Anda di halaman 1dari 10

Pemeriksaan fisik III

Pemeriksaan fisik kulit dan kuku


 Pemeriksaan kulit dilakukan untuk menilai
sianosis, ulkus, turgor kulit, kelembapan
kulit, tekstur kulit, dan edema.
Warna kulit Deskripsi
Coklat Menunjukkan adanya peyakit
adison
Kekurangan warna secara albinisme
umum
merah Alergi dingin, hipertermia
biru Sianosis karena penurunan
kapasitas darah yang membawa
oksigen.
Kuning Menyertai penyakit hati
Pemeriksaan turgor kulit
Cara Patologis

Lakukan Palpasi pada Lipatan kulit kembalinya


daerah kulit dengan lambat dan tanda
mencubit lengan atas atau menunjukkan adanya
abdomen dan lepaskan dehidrasi atau malnutrisi,
dengan cepat. penyakit kronis, atau
Normal : Kulit kembali gangguan otot.
seperti semula dengan
cepat tanpa meninggalkan
tanda.
Cara dan keadaan patologis pemeriksaan edema
kulit
cara Patologis
Lakukan palpasi pada Lekukkan telunjuk yang
daerah kulit dengan menetap setelah telunjuk
menekan daerah kulit yang diangkat menunjukkan
kelihatan membengkak adanya piting edema.
dengan jari telunjuk Edema daerah perioorbital
menunjukkan banyak
menangis, alergi, baru
bangun tidur, atau penyakit
ginjal.
Edema pada ektremitas
bawah dan gluteal
Pemeriksaan Kuku
 Mengkaji permukaan kuku, bentuk, ukuran,
warna, dan jumlah jari. Bentuk kuku yang
cekung atau cembung menunjukkan adanya
cedera atau infeksi. Yang biasa disebut
ingrown toenail.
Pemeriksaan fisik reflek-reflek
 Diantaranya sebagai berikut :
1. Reflek superfisial dilakukan dengan cara menggores
kulit abdomen dengan empat goresan yang membentuk
segiempat diatas simpisis.
2. Reflek tendon dalam dilakukan dengan mengetuk
menggunakan palu (hammer). Pada tendon biseps,
trisep dan patela. Apabila terjadi hiper refleks maka
terjadi kelainan pada upper motor neuron, sedangkan
hiper refleks mengindikasikan adanya kelaina pada
lowwer motor neuron.
3. Reflek patologis untuk menilai adanya refleks babinski
dengan cara menggores permukaan plantar kaki dengan
menggunakan alat.
Sistem neurologis
 Pemeriksaan neurologis dilakukan denga cara
sebagai berikut :
1. Inspeksi yaitu mngamati adnya kelainan
neurologis seperti kejang, tremor, paralisis.
2. Pemeriksaan reflek meliputi reflek superfisial,
reflek tendon, dan reflek patologis.
3. Pemeriksaan kekuatan dan tonus otot dengan
cara menilai bagian ektremitas dan memberi
tahanan atau mengangkat serta
menggerakkan bagian otot yang akan dinilai.
Nilai kekuatan otot (Tonus Otot) Keterangan
0 (0%) Paralisis, tidak ada kontraksi otot
sama sekali
1 (10%) Terlihat atau teraba getaran atau
kontraksi otot tetapi tidak ada
gerakan anggota gerak sama sekali
2 (25%) Dapat menggerakkan anggota
gerak tetapi tidak kuat menahan
berat dan tidak dapat melawan
tekanan pemeriksaan
3 (50%) Dapat menggerakkan anggota
gerak untuk menahan berat, tetapi
dapat menggerakkan anggota
badan untuk melawan tekanan
pemeriksa.
4 (75%) Dapat menggerakkan sendi
dengan aktif untuk menahan berat
Pemeriksaan neurologis yang lain

 Adalah pemeriksaan status kesadaran


1. Compos mentis, kesadaran penuh dengan
memberikan respon yang cukup terhadap stimulus.
2. apatis, acuh tak acuh terhadap keadaan.
3. Somnolen, kesadaran yang lebih rendah ditandai
dengan mengantuk dan selalu ingin tidur.
4. Sopor, tidak memberikan respon ringan atau sedang,
tetapi masih memberikan sedikit respon terhadap
rangsangan kuat ditandai dengan adanya pergerakan
mata.
5. Koma, tidak dapat bereaksi terhadap stimulus.
6. Delirium, tingkat kesadaran paling bawah.
Pemeriksaan fisik muskuloskeletal
 Inspeksi mengenai ukuran dan adanya atrofi
dan hiperatrofi
 Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot

kontraksi.
Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh
pasien menarik atau mendorong tangan.
Amati kekuatan otot dengan memberi penahan
pada anggota gerak atas dan bawah.

Anda mungkin juga menyukai