Pemeriksaan kulit dilakukan untuk menilai sianosis, ulkus, turgor kulit, kelembapan kulit, tekstur kulit, dan edema. Warna kulit Deskripsi Coklat Menunjukkan adanya peyakit adison Kekurangan warna secara albinisme umum merah Alergi dingin, hipertermia biru Sianosis karena penurunan kapasitas darah yang membawa oksigen. Kuning Menyertai penyakit hati Pemeriksaan turgor kulit Cara Patologis
Lakukan Palpasi pada Lipatan kulit kembalinya
daerah kulit dengan lambat dan tanda mencubit lengan atas atau menunjukkan adanya abdomen dan lepaskan dehidrasi atau malnutrisi, dengan cepat. penyakit kronis, atau Normal : Kulit kembali gangguan otot. seperti semula dengan cepat tanpa meninggalkan tanda. Cara dan keadaan patologis pemeriksaan edema kulit cara Patologis Lakukan palpasi pada Lekukkan telunjuk yang daerah kulit dengan menetap setelah telunjuk menekan daerah kulit yang diangkat menunjukkan kelihatan membengkak adanya piting edema. dengan jari telunjuk Edema daerah perioorbital menunjukkan banyak menangis, alergi, baru bangun tidur, atau penyakit ginjal. Edema pada ektremitas bawah dan gluteal Pemeriksaan Kuku Mengkaji permukaan kuku, bentuk, ukuran, warna, dan jumlah jari. Bentuk kuku yang cekung atau cembung menunjukkan adanya cedera atau infeksi. Yang biasa disebut ingrown toenail. Pemeriksaan fisik reflek-reflek Diantaranya sebagai berikut : 1. Reflek superfisial dilakukan dengan cara menggores kulit abdomen dengan empat goresan yang membentuk segiempat diatas simpisis. 2. Reflek tendon dalam dilakukan dengan mengetuk menggunakan palu (hammer). Pada tendon biseps, trisep dan patela. Apabila terjadi hiper refleks maka terjadi kelainan pada upper motor neuron, sedangkan hiper refleks mengindikasikan adanya kelaina pada lowwer motor neuron. 3. Reflek patologis untuk menilai adanya refleks babinski dengan cara menggores permukaan plantar kaki dengan menggunakan alat. Sistem neurologis Pemeriksaan neurologis dilakukan denga cara sebagai berikut : 1. Inspeksi yaitu mngamati adnya kelainan neurologis seperti kejang, tremor, paralisis. 2. Pemeriksaan reflek meliputi reflek superfisial, reflek tendon, dan reflek patologis. 3. Pemeriksaan kekuatan dan tonus otot dengan cara menilai bagian ektremitas dan memberi tahanan atau mengangkat serta menggerakkan bagian otot yang akan dinilai. Nilai kekuatan otot (Tonus Otot) Keterangan 0 (0%) Paralisis, tidak ada kontraksi otot sama sekali 1 (10%) Terlihat atau teraba getaran atau kontraksi otot tetapi tidak ada gerakan anggota gerak sama sekali 2 (25%) Dapat menggerakkan anggota gerak tetapi tidak kuat menahan berat dan tidak dapat melawan tekanan pemeriksaan 3 (50%) Dapat menggerakkan anggota gerak untuk menahan berat, tetapi dapat menggerakkan anggota badan untuk melawan tekanan pemeriksa. 4 (75%) Dapat menggerakkan sendi dengan aktif untuk menahan berat Pemeriksaan neurologis yang lain
Adalah pemeriksaan status kesadaran
1. Compos mentis, kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup terhadap stimulus. 2. apatis, acuh tak acuh terhadap keadaan. 3. Somnolen, kesadaran yang lebih rendah ditandai dengan mengantuk dan selalu ingin tidur. 4. Sopor, tidak memberikan respon ringan atau sedang, tetapi masih memberikan sedikit respon terhadap rangsangan kuat ditandai dengan adanya pergerakan mata. 5. Koma, tidak dapat bereaksi terhadap stimulus. 6. Delirium, tingkat kesadaran paling bawah. Pemeriksaan fisik muskuloskeletal Inspeksi mengenai ukuran dan adanya atrofi dan hiperatrofi Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot
kontraksi. Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh pasien menarik atau mendorong tangan. Amati kekuatan otot dengan memberi penahan pada anggota gerak atas dan bawah.