Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

SINUSITIS
Paper ini dibuat untuk memenuhi syarat Kepaniteraan Klinik Senior (KKS)
SMF di RSU Haji Medan
 
 
 
  

Disusun Oleh:
Fakhrotun Nurul Azizah 19360179

Pembimbing :
dr. Asmin Lubis, DAF, Sp. An, KAP, KMN.  

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DEPARTEMEN


RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
SUMATERA UTARA
2018
DEFINISI

 Sinusitis adalah peradangan sinus, biasanya sinus paranasales;


mungkin purulen atau nonpurulen, akut atau kronik.
Etiologi

• Sinusitis episodik adalah disebabkan oleh


Sinusitis kebanyakan infeksi rhinovirus.
virus akut

• Antara lain adalah Streptococcus pneumoniae,


Haemophilus influenzae, dan Moraxella
Sinusitis
bakterial
catarrhalis
akut

• Bipolaris dan spesies Curvullaria adalah fungi


Invasif yang paling sering terdapat pada sinusitis fungal
sinusitis
fungal alergi.
akut
Manifestasi Klinik
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Nyeri wajah/nyeri wajah saat Sakit kepala
ditekan
Kongesti/rasa penuh di wajah Demam dan lemas

Sumbatan hidung Halitosis


Sekret nasal purulen/aliran post Sakit gigi
nasal berubah warna

Hiposmia/Anosmia Batuk
Demam (Akut) Nyeri, rasa tertekan, penuh pada
telinga
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Transiluminasi
Akan memberikan informasi objektif atas kondisi sinus
maksila dan frontal. Jika sinus normal, tiga hal harus
diperhatikan: (1) refleks pupil merah, (2) bayangan
sinar bulan sabit yang sesuai dengan posisi kelopak
mata bawah, (3) sensasi sinar dalam mata jika kelopak
mata tertutup.
2. Cairan Radioopak
DIAGNOSIS & TERAPI

1. Metode pertukaran (Displacement)


Tekniknya adalah kepala pasien diturunkan ke
posterior, sehingga dagu dan kanalis auditorius eksterna
berada dalam satu garis vertikal. Kemudian cavum nasi
pada satu sisi diisi dengan 2 sampai 3 ml cairan
radioopak yang dipertukarkan.
2. Irigasi diagnostik
Tekniknya melalui ostium alami atau melalui pungsi.
Bahan untuk kultur atau usapan dapat diambil dari cairan
pada saat pencucian.
PENATALAKSAAN

1. Antibiotik
Jenis amoksisilin, ampisilin, eritromisin, sefaklor
monohidrat, asetil sefuroksim, trimetoprim
sulfometoksazol, amoksisilin-asam klavulanat, dan
klaritromisin telah terbukti secara klinis
2. Dekongestan
3. Analgetik
4. Mukolitik
5. Steroid intranasal
ANESTESI
Anestesia adalah suatu keadaan narcosis,
analgesia, relaksasi dan hilangnya reflek.
Anestesi adalah menghilangnya rasa nyeri, dan
menurut jenis kegunaannya dibagi menjadi
anestesi umum yang disertai hilangnya
kesadaran, sedangakan anestesi regional dan
anestesi local menghilangya rasa nyeri disatu
bagian tubuh saja tanpa menghilangnya
kesadaran.
Tujuan Anestesi
Mempertahankan homeostatis fisiologis
selama dilakukan prosedur pembedahan
yang mungkin melibatkan kehilangan darah,
iskemia jaringan, reperfusi jaringan yang
mengalami iskemia, pergantian cairan,
pemaparan terhadap lingkungan dingin, dan
gangguan koagulasi.
Macam-macam Anetesi

1. Anestesi Umum
2. Anestesi Regional
3. Anestesi Lokal
Teknik General Anestesi

 a) General Anestesi Intravena


 b) General Anestesi Inhalasi
 c) Anestesi Imbang
Obat-obat Anestesi General
Obat-obat Anestesi Obat-obat Anestesi Inhalasi
Intravena
Atropine Sulfat Nitrous oxide
Pethidin Halotan
Atrakarium enfluren
Katamine HCL Isofluran
Midazolame Sevofluran
Fentanyl
Rokuronium bromide  
Prostigmin  
Laporan
kasus
ANAMNESA
- IDENTITAS PASIEN -

Nama : Ny. LR
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Tj. Morowa, 15-02-1985
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RS : 11 Desember 2020
ANAMNESA

-Keluhan Utama-
Sakit pada daerah hidung

-Telaah-
Pasien datang ke RSU Haji Medan dengan keluhan pusing dan sakit
daerah hidung kanan sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh
keluar darah dari hidung kanan dalam kurun waktu 2x sehari selama
kurang lebih 2 minggu ini sebanyak kira 2 sampai 3 tisu. Pasien
menambahkan nyeri di bagian ulu hati, nyeri dirasa seperti ditusuk.
- Riwayat Pasien -

Riwayat Penyakit Terdahulu Riwayat Alergi


Alergi makanan (-)
-
Alergi Obat ( - )
Riwayat Pengobatan
Tidak ada Riwayat Psikososial
Merokok (-)
- Obat-Obatan(-)
Riwayat Penyakit Keluarga Alkohol (-)
Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALISATA
 Keadaan Umum : Sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6 0
 Vital Sign : - TD 117/64 mmHg
- Nadi : 85 x/menit
- Pernafasan : 18x/menit
- Suhu : 37 ºC
 Kepala : Normocephali
 Telinga : DBN
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik(-/-)
 Jantung : DBN
 Paru : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
 Abdomen : Distensi (+), mual (+), muntah (-)
 Ekstremitas : Edema (-/-)
DARAH RUTIN
Hb : 13.3g/dl (13,2 – 17,3 g/dl)
PEMERIKSAAN HT : 41.6 % (40 - 52 %)
PENUNJANG Eritrosit : 4.75 x 106/µL (4,4 - 5.9 x 106/µL)
Leukosit : 9.660 / µL (4000 - 11.000 / µL)
Trombosit : 326.000/µL (150.000 - 440.000 / µL)

HITUNG JENIS
Eosinofil : 6.8% (1-3 %)
Basofil : 0,3% (0-1 %)
N. Seg : 55% (53-75 %)
Limfosit : 30,9% (20-45 %)
Monosit : 7,0% (4-8 %)

METABOLIK
KGDS : - (<200 mg/dl)
PEMERIKSAAN
FUNGSI HATI
PENUNJANG
Bilirubin total :- (0,2-1,0 mg/dL)
Bilirubin direk :- (0-0,2 mg/dL)
SGOT : 23 (<40 U/L)
SGPT : 30 (<40 U/L)

FUNGSI GINJAL
Ureum :- (10 - 50 g/dl)
Kreatinin :- (0.6-1.1 g/dl
MRI
DIAGNOSA PENGOBATAN
SINUSITIS MAXILARIS + TUMOR IVFD RL 20 gtt/menit
SINUS SPHENOIDALIS DEXTRA
Inj. Ceftriaxone 1g/ 12 jam
Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
Inj. Ketorolac(k/p)

RENCANA OPERASI FESS


(Functional Endoscopic
Sinus Surgery)
STATUS ANASTESI
PS-ASA : I (Gangguan Sistemik Ringan)
Hari/tanggal : 12 Desember 2020
Ahli Anastesiologi : dr. Riki, Sp. An
Ahli Bedah : dr. Amran Simanjuntak, Sp. THT
Diagnosa Pra Bedah : Sinusitis Maxilaris
Diagnosa Pasca Bedah : Sinusitis Maxilaris + Tumor Sinus
Sphenoidalis Dextra

Keadaan Pra Bedah


KU : Tampak sakit sedang
BB : 78 kg
TTV : TD 118/64mmHg, N 85x/i, RR 20x/i, T 37 0C
Airway : Clear

RR : 20 x/menit
B1 (Breath)
SP : Vesikuler

ST : -
Akral : Hangat

CRT : < 2 detik

TD : 118/64mmHg
HR : 85x/menit
B2 (Blood) Hb
Ht
: 13.3g/dl
: 41.7 %

Leukosit : 9.660 / µL

Trombosit : 236.000/µL

EKG : normal (Sinus rhytme)


Sensorium: Compos Mentis / E4V5M6

B3 (Brain) Pupil: Isokor, ka=ki 3mm/3mm

RC: (+)/(+)
Kateter :-

Urine Output : -

B4 (Bladder) Warna : kuning

Ureum : 20 mg/dl

Kreatinin : 0.5 mg/dl


Abdomen

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Soepel

B5 (Bowel) Perkusi : Tympani

Auskultasi : Peristaltik (+)

Mual/Muntah : (-)/(-)

MRI : Tumor Sinus Sphenoidalis dextra


Oedem : (-)

B6 (Bone) Fraktur : (-)

Motorik : Normal
STATUS ANASTESI
Jenis Pembedahan : FESS
Jenis Anastesi : General
Lama Operasi : 60 menit (09.45 - 10.45 WIB)
Lama Anastesi : 74 menit (09.35 – 10.50 WIB)
Anastesi Dengan : Isoflurane + N2O + O2
Teknik Anastesi : premedikasi = SA 0,25ml+dexamethasone 0,5ml ; Induksi =
midazolame 2mg + fentanyl 100mg ; Maintanance =
N2O+O2+Isoflurane
Teknik Khusus : -
Pernafasan : Cr = Ventrikuler
Posisi : Supine
Infus : IVFD RL terpasang ditangan kiri
Penyulit Anestesi :-
Akhir Pembedahan : TD : 96/53 mmHg. N : 74 x/i, RR :
18x/i
Terapi Khusus Pasca Bedah :-
Penyulit Pasca Bedah :-
Hipersensitivitas :-
Premedikasi :-
Medikasi :
Profol 10cc
Kabiroc 10mg
PERAWATAN POST
OPERASI

Minum sedikit-sedikit bila


observasi di Recovery Room dan
tidak ada mual dan muntah
monitoring airway dan tanda-
tanda vital selama 2 jam IVFD RL 52 gtt/menit
Istirahat sampai pengaruh obat Inj. Ketorolac IV 30 mg/8Jam
anestesi hilang bila kesakitan
IVFD RL 52 gtt/menit Obat-obat lain : Inj.
Ondancetron 4 mg/12 jam IV
Monitor TTV / 15 menit
selama 2 jam
Bed rest 24 jam
TUMOR SINUS SPHENOIDALIS

Anda mungkin juga menyukai