Anda di halaman 1dari 26

ANALYTICAL

HIERARCHY PROCESS Pramuditha Shinta Dewi


PENDAHULUAN

Dalam pengambilan keputusan terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi,


diantaranya adalah :
Adanya kondisi ketidakpastian.
Banyaknya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pilihan yang ada.
Terdapat pengambil keputusan lebih dari satu.
Terdapatnya bermacam-macam kriteria.

Apabila kriteria pengambilan keputusan sangat beragam, maka metode yg


dapat digunakan untuk pengambilan keputusan adalah Analytical Hierarchy
Process yang diperkenalkan pertama kali oleh Thomas L. Saaty tahun 1971.
PENDAHULUAN (2)

AHP digunakan untuk pengambilan keputusan dgn kriteria yang beragam, dan
dapat digunakan untuk memecahkan masalah pengambilan keputusan yang
mengandalkan intuisi sebagai input utamanya.
Intuisi yang diambil harus berasal dari pengambil keputusan yang cukup
berpengalaman, cukup informasi, dan memahami tentang masalah yang dihadapi.
Skala ukuran yg digunakan pada model AHP adalah suatu skala yang disebut
dengan PRIORITAS.
PRINSIP AHP

Decomposition
Comparative Judgement
Synthesis of Priority
Logical consistency
DECOMPOTITION

Memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya.

That’s why this method we called HIERARCHY


COMPARATIVE JUDGEMENT

Prinisip ini digunakan dgn membuat penilaian tentang kepentingan relatif


dua elemen pada suatu tingkat tertentu.
Penilaian ini sangat penting, krn akan berpengaruh terhadap prioritas.
Hasil dari penilaian ini dituliskan dlm sebuah matriks yang disebut dengan
matriks PAIRWISE COMPARISON.
Pertanyaan yg diajukan :
Elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin/… dsb) ?
Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin/… dsb) ?
COMPARATIVE JUDGEMENT
COMPARATIVE JUDGEMENT
Reciprocal artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka
elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen i.
Perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, yang artinya
sama pentingnya. Tetapi, dua elemen yang berbeda dapat saja dinilai sama
pentingnya.
SYNTHESIS OF PRIORITY

Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari local priority.


Matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, sehingga untuk
mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis diantara local priority
LOGICAL CONSISTENCY

Konsistensi memiliki 2 arti :


Obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Contoh :
anggur dan kelereng dpt dikelompokkan dalam satu himpunan yang seragam, jika bulat adalah
kriterianya. Tapi, tdk dapat dikelompokkan ketika rasa adalah kriterianya.
Tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
 Contoh : Kriteria Manis, maka madu dinilai 5x lebih manis dibanding gula, dan gula 2x lebih
manis dibanding sirop. Maka seharusnya madu dapat dinilai 10x lebih manis dibanding sirop.
LOGICAL CONSISTENCY

AHP mengukur seluruh konsistensi penilaian dengan menggunakan Consistency


Ratio (CR), rumus :

Dimana :

N menunjukkan banyaknya kriteria/alternatid


COMPARATIVE JUDGEMENT
Random Consistency Index (RI) dpat berpatokan pd tabel berikut ini :
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

 Nilai CR tidak boleh lebih dari 10%, maka dikatakan bahwa penilaian yang dibuat tidak
konsisten. Bila terjadi matriks A tidak konsisten, maka perlu direvisi lagi.
Salah satu utuk merevisi penilaian adalah dengan cara :
oMenyusun matriks rasio prioritas & membuat matriks selisih absolute
oRevisi dilakukan dengan memilih elemen yang mempunyai selisih terbesar.
CONTOH PENGGUNAAN AHP :

Masalah yang diberikan adalah pemilihan RUMAH


untuk tempat tinggal. Kriteria yang ditentukan untuk
pemilihan rumah tinggal adalah Keamanan,
Kebersihan, Keindahan, dan Keasrian.
Tersedia 3 alternatif pilihan, Perumahan A, B, C.
Tentukan skala prioritas yang dapat dijadikan dasar
dalam pemilihan rumah tinggal berdasar 4 kriteria
tersebut.
1. MEMBUAT HIRARKI
2. MEMBUAT PENILAIAN :

 Membuat penilaian tentang kepentingan relatif antara dua elemen


pada suatu tingkat tertentu. Hasilnya dituliskan dalam sebuah
matriks pairwise comparison.
 Ditentukan : Kebersihan 1/5 kali lebih disukai dari Keamanan,
maka angka 1/5 diisikan pada sel (R,M).
 Dan berdasarkan pada aksioma reciprocal, maka sel (M,R) diisi
dengan 5, yang artinya Keamanan 5 kali lebih disukai dari
Kebersihan.
 Sel yang lain dapat diisi dengan cara yang sama.
MATRIKS PAIRWISE UTK
TUJUAN AMAN (M) BERSIH (R) INDAH (I) ASRI (R)
AMAN (M) 1 5 2 4
BERSIH (R) 1/5 1 ½ ½
INDAH (I) ½ 2 1 2
ASRI (S) ¼ 2 ½ 1

Matriks diatas dapat dituliskan sebagai berikut :

AMAN (M) BERSIH (R) INDAH (I) ASRI (R)


AMAN (M) 1 5 2 4
BERSIH (R) 0,2 1 0,5 0,5
INDAH (I) 0,5 2 1 2
ASRI (S) 0,25 2 0,5 1
Jumlah 1,95 10 4 7,5
Matriks Normalisasai
AMAN (M) BERSIH (R) INDAH (I) ASRI (R)
AMAN (M) 1 5 2 4
BERSIH (R) 0,2 1 0,5 0,5
INDAH (I) 0,5 2 1 2
ASRI (S) 0,25 2 0,5 1
Jumlah 1,95 10 4 7,5

Diperoleh matrix normalisasi

AMAN (M) BERSIH (R) INDAH (I) ASRI (R)

AMAN (M) 0,5128 0,5000 0,5000 0,5333


BERSIH (R) 0,1026 0,1000 0,1250 0,0667
INDAH (I) 0,2564 0,2000 0,2500 0,2667
ASRI (S) 0,1282 0,2000 0,1250 0,1333
Jumlah 1,95 10 4 7,5
Diperoleh Matriks Normalisasai
Local
AMAN (M) BERSIH (R) INDAH (I) ASRI (R) Jml Ratio
Priority
AMAN (M) 0,5128 0,5000 0,5000 0,5333 2,0462 0,5115 4
BERSIH (R) 0,1026 0,1000 0,1250 0,0667 0,3942 0,0986 4
INDAH (I) 0,2564 0,2000 0,2500 0,2667 0,9731 0,2433 4
ASRI (S) 0,1282 0,2000 0,1250 0,1333 0,5865 0,1466 4
TOTAL 1 1 1 1 4

Dimana :
Zmaks diperoleh dari: (Local priority_M * jumlah matrix pairwise_M)+(Local priority_R*
jumlah matrix pairwise_R)+(Local priority_I* jumlah matrix pairwise_I)+(Local priority_S *
jumlah matrix pairwise_S)

, Zmaks : rata2 Ratio (0,5115*1,95)+(0,0986*10 )+(0,2433*4 )+(0,1466*7,5)


= 4,0561

CI= 4,0561- 4/ (4-1) = 0,0187


Matriks Pairwise untuk Kriteria :
KEAMANAN

A B C A B C
A 1 2 4 A 1 2 4
B ½ 1 2 B 0,5 1 2
C ¼ ½ 1 C 0,25 0,5 1
Jumlah 1,75 3,5 7
Matriks Normalisasi :
A B C Local Priority Jml Ratio
A 0,5714 0,5714 0,5714 0,5714 1,7143 3
B 0,2857 0,2857 0,2857 0,2857 0,8571 3
C 0,1429 0,1429 0,1429 0,1429 0,4286 3
CI = 0

CR = 0
Matriks Pairwise untuk Kriteria :
KEBERSIHAN

A B C A B C
A 1 ½ 1/3 A 1 0,5 0,33
B 2 1 1/3 B 2 1 0,33
C 3 3 1 C 3 3 1
Jumlah 6 4,5 1,6667
Matriks Normalisasi :
A B C Local Priority Jml Ratio
A 0,1667 0,1111 0,2000 0,1593 0,4778 3
B 0,3333 0,2222 0, 2000 0,2519 0,7556 3
C 0,5000 0,6667 0,6000 0,5889 1,7667 3
CI = 0

CR = 0
Matriks Pairwise untuk Kriteria :
KEINDAHAN

A B C A B C
A 1 1/7 1/3 A 1 0,1429 0,3333
B 7 1 3 B 7 1 3
C 3 1/3 1 C 3 0,3333 1
Jumlah 11 1,4762 4,333
Matriks Normalisasi :
A B C Local Priority Jml Ratio
A 0,0909 0,0968 0,0769 0,0882 0,2646 3
B 0,6364 0,6774 0,6923 0,6687 2,0061 3
C 0,2727 0,2258 0,2308 0,2431 0,7293 3
CI = 0

CR = 0
Matriks Pairwise untuk Kriteria :
KEASRIAN

A B C A B C
A 1 ¼ 1/7 A 1 0,25 0,1429
B 4 1 ½ B 4 1 0,5
C 7 2 1 C 7 2 1
Jumlah 12 3,25 1,6429
Matriks Normalisasi :
A B C Local Priority Jml Ratio
A 0,0833 0,0769 0,0870 0,0824 0,2472 3
B 0,3333 0,3077 0,3034 0,3151 0,9454 3
C 0,5833 0,6154 0,6087 0,6025 1,8074 3
CI = 0

CR = 0
3. Menentukan Global Priority

Global
M (0,5115) R (0,0986) I (0,2433) S (0,1466)
Priority
A 0,5714 0,1593 0,0882 0,0824 0,3415
B 0,2857 0,2519 0,6687 0,3151 0,3799
C 0,1429 0,5889 0,2431 0,6025 0,2786

Kesimpulan:
1. Keamanan merupakan kriteria paling penting
dlm pemilihan rumah, krn prioritasnya tertingi
diantara yang lain, yaitu 0,5115. Diikuti o/ I,S,R
2. Berdasarkan 4 kriteria bersama, pilihan yang
paling diinginkan adalah Perum. B (37,99%).
TUGAS
Buat sebuah studikasus dan penyelesainya menggunakan metode AHP dengan
minimal 4 kriteria dan sub kriteria.
Misalkan dengan hierarki kriteria dan subkriteria seperti berikut

Anda mungkin juga menyukai