Anda di halaman 1dari 10

Pemeriksaan Fisik Jantung

– Pemeriksaan tahap jantung pertama dilakukan dengan cara inspeksi dan


palpasi, kemudian perkusi dan auskultasi.
1. inspeksi dan palpasi , dari pemeriksaan ini dapat ditentukan sebagai
berikut.
a. denyut apeks atau aktivitas ventrikel, lebih dikenal dengan nama iktus
kordis, merupakan denyut jantung yang dapat dilihat pada daerah apeks,
yaitu sela iga keempat pada garis midklavikularis kiri atau sedikit lateral.
b. detak pulmonal, merupakan detak jantung yang apabila tidak teraba
pada bunyi jantung II , maka dalam keadaan normal. Maka sebaliknya jika
dapat diraba maka disebut detak pulmonal.
c. getaran bising(thrill), merupakan getaran dinding dada akibat bising
jantung keras yang terjadi pada kelainan organik.
– 2. perkusi , dapat dilakukan untuk menilai adannya
pembesaran pada jantung ( kardiomegali) serta batasan dari
organ jantung, dilakukan di daerah sekitar jantung dari
perifer hingga ke tengah.
– 3. auskultasi pada jantung dengan cara mendengarkan
mulai dari apeks , ke tepi kiri sternum bagian bawah,
bergeser keatas sepanjang tepi kiri sternum, tepi kanan
sternum daerah infra dan supraklavikula kanan/kiri , lekuk
suprasternal daerah karotis di leher kanan atau kiri, dan
seluruh sisa dada.
Pemeriksaan fisik abdomen
– Inspeksi
dilakukan untuk menilai ukuran dan bentuk perut. Apabila bentuk
perut simetris , maka dapat mengindikasikan adanya hipokalemi ,
hipotiroid, penimbunan lemak, perforasi , asites , dan ileus obstruktif.
Buncit asimetris merupakan kemungkinan terjadinya poliomielitis ,
pembesaran organ intraabdominal, dan ileus .
- Auskultasi
dilakukan dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan
adanya suara peristaltik usus normal, terdengar setiap 10-30 detik.
Suara bising ( bruit ) juga kemungkinan dapat terdengar diseluruh
permukaan perut pada koarktasio aorta abdominalis , apabila suara ini
terdengar pada ginjal bagian posterior , kemungkinan dapat terjadi
konstriksi salah satu arteri renalis.
– Perkusi
dilakukan melalui epigastrium secara simetris menuju bagian
bawah abdomen. Dengan penilaian normal ( bunyi timpani )pada
seluruh lapangan abdomen , sedangkan bunyi abnormal mengindikasi
terjadinya obstruksi saluran gastrointestinal , ileus, dan adanya asites
dapat diketahui melalui redup yang berpindah perkusi dari umbilicus
kesisi perut.
- Palpasi
palpasi ringan : untuk mengetahui adanya masa dan respon nyeri
tekan letakan telapak tangan pada abdomen secara berhimpitan dan
tekan secara merata sesuai kuadran
palpasi dalam : untuk mengetahui posisi organ dalam seprti
hepar , ginjal , limpa dengan metode monomanual dan bimanual.
Pemeriksaan fisik genetalia
– Pemeriksaan fisik genetalia berbeda antara laki – laki dan
perempuan .
a. Pada laki – laki pemeriksaan dilakukan dengan cara
memperhatikan ukuran , bentuk penis , testis ,serta kelainan yang
ada .
b. pada perempuan pemeriksaan dilakukan dengan cara
memperhatikan adanya epispadia atau (terbelahnya monspubis ,
klitoris dan uretra membuka pada bagian dorsal ) , adanya tanda –
tanda seks sekunder , seperti pertumbuhan rambut , payudara , serta
cairan yang keluar dari lubang genital.
Pemeriksaan fisik ekstermitas

– Dilakukan dengan cara inspeksi terhadap adanya kelainan tulang


belakang seperti lordosis ( deviasi tulang belakang kearah
anterior ) , kifosis ( deviasi tulang belakang kearah posterior ) ,
scoliosis ( deviasi tulang belakang kearah samping ), kelemahan ,
serta perasaan nyeri yang ada pada tulang belakang dengan cara
mengobservasi pada posisi telentang, tengkurap atau duduk .
Menghitung keseimbangan cairan

– Cara menghitung tetsan infus


a. Dewasa
cc x 20 tetes (makro )
60x detik x 24jam
b. Anak
cc x 60 tetes ( mikro )
60 x detik x 24jam
Prosedur :
1. tentukan jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh melalui air
minum , air dalam makanan, air hasil oksidasi ( metbolisme )
dan cairan intervena
2. Tentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien . Terdiri
atas urine, insensible water loss ( IWL ) , feses dan muntah .
3. Tentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus intake
– output
Keseimbangan intake output terdiri dari
A. Rata – rata intake cairan perhari
a. air minum = 1500 – 2500 mil
b. air dari makanan = 750 mil
c. air hasil metabolism oksidatif = 300 mil
B. Rata –rata output cairan perhari
a. urine = 1-2cc / kgBB / jam
b. insensible water loss
- dewasa = IWL = 10-15 cc / kgBB / hari
- anak – anak = IWL = 30 – umur th cc / kgBB / hari
c. feses =100 – 200 mil
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai