku anggota keluarga BAB DI JAMBAN layak maka tidak perlu memperhatikan apakah di keluarga tersedia/memiliki JAMBAN sendiri
atau menggunakan JAMBAN yang sifatnya umum
A. PENILAIAN INDIKATOR KETERSEDIAAN JAMBAN DI TINGKAT KELUARGA
(KETERSEDIAAN JAMBAN DAN JENIS JAMBAN LAYAK):
• Jika ketersediaan/KEPEMILIKAN JAMBAN JAWABANNYA “ Tidak” maka
diberi simbol --> N
• Jika ketersediaan/KEPEMILIKAN JAMBAN jawabannya “Ya” dan JENIS
JAMBAN layak jawabannya “Ya” diberi simbol --> Y
• Jika ketersediaan/KEPEMILIKAN JAMBANnya jawabannya “Ya” dan
JENIS JAMBAN LAYAK jawabannya “Tidak” --> T
A. PENILAIAN INDIKATOR PERILAKU ANGGOTA KELUARGA BAB DI
JAMBAN (BIASA BAB DI JAMBAN)
• Jika jawabannya “Ya” maka diberi simbol --> Y
• Jika jawabannya “tidak” maka diberi simbol --> T
KESIM PULA
N
1. Karena Indikator PIS-PK merepresentaikan “unit analisis keluarga”  Semua
Narasi Indikator diawali kata “Keluarga”…………
2. Perlu perbaikan “Konsistensi” antara Narasi Indikator dengan apa yang diukur
(Nominator/Denominator), termasuk Formulir Pengumpulan Datanya
3. Untuk Indikator di mana pengukurannya diawali dari unit analisis individu  Perlu
dihasilkan data/informasi pada level individu  agar bisa disandingkan dengan
Cakupan Program
4. Untuk menampung kebutuhan program bahwa informasi dalam satu Indikator PIS-PK
memerlukan informasi lainnya  Perlu dilakukan analisis tambahan
5. Untuk keperluan identifikasi “sasaran riil puskesmas”  data sasaran program bisa
dikeluarkan/ dianalisis (bisa digali dari kuesioner Anggota Rumah Tangga)
6. Agar PIS-PK benar-benar bisa dipakai alat manajemen puskesmas  harus ada
kemudahan puskesmas untuk memanen data, termasuk data by name by
address
7. Untuk peningkatan totalitas implementasi dan rasa kepemilikan  apakah tidak
sebaiknya pengolahan data by name by address diserahkan kepada Dinkes Kab/Kota?
Kemudian Pusat mendapatkan data kompilasi dari Dinkes Kab/Kota
Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Indonesia
Konsumsi makanan berisiko kesehatan Pola makan merupakan faktor risiko nomor 1
cenderung meningkat. Makanan dan
minuman olahan serta siap saji merupakan
yang berkontribusi pada kematian dan
jenis konsumsi terbesar (32.7%). kecacatan di Indonesia
Pola Pengeluaran Makanan Faktor Risiko Kematian dan Kecacatan di
Masyarakat Indonesia 2017 Indonesia,
2007-2017

Susenas 2017 - Badan Pusat Statistik, 2017

Tingginya gula, garam, dan lemak serta rendah


serat pada makanan dan minuman olahan dapat
meningkatkan kejadian penyakit tidak menular Sumber: IHME Data Visualization

161
Pendekatan keluarga sudah pernah dilakukan seperti
pada program Perkesmas (keperawatan kesehatan
masyarakat) dan PHBS tatanan rumah tangga

•Cakupannya: total coverage, Puskesmas harus


mempunyai database kesehatan seluruh keluarga di
APA wilayah kerjanya
YANG
BARU ?? Substansinya: 12 indikator terpilih mewakili 4 masalah
kesehatan prioritas yang akan ditanggulangi
selama 5
27
tahun
PERMASALAHAN
PROVINSI KAB/KOTA PUSKESMAS
• Dukungan & komitmen • Dukungan dari pemerintah daerah • Belum semua kepala Puskesmas dan
pemda dan LS untuk PIS- dan lintas sektor untuk PIS-PK tenaga kesehatan di Puskesmas
PK belum optimal, belum optimal memahami PIS-PK
contoh : Provinsi Papua • PIS-PK belum tersosialisasi secara • Masih ada Puskesmas yang belum
belum menyelesaikan utuh di lingkungan Dinkes memiliki username dan password
• sebagaian besar Kab/Kota aplikasi KS
pelatihan (baru 45% • Belum semua menetapkan • Terkendala dengan akses jaringan
terlaksana) Belum koordinator PISPK sehingga internet
• semua pimpinan dan koordinasi internal belum berjalan • Keterbatasan jumlah SDM di
unit program di dinkes optimal Puskesmas untuk kunjungan keluarga
memahami konsep PIS- • Belum memahami konsep • Pemahaman terhadap pendanaan PIS-
PK pendanaan untuk Pelaksanaan PIS- PK
• Belum semua menetapkan PK • Masih ada keluarga yang tidak mau
koordinator PIS-PK sehingga • Tidak semua wilayah memiliki dikunjungi petugas
koordinasi internal belum berjalan akses internet yang baik
optimal
• Masih ada yang belum memiliki
Sumber :
username dan password untuk Hasil evaluasi daerah pada pertemuan
pedoman MONEV PIS-PK tgl 28-30 Mei
melakukan analisa dan monitor
2017
tingkat Provinsi 24
Ada kegiatan sejenis yang berjalan
lebih dahulu (contohnya KPLDH di
DKI) tetapi belum sinkron dengan
PISPK
RENCANA TINDAK LANJUT
PROVINSI KAB/KOTA PUSKESMAS
• Mendorong komitmen pemda untuk • Memperkuat advokasi kepada
pelaksanaan PIS-PK dengan pimpinan daerah.
memperkuat advokasi kepada • Sosialisasi lebih intensif di • Sosialisasi internal Puskesmas dan
pimpinan daerah, termasuk agar internal Dinkes Kab/kota dan eksternal Puskesmas.
diterbitkan SK Gubernur untuk ke seluruh pimpinan • Menyusun SK tim koordinasi
pelaksanaan PIS-PK Puskesmas. pelaksanaan PIS-PK tingkat
• Sosialisasi lebih intensif di • SK Bupati/Walikota untuk Puskesmas.
lingkungan internal Dinkes provinsi pelaksanaan PIS-PK. • Menyusun perencanaan dan
dan seluruh dinkes kabupaten/Kota. • Menyusun SK tim koordinasi pembagian wilayah.
• Menetapkan SK tim koordinasi pelaksanaan PIS-PK tingkat • Mengusulkan username dan
pelaksanaan PIS-PK tingkat Provinsi. Kabupaten/Kota. password kepada dinas kesehatan
• Pembinaan dan Monitoring ke • Pembinaan Monitoring ke Kab/kota untuk diteruskan
Kab/Kota secara berkala dengan Puskesmas secara berkala Pusdatin bagi yang belum memiliki
menggunakan pedoman monev. dengan menggunakan
Sumber :
• Mengusulkan username dan pedoman monev. Hasil evaluasi daerah pada

password kepada Pusdatin bagi yang • Mengusulkan username dan pertemuan pedoman MONEV
PIS-PK tgl 28-30 Mei 2017
belum memiliki. password (Dinkes dan
Puskesmas) kepada Pusdatin. 27
IMPLEMENTASI PIS-PK

INPUT
REGULASI. JUKNIS PEDOMAN.
SOSIALISASI. KOORDINASI
KURMOD

DUKUNGAN DANA REKRUITMENT SDM

PENCETAKAN FORMULIR. BLANKO PENYIAPAN PC. TABLET.


SOFTWARE PERLENGKAPAN
PENDATAAN.
PENYIAPAN ALAT/ KIT PUSKESMAS

9
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KELUARGA
PROSES
1 2 3
PELAT KUNJUNGAN KELUARGA ANALISIS DATA
IHAN - Kunjungan keluarga KELUARGA &
Materi Pelatihan. a.I untuk mendekatkan INTERVENSI
Manajemen Puskesmas
akses pelayanan ke
keluarga
- Integrasi pelayanan
Analisis Masalah Prioritas
PIS-PK MANAJEMEN kesehatan
PUSKESMAS Pemecahan
iii n
Masalah
Formulir Prokesga Perencanaan:
RUKRKARP Lokmin Bulanan.
K Triwulan
APLIKASI KELUARGA
elaksanaan
SEHAT (AKS)
Intervensi
Tenaga Pembina Keluarga.
P
Tenaga Teknis. Wasdal dan Penilaian
Tenaga Pengolah Data. Kinerja
12 INDIKATOR
Tenaga Manajemen PKM
ANALISIS IKS Ket:
RUK : Rencana Usulan Kegiatan RKA
KELUARGA : Rencana Kerja dan Anggaran RPK : 10
SEHAT Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(
IKS)
MANAJEMEN
PENDEKATAN KELUARGA DI PUSKESMAS

POLA KEPEMIMPINAN
P1 P2 P3

PENGAWASAN.
PENYUSUNAN RUK
KUNJUNGAN INPUT DATA PADA IMPLEMENTASI PENGENDALIAN &
PERSIAPAN FORM TERCETAK
SECARA EVIDANCE
INTERVENSI PENILAIAN KINERJA
KELUARGA ATAU
BASED
PERMASALAHAN YG PUSKESMAS.
PENDEKATAN
ELEKTRONIK KELUARGA DENGAN SDH DISEPAKATI SBG PERUBAHAN IKS
(APLIKASI) TETAP MELIHAT PRIORITAS MASALAH PADA
DATA2 PROGRAM LEVEL KELUARGA
SAMPAI LEVEL
PUSKESMAS

Sosialisasi Kunjungan keluarga Tabulasi & analisis Triangulasi & Analisis Lokmin bulanan dan atau
dan Promkes tribulanan
pengorganis Intervensi Awal
11
asian
P1 : Perencanaan P2: Pengerakan Pelaksanaan P3: Pengawasan Pengendalian dan Penilaian
TAHAP PELAKSANAAN
MONITORING DAN EVALUASI

PERSIAPAN
(SOSIALISASI, ANALISIS
KUNJUNGAN ANALISIS IKS INTERVENSI
PELATIHAN PENGORGANISA PERUBAHAN
KELUARGA AWAL LANJUT
SIAN, IKS
PEMBIAYAAN)

12
TAHAP PENDAMPINGAN
BAPELKES

PELATIHAN
SURVEYOR
• Intervensi
• Prokesga
• Regita
• Permata Bunda

Input, proses,
output

pengamatan Wandal rumah FGD petugas, Wandal Analisis;


Monev Monev implementasi
persiapan tangga, Kades, RT, Kades, TOMA, Pendamping
pelatihan validasi surveyor & OJT (Okt-Nov)
TOMA an
penyusunan
TEMUAN RISET DAN ALTERNATIF SOLUSI YANG DITAWARKAN (1)
No Tema
penelitian
Temuan Riset Kelemahan/ kendala Alternatif Solusi

1 Regulasi • Pergub Program 1000 HPK dg Belum terdapat regulasi khusus Dibuat Perda kab/kota atau
Pendekatan Keluarga yang mengatur pelaksanaan PIS- Perbup/ Perwali tentang
• Perda ASI Ekslusif PK di tingkat kab/kota GERMAS dan PIS-PK (bisa
• Pergub KTR diintegrasikan)
• Perbup Lamsel: STBM
• TIM RI PIS-PK Kab Lamsel
(pembagian binwil puskesmas)
2 Pelatihan
Kurikulum Urutan: Indikator PIS-PK dalam Pengajar yang menjelaskan Urutan sebaiknya dibalik:
perspektif program  Konsep PIS- indikator PIS-PK terlalu Konsep PIS-PK  Manajemen
PK  Manajemen PIS-PK berorientasi pd program (kurang PIS-PK  Penjelasan per
berorientasi PIS-PK sbg indikator PIS-PK
pendekatan)
Pengajar Jml fasilitator: kurang khususnya Fasilitator aplikasi KS merangkap Memperbanyak fasilitator
aplikasi KS beberapa kelas  peserta kurang Aplikasi KS
nangkap
Metoda ajar Pembahasan kasus kurang Kurang aplikatif Metode pengajaran diarahkan
pada andragogi (bahas kasus)
Praktik Praktik lapangan: kurang koordinasi Mengganggu kelancaran praktik Peningkatan penyiapan
Lapangan Pemanfaatan Pinkesga: masih lapangan lapangan utk praktik
kurang Tidak tersampaikannya edukasi Perubahan Juknis PIS-PK 
kpd sasaran dg Kunjungan rumah
Pinkesga dengan edukasi utk merubah
parallel perilaku 18
TEMUAN RISET DAN ALTERNATIF SOLUSI YANG DITAWARKAN (2)
No Tema Temuan Riset Kelemahan/ kendala Alternatif Solusi
penelitian
3 Sosialisasi Sosialiasi PIS-PK di tk Kab masih Sosialiasi PIS-PK hanya diselipkan pada Dibuat rapat khusus PIS-PK
kurang (tidak ada rapat rapat rutin lintas sektor kab/kota dalam bentuk workshop
sosialisasi PIS-PK secara khusus)
Sosialisasi di tk Puskesmas Sosialisasi di tk Puskesmas lewat
kurang
juga pagi
apel

4 SDM Puskesmas melakukan inovasi Dari 6 orang staf puskesma yg sdh • On The Job Training pada
dengan kekurangan SDM: On dilatih Bapelkes, SDM utk kunjungan staf puskesmas yg belum
The Job Training staf puskesmas rumah tidak cukup. dilatih Bapelkes
yg blm dilatih, dan juga Dengan 1 hari kerja  1 orang • Pelatihan kader terpilih
kader kesehatan (terpilih)
melatih mengunjungi 10 KK
mampu (untuk
membantu wawancara)
Contoh: Puskesmas dengan 10.000 KK
misalnya, dengan SDM 6 orang, • hanya di jamrumah
Kunjungan kerja,
diperlukan
tidak waktu 160 hari kerja = 6 tetapi
kunjungan rumah)
bulan (6 tenaga tsb hanya eksklusif (tambahan
juga di luar uang
jam lembur)
5 Pembiayaan Menggunakan anggarankerja
BOK Belum adanya juknis pemanfaatan BOK Perlu distate secara jelas bahwa
dan kapitasi untuk kunjungan rumah BOK bisa untuk kunjungan
•rumah , penggandaan
Kerjasama prokesga
dg Poltekes/PT??
6 Kunjungan Tidak semua anggota keluarga Perlu kunjungan ulang untuk indicator Perlu inovasi menambah jumlah
rumah bisa ditemui saat ke Ruta yang memang harus kontak dengan ART surveyor: kader PTM, OJT

7 Intervensi saat Surveyor memanfaatkan Belum dipahaminya Konsep PIS-PK, Merubah juknis PIS-PK, bahwa
kunjungan Piskesga untuk masalah yg bahwa intervensi yang sifatnya edukasi intervensi edukasi dg Pinkesga
rumah diketemukan saat pkunjungan bisa dilaksanakan parallel dg kunjungan bisa dikerjakan parallel 1s9aat
TEMUAN RISET DAN ALTERNATIF SOLUSI YANG DITAWARKAN (3)
No Tema
penelitian
Temuan Riset Kelemahan/ kendala Alternatif Solusi

8 Validasi Skill surveyor saat turun Cara bertanya dan pemahaman Untuk mencukupi
kebutuhan surveyor & OJT lapangan dipengaruhi oleh isi kuesioner terutama ttg KB, Jamban dan tenaga surveyor
dapat
pelatihan yang tidak fokus ke SAB masih kurang dilakukan oleh peserta OJT
pemahaman kuesioner dan dengan bimbingan
supervisor aplikasi (surveyor)

Ada beda kemampuan antara OJT tidak diajarkan tentang Melakukan refresh secara
surveyor dan OJT dalam hal pengorganisasian lapangan dan teknik berkala materi
persepsi dan teknik wawancara pengorganisasian, teknik
wawancara wawancara dan
kuesioner

20
TEMUAN RISET (4)
Saran
Sumber
Tingkat puskesmas Tingkat Kabupaten/Provinsi Tingkat Pusat
Wandal: Kepala 1. Usulan pengurangan beban 1. Ada legalitas berupa perbup atau 1. Pendanaan PIS-PK
Puskesmas kerja di bag.pelayanan tu lainnya ttg PIS-PK teralokasi khusus di BOK
perawatan 2. Adanya teknis tertulis untuk 2. Pengajuan perubahan
2. Usulan kekurangan sarana pemberdayaan kader saat tidak terkait triwulan
FGD: Surveyor pendataan anggaran
tensimeter,
3. Promosi /Deklarasi PIS-PK lebih 3. Adanya solusi terkait
pinkesga, stiker masif melalui berbagai media ketentuan kunjungan
(tim pengumpul untuk dapat seperti ODF ulang
dipenuhi melalui 4. Pendanaan PIS-PK tidak hanya 4. Adanya solusi terkait
data) dari dana kesehatan kemungkinan pelaksana
anggaran
5. Pembinaan dan Pemantapan KS kunjungan rumah di luar
puskesmas secara berkala tenaga puskesmas
6. Penguatan kerja sama LS sampai
tk desa, salah satunya ada data
riil KK

21
TEMUAN RISET DAN ALTERNATIF SOLUSI (5)

Tema
No peneliti Temuan Riset Kelemahan/ kendala Alternatif Solusi
an
9 Pendampingan Proses entry data Menurut Pusdatin hal ini karena Upaya yang dilakukan Pusdatin:
analisis data* terhambat (lemot) “delayed” , akibat dari:
•Pemisahan antara aplikasi dan data base
(bersama baru bisa masuk bila - Jumlah data keluarga yang
dengan
Pusdatin)
entry dilakukan pada
malam hari data •Penambahan
telah masuk pada aplikasi aplikasi KS dankapasitas
persiapanperangkat
menuju pengolah
semakin hari semakin

Admin puskesmas dan banyak pengelolaan big data (data enterprise )


surveyor tidak dapat - Penghitungan IKS •Improvisasi logic aplikasi IKS untuk
melihat nilai IKS memerlukan waktu karena mempercepat proses penghitungan IKS
Wilayah
wilayah, sedangkan aplikasi dan data base Untuk melihat IKS wilayah bagi admin
tim pusat bisa melihat untuk mengumpulkan data puskesmas sementara diberikan username
nilai IKS wilayah dan menghitung IKS masih yang dapat digunakan pada web:
hingga tingkat menjadi satu https//demoks.kemkes.go.id. IKS wilayah
kecamatan - Tahapan penghitungan IKS
Wilayah (logic aplikasi dapat
) terlihat hingga tingkat kecamatan saja,
belum sampai desa/RW/RT
membutuhkan waktu lama
P
e
n
g 22
h
TEMUAN RISET DAN ALTERNATIF SOLUSI (5)
Tema
No peneliti Temuan Riset Kelemahan/ kendala Alternatif Solusi
an
9 Pendampingan Penulisan RW/RT Pemahaman surveyor tentang Melakukan refresh tentang Pengorganisasian
analisis data* masih bervariasi pengorganisasian masih kurang untuk kode RW/RT agar IKS RW/RT bisa
(bersama penulisannya (2 atau 3 dihitung. Misal: di Kelurahan Way Urang ada
dengan digit), Misal 009 , 09 satuan Lingkungan yg terdiri dari beberapa RW,
Pusdatin) atau 9 di RW terdapat beberapa RT. Maka harus
Materi pengorganisasian tidak dilakukan koding ulang: Lingkungan 1: RW
Pengorganisasian

desa dan kelurahan digitmenekankan penggunaanRW 3 1 di1,2,3,4; Lingkungan 2: RW 5,6,7; Dst.. sehingga
lingkungan 1 tdk tergabung dg RW 1
berbeda (misal: satuan dan hanya mengajarkan ttg

RW/RT, kurang memberikan Lingkungan 2.


lingkungan)
contoh bila kondisi RW/RT Memberikan masukan tentang materi ajar
berbeda pengorganisasian
Data 2016 tergabung Ada perbedaan DO variabel Data 2016 sebaiknya tidak digabung dengan
dengan data 2017 antara indikator KB, jamban 2017 (difilter menurut tahun), mengingat aplikasi
serta SAB antara data 2016 dan kriteria dalam kuesioner yang berbeda dan
dan 2017 data digunakan untuk menyusun RUK per tahun

23
LOKMIN LINTAS SEKTOR
TRIBULAN III
TAHUN 2019

20 Agustus 2019
Aula Anggrek Puskesmas Godean I
AGENDA
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS GODEAN I
3 BULAN KEDEPAN (AGST-OKT 2019)
Jadwal
UPAYA No KEGIATAN Volume Linsek Terkait
Agst Sept Okt
1 Sosialisasi PGS dan anemia remaja 9 sklh   x   SMK dan SMP

2 FGD Anemia Remaja 4 sklh x     SMK dan SMP

Gizi 3 Pertemuan KP Ibu 15 Busui x x x Posyandu


MP ASI Bayi 6-24 GAKIN Gizi
4 8 anak x x   Posyandu
Buruk/Kurang
5 Pelacakan balita gizi buruk Posy     x Posyandu

6 Rapat Sikumbang batas 4 ds   x   Kader


Penyuluhan Tumbuh Kembang
7 8 dsn x   x Posyandu
Balita
Bimtek SDIDTK untuk kader
8 2 hr   x   Kader
Posyandu
KIA Pertemuan kelas ibu hamil di
9 Puskesmas 15 bml x x x Desa

10 SDIDTK Siswa TK 17 TK x     TK

11 Pertm persiapan SDIDTK siswa TK 1 kali x     Guru TK


Jadwal
UPAYA No KEGIATAN Volume Linsek Terkait
Agst Sept Okt
14 Pemicuan STBM 5 Pilar 8 dsn x x x Dusun di
Sidoagung
Kesling
15 Verifikasi 5 Pilar STBM 8 dsn x x x Dusun di
Sidoagung

16 Penyuluhan kesehatan setiap bln x x x Dusun

Penyuluhan Gema cermat


17 (Gerakan Masy cerdas 2x x   x Dusun
menggunakan obat)

18 Pembentukan KTR Sekolah 2 sklh   x   SD


Promkes
19 Pembentukan KTR di dusun 2 dsn     x Dusun

20 Pembinaan
husada
shaka bhakti 1x   x   SBH

21 Bimtek kesehatan remaja 2 ds x x   Karang


Taruna Desa
Jadwal Linsek
UPAYA No KEGIATAN Volume Terkait
Agst Sept Okt
Pembinaan kader kesehatan Karang
22 jiwa 1x x     Taruna Desa

23 Pertemuan keluarga prokeswa 4 ds x   x Desa


tingkat desa
Terapi kelompok kesehatan
24 jiwa 4 ds x x x Desa

25 Peringatan hari kesehatan 1x     x Desa


Keswa jiwa se-dunia

Pertemuan koordinasi inovasi Kecamatan,


26 "GAJAH DIBELA SEMUT" 1x   x   Desa,PKK, LK3

Penyuluhan orang tua


27 prapubertas 2 SD x   x SD

28 Penyuluhan NAPZA 1x   x   Sekolah/Dsn


Jadwal
UPAYA No KEGIATAN Volume Linsek Terkait
Agst Sept Okt
29 Gathering Prolanis 1x     x Prolanis
setiap
30 Penyuluhan P2 x x x Dusun
bln
Penyuluhan Penyakit HIV setiap
31 x x x Dusun
AIDS bln
P2
setiap
32 Penyuluhan Penyakit PTM x x x Dusun
bln
setiap
33 Penyuluhan Penyakit TBC x x x Dusun
bln
34 Monitoring PMO TBC 2x x x   Dusun
Pemeriksaan kesehatan gigi
35 17 TK   x   TK
dan mulut anak TK
UKGS 36 Pemeriksaan UKGS tahap 2 17 SD x x   SD

37 Pemeriksaan UKGS Tahap 3 6 SD     x SD


UPAYA No KEGIATAN Volume Linsek Terkait

Agst Sept Okt


Imunis
38 Pertemuan evaluasi BIAS 1x     x SD
asi
Kunjungan rumah dalam setiap
PIS PK 40 x x x Dusun
rangka intervensi PISPK bln
Pembinaan kader lansia di
41 1x   x   Kader
Kes Puskesmas
Lansia Pembinaan Posyandu Posyandu
42 20 posy   x x
Lansia Lansia

Pembentukan kader
44 2 hr   x   SMK
kesehatan remaja SMK
Pembentukan kader
UKS 45 2 hr   x   SMP
kesehatan remaja SMP

46 Pelatihan dokter kecil 2hr x     SD


CAPAIAN
SPM WAJIB
JAN-JULI 2019

Target
58,33%
NO INDIKATOR KINERJA Angka CAPAIAN KET Analisa
(%)

Setiap ibu hamil Belum


Belum
1 mendapatkan pelayanan 259 52,64 Tercapai
menggunakan
antenatal sesuai standar data riil

Belum
Setiap ibu bersalin Belum menggunakan
2 mendapatkan pelayanan 230 49,04 Tercapai data riil
persalinan sesuai standar

Setiap bayi baru lahir Belum Belum


3 mendapatkan pelayanan 235 52,57 Tercapai
menggunakan
kesehatan sesuai standar data riil

Setiap balita
4 mendapatkan pelayanan 580.54 82,93 Tercapai
kesehatan sesuai standar
NO INDIKATOR KINERJA Angka CAPAIAN KET Analisa
S/D Des

Setiap anak pada usia


pendidikan dasar
5 mendapatkan skrining 513 87,10 Tercapai
kesehatan sesuai
standar

Setiap WNI usia 15 s.d


59 tahun mendapatkan
6 skrining kesehatan 15.375 77,83 Tercapai
sesuai standar

-Pemeriksaan
Setiap WNI usia 60 belum sesuai
tahun ke atas
Belum standar
7 mendapatkan skrining 2.189 50,09 Tercapai -Sebagian Lansia
kesehatan sesuai tidak ke
standar
Posyandu
NO INDIKATOR KINERJA Angka Capaian Ket Analisa
Sampai
Juli
8 Setiap penderita Belum - Promosi Cerdik belum
Hipertensi mendapatkan Tercapai optmal
pelayanan kesehatan 1.595/
56,16 -Intervensi PIS PK belum
sesuai standar 2.840 optimal
-Posbindu belum merata
9 Setiap penderita DM Tercapai
mendapat pelayanan 536/869 61,68
sesuai standar
10 Setiap orang dengan Belum -Dukungan keluarga
gangguan jiwa berat Tercapai belum optimal
mendapatkan pelayanan 63/166 37,95
kesehatan sesuai standar
-Stigma masyarakat
11 Setiap orang dengan
tuberkulosis mendapatkan
pelayanan tuberkulosis 12 100 Tercapai
sesuai standar
12 Setiap orang berisiko
terinfeksi HIV
mendapatkan pemeriksaan 256 100 Tercapai
HIV sesuai stdr
SPM
PENGEMBANGAN
KIA-GIZI
NO INDIKATOR KINERJA Target Angka CAPAIAN KET

1 Setiap ibu nifas (sampai dengan 42 hari


paska persalinan) mendapatkan 235/ Belum
pelayanan kesehatan sesuai standar 55,4% 52,34 Tercapai
449

2 Setiap pasangan usia subur (PUS)


mendapatkan pelayanan keluarga Tercapai
berencana (KB) sesuai standar 100% 645 100

3 Setiap bayi sejak lahir sampai usia umur 5


bulan 29 hari mendapatkan ASI ekslusif 146/ Tercapai
sesuai standar 50,1% 54,07
270

4 Setiap balita gizi buruk mendapatkan


pelayanan kesehatan sesuai standar 100% 1 100 Tercapai

5 Setiap remaja putri umur 12-18 tahun


mendapatkan pelayanan tablet tambah Tercapai
darah seminggu sekali sesuai standar 100% 2.675 100
GIGI-KESWA-P2-PERKESMAS
N INDIKATOR KINERJA STANDAR Angka CAPAIAN KET
O

Setiap pasien gigi mulut mendapatkan


1 pelayanan kesehatan gigi dan mulut 100 4.692 100 Tercapai
sesuai standar

Setiap orang yang membutuhkan


2 pelayanan psikologi mendapatkan 100 1.268 100 Tercapai
pelayanan sesuai standar

Setiap penderita penyakit menular


3
mendapatkan pelayanan sesuai standar
100 422 100 Tercapai

Setiap keluarga dengan resiko/rawan


kesehatan mendapatkan perawatan 139/
4 58,33 58,65 Tercapai
kesehatan masyarakat dengan 237
pendekatan keluarga sesuai standar

Setiap keluarga dilakukan pendataan 9.005/ Belum


5 100 75,18 Tercapai
dengan pendekatan keluarga 11.978
KESLING
NO INDIKATOR KINERJA STANDAR Angka CAPAIAN KET

Setiap pemohon PIRT mendapatkan


1
pelayanan sesuai standar
100 1 100 Tercapai

Setiap tempat pengelolaan makanan (TPM)


52/ Belum
2 yang diperiksa memenuhi syarat kesehatan 58,33
115
45,22 Tercapai
sesuai standar

Setiap tempat-tempat umum (TTU) yang


3 diperiksa memenuhi syarat kesehatan 58,33 19 59,38 Tercapai
sesuai standar

Setiap pemohon pemeriksaan kualitas air


4
mendapatkan pelayanan sesuai standar
100 22 100 Tercapai

Setiap bangunan rumah tidak terdapat 2.059/ Belum


5
perindukan jentik nyamuk sesuai standar
>95
2.394
86,01 Tercapai

setiap desa mendeklarasikan dan


6
menerapkan STBM sesuai standar
30 2 50 Tercapai
PROMKES
NO INDIKATOR KINERJA STANDAR Angka CAPAIAN KET

Setiap keluarga menerapkan PHBS


1
sesuai standar
100 17 100 Tercapai
Setiap tempat proses belajar
mengajar dilakukan pemantauan
27/
2 kawasan tanpa rokok berdasarkan 58,3
44
61,36 Tercapai
peraturan Bupati Nomor 42 Tahun
2012 tentang kawasan tanpa rokok
Setiap UKBM posyandu balita dikelola
3
sesuai standar mandiri
100 44 100 Tercapai

Setiap desa menerapkan desa siaga


4
aktif bidang kesehatan sesuai standar
100 4 100 Tercapai

Setiap penduduk sudah menjadi 23.858/ Belum


5
anggota jaminan kesehatan 100
34.374
69,4 Tercapai
SPM Pengembangan yang belum Tercapai
NO INDIKATOR KINERJA Target STANDAR Angka Analisa

Setiap ibu nifas (sampai dengan 42 hari Belum menggunakan data riil
paska persalinan) mendapatkan 235/
1
pelayanan kesehatan sesuai standar 55,4 52,34
449

-Keterbatasan SDM
Setiap keluarga dilakukan pendataan 9.005/ Puskesmas
2 100 75,18 -Entry data online belum
dengan pendekatan keluarga 11.978
optimal
-Pembinaan belum optimal
Setiap tempat pengelolaan makanan -Kesadaran penggunaan Alat
52/ Pelindung Diri (APD) kurang
3 (TPM) yang diperiksa memenuhi syarat 58,33 45,22
kesehatan sesuai standar 115

-PSN-PJB belum rutin


Setiap bangunan rumah tidak terdapat -Belum semua dusun
2.059/
4 perindukan jentik nyamuk sesuai >95 86.01 terbentuk Satgas Kancil
standar 2.394

5
Setiap penduduk sudah menjadi 23.858/ Kesadaran kepemilikan JKN
100 69,4 kurang
anggota jaminan kesehatan 34.374
Analisa Peran Bantu Lintas Sektor
No Masalah Akar masalah Peran Bantu Lintas Sektor

1 Setiap WNI usia 60 tahun ke -Pemeriksaan belum 1.


atas mendapatkan skrining sesuai standar 2.
kesehatan sesuai standar -Sebagian Lansia tidak 3.
ke Posyandu 4.

2 Setiap penderita hipertensi -Promosi CERDIK 1.


mendapatkan pelayanan belum optimal 2.
kesehatan sesuai standar -Intervensi PIS PK 3.
belum maksimal 4.
-Posbindu belum
merata
3 Setiap orang dengan -Dukungan keluarga 1.
gangguan jiwa berat belum 2.
mendapatkan pelayanan -Stigma masyarakat 3.
kesehatan sesuai standar 4.
Analisa Peran Bantu Lintas Sektor
No Masalah Akar masalah Peran Bantu Lintas Sektor

4 Setiap tempat pengelolaan -Pembinaan kurang 1.


makanan (TPM) yang maksimal 2.
diperiksa memenuhi syarat - kesadaran 3.
kesehatan sesuai standar penggunaan APD 4.
kurang

5 Setiap bangunan rumah -PSN-PJB belum rutin 1.


tidak terdapat perindukan -Belum semua dusun 2.
jentik nyamuk sesuai terbentuk Satgas Kancil 3.
standar 4.

6 Setiap penduduk sudah Kesadaran kepemilikan 1.


menjadi anggota jaminan JKN kurang 2.
kesehatan 3.
4.

Anda mungkin juga menyukai