Anda di halaman 1dari 19

DRUGS AND

DEFIBRILLATION
DEFIBRILASI
Dilakukan bila diketahui adanya VF dan VT

 Minta bantuan untuk penggunaan


defibrilator pada kasus VF/VT
 90% pasien non trauma yang tiba-
tiba henti jantung karena VF
terresusitasi.
 Keberhasilan defibrilasi tergantung
dari waktu diketahuinya.
Survival rate of early
defibrillation
Algoritma penanganan VF/VT
tanpa nadi

• Algiritma terpenting dari semua bantuan kegawatan


jantung (Advanced Cardiac Life Support)
• Alasannya: karena VF/VT sering terjadi, dan
merupakan penyebab kematian yang dapat dikoreksi
lebih sering dibandingkan asistol atau PEA
• Ketentuan awal pada awal syok dan sering perlu diikuti
dengan defibrilasi dan perlu obat-obat sampai berhasil
atau harus pindah ke algoritma lain.
Ventricular Tachycardia
Ventricular Fibrillation
Defibrillate 200J
Algorithm VF/VT :
Defibrillate 200-300J

Defibrillate 360J

Yes
Hypothermic? Hypothermia

Spontaneous circulation VF/VT PEA Asystole


Vital Sign Intubate Continue CPR
Support breathing Obtain IV access
Provide appropriate med.

Epinephrine 1mg every 3-5 min

Lidocaine 1.5-2 mg/kg repeat in 3-5 min

Bretylium 5 mg/kg repeat in 5 min at 10 mg/kg Defibrillate 360J


after 30-60 sec.

MgSO4 1-2 gr in susp HypoMg or refractory VF


Choose medication
Procainamide 15 mg/kg at 30 mg/min

BicNat 1 meq/kg
Defibrilasi

 Lakukan 3 kali pada Ventrikel Fibrilasi


 Dosis: 200 Joule – 300 Joule – 360
Joule
 Drug – Shock – Drug – Shock
 Dosis pada anak : 2-4 Joule/KgBB
Epinephrine ( Adrenaline )

Akan membantu mempertahankan


sirkulasi spontan pada Cardiac Arrest
untuk 1-2 menit.
Aktifitas reseptor Alfa dan Beta
Aktifitas reseptor Alfa penting pada cardiac
arrest
Dosis: 1 mg IV dapat diulang setiap 3-5 menit.
Epinephrine ( Adrenaline )
Alfa adrenergic :
menyebabkan pembuluh darah
perifer vasokonstriksi
Meningkatkan tekanan diastol

Memperbaiki sirkulasi koroner

Mempertahankan oksigenasi ke miokard


Lidocaine
Efek farmakologi:
1. Menurunkan otomatisitas
2. Menekan konduksi di jalur masuk kembali
3. Bisa meningkatkan ambang rangsang
fibrilasi , khususnya pada kombinasi dengan
bretylium.

Penggunaan:
 Pilihan pertama untuk aritmia ventrikuler,

ektopi ventrikuler dan komplek takhikardia


lebar yang tidak diketahui sebabnya.
Lidocaine
Dosis:
 1-1.5 mg/kg IV bolus, diikuti dengan dosis tambahan

0.5-1.5 mg/kg setiap 5-10 menit sampai total 3 mg/kg


 Bisa diberikan melalui endotracheal tube.

Diberikan 2 sampai 2.5 kali dosis intravena.


 Setelah sirkulasi kembali berikan dosis kontinu melalui
infus 2 - 4 mg/menit.
 Kurangi dosis pemeliharaan jika terjadi penurunan cardiac
output, gagal hati Reduce the maintenance dose if
decreased cardiac output or atau usia lebih dari 70 tahun.
 Dosis Pediatric: 20-50 mcg/kg per menit
Lidocaine
Komplikasi potensial:
 Mengantuk, disorientasi, kejang
 Hipotensi – disebabkan vasodilasi;
depresi miokardial pada
konsentrasi yang lebih besar.
 Blok jantung – jarang terjadi,
pada level yang tinggi
Bretylium
 Antiaritmia, sebagai second line drug setelah
lidocaine
 Dosis: 5 mg/kg atau sebagai initial dosis 500
mg
 Diulangi dalam 5 menit sebesar 10 mg/kg
 Total dosis : 35 mg/kg (atau 2 dosis lebih 10
mg/kg dalam 5-30 min)
 Pada VT persistan, berikan 500 mg/8 – 10
menit,diikuti dengan infus kontinyu sebesar
2 mg/menit
 Inisial : simpatomimetik , setelah steady state :
simpatolitic
 Efek samping : Hipertensi →Hipotensi
Magnesium Sulfate
 Dosis : 1 – 2 gr, jika dicurigai
hipomagnesemia atau VT refrakter
Procainamide
 Antiaritmia
 Dosis 15 mg/kg dalam 30 mg/menit
 Indikasi : VF, VT, Atrial takhiaritmia
 Obat pilihan kedua selama arrest
 Antiarimia pilihan ketiga yang digunakan
setelah lidokain dan bretylium
 Obat pilihan kedua pada VT setelah
lidocaine gagal
Sodium Bicarbonate
Efek farmakologi:
Menetralkan asam

Penggunaan:
1. Sebelum terjadinya asidosis metabolik (pH < 7)
2. Hiperkalemia
3. Overdosis Tricyclic atau phenobarbital

Dosis:
Initial: 1 mEq/kg IV bolus
Subsequent dosis: 0.5 mEq/kg IV setiap 10 menit
Sodium Bicarbonate
Komplikasi potensial:
1. Alkalosis metabolik
2. Hiperkarbia
3. Keadaan hiperosmolar

Catatan:
Sejak HCO3- tidak menembus membran sel
dan CO2 menembus membran sel,
penggunaan bikarbonat dapat
menyebabkan asidosis jaringan lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai